Lompat ke isi

Kerajaan Parigi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Siddicq (bicara | kontrib)
membuat halaman Kerajaan Parigi
 
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Former Country|conventional_long_name=Kerajaan Parigi|common_name=Kerajaan Parigi|native_name=Kagaua Patanggota Parigi|continent=Asia|region=Asia Tenggara|image_flag=Lambang Logo Kerajaan Parigi.png|image_map=|image_map_alt=|image_map_caption=|country=Indonesia|religion=[[Islam]]|p1=|image_p1=|s1=|flag_s1=|year_start=1515|year_end=1960|event_start=|event_end=Bergabung dengan [[Indonesia]]|capital=[[Parigi,_Parigi_Moutong|Parigi]]|common_languages=[[Bahasa Kaili|Kaili]]|government_type=[[Monarki]]|title_leader=Magau}}
{{Infobox Former Country|conventional_long_name=Kerajaan Parigi|common_name=Kerajaan Parigi|native_name=Kagaua Patanggota Parigi|continent=Asia|region=Asia Tenggara|image_flag=Lambang Logo Kerajaan Parigi.png|image_map=|image_map_alt=|image_map_caption=|country=Indonesia|religion=[[Islam]]|p1=|image_p1=|s1=|flag_s1=|year_start=1515|year_end=1960|event_start=|event_end=Bergabung dengan [[Indonesia]]|capital=[[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]|common_languages=[[Bahasa Kaili|Kaili]]|government_type=[[Monarki]]|title_leader=Magau}}


'''Kerajaan Parigi''' ({{lang-en|Parigi Kingdom}}) atau nama resmi KAGAUA PATANGGOTA PARIGI adalah sebuah [[Kerajaan Islam di Indonesia|kerajaan]] di [[Indonesia]] yang terletak di wilayah [[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]. Kerajaan ini di dirikan pada tahun 1515 dengan Raja pertama yang memerintah adalah '''Makagero alias Magau Lomba''' yang di lantik oleh ''Francisco Lesa'' seorang gubernur dari [[Portugis]] yang berkuasa di sebagian wilayah [[Sulawesi Tengah]] pada masa itu. Kerajaan Parigi adalah kesatuan empat kampung yang teridi dari [[Parigimpuu, Parigi Barat, Parigi Moutong|Lantibu]], [[Masigi, Parigi, Parigi Moutong|Masigi]], [[Toboli, Parigi Utara, Parigi Moutong|Toboli]], dan [[Dolago, Parigi Selatan, Parigi Moutong|Dolago]].
'''Kerajaan Parigi''' ({{lang-en|Parigi Kingdom}}) atau nama resmi KAGAUA PATANGGOTA PARIGI adalah sebuah [[Kerajaan Islam di Indonesia|kerajaan]] di [[Indonesia]] yang terletak di wilayah [[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]. Kerajaan ini di dirikan pada tahun 1515 dengan Raja pertama yang memerintah adalah '''Makagero alias Magau Lomba''' yang di lantik oleh ''Francisco Lesa'' seorang gubernur dari [[Portugis]] yang berkuasa di sebagian wilayah [[Sulawesi Tengah]] pada masa itu. Kerajaan Parigi adalah kesatuan empat kampung yang teridi dari [[Parigimpuu, Parigi Barat, Parigi Moutong|Lantibu]], [[Masigi, Parigi, Parigi Moutong|Masigi]], [[Toboli, Parigi Utara, Parigi Moutong|Toboli]], dan [[Dolago, Parigi Selatan, Parigi Moutong|Dolago]].
Baris 110: Baris 110:
<gallery widths="300" heights="250">
<gallery widths="300" heights="250">
Berkas:Foto keluarga Magau tagunu.jpg|Foto Raja/Magau '''Tagunu Hanusu''' (Pake Peci Sebelah Ujung Kanan)
Berkas:Foto keluarga Magau tagunu.jpg|Foto Raja/Magau '''Tagunu Hanusu''' (Pake Peci Sebelah Ujung Kanan)
Berkas:Topo veba.jpg|"Topo Veba" adalah para wanita yang betugas mengipas jenazah Raja/Magau dan keluarga Raja pada saat upacara kematian di Kerajaan Parigi
Berkas:Topo veba.jpg|"Topo Veba" adalah para wanita yang betugas mengipas jenazah Raja/Magau dan keluarga Raja pada saat upacara kematian di Kerajaan Parigi
</gallery>
</gallery>



Revisi per 13 Maret 2017 18.05

Kerajaan Parigi

Kagaua Patanggota Parigi
1515–1960
Bendera Kerajaan Parigi
Bendera
Ibu kotaParigi
Bahasa yang umum digunakanKaili
Agama
Islam
PemerintahanMonarki
Magau 
Sejarah 
• Didirikan
1515
• Bergabung dengan Indonesia
1960
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kerajaan Parigi (bahasa Inggris: Parigi Kingdom) atau nama resmi KAGAUA PATANGGOTA PARIGI adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang terletak di wilayah Parigi. Kerajaan ini di dirikan pada tahun 1515 dengan Raja pertama yang memerintah adalah Makagero alias Magau Lomba yang di lantik oleh Francisco Lesa seorang gubernur dari Portugis yang berkuasa di sebagian wilayah Sulawesi Tengah pada masa itu. Kerajaan Parigi adalah kesatuan empat kampung yang teridi dari Lantibu, Masigi, Toboli, dan Dolago.

