Kabupaten Cianjur: Perbedaan antara revisi
k Membatalkan 1 suntingan oleh Matilda Sheinafia (bicara) ke revisi terakhir oleh 125.164.22.119 (A Járőröknek!) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 65: | Baris 65: | ||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Regent van Tjiandjoer en zijn echtgenote voor hun huis in een auto van het merk Opel TMnr 60019212.jpg|jmpl|250px|ki|''[[bupati|Regent]]'' Cianjur dan isterinya naik mobil di depan kediaman mereka pada tahun 1920-an]] |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Regent van Tjiandjoer en zijn echtgenote voor hun huis in een auto van het merk Opel TMnr 60019212.jpg|jmpl|250px|ki|''[[bupati|Regent]]'' Cianjur dan isterinya naik mobil di depan kediaman mereka pada tahun 1920-an]] |
||
Pemukiman di sekitar kecamatan Cianjur saat ini pertama kali dibuka oleh Raden Jayasasana, putra Aria Wangsa Goparana yang berasal dari [[Kerajaan Talaga Manggung|Talaga]] (sekarang [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]] selatan) dan masih keturunan Sunan Talaga. Di abad ke-17, ia membawa 100 cacah (rakyat) yang ditugaskan oleh Sultan Sepuh I dari [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul (sekarang [[Cikalongkulon, Cianjur|Cikalongkulon]]). Dikarenakan Cirebon saat itu merupakan vasal dari [[Kesultanan Mataram|Mataram]], Jayasasana ditugaskan menjaga wilayah barunya dari kemungkinan serbuan [[Kesultanan Banten|Banten]] |
Pemukiman di sekitar kecamatan Cianjur saat ini pertama kali dibuka oleh Raden Jayasasana, putra Aria Wangsa Goparana yang berasal dari [[Kerajaan Talaga Manggung|Talaga]] (sekarang [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]] selatan) dan masih keturunan Sunan Talaga. Di abad ke-17, ia membawa 100 cacah (rakyat) yang ditugaskan oleh Sultan Sepuh I dari [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul (sekarang [[Cikalongkulon, Cianjur|Cikalongkulon]]). Dikarenakan Cirebon saat itu merupakan vasal dari [[Kesultanan Mataram|Mataram]], Jayasasana ditugaskan menjaga wilayah barunya dari kemungkinan serbuan [[Kesultanan Banten|Banten]] yang bermusuhan dengan Mataram. Ia kemudian berhasil menahan serangan Banten terhadap mempertahankan wilayahnya sehingga ia dianugerahi gelar panglima ''Wira Tanu''. Sehingga Jayasasana akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu. Sementara itu Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang (berarti lautan jernih) di [[Kabupaten Subang|Subang]] dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu nagari tempat pemukiman rakyat Jayasasana. |
||
Setelah Jayasasana atau Aria Wira Tanu I wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh anaknya Wira Tanu II, yang memindahkan pusat nagari ke daerah [[Pamoyanan, Cianjur, Cianjur|Pamoyanan]], dimana pusat nagari ini mulai tahun 1680 disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer), yang namanya berasal dari sungai [[Ci Anjur]] yang membelah daerah ini.<ref name="Sajarah Cianjur">{{cite book|last=Suryaningrat|first=Bayu|authorlink=|year=|title=Sajarah Cianjur sareng Raden Aria Wira Tanu|edition=|publisher=Rukun Warga Cianjur, Jakarta|id= }}</ref><ref>{{Cite web|date=2022-07-23|title=Hikayat Cianjur: Berawal dari Kadaleman Cikundul, Pernah Diincar Kesultanan Banten|url=https://www.merdeka.com/histori/hikayat-cianjur-berawal-dari-kadaleman-cikundul-pernah-diincar-kesultanan-banten.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-06-19}}</ref> |
Setelah Jayasasana atau Aria Wira Tanu I wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh anaknya Wira Tanu II, yang memindahkan pusat nagari ke daerah [[Pamoyanan, Cianjur, Cianjur|Pamoyanan]], dimana pusat nagari ini mulai tahun 1680 disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer), yang namanya berasal dari sungai [[Ci Anjur]] yang membelah daerah ini.<ref name="Sajarah Cianjur">{{cite book|last=Suryaningrat|first=Bayu|authorlink=|year=|title=Sajarah Cianjur sareng Raden Aria Wira Tanu|edition=|publisher=Rukun Warga Cianjur, Jakarta|id= }}</ref><ref>{{Cite web|date=2022-07-23|title=Hikayat Cianjur: Berawal dari Kadaleman Cikundul, Pernah Diincar Kesultanan Banten|url=https://www.merdeka.com/histori/hikayat-cianjur-berawal-dari-kadaleman-cikundul-pernah-diincar-kesultanan-banten.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-06-19}}</ref> |
||
Baris 105: | Baris 105: | ||
== Demografi == |
== Demografi == |
||
=== Suku bangsa === |
=== Suku bangsa === |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een theeplukster aan het werk op plantage Leuwimanggoe omgeving Cianjur TMnr 60052156.jpg|jmpl |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een theeplukster aan het werk op plantage Leuwimanggoe omgeving Cianjur TMnr 60052156.jpg|jmpl|250px|Seorang wanita Cianjur pemetik teh, antara tahun 1945-1955]] |
||
[[Kabupaten]] Cianjur, menurut [[Sensus]] Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %. [[Kecamatan]] yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya di atas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan [[Cikadu, Cianjur|Cikadu]] sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000–50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara. Kemudian, berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Kabupaten Cianjur tahun [[2022]], jumlah penduduk kabupaten Cianjur pada tahun [[2021]] sebanyak 2.506.682 jiwa, dengan kepadatan 694 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="BPS">{{cite web|url=https://cianjurkab.bps.go.id/publication/2022/02/25/30696eea251a159d1ae1b851/kabupaten-cianjur-dalam-angka-2022.html|title=Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2021|date=26 Februari 2021|website=cianjurkab.bps.go.id|accessdate=29 November 2022|format=pdf|pages=7, 47|archive-date=2022-11-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20221129133509/https://cianjurkab.bps.go.id/publication/2022/02/25/30696eea251a159d1ae1b851/kabupaten-cianjur-dalam-angka-2022.html|dead-url=no}}</ref> |
[[Kabupaten]] Cianjur, menurut [[Sensus]] Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %. [[Kecamatan]] yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya di atas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan [[Cikadu, Cianjur|Cikadu]] sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000–50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara. Kemudian, berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Kabupaten Cianjur tahun [[2022]], jumlah penduduk kabupaten Cianjur pada tahun [[2021]] sebanyak 2.506.682 jiwa, dengan kepadatan 694 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="BPS">{{cite web|url=https://cianjurkab.bps.go.id/publication/2022/02/25/30696eea251a159d1ae1b851/kabupaten-cianjur-dalam-angka-2022.html|title=Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2021|date=26 Februari 2021|website=cianjurkab.bps.go.id|accessdate=29 November 2022|format=pdf|pages=7, 47|archive-date=2022-11-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20221129133509/https://cianjurkab.bps.go.id/publication/2022/02/25/30696eea251a159d1ae1b851/kabupaten-cianjur-dalam-angka-2022.html|dead-url=no}}</ref> |
Revisi per 26 Agustus 2023 04.26
"Cianjur" beralih ke halaman ini. Halaman ini berisi artikel tentang kabupaten. Untuk Cianjur (ibukota) pusat pemerintahan dari kabupaten tersebut, lihat Cianjur (kota).
Kabupaten Cianjur | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ |
Julukan: Kota Tauco[butuh rujukan] | |
Motto: Sugih Mukti (Sunda) Kaya dan makmur | |
Koordinat: 6°49′16″S 107°08′24″E / 6.82122221°S 107.14010111°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Dasar hukum | UU Nomor 14 Tahun 1950[1] |
Hari jadi | 12 Juli 1677 |
Ibu kota | Cianjur |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Herman Suherman[2] |
• Wakil Bupati | Tubagus Mulyana Syahrudin[3] |
Luas | |
• Total | 3.840,16 km2 (1,482,69 sq mi) |
Populasi (2021)[4] | |
• Total | 2.372.459 |
• Kepadatan | 616,83/km2 (1,597,6/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,36% Kristen 0,55% –Protestan 0,43% –Katolik 0,12% Buddha 0,08% Hindu 0,01%[4] |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Sunda |
• IPM | 65,56 (2021) 65,36 (2020) ( Sedang )[5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 263 |
Pelat kendaraan | F xxxx W*/X*/Y*/Z* |
Kode Kemendagri | 32.03 |
DAU | Rp 1.630.344.869.000,00 (2020) |
Semboyan daerah | Cianjur Manjur (Mandiri, Maju, Religius) |
Situs web | www |
Cianjur (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Cianjur. Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten terluas ketiga di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sukabumi. Wilayah barat laut Kabupaten ini meliputi, Kecamatan Cipanas, Pacet, Sukaresmi dan Cugenang yang merupakan bagian dari kawasan Metropolitan Jabodetabekjur atau Jabodetabekpunjur, yang disahkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 Diarsipkan 2017-08-28 di Wayback Machine.. Kabupaten Cianjur berbatasan dengan Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Purwakarta di sebelah Utara, kemudian Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di sebelah Timur, dan Samudra Hindia di sebelah Selatan, serta Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di sebelah Barat.
Geografi
Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.
Sejarah
Pemukiman di sekitar kecamatan Cianjur saat ini pertama kali dibuka oleh Raden Jayasasana, putra Aria Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga (sekarang Majalengka selatan) dan masih keturunan Sunan Talaga. Di abad ke-17, ia membawa 100 cacah (rakyat) yang ditugaskan oleh Sultan Sepuh I dari Cirebon untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul (sekarang Cikalongkulon). Dikarenakan Cirebon saat itu merupakan vasal dari Mataram, Jayasasana ditugaskan menjaga wilayah barunya dari kemungkinan serbuan Banten yang bermusuhan dengan Mataram. Ia kemudian berhasil menahan serangan Banten terhadap mempertahankan wilayahnya sehingga ia dianugerahi gelar panglima Wira Tanu. Sehingga Jayasasana akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu. Sementara itu Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang (berarti lautan jernih) di Subang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu nagari tempat pemukiman rakyat Jayasasana.
Setelah Jayasasana atau Aria Wira Tanu I wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh anaknya Wira Tanu II, yang memindahkan pusat nagari ke daerah Pamoyanan, dimana pusat nagari ini mulai tahun 1680 disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer), yang namanya berasal dari sungai Ci Anjur yang membelah daerah ini.[6][7]
Pemerintahan
Bupati dan Wakil
Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintahan Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Jawa Barat atas wilayah tersebut. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Cianjur ialah Herman Suherman, didampingi oleh wakil bupati Tubagus Mulyana Syahrudin. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Cianjur 2020. Herman dan Mulyana dilantik oleh gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada 18 Mei 2021 di Kota Bandung, untuk periode 2021-2026.[8]
Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Herman Suherman | 18 Mei 2021 | petahana | (2020) | Periode 39 | Tubagus Mulyana Syahrudin |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Cianjur dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[9] | 2014–2019[10] | 2019–2024[11] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 4 | 5 | 6 | |
Gerindra | 2 | 5 | 11 | 7 | |
PDI-P | 7 | 7 | 5 | 6 | |
Golkar | 8 | 8 | 8 | 10 | |
NasDem | (baru) 1 | 6 | 6 | ||
PKS | 5 | 5 | 5 | 5 | |
Hanura | 2 | 4 | 0 | 0 | |
PAN | 0 | 1 | 3 | 4 | |
PBB | 3 | 2 | 0 | 0 | |
Demokrat | 14 | 10 | 5 | 5 | |
PPP | 6 | 3 | 2 | 1 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 9 | 11 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Cianjur memiliki 32 kecamatan, 6 kelurahan, dan 354 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 2.246.663 jiwa dengan luas wilayah 3.840,16 km² dan sebaran penduduk 585 jiwa/km².[12][13]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Cianjur, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kelurahan | Desa | Kodepos[14] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
32.03.22 | Agrabinta | 11 | 43273 | Desa | ||
32.03.06 | Bojongpicung | 11 | 43283 | Desa | ||
32.03.15 | Campaka | 11 | 43263 | Desa | ||
32.03.25 | Campaka Mulya | 5 | 43278 | Desa | ||
32.03.01 | Cianjur | 6 | 5 | 43211-43219 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.03.03 | Cibeber | 18 | 43262 | Desa | ||
32.03.20 | Cibinong | 14 | 43271 | Desa | ||
32.03.23 | Cidaun | 14 | 43275 | Desa | ||
32.03.29 | Cijati | 10 | 43269 | Desa | ||
32.03.26 | Cikadu | 10 | 43276 | Desa | ||
32.03.12 | Cikalongkulon | 18 | 43291 | Desa | ||
32.03.04 | Cilaku | 10 | 43285 | Desa | ||
32.03.28 | Cipanas | 7 | 43255 | Desa | ||
32.03.05 | Ciranjang | 9 | 43282 | Desa | ||
32.03.11 | Cugenang | 16 | 43252 | Desa | ||
32.03.27 | Gekbrong | 8 | 43287 | Desa | ||
32.03.31 | Haurwangi | 8 | 43286 | Desa | ||
32.03.17 | Kadupandak | 14 | 43268 | Desa | ||
32.03.07 | Karangtengah | 16 | 43281 | Desa | ||
32.03.30 | Leles | 12 | 43277 | Desa | ||
32.03.08 | Mande | 12 | 43292 | Desa | ||
32.03.24 | Naringgul | 11 | 43274 | Desa | ||
32.03.10 | Pacet | 7 | 43253 | Desa | ||
32.03.18 | Pagelaran | 14 | 43266 | Desa | ||
32.03.32 | Pasirkuda | 9 | 43279 | Desa | ||
32.03.21 | Sindangbarang | 11 | 43272 | Desa | ||
32.03.09 | Sukaluyu | 10 | 43284 | Desa | ||
32.03.14 | Sukanagara | 10 | 43264 | Desa | ||
32.03.13 | Sukaresmi | 11 | 43254 | Desa | ||
32.03.16 | Takokak | 9 | 43265 | Desa | ||
32.03.19 | Tanggeung | 12 | 43267 | Desa | ||
32.03.02 | Warungkondang | 11 | 43261 | Desa | ||
TOTAL | 6 | 354 |
Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 Kecamatan, 342 Desa dan 6 Kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Cianjur.
Demografi
Suku bangsa
Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %. Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya di atas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000–50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara. Kemudian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur tahun 2022, jumlah penduduk kabupaten Cianjur pada tahun 2021 sebanyak 2.506.682 jiwa, dengan kepadatan 694 jiwa/km2.[15]
Penduduk asli kabupaten Cianjur adalah orang Sunda, dan menjadi mayoritas di kabupaten ini. Suku lain yang ada di Cianjur diantaranya ialah orang Jawa, dan sebagian lagi orang Betawi, Cirebon, serta suku pendatang lainnya seperti Batak, Tionghoa, Minangkabau, Banten, dan lainnya. Dari data Sensus penduduk Indonesia tahun 2000, berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Cianjur berdasarkan suku bangsa;[16]
No | Suku | Populasi (2000) | % |
---|---|---|---|
1 | Sunda | 1.884.962 | 96,94% |
2 | Jawa | 17.999 | 0,93% |
3 | Betawi | 3.014 | 0,15% |
4 | Tionghoa | 2.132 | 0,11% |
5 | Minangkabau | 1.620 | 0,08% |
6 | Batak | 1.551 | 0,08% |
7 | Cirebon | 201 | 0,01% |
8 | Banten | 188 | 0,01% |
9 | Suku lainnya | 32.863 | 1,69% |
Kabupaten Cianjur | 1.944.530 | 100% |
Agama
Penduduk Kabupaten Cianjur mayoritas memeluk agama Islam yang mencapai 99,36%, sedangkan penduduk beragama lainnya mencapai 0,64%. Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur berdasarkan agama yang dianut tahun 2021, yakni [4] beragama Islam sebanyak 2.372.459 jiwa (99,36%). Kemudian, penduduk beragama Kristen sebanyak 13.160 jiwa (0,55%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur, kemudian Ciranjang dan Karangtengah. Penduduk yang beragama Buddha sebanyak 1.958 jiwa (0,08%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur. Selebihnya pemeluk agama Hindu, Konghucu, dan kepercayaan sebanyak 164 orang (0,01%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur.
Kesehatan
- Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini[per kapan?] mencapai 373 per 100.000 kelahiran, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 420 per 100.000 kelahiran.
- Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per 1.000 kelahiran hidup.
- Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.[butuh rujukan]
Catatan BKKBN menyebutkan bahwa Cianjur, bersama dengan Bandung, Cirebon, dan Garut, di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat stunting. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] mencapai lebih dari 30%.[17]
Pendidikan
- Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
- Angka Pastisipasi Kasar SMP mencapai 38,50 %
- Angka Partisipasi Kasar SMA mencapai 11,98 %
- Angka Partisipasi Kasar KULIAH mencapai 20,18 %
Ekonomi
Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%
Gempa November 2022
Kabupaten Cianjur dilanda gempa bumi dengan kekuatan 5.6 Mw dengan kedalaman 10 km, pada tanggal 21 November 2022 pukul 13.21 WIB.[18] Gempa ini dirasakan di Kota Bandung, DKI Jakarta, hingga provinsi Lampung.[19][20]
Pada 29 November 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat jumlah korban meninggal dunia sebanyak 327 jiwa. Sementara kerusakan infrastruktur, sebanyak 26.237 rumah rusak berat, 14.196 rumah rusak sedang, dan 22.786 rumah rusak ringan. Kerusakan bangunan lainnya, terdapat 471 sekolah rusak, 170 rumah ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 17 gedung perkantoran. Total jumlah pengungsi sebanyak 100.330 jiwa, yang tersebar di 449 titik pengungsian.[21]
Kepala BMKG, Dwikorita Karmawati, mengatakan bahwa gempa Cianjur terjadi karena adanya pergerakan Sesar Cimandiri, yakni sesar atau patahan kapur yang membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu, Sukabumi hingga ke arah timur laut Kabupaten Subang.[22] Lokasi dengan kerusakan paling terdampak yakni berada di kecamatan Cugenang. Pada 24 November 2022, presiden Indonesia, Joko Widodo, mendatangi kecamatan Cugenang untuk meninjau proses evakuasi penduduk setempat.[23]
Transportasi
Kereta Api
- KA Siliwangi. Kabupaten Cianjur memiliki 5 stasiun KA Siliwangi yang masih beroperasi, diantaranya: Stasiun Lampegan, Stasiun Cibeber, Stasiun Cianjur, Stasiun Ciranjang, dan Stasiun Cipeuyeum
Bus
Angkutan Kota
Berikut adalah rute trayek Angkutan Kota di Wilayah Kabupaten Cianjur.
Nomor Trayek | Warna | Rute yang Dilewati |
---|---|---|
01 | Merah - Hijau | Terminal Pasirhayam - Jl. KH. Sudjai - Jl. Siliwangi - Jl. Siti Jenab - Jl. Otista II - Jl. Taifur Yusuf - Jl. Suroso - Jl. KH. Hasyim Ashari - Jl. KH. Asnawi - Jl. Barisan Banteng - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Prof. Moh. Yamin - Jl. Perintis Kemerdekaan - Terminal Pasirhayam |
02 | Merah - Kuning | Terminal Pasirhayam - Jl. Perintis Kemerdekaan - Prof. Moch. Yamin - Jl. KH. Hasyim Ashari - Jl. Suroso - Jl. Taifur Yusuf - Jl. Otista II - Jl. Siliwangi - Jl. Armin Sucipta - Jl. Aria Cikondang - Jl. Siliwangi - Jl. KH. Sudjai - Terminal Pasirhayam |
03 | Merah - Putih | Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Barisan Banteng - Jl. Pasar Baru Ruko Ramayana - Jl. Dr Muwardi - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Limbangansari - Jl. Raweuy - Jl. Caringin - Gasol - Jl. Caringin - Jl. Gombong - Jl. Pangeran Hidayatullah - Jl. Siliwangi - Jalan Siti Jenab - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Dr. Muwardi - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Pramuka - Jl. Raya Bandung - Terminal Rawanbago |
04 | Merah - Ungu | Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Prof. Moch. Yamin - Jl. Amalia Rubini - Jl. Aria Cikondang - Jl. Siliwangi - Jl. Pangeran Hidayatullah - Jl. Gombong - Jl. Raweuy - Jl. Limbangansari - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Dr Muwardi - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Simpang Dishub - Jl. Raya Bandung - Terminal Rawabango |
05 | Merah - Gold | Terminal Rawabango - Jl. Halte Maleber – Jl. KH. Opo Mustofa - Jl. Didi Prawirakusumah - Jl. Prof Moch Yamin – Jl. Raya Bandung - Terminal Rawabango |
06 | Merah - Pink | Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Pramuka - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Gunteng - Jl. Raya Bandung - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. KH. Hasyim Ashari - Jl. Suroso - Jl. Taifur Yusuf - Jl. Otista II - Jl. Siti Jenab - Jl. Siliwangi - Jl. Armin Sucipta - Jl. Amalia Rubini - Jl. Prof Moch Yamin - Jl. Didi Prawirakusuma - Jl. KH Opo Mustofa - Jl. Halte Maleber - Terminal Rawabango |
07 | Merah - Coklat | Terminal Pasirhayam - Jl. KH. Sudjai - Jl. Siliwangi - Jl. Gatot Mangkupraja - Jl. Koleberes - Awilarangan - Jl. Koleberes - Jl. Gatot Mangkupraja - Jl. Siliwangi - Jl. KH. Sudjai - Terminal Pasirhayam |
08 | Avocado - Hitam | Terminal Pasirhayam - Jl. KH. Sudjai - Jl. Raya Sukabumi - Jl. KH. Abdullah Bin Nuh - Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. Panembong Kaler - Jl. Babakan Karet - Cibeureum - Jl. Babakan Karet - Jl. Panembong Kaler - Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. KH. Abdullah Bin Nuh - Jl. Raya Sukabumi - Jl. KH. Sudjai - Terminal Pasirhayam |
09 | Biru Tua - Hitam | Terminal Pasirhayam - Jl. Veteran - Jl. Sinagar - Terminal Rawabango - Jl. Sinagar - Jl. Veteran - Terminal Pasirhayam |
10 | Merah - Biru | Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Pramuka - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Baros - Cibeureum - Jl. Baros - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Simpang Dishub - Jl. Raya Bandung - Terminal Rawa Bango |
Pariwisata
kabupaten Cianjur memiliki beragam tempat pariwisata. Beberapa tempat wisata yang ada di ialah situs megalitikum Situs Gunung Padang yang berada di kecamatan Campaka. Sebagian wilayah Cianjur berbatasan dengan laut, wisata lain yang ada di Cianjur yakni wisata pantai. Berikut beberapa wisata yang ada di Kabupaten Cianjur:[24]
- Gunung Gede
- Gunung Pangrango
- Istana Presiden Cipanas
- Telaga Biru
- Curug CIbeureum
- Curug Ciismun
- Alun-alun Suryakencana
- Tirta Jangari
- Waduk Cirata
- Pantai Jayanti
- Pantai Apra
- Curug Citambur
- Taman Bunga Nusantara
- Kota Bunga
- Kebun Raya Cibodas
- Situs Megalitikum Gunung Kasur
- Danau Leuwi Soro
- Kebun Teh Panyairan
- Kebun Teh Gedeh
Kuliner
Bubur ayam menjadi salah satu ikon kuliner Cianjur. Hal ini diperkuat dengan adanya Tugu Bubur Ayam di Cianjur. Bubur ayam telah dijual di Cianjur sejak 1975, salah satu yang terkenal ialah bubur ayam Sampurna. Bubur Cianjur terbuat dari bahan beras Pandan Wangi, beras asli Cianjur. Bagian toping, ditambahkan kerupuk dan pais. Pais merupakan olahan dari usus ayam, kunyit, bawang putih, bawang merah, bawang daun, dan juga garam, ditumis dengan menggunakan minyak. Pais ini kemudian menjadikannya sebagai bubur ayam khas Cianjur.[25]
Ayam Pelung
Ayam pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Ciri ayam Pelung, memiliki suara berkokok yang panjang mengalun, kemudian pertumbuhannya cepat, dan memiliki postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5 – 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm.[26] Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam mengahiri suara atau kokokannya dengan posisi melengkung.
Referensi
- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). otda.kemendagri.go.id. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 2 Juli 2022.
- ^ "Profil Bupati". cianjurkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-09. Diakses tanggal 24 Januari 2022.
- ^ "Profil Wakil Bupati". cianjurkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-24. Diakses tanggal 24 Januari 2022.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 24 Januari 2022.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- ^ Suryaningrat, Bayu. Sajarah Cianjur sareng Raden Aria Wira Tanu. Rukun Warga Cianjur, Jakarta.
- ^ "Hikayat Cianjur: Berawal dari Kadaleman Cikundul, Pernah Diincar Kesultanan Banten". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2022-07-23. Diakses tanggal 2023-06-19.
- ^ Muhammad, Afsal (15 Mei 2021). "Pelantikan Herman-Mulyana sebagai Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Ditetapkan 18 Mei 2021". www.cianjurtoday.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ "Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2012". Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 05-02-2013. Diakses tanggal 15-02-2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Cianjur 2014-2019
- ^ "Gerindra pimpin perolehan suara pileg di Cianjur". Antara News. 08-05-2019. Diakses tanggal 10-08-2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Cianjur
- ^ "Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2021" (pdf). cianjurkab.bps.go.id. 26 Februari 2021. hlm. 7, 47. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1.
- ^ "Gempa bumi dengan magnitudo 5,6 melanda barat daya Cianjur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-01. Diakses tanggal 2022-11-29.
- ^ "Gempa Cianjur M 5,6 Terasa di Sejumlah Daerah Jabar". Detik.com. 21 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-22. Diakses tanggal 2022-11-29.
- ^ "Gempa M 5,6 di Cianjur Juga Terasa di Bandung". CNN Indonesia. 21 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-22. Diakses tanggal 2022-11-29.
- ^ Triatmojo, Danang (29 November 2022). Adi Suhendi, ed. "Update Gempa Cianjur BNPB Catat 327 Korban Meninggal Dunia". Dtribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ Sandi, Ferry (22 November 2022). "Gempa Cianjur Diduga Sesar Tertua Jabar, Ini Lokasinya". www.cnbcindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ Taufiqqurahman, Firman (24 November 2022). Gloria Setyvani Putri, ed. "Jokowi Datangi Cugenang, Lokasi Terparah Gempa Cianjur". bandung.kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ "Tempat Wisata di Cianjur". www.nativeindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ Setiawan, Irwan (26 Oktober 2021). "Bubur Ayam Salah Satu Ikon Kuliner Cianjur". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.
- ^ "10 Ayam Dunia Ukuran Jumbo". majalahpeluang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.