Diktatur: Perbedaan antara revisi
k r2.7.1) (bot Mengubah: nl:Dictatuur (regeringsvorm) |
k r2.5.5) (bot Menambah: pfl:Diggdadur |
||
Baris 89: | Baris 89: | ||
[[nrm:Dictatuthe]] |
[[nrm:Dictatuthe]] |
||
[[pap:Diktatura]] |
[[pap:Diktatura]] |
||
[[pfl:Diggdadur]] |
|||
[[pl:Dyktatura]] |
[[pl:Dyktatura]] |
||
[[pnb:ڈکٹیٹرشپ]] |
[[pnb:ڈکٹیٹرشپ]] |
Revisi per 10 April 2011 12.31
Bagian dari seri Politik |
Bentuk dasar dari pemerintahan |
---|
Portal Politik |
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Romawi Kuno |
Zaman |
|
Konstitusi Romawi |
Preseden dan Hukum |
|
Sidang-Sidang Rakyat |
Magistratus |
Magistratus Luar Biasa |
Gelar dan Pangkat |
Diktatur adalah suatu bentuk pemerintahan otokratis yang dipimpin oleh seorang diktator. Kata ini mempunyai dua kemungkinan arti:
- Diktator Romawi yaitu suatu jabatan politis dari Republik Romawi. Para diktator Romawi diberikan kekuasaan mutlak pada saat-saat darurat. Namun kekuasaan mereka tidak sewenang-wenang ataupun tidak dipertanggungjawabkan, karena mereka takluk kepada hukum dan membutuhkan pembenaran di kemudian hari. Setelah awal abad ke-2 SM, tidak ada lagi bentuk diktatur seperti itu, dan para diktator di kemudian hari, seperti misalnya Sulla dan Kaisar Romawi menggunakan kekuasaannya dalam cara yang jauh lebih besifat pribadi dan sewenang-wenang.
- Dalam penggunaan masa kini, diktatur merujuk kepada suatu bentuk pemerintah absolut yang otokratis oleh suatu kepemimpinan yang tidak dibatasi oleh hukum, konstitusi, atau faktor-faktor sosial dan politis lainnya di dalam negara.
Masa antara Perang Dunia
Pada abad ke-20 diktatur telah menjadi tiang utama dari rezim-rezim satu partai, rezim militer, dan bentuk-bentuk pemerintahan otoriter lainnya.
Pada masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II, rezim-rezim fasis, seperti misalnya Mussolini di Italia dan Hitler di Jerman, mencampurkan prinsip-prinsip pemerintahan diktatur dengan sistem pemerintahan satu partai, mobilisasi massa, dan pengerahan aktivitas sosial dan ekonomi, dan penggunaan teror polisi secara sewenang-wenang oleh rezim. Setelah 1922, Mussolini membentuk prototipe diktatur fasis di Italia yang kemudian ditiru pada tahun 1930-an oleh Adolf Hitler di Jerman. Diktatur fasis mengalami kekalahan total oleh Negara-negara Poros pada Perang Dunia II.
Pada masa antara Perang Dunia pula, Uni Soviet mencampurkan sistem pemerintahan satu partai, mobilisasi massa, dan terror polisi dengan pemerintahan diktatur di bawah Joseph Stalin yang kelak meluas ke rezim-rezim eksrem kiri lainnya di Asia.
Masa setelah Perang Dunia
Pada masa setelah Perang Dunia, diktatur menjadi ciri khas pemerintahan militer, khususnya di Amerika Latin, Asia, dan Afrika. Di banyak bekas koloni Barat di Asia dan Afrika, setelah mereka mencapai kemerdekaan mereka dalam gelombang dekolonisasi setelah Perang Dunia, bermunculanlah rezim-rezim kepresidenan yang perlahan-lahan berubah menjadi diktatur-diktatur pribadi. Rezim-rezim ini seringkali terbukti tidak stabil, dengan personalisasi kekuasaan di tangan sang diktator dan rekan-rekannya sehingga menciptakan sistem politik yang tidak pasti karena munculnya berbagai masalah mengenai suksesi.
Lihat pula
- Monarki absolut
- Totalitarianisme
- Plutokrasi
- Kleptokrasi
- Generalissimo
- Pemimpin Tertinggi
- Pemerintahan militer
- Diktatur militer
- Negara polisi
- Diktatur lewat pemilihan umum
- Diktator
- Daftar diktator
Bacaan lebih lanjut
- Friedrich, Carl J. and Zbigniew K. Brzezinski, Totalitarian Dictatorship and Autocracy, Praeger, edisi ke-2, 1965.
Bentuk pemerintahan dan Cara pemerintahan: Otokratis dan Otoritarian
|