Sejarah

Wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.

Ke lima belas kerajaan itu adalah:

  1. Kerajaan Banawa
  2. Kerajaan Banggai
  3. Kerajaan Bungku
  4. Kerajaan Buol
  5. Kerajaan Kulawi
  6. Kerajaan Mori
  7. Kerajaan Palu
  8. Kerajaan Parigi
  9. Kerajaan Poso
  10. Kerajaan Sausu
  11. Kerajaan Sigi Dolo
  12. Kerajaan Tawaeli
  13. Kerajaan Tojo
  14. Kerajaan Toli-Toli
  15. Kerajaan Una-Una

Salah satu dari lima belas Kerajaan itu adalah Kerajaan Parigi atau Kagaua Patanggota Parigi (Bahasa Kaili) yang berpusat di Kecamatan Parigi saat ini.

Masa Pendudukan Portugis Dan Spanyol

Daerah Sulawesi Tengah sebelum di kuasai oleh Belanda pernah di singgahi oleh Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol, bahkan Portugis membangun benteng di Parigi yang berada di ujung Teluk Tomini pada tahun 1555.

Awalnya datang untuk berdagang tetapi seiring berjalan waktu akhirnya mereka meninggalkan Sulawesi Tengah karena perdagangan tidak menguntungkan lagi.

Meskipun tidak ada catatan sejarah tentang para pelaut Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol menginjakan kakinya di Sulawesi Tengah, namun di ketahui pada tahun 1592 Portugis sempat melantik Pombanglipu sebagai Raja di Kerajaan Buol, sedangkan Spanyol mengadakan hubungan perdagangan dengan Kerajaan Parigi pada awal Abad 17 hingga tahun 1663 setelah VOC datang.[1]

Masa Pendudukan Belanda

Tidak bisa di pungkiri bahwa Bangsa Belanda sejak masuk ke Indonesia berkeinginan untuk menjajah karena sumber daya alam negara ini sangat melimpah.

Tidak terkecuali di Sulawesi Tengah, pemerintah Belanda dengan Politik "Devide Et Impera" atau Politik Adu Domba berhasil menghasut beberapa Kerajaan untuk saling berperang saudara dengan tujuan melemahkan kekuatan Kerajaan, tetapi tidak sedikit juga yang melakukan perlawanan terhadap Belanda itu sendiri. Seperti Perang Sigi Dolo, Perang Kulawi, Perang Banawa, Perang Palu, Perang Tatanga, dan Perlawanan Rakyat Parigi di bawah pimpinan Putra Mahkota Vinono.

Perang-perang tersebut akhirnya dapat dipadamkan oleh Belanda dengan penandatangan perjanjian yang di kenal dengan sebutan Korte Verklaring, yang mana isi perjanjian tersebut intinya adalah pengakuan terhadap kekuasaan Belanda atas wilayah-wilayah Kerajaan.

Perlawanan Pangeran Vinono Terhadap Belanda

Pada tahun 1663 Belanda pertama kali menginjakan kakinya di Bumi Parigi, yang awalnya untuk berdagang tetapi lama-kelamaan ingin menjajah wilayah Parigi. Banyak terjadi perang-perang kecil antara rakyat Parigi dengan Belanda tetapi yang paling terkenal adalah perlawanan pangeran Vinono terhadap Belanda.

Walaupun sejak tahun 1897, Raja Parigi yang bernama I Djengitonambaru (satu-satunya Raja perempuan yang memerintah Kerajaan Parigi) telah terikat kontrak pengakuan terhadap Belanda, ternyata ada salah satu Putra Mahkota yang bernama Vinono yang suka dengan kehadiran Belanda di Kerajaannya.

Vinono dengan tegas menolak adanya Belanda di parigi yang telah di ketahui maksud dan tujuan buruknya untuk merebut kekuasaan Kerajaan Parigi, ia pun bersama anaknya yang bernama Hanusu mempimpin rakyatnya melawan Belanda.

Perang hebat pun terjadi, karena persenjataan Kerajaan Parigi masih sangat sederhana maka banyak rakyat yang tewas dalam pertempuran itu. Vinono juga terkenal dengan sumpahnya "MABULA BOGA RIVANA, PADE META'A MBAEVA BALANDA" yang artinya Nanti Berubah Menjadi Putih Monyet Di Rimba, Baru Saya Berhenti Melawan Belanda.[2]

Perlawanan ini dapat ditekan Belanda dan akibatnya Hanusu dibuang ke Tondano (Minahasa). Tahun 1917 ia baru dikembalikan dan diangkat menjadi Raja Parigi setelah menandatangani Korte Verklaring pada 5 Pebruari 1917.

Vinono adalah anak pertama dari Raja ke 13 Parigi Raja Ali/Sawali yang seharusnya Vinono adalah pewaris sah tahta Kerajaan Parigi, namun dia menolak menjadi Raja jika harus tunduk kepada Belanda melalui penandatangan perjanjian, yang mana perjanjian tersebut sangat merugikan rakyatnya.

Daftar Raja/Magau Kerajaan Parigi

  • Makagero alias Magau Lomba = 1515-1533
  • Boga = 1533-1557
  • Ntavu = 1557-1579
  • Sheikh Maliq Ash Shiddiq alias Langimoili = 1579-1602 (Raja Parigi pertama yang memeluk Islam)
  • Sheikh Yussuf Maliq Maulana Ibrahim alias Tonikota = 1602-1627
  • Sheikh Machmud Maliq Maulana alias Magau Janggo = 1627-1661 (Beliau juga seorang penyebar agama Islam di Parigi sampai hijrah ke Ternate)
  • Ntadu = 1661-1690
  • Palopo alias Kodi Palo = 1690-1724
  • Mansyur alias Bombo Onge = 1724-1760
  • Abduh alias Pangabobo = 1760-1792
  • Puselembah alias Tedo = 1792-1821
  • Radjangguni = 1821 (hanya 5 bulan menjabat)
  • Sawali atau Radja Ali alias Baka Palo = 1821-1855
  • Radja Lolo alias Paledo = 1855-1880
    Vinono = (tidak ingin menjadi Raja karena menolak Belanda)
  • I Djengitonambaru = 1880-1898 (satu-satunya Raja perempuan yang memerintah Kerajaan Parigi)
  • Hanusu Vinono = 1898-1927
  • Tagunu Hanusu = 1927-1960 (Raja terakhir Kerajaan Parigi)

Struktur Pemerintahan

Hampir semua Kerajaan yang ada di Sulawesi Tengah sejak dulu telah mengenal adanya struktur organisasi dalam urusan pemerintahan termasuk Kerajaan Parigi.

Beberapa istilah dalam pemerintahan Kerajaan Parigi:

  • Magau = Maha Raja
  • Madika Malolo = Raja Muda, atau Pangeran, atau Pewaris Tahta

Dalam penyelenggaraan pemerintahan Kerajaan Parigi, Magau/Raja di bantu oleh Dewan Pemerintahan Kerajaan atau Libu Nu Maradika yang terdiri dari:

  • Madika Matua = Pelaksana Pemerintahan (semacam Perdana Menteri sekarang)
  • Punggava = Pelaksana Adat (bisa juga mengurus masalah ekonomi, pertanian, dsb.)
  • Galara = Hakim Adat
  • Pabisara = Juru Bicara Kerajaan
  • Tadulako = Urusan Keamanan, atau Panglima Perang
  • Sabandara = Bendahara, atau Urusan Pelabuhan


Disamping Dewan Libu Nu Maradika, ada juga Libu Nto Deya atau Dewan Permusyawaratan Rakyat yang merupakan perwakilan rakyat berbentuk Kotta Pitunggota (Kesatuan Tujuh Kampung) dan Kotta Patanggota (Kesatuan Empat Kampung).

Khusus untuk kerajaan Parigi mereka menggunakan sistem Kotta Patanggota karena Kerajaan Parigi terdiri dari kesatuan empat kampung yang di pimpin oleh seorang:

  • Baligau = Ketua Dewan Adat Libu Nto Deya


Mayoritas Kerajaan Suku Kaili sejak dahulu juga mengenal adanya beberapa tingkat strata sosial yang terbagi menjadi 4 (empat) golongan.

Kerajaan Parigi juga membagi masyarakatnya ke dalam golongan strata sosial tersebut;

  • Madika/Maradika = Golongan Keturunan Bangsawan
  • Totua Nungata = Golongan Keturunan Tokoh-tokoh Masyarakat
  • To Dea = Golongan Masyarakat Biasa
  • Batua = Golongan Hamba atau Budak

Prosedur Penobatan Raja/Magau Kerajaan Parigi

Prosedur Penobatan Raja/Magau Kerajaan Parigi atau Mpolanti Magau Mparigi Mpatanggota adalah ritual adat untuk melantik Raja di Kerajaan Parigi.

Dilaksanakan pada saat Raja/Magau sebelumnya telah meninggal dunia, dan di gantikan oleh keturunan langsung dari Raja tersebut. Bisa saja adik, sepupu, anak, atau keponakan sesuai siapa yang diwasiatkan oleh Raja sebelumnya jadi bukan berarti harus anaknya yang mewarisi.

Galeri Foto Kerajaan Parigi

Referensi