Jalur trem lintas Jakarta: Perbedaan antara revisi
Perbaikan kebahasaan. |
|||
Baris 41: | Baris 41: | ||
}} |
}} |
||
'''Jalur trem lintas Jakarta''' adalah salah satu jaringan jalur trem yang ada di [[Indonesia]] khususnya |
'''Jalur trem lintas Jakarta''' adalah salah satu jaringan jalur [[trem]] yang ada di [[Indonesia]], khususnya pada wilayah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang dahulu digunakan sebagai transportasi massal pada masa [[Hindia Belanda]] hingga [[Orde Lama]]. |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
[[Berkas:Batavia, 1920.png|Peta Jakarta pada tahun 1920 yang menampilkan jaringan trem lintas Jakarta|jmpl]] |
[[Berkas:Batavia, 1920.png|Peta Jakarta pada tahun 1920 yang menampilkan jaringan trem lintas Jakarta|jmpl]] |
||
Sejarah trem [[Batavia]] berawal dari sebuah trem [[kuda]] yang dioperasikan oleh [[Bataviasche Tramweg Maatschappij]] (BTM). Jalur trem kuda pertama di [[Batavia]] tersebut diresmikan pada |
Sejarah [[trem]] [[Batavia]] berawal dari sebuah [[trem]] [[kuda]] yang dioperasikan oleh [[Bataviasche Tramweg Maatschappij]] (BTM). Jalur [[trem]] kuda pertama di [[Batavia]] tersebut diresmikan pada 20 April 1869 jauh sebelum [[trem]] ada di [[Belanda]] dengan menggunakan [[Lebar jalur kereta api|lebar sepur]] (''gauge'') {{RailGauge|1188 mm}}, jalur tersebut menghubungkan daerah [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] dengan daerah [[Weltevreden]].<ref>{{cite book|last=Shahab|first=Alwi|year=2009|title=Batavia Kota Banjir|place=Jakarta|publisher=Penerbit Republika}}</ref><ref>{{cite web|url=http://searail.malayanrailways.com/PJKA/Nederland-Indies%20Tramway/NITM.htm|title=NITM|accessdate=20 Desember 2017}}</ref> Kala itu, [[trem]] kuda dapat menampung 40 orang penumpang dengan ditarik 3-4 kuda. Pada April 1869, diperkirakan sebanyak 1500 penumpang telah dilayani dan pada September 1869 meningkat lagi menjadi 7000 penumpang.<ref name=":0">{{cite journal |
||
| last = Yasin Sulaeman |
| last = Yasin Sulaeman |
||
| first = Adriansyah |
| first = Adriansyah |
||
Baris 54: | Baris 54: | ||
}}</ref> |
}}</ref> |
||
Pada tahun 1880 sebagai akibat dari kendala operasional yang dialami BTM dalam pengoperasian trem kuda, maka operasional [[Bataviasche Tramweg Maatschappij|BTM]] untuk sementara waktu diambil alih oleh Firma Dummler and Co.. Selang dua tahun kemudian atau tepatnya pada |
Pada tahun 1880 sebagai akibat dari kendala operasional yang dialami [[Bataviasche Tramweg Maatschappij|BTM]] dalam pengoperasian [[trem]] kuda, maka operasional [[Bataviasche Tramweg Maatschappij|BTM]] untuk sementara waktu diambil alih oleh Firma Dummler and Co.. Selang dua tahun kemudian atau tepatnya pada 19 September 1881, [[Bataviasche Tramweg Maatschappij]] (BTM) resmi berganti nama menjadi [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij]] (NITM) dan mengambil alih layanan [[trem]] di [[Batavia]] yang sebelumnya dikelola oleh Firma Dummler and Co..<ref>{{nl}} {{cite book |author=<!--Staff writer(s); no by-line.--> |title=Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB02A:000030522:pdf |location=Batavia |publisher=Koninklijke Bibliotheek |page= |date=1881-1921 |isbn=}}</ref> Pada era [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] tersebut dilakukan perombakan armada serta prasarana secara bertahap, dari yang sebelumnya bertenaga kuda digantikan dengan tenaga sebuah [[lokomotif uap]] produksi [[Hohenzollern]]. [[Lokomotif uap]] pertamanya dibeli dengan biaya sebesar ƒ 8.800, dan proses peralihan armada ini selesai pada tahun 1884. Sementara itu, layanan [[trem]] kuda mulai ditutup pada tanggal 12 Juni 1882. Layanan [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] mulai dibuka kembali pada tanggal 1 Juli 1883 dengan diresmikannya layanan [[trem]] uap bersamaan dengan peresmian lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Harmoni Sentral (Transjakarta)|Harmoni]].<ref name=":0" /> |
||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable" |
||
Baris 70: | Baris 70: | ||
| Jatinegara–Kampung Melayu || 1 || 28 Februari 1891 || |
| Jatinegara–Kampung Melayu || 1 || 28 Februari 1891 || |
||
|- |
|- |
||
| rowspan="6" | Batavia Elektrische Tram Maatschappij || rowspan="3" | Harmoni–Jakartakota || |
| rowspan="6" | Batavia Elektrische Tram Maatschappij || rowspan="3" | Harmoni–Jakartakota || Harmoni–Dierentuin || 5 || 10 April 1899 || |
||
|- |
|- |
||
| Dierentuin–Cipayersweg || 2 || 29 April 1900 || |
| Dierentuin–Cipayersweg || 2 || 29 April 1900 || |
||
Baris 91: | Baris 91: | ||
|} |
|} |
||
Empat tahun setelah beroperasinya trem uap lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Harmoni Sentral (Transjakarta)|Harmoni]], trem listrik pun hadir dibawah operasi perusahaan Batavia Elektrische Tram Maatschappij (BETM), menjadikannya sebagai pesaing trem uap milik [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij]] (NITM). BETM mulai berkarier sejak diresmikannya lintas [[Harmoni Sentral (Transjakarta)|Harmoni]] |
Empat tahun setelah beroperasinya [[trem]] uap lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Harmoni Sentral (Transjakarta)|Harmoni]], [[trem]] listrik pun hadir dibawah operasi perusahaan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij]] (BETM), menjadikannya sebagai pesaing [[trem]] uap milik [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij]] (NITM). [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] mulai berkarier sejak diresmikannya lintas [[Harmoni Sentral (Transjakarta)|Harmoni]]–[[Taman Ismail Marzuki|Dierentuin]] ([[Kebun Binatang Ragunan|Kebun Binatang]], sekarang [[Taman Ismail Marzuki]]) pada 10 April 1899. Pada November 1899, jaringan [[trem]] listrik ini diperpanjang sampai dengan [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]]. Namun, perpanjangan jalur ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1904, jalur ini sudah ditutup. Pada tahun 1900, [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] memperpanjang jaringan [[trem]]<nowiki/>nya hingga menjangkau wilayah [[Jembatan Merah]], [[Tanah Tinggi, Tangerang, Tangerang|Tanah Tinggi]], dan [[Gunung Sahari Mangga Dua (Transjakarta)|Gunung Sahari]] dengan melintasi [[sungai Ciliwung]]. Semakin bertambahnya tahun, [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] terus melakukan ekspansi jaringan [[trem]]<nowiki/>nya. Hingga memasuki tahun 1920, terjadi persaingan tidak sehat di antara [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] dengan [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] yang menyebabkan harga tiket terlalu tinggi, serta dari pihak pemerintah kota [[Batavia]] menuntut agar [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] melakukan peningkatan armada menjadi layanan [[trem]] listrik, namun hal ini ditolak oleh [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] itu sendiri.<ref name=":0" /> |
||
Sebagai akibat dari perselisihan antara [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dengan BETM, maka kedua perusahaan ini mulai memberlakukan tiket transit |
Sebagai akibat dari perselisihan antara [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dengan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]], maka kedua perusahaan ini mulai memberlakukan tiket transit dan jadwal khusus pada jam-jam sibuk. Puncak dari perselisihan ini terjadi pada 31 Juli 1930, dimana dilakukannya ''merger'' [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dengan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] membentuk [[Bataviasche Verkeers Maatschappij]] (BVM). Hasil dari pembentukan [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] tersebut menggabungkan 1 lintas [[trem]] uap, 2 lintas [[trem]] listrik, serta 7 rute bus yang dioperasikan [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]].<ref name=":0" /> |
||
Dibawah kendali [[Bataviasche Verkeers Maatschappij]] (BVM), trem di [[Batavia]] mengalami perubahan yang signifikan, terutama pada lintas-lintas warisan [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dilakukan program elektrifikasi secara bertahap dari |
Dibawah kendali [[Bataviasche Verkeers Maatschappij]] (BVM), [[trem]] di [[Batavia]] mengalami perubahan yang signifikan, terutama pada lintas-lintas warisan [[Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dilakukan program [[Elektrifikasi perkeretaapian|elektrifikasi]] secara bertahap dari April 1933 hingga 1934. Hasil dari [[Elektrifikasi perkeretaapian|elektrifikasi]] ini menjadikan waktu tempuh perjalanan dari [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] ke [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]] menjadi 47 menit saja, memangkas waktu 10 menit. [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] pun mengalami puncak kejayaan pada tahun 1934, dimana mengoperasikan 5 lintas [[trem]] listrik dengan total panjang lintasan 41 kilometer.<ref name=":0" /> |
||
Kemunduran era trem [[Batavia]] dimulai pada tahun 1935, sebagai akibat dari [[Depresi Besar]] yang membuat keuangan [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] bermasalah serta munculnya moda transportasi lain seperti [[bemo]] |
Kemunduran era [[trem]] [[Batavia]] dimulai pada tahun 1935, sebagai akibat dari [[Depresi Besar]] yang membuat keuangan [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] bermasalah serta munculnya moda transportasi lain seperti [[bemo]] dan [[oplet]] yang mengancam popularitas dari [[trem]] listrik. Sebagai akibat dari kendala keuangan tersebut, layanan bus [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] ditutup dan perusahaan hanya akan berfokus kepada layanan [[trem]] listrik saja. Layanan bus [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] pun baru dibuka kembali pada tahun 1941.<ref name=":0" /> |
||
Pada |
Pada Maret 1942, [[Hindia Belanda]] memasuki [[Indonesia]] yang saat itu sedang dibawah kedudukan [[Jepang]]. Kedudukan [[Jepang]] atas [[Hindia Belanda]] memberikan dampak yang besar bagi sejarah perkembangan [[trem]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Layanan [[trem]] [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang dikelola [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] diambil alih oleh tentara [[Jepang]], dan namanya pun diubah namanya menjadi [[Tentara Nippon Batavia Tram]]. Lalu pada Juni 1942, namanya diubah lagi menjadi [[Seibu Rikuyo Batavia Shiden]], yang kemudian diubah kembali menjadi [[Jakaruta Shiden]]. Dibawah kendali [[Jakaruta Shiden]] (ジャカルタ市電) [[trem]] [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] mengalami berbagai perombakan, seperti dihapuskannya sistem kelas, dipecatnya para pekerja [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] yang merupakan warga [[Belanda]], dilakukannya periasan simbol-simbol [[Jepang]] pada ''body'' [[trem]], dan dibangunnya [[jalur ganda]] (''double track'') pada lintas [[Gunung Sahari Mangga Dua (Transjakarta)|Gunung Sahari]] sampai dengan [[Pal Putih (Transjakarta)|Pal Putih]].<ref name=":0" /> |
||
⚫ | Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]] dikumandangkan, pada 13 Oktober 1945 terjadi pengambilalihan perusahaan [[Jakaruta Shiden]] kepihak [[Indonesia]], serta mengubah namanya menjadi [[Trem Djakarta Kota]] yang pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi [[Pengangkutan Penumpang Djakarta]] (PPD). Walaupun diambilalih, [[Pengangkutan Penumpang Djakarta|PPD]] hanya mengoperasikan [[trem]] tersebut selama beberapa waktu saja dan akhirnya dihapus karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar.<ref name=":0" /><ref>{{cite book|last=Shahab|first=Alwi|title=Saudagar Baghdad dari Betawi|year=2004|place=Jakarta|publisher=Penerbit Republika}}</ref> |
||
Lalu pada bulan Juni 1942, namanya diubah lagi menjadi Seibu Rikuyo Batavia Shiden, yang kemudian diubah kembali menjadi Jakaruta Shiden. Dibawah kendali Jakaruta Shiden (ジャカルタ市電) trem [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] mengalami berbagai perombakan, seperti dihapuskannya sistem kelas, dipecatnya para pekerja [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] yang merupakan warga [[Belanda]], dilakukannya periasan simbol-simbol [[Jepang]] pada ''body'' trem, & dibangunnya jalur ganda (''double track'') pada lintas [[Gunung Sahari Mangga Dua (Transjakarta)|Gunung Sahari]] sampai dengan [[Pal Putih (Transjakarta)|Pal Putih]].<ref name=":0" /> |
|||
Banyak dari jalur-jalur [[trem]] yang sudah tidak terpakai ini kemudian ditimbun oleh aspal. Perlahan waktu, rel-rel trem tersebut mulai muncul kembali ke permukaan tanah dan dapat dilihat kembali, seperti contohnya jalur [[trem]] di area [[Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat|Glodok]]. |
|||
⚫ | Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]] dikumandangkan, pada |
||
⚫ | |||
Terdapat pula sebuah potongan jalur [[trem]] yang muncul di area [[Museum Fatahillah]], dan potongan rel tersebut sudah dijadikan sebuah monumen oleh [[Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Pemerintah Provinsi DKI Jakarta]] pada tahun 2013. |
|||
[[Berkas:Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]] |
[[Berkas:Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.|al=Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]] |
||
[[Berkas:Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]] |
[[Berkas:Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.|al=Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]] |
||
[[Berkas:Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]] |
[[Berkas:Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.|al=Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]] |
||
== Trayek == |
== Trayek == |
||
Baris 130: | Baris 130: | ||
== Kelas == |
== Kelas == |
||
Jalur trem dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1, kelas 2 |
Jalur [[trem]] dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Kelas terakhir ini ditujukan bagi penduduk [[pribumi]] yang umumnya cuma berbentuk seperti bak terbuka atau disebut ''pikolanwagen'', fasilitas ini dipergunakan untuk mengangkut ikan, sayuran, buah-buahan dan sejenisnya. Rata-rata penumpang biasanya terdiri dari kelas 1 sebanyak 15%, sedangkan sisanya untuk kelas 2 dan 3. |
||
== Galeri == |
== Galeri == |
||
<div style="text-align: center;"> |
<div style="text-align: center;"> |
||
<gallery> |
<gallery> |
||
Berkas:Early Tram of Batavia operated by Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij, 1881.jpg |
Berkas:Early Tram of Batavia operated by Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij, 1881.jpg|Gambaran trem kuda NITM pada tahun 1881. |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batavia Rijswijkstraat TMnr 10014891.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batavia Rijswijkstraat TMnr 10014891.jpg|Jalur trem di Jalan Rijswijk (Jalan Veteran). |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Binnen Nieuwpoortstraat Batavia TMnr 60025930.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Binnen Nieuwpoortstraat Batavia TMnr 60025930.jpg|Jalur trem di Jalan Nieuwpoort (Kota Tua Jakarta). |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdstation van de spoorwegen aan het Koningsplein (oost) te Batavia TMnr 10013979.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdstation van de spoorwegen aan het Koningsplein (oost) te Batavia TMnr 10013979.jpg|Jalur trem di depan Stasiun Gambir. |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdweg in Meester Cornelis Batavia TMnr 60025939.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdweg in Meester Cornelis Batavia TMnr 60025939.jpg|Jalur trem di Meester Cornelis (Jatinegara). |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kramat- Salemba Batavia TMnr 10014870.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kramat- Salemba Batavia TMnr 10014870.jpg|Jalur trem Kramat-Salemba. |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straatgezicht bij de Kramatbrug Batavia TMnr 60025942.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straatgezicht bij de Kramatbrug Batavia TMnr 60025942.jpg|Jalur trem di jembatan Kramat. |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Amsterdamse Poort. TMnr 60005159.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Amsterdamse Poort. TMnr 60005159.jpg|Jalur trem melewati gerbang Amsterdam. |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht op het stadhuis van Batavia en de tramhalte TMnr 60022444.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht op het stadhuis van Batavia en de tramhalte TMnr 60022444.jpg|Jalur trem melewati balai kota Batavia (Museum Fatahillah, Kota Tua). |
||
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het kantoor van de Postspaarbank aan het Harmonieplein Batavia TMnr 60039934.jpg |
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het kantoor van de Postspaarbank aan het Harmonieplein Batavia TMnr 60039934.jpg|Jalur trem melewati Postspaarbank. |
||
Berkas:Defilé Parachutisten (Korps Speciale Troepen), Bestanddeelnr 210-3-1.jpg |
Berkas:Defilé Parachutisten (Korps Speciale Troepen), Bestanddeelnr 210-3-1.jpg|Tampak jalur trem Batavia pada parade militer perayaan ulang tahun Ratu Juliana yang dipimpin Raymond Westerling. |
||
⚫ | |||
</gallery> |
</gallery> |
||
</div> |
</div> |
Revisi per 26 Oktober 2022 08.32
Jalur trem lintas Jakarta | |
---|---|
Ikhtisar | |
Jenis | Lintas utama |
Sistem | Jalur trem perkotaan |
Status | Tidak beroperasi |
Lokasi | Jakarta |
Operasi | |
Dibangun oleh | Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij Batavia Elektrische Tram Maatschappij |
Dibuka | 1883-1913 |
Ditutup | 15 April 1954 |
Pemilik | Pengangkutan Penumpang Djakarta |
Operator | Bataviasche Verkeers Maatschappij |
Karakteristik lintas | Lintas datar |
Depo | Kramat Cikini Pasar Ikan Matraman |
Data teknis | |
Lebar sepur | 1.188 mm (3 ft 10+25⁄32 in) |
Kecepatan operasi | 15 s.d. 40 km/jam |
Jalur trem lintas Jakarta adalah salah satu jaringan jalur trem yang ada di Indonesia, khususnya pada wilayah Jakarta yang dahulu digunakan sebagai transportasi massal pada masa Hindia Belanda hingga Orde Lama.
Sejarah
Sejarah trem Batavia berawal dari sebuah trem kuda yang dioperasikan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM). Jalur trem kuda pertama di Batavia tersebut diresmikan pada 20 April 1869 jauh sebelum trem ada di Belanda dengan menggunakan lebar sepur (gauge) 1.188 mm (3 ft 10+25⁄32 in), jalur tersebut menghubungkan daerah Jakarta Kota dengan daerah Weltevreden.[1][2] Kala itu, trem kuda dapat menampung 40 orang penumpang dengan ditarik 3-4 kuda. Pada April 1869, diperkirakan sebanyak 1500 penumpang telah dilayani dan pada September 1869 meningkat lagi menjadi 7000 penumpang.[3]
Pada tahun 1880 sebagai akibat dari kendala operasional yang dialami BTM dalam pengoperasian trem kuda, maka operasional BTM untuk sementara waktu diambil alih oleh Firma Dummler and Co.. Selang dua tahun kemudian atau tepatnya pada 19 September 1881, Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) resmi berganti nama menjadi Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij (NITM) dan mengambil alih layanan trem di Batavia yang sebelumnya dikelola oleh Firma Dummler and Co..[4] Pada era NITM tersebut dilakukan perombakan armada serta prasarana secara bertahap, dari yang sebelumnya bertenaga kuda digantikan dengan tenaga sebuah lokomotif uap produksi Hohenzollern. Lokomotif uap pertamanya dibeli dengan biaya sebesar ƒ 8.800, dan proses peralihan armada ini selesai pada tahun 1884. Sementara itu, layanan trem kuda mulai ditutup pada tanggal 12 Juni 1882. Layanan NITM mulai dibuka kembali pada tanggal 1 Juli 1883 dengan diresmikannya layanan trem uap bersamaan dengan peresmian lintas Jakarta Kota-Harmoni.[3]
Tabel segmentasi pembangunan jalur trem lintas Jakarta[5] | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dibangun oleh | Lintas | Segmen | Panjang Rel | Tanggal Diresmikan | Tanggal Elektrifikasi |
Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij | Jakartakota–Kampung Melayu | Jakartakota–Harmoni | 4 | 1 Juli 1883 | April 1933 |
Harmoni–Kramat | 4 | 5 Agustus 1883 | Oktober 1933 | ||
Kramat–Jatinegara | 4 | 15 September 1884 | April 1934 | ||
Jatinegara–Kampung Melayu | 1 | 28 Februari 1891 | |||
Batavia Elektrische Tram Maatschappij | Harmoni–Jakartakota | Harmoni–Dierentuin | 5 | 10 April 1899 | |
Dierentuin–Cipayersweg | 2 | 29 April 1900 | |||
Cipayersweg–Jakartakota | 5 | 29 April 1900 | |||
Kalibesar Timur–Pelabuhan Tanjung Priok | 1 | 15 Februari 1907 | |||
Menteng–Medan Merdeka (Koningsplein)–Harmoni | 3 | 16 Oktober 1912 | |||
Medan Merdeka–Vrijmetselaarsweg | 2 | 2 Januari 1913 | |||
Bataviasche Verkeers Maatschappij | Harmoni–Tanah Abang–Pasar Senen | ? | ? | – | |
