Lompat ke isi

Kasongan: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°50′48″S 110°20′40″E / 7.846567°S 110.344468°E / -7.846567; 110.344468
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang
Baris 12: Baris 12:
Hasil kerajinan dari [[gerabah]] yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa [[guci]] dengan berbagai motif ([[burung merak]], [[naga]], [[bunga mawar]] dan banyak lainnya), [[pot]] berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), [[souvenir]], [[pigura]], hiasan dinding, perabotan seperti [[meja]] dan [[kursi]], dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi [[bunga]] tiruan dari [[daun]] [[pisang]], perabotan dari [[bambu]], [[topeng]]-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti [[Eropa]] dan [[Benua Amerika|Amerika]]. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke [[Yogyakarta]].
Hasil kerajinan dari [[gerabah]] yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa [[guci]] dengan berbagai motif ([[burung merak]], [[naga]], [[bunga mawar]] dan banyak lainnya), [[pot]] berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), [[souvenir]], [[pigura]], hiasan dinding, perabotan seperti [[meja]] dan [[kursi]], dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi [[bunga]] tiruan dari [[daun]] [[pisang]], perabotan dari [[bambu]], [[topeng]]-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti [[Eropa]] dan [[Benua Amerika|Amerika]]. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke [[Yogyakarta]].
Kawasan wisata ini dapat dijadikan kawasan wisata edukasi. Tempat ini juga cocok didatangi oleh siswa sekolah. Para wisatawan dapat langsung belajar, bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar. Pada dasarnya, cara pembuatan gerabah dapat dilakukan dengan cara manual. Biasanya cara seperti ini digunakan untuk membuat pajangan yang halus,dan memiliki nilai artistic, seperti: guci, pot, atau jambangan, dan segala benda yang memiliki bentuk silinder.<ref>[https://www.siaranid.com/index.php/2017/10/08/kasongan-desa-penghasil-gerabah-yogyakarta/"Kasongan: Desa Penghasil Gerabah Yogyakarta"]</ref>
Kawasan wisata ini dapat dijadikan kawasan wisata edukasi. Tempat ini juga cocok didatangi oleh siswa sekolah. Para wisatawan dapat langsung belajar, bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar. Pada dasarnya, cara pembuatan gerabah dapat dilakukan dengan cara manual. Biasanya cara seperti ini digunakan untuk membuat pajangan yang halus,dan memiliki nilai artistic, seperti: guci, pot, atau jambangan, dan segala benda yang memiliki bentuk silinder.<ref>[https://www.siaranid.com/index.php/2017/10/08/kasongan-desa-penghasil-gerabah-yogyakarta/"Kasongan: Desa Penghasil Gerabah Yogyakarta"]</ref>

== Referensi ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 20 November 2018 16.59

7°50′48″S 110°20′40″E / 7.846567°S 110.344468°E / -7.846567; 110.344468

Gerbang Kasongan

Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan.

Sejarah

Kasongan mulanya merupakan tanah persawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah persawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.

Desa Wisata

Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersial bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersialkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an.

Hasil kerajinan dari gerabah yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan seperti meja dan kursi, dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Kawasan wisata ini dapat dijadikan kawasan wisata edukasi. Tempat ini juga cocok didatangi oleh siswa sekolah. Para wisatawan dapat langsung belajar, bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar. Pada dasarnya, cara pembuatan gerabah dapat dilakukan dengan cara manual. Biasanya cara seperti ini digunakan untuk membuat pajangan yang halus,dan memiliki nilai artistic, seperti: guci, pot, atau jambangan, dan segala benda yang memiliki bentuk silinder.[1]

Referensi

Pranala luar