Lompat ke isi

Stasiun Sudimara

Koordinat: 6°17′48″S 106°42′46″E / 6.296722°S 106.7128015°E / -6.296722; 106.7128015
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Juli 2022 03.38 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Bangunan dan tata letak: size, replaced: |size=20 → |size=25)
Stasiun Sudimara
KAI Commuter
R06

Emplasemen Stasiun Sudimara
Lokasi
Koordinat6°17′57″S 106°43′1″E / 6.29917°S 106.71694°E / -6.29917; 106.71694
Ketinggian+40 m
Operator
Letak
Jumlah peron1 peron sisi dan 1 peron pulau yang sama-sama tinggi
Jumlah jalur3 (jalur 1 dan 2: sepur lurus):
  • jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Rangkasbitung-Merak
  • jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Jurangmangu-Tanah Abang
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • SDM
  • 0213[2]
  • SUDI
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1 Oktober 1899[3]
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Jurangmangu Commuter Line Rangkasbitung
Tanah Abang–Rangkasbitung
Rawa Buntu
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +40 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line saja.

Sejarah

Agar mobilitas penumpang dari Batavia menuju Rangkasbitung hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen membangun sebuah jalur kereta api beserta stasiun-stasiunnya (termasuk Stasiun Sudimara) yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Rangkasbitung, melewati daerah Tanah Abang. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dijalankan kereta api-kereta api reguler yang melayani rute tersebut.

Pada tahun 1992, jalur lintas Tanah Abang-Serpong pun kemudian dielektrifikasi dengan tiang listrik aliran atas (LAA) model Prancis, salah satunya adalah untuk mendukung perjalanan KRL Serpong Ekspres yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari KRL Green Line. Kala itu pun jalur di Stasiun Sudimara yang dielektrifikasi baru hanya jalur 1 & 2 saja, sedangkan untuk jalur 3 baru dielektrifikasi di atas tahun 2005 dengan tiang LAA model Jepang. Serta, sepertinya pada awal era 1990-an ini juga peron Stasiun Sudimara direnovasi menjadi peron yang lebih tinggi. Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih tetap dipertahankan, & ruangan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) yang juga merupakan bagian dari bangunan lama stasiun ini pun masih dipakai hingga sekarang.

Pada awal era 2000-an, Stasiun Sudimara memiliki total 3 jalur, dengan jalur 1 (sebagai sepur lurus) & jalur 2 (sebagai sepur belok) yang digunakan untuk lalu-lalang maupun persilangan, serta jalur 3 digunakan untuk penyusulan KA. Sejak pengoperasian jalur ganda di lintas Tanah Abang-Serpong per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru.

Dikarenakan layanan kereta api lokal & ekspres reguler telah dihapus pada tahun 2017, jalur 3 Stasiun Sudimara pun sudah jarang dipakai dikarenakan tidak adanya lagi aktivitas penyusulan KRL oleh kereta api tersebut. Namun, jalur 3 Stasiun Sudimara masih sesekali digunakan sebagai tempat menyimpan/stabling Plasser & Theurer, yang dimana unit kereta api maintenance ini biasa digunakan untuk merawat kondisi rel di lintas tersebut. Serta, jalur 3 Stasiun Sudimara juga sesekali masih dipakai untuk penyusulan KRL oleh KA angkutan batu bara, Kereta Luar Biasa (KLB), & terkadang juga digunakan sebagai tempat menyimpan/stabling KRL.

Saat ini, Stasiun Sudimara sudah memiliki underpass bersamaan dengan Stasiun Pondok Ranji, sehingga penumpang tidak perlu lagi menyeberangi rel secara langsung demi keselamatan.

Bangunan dan tata letak

Pada awal era 2000-an, Stasiun Sudimara memiliki total 3 jalur, dengan jalur 1 (sebagai sepur lurus) & jalur 2 (sebagai sepur belok) yang digunakan untuk lalu-lalang maupun persilangan, serta jalur 3 digunakan untuk penyusulan KA. Sejak pengoperasian jalur ganda di lintas Tanah Abang-Serpong per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru.[4] Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih tetap dipertahankan, & ruangan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) yang juga merupakan bagian dari bangunan lama stasiun ini pun masih dipakai hingga sekarang.