?–Sawah Besar | ? | ? | |||
Gunung Sahari–Jacatraweg–Voorrij Zuid | ? | ? | |||
?–Asemka–Jembatan Lima | ? | ? |
Empat tahun setelah beroperasinya trem uap lintas Jakarta Kota-Harmoni, trem listrik pun hadir dibawah operasi perusahaan Batavia Elektrische Tram Maatschappij (BETM), menjadikannya sebagai pesaing trem uap milik Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij (NITM). BETM mulai berkarier sejak diresmikannya lintas Harmoni–Dierentuin (Kebun Binatang, sekarang Taman Ismail Marzuki) pada 10 April 1899. Pada November 1899, jaringan trem listrik ini diperpanjang sampai dengan Tanah Abang. Namun, perpanjangan jalur ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1904, jalur ini sudah ditutup. Pada tahun 1900, BETM memperpanjang jaringan tremnya hingga menjangkau wilayah Jembatan Merah, Tanah Tinggi, dan Gunung Sahari dengan melintasi sungai Ciliwung. Semakin bertambahnya tahun, BETM terus melakukan ekspansi jaringan tremnya. Hingga memasuki tahun 1920, terjadi persaingan tidak sehat di antara BETM dengan NITM yang menyebabkan harga tiket terlalu tinggi, serta dari pihak pemerintah kota Batavia menuntut agar NITM melakukan peningkatan armada menjadi layanan trem listrik, namun hal ini ditolak oleh NITM itu sendiri.[3]
Sebagai akibat dari perselisihan antara NITM dengan BETM, maka kedua perusahaan ini mulai memberlakukan tiket transit dan jadwal khusus pada jam-jam sibuk. Puncak dari perselisihan ini terjadi pada 31 Juli 1930, dimana dilakukannya merger NITM dengan BETM membentuk Bataviasche Verkeers Maatschappij (BVM). Hasil dari pembentukan BVM tersebut menggabungkan 1 lintas trem uap, 2 lintas trem listrik, serta 7 rute bus yang dioperasikan NITM dan BETM.[3]
Dibawah kendali Bataviasche Verkeers Maatschappij (BVM), trem di Batavia mengalami perubahan yang signifikan, terutama pada lintas-lintas warisan NITM dilakukan program elektrifikasi secara bertahap dari April 1933 hingga 1934. Hasil dari elektrifikasi ini menjadikan waktu tempuh perjalanan dari Jakarta Kota ke Jatinegara menjadi 47 menit saja, memangkas waktu 10 menit. BVM pun mengalami puncak kejayaan pada tahun 1934, dimana mengoperasikan 5 lintas trem listrik dengan total panjang lintasan 41 kilometer.[3]
Kemunduran era trem Batavia dimulai pada tahun 1935, sebagai akibat dari Depresi Besar yang membuat keuangan BVM bermasalah serta munculnya moda transportasi lain seperti bemo dan oplet yang mengancam popularitas dari trem listrik. Sebagai akibat dari kendala keuangan tersebut, layanan bus BVM ditutup dan perusahaan hanya akan berfokus kepada layanan trem listrik saja. Layanan bus BVM pun baru dibuka kembali pada tahun 1941.[3]
Pada Maret 1942, Hindia Belanda memasuki Indonesia yang saat itu sedang dibawah kedudukan Jepang. Kedudukan Jepang atas Hindia Belanda memberikan dampak yang besar bagi sejarah perkembangan trem di Jakarta. Layanan trem Jakarta yang dikelola BVM diambil alih oleh tentara Jepang, dan namanya pun diubah namanya menjadi Tentara Nippon Batavia Tram. Lalu pada Juni 1942, namanya diubah lagi menjadi Seibu Rikuyo Batavia Shiden, yang kemudian diubah kembali menjadi Jakaruta Shiden. Dibawah kendali Jakaruta Shiden (ジャカルタ市電) trem Jakarta mengalami berbagai perombakan, seperti dihapuskannya sistem kelas, dipecatnya para pekerja BVM yang merupakan warga Belanda, dilakukannya periasan simbol-simbol Jepang pada body trem, dan dibangunnya jalur ganda (double track) pada lintas Gunung Sahari sampai dengan Pal Putih.[3]
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, pada 13 Oktober 1945 terjadi pengambilalihan perusahaan Jakaruta Shiden kepihak Indonesia, serta mengubah namanya menjadi Trem Djakarta Kota yang pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Walaupun diambilalih, PPD hanya mengoperasikan trem tersebut selama beberapa waktu saja dan akhirnya dihapus karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar.[3][6]
Banyak dari jalur-jalur trem yang sudah tidak terpakai ini kemudian ditimbun oleh aspal. Perlahan waktu, rel-rel trem tersebut mulai muncul kembali ke permukaan tanah dan dapat dilihat kembali, seperti contohnya jalur trem di area Glodok.
Terdapat pula sebuah potongan jalur trem yang muncul di area Museum Fatahillah, dan potongan rel tersebut sudah dijadikan sebuah monumen oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013.
Trayek
Berikut adalah jadwal layanan trem Jakarta per 1 Juni 1948
No. Kereta | Tujuan | Jenis Kereta | Kekerapan Trem | Pukul Trem Terakhir |
---|---|---|---|---|
1 | Jakartakota–Jatinegara | 2 kereta dan pikolanwagen | 9 menit sekali | 00.09 |
2 | Menteng–Pasar Ikan (Amsterdamschepoort) | 1 kereta | 15 menit sekali | 23.45 |
3 | Kramat–Jakartakota | 1 kereta | 15 menit sekali | 23.55 |
4 | Tanah Abang–Jakartakota | 1 kereta dan pikolanwagen | 10 menit sekali | 23.58 |
5 | Tanah Abang Pasar–Industrie | 1 kereta | 12 menit sekali | 23.13 |
6 | Asemka–Jembatan Lima | 1 kereta | ? |
Kelas
Jalur trem dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Kelas terakhir ini ditujukan bagi penduduk pribumi yang umumnya cuma berbentuk seperti bak terbuka atau disebut pikolanwagen, fasilitas ini dipergunakan untuk mengangkut ikan, sayuran, buah-buahan dan sejenisnya. Rata-rata penumpang biasanya terdiri dari kelas 1 sebanyak 15%, sedangkan sisanya untuk kelas 2 dan 3.
Galeri
-
Gambaran trem kuda NITM pada tahun 1881.
-
Jalur trem di Jalan Rijswijk (Jalan Veteran).
-
Jalur trem di Jalan Nieuwpoort (Kota Tua Jakarta).
-
Jalur trem di depan Stasiun Gambir.
-
Jalur trem di Meester Cornelis (Jatinegara).
-
Jalur trem Kramat-Salemba.
-
Jalur trem di jembatan Kramat.
-
Jalur trem melewati gerbang Amsterdam.
-
Jalur trem melewati balai kota Batavia (Museum Fatahillah, Kota Tua).
-
Jalur trem melewati Postspaarbank.
-
Tampak jalur trem Batavia pada parade militer perayaan ulang tahun Ratu Juliana yang dipimpin Raymond Westerling.
Referensi
- ^ Shahab, Alwi (2009). Batavia Kota Banjir. Jakarta: Penerbit Republika.
- ^ "NITM". Diakses tanggal 20 Desember 2017.
- ^ a b c d e f g h Yasin Sulaeman, Adriansyah (November 2017). "Trem Batavia, Mutiara Transportasi Jakarta yang Terlupakan". Diakses tanggal 10 Juli 2019.
- ^ (Belanda) Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij. Batavia: Koninklijke Bibliotheek. 1881–1921.
- ^ (Belanda) S. A., Reitsma (1928). Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen. Batavia (Jakarta) – Weltevreden.
- ^ Shahab, Alwi (2004). Saudagar Baghdad dari Betawi. Jakarta: Penerbit Republika.