Dikarenakan layanan kereta api lokal & ekspres reguler telah dihapus pada tahun 2017, jalur 3 Stasiun Sudimara pun sudah jarang dipakai dikarenakan tidak adanya lagi aktivitas penyusulan KRL oleh kereta api tersebut. Namun, jalur 3 Stasiun Sudimara masih sesekali digunakan sebagai tempat menyimpan/stabling Plasser & Theurer, yang dimana unit kereta api maintenance ini biasa digunakan untuk merawat kondisi rel di lintas tersebut. Serta, jalur 3 Stasiun Sudimara juga sesekali masih dipakai untuk penyusulan KRL oleh KA angkutan batu bara, Kereta Luar Biasa (KLB), & terkadang juga digunakan sebagai tempat menyimpan/stabling KRL.

Kereta Luar Biasa (KLB) di jalur 3 Stasiun Sudimara.

Saat ini, Stasiun Sudimara sudah memiliki underpass bersamaan dengan Stasiun Pondok Ranji, sehingga penumpang tidak perlu lagi menyeberangi rel secara langsung demi keselamatan.[5]

R06

G Bangunan utama stasiun
P

Lantai peron

Peron sisi
Jalur 1 ← (Rawa Buntu)      Commuter Line Rangkasbitung menuju Rangkasbitung/Tigaraksa/Serpong
Jalur 2      Commuter Line Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Jurangmangu) →
Peron pulau
Jalur 3      Commuter Line Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Jurangmangu) →
G Bangunan utama stasiun

Layanan kereta api

Komuter

Lin Rangkasbitung, tujuan Rangkasbitung dan Tanah Abang

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan Nomor rute Tujuan
Angkot[6] C02 Stasiun Sudimara–CBD Ciledug
D06 Stasiun Sudimara–Terminal Pondok Cabe
D08 Terminal Pondok Cabe-Terminal BSD Sektor I (via Sawah Lama Raya)

Insiden

Pada 19 Oktober 1987, terjadi sebuah peristiwa luar biasa hebat (PLH) tabrakan kereta api antara KA lokal bernomor 225 relasi Rangkasbitung-Tanah Abang yang ditarik oleh lokomotif BB306 16 dengan KA Patas bernomor 220 relasi Tanah Abang-Merak yang ditarik oleh lokomotif BB303 16, peristiwa ini pun dikenal sebagai tragedi Bintaro. Peristiwa tabrakan yang menewaskan lebih dari 100 korban jiwa ini terjadi di antara Stasiun Kebayoran & Stasiun Sudimara, PPKA Stasiun Sudimara pun diindikasikan ikut terlibat dalam peristiwa ini.

Pada 5 Desember 2021, sebuah Kereta Luar Biasa (KLB) KRL JR 205-144F yang hendak masuk & stabling di jalur 3 Stasiun Sudimara (dari arah Stasiun Serpong) tiba-tiba mengalami anjlok setelah melewati wesel & perlintasan KA, kejadian ini terjadi pada pukul 12.30. Akibat hal ini, perjalanan-perjalanan KRL reguler pun mengalami gangguan, & jalan di perlintasan KA Sudimara tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena terhalang rangkaian KRL yang anjlok.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ "SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal". detiknews. Diakses tanggal 2017-10-18. 
  5. ^ Nailufar, Nibras Nada (7 Agustus 2017). "'Underpass' di Stasiun Sudimara dan Pondok Ranji Mulai Dioperasikan". Diakses tanggal 19 Oktober 2017. 
  6. ^ "Trayek Angkot". About Tangerang. Diakses tanggal 18 Oktober 2017. 

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Merak–Tanah Abang".


6°17′48″S 106°42′46″E / 6.296722°S 106.7128015°E / -6.296722; 106.7128015{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman