Stasiun Depok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Depok
KAI Commuter
B21

Tampak depan Stasiun Depok, 2022
Nama lainStasiun Depok Lama
Lokasi
Koordinat6°24′15.92″S 106°49′1.51″E / 6.4044222°S 106.8170861°E / -6.4044222; 106.8170861Koordinat: 6°24′15.92″S 106°49′1.51″E / 6.4044222°S 106.8170861°E / -6.4044222; 106.8170861
Ketinggian+93 m
Operator
Letak
km 32+684 lintas Jakarta-Manggarai-Bogor/Nambo[1]
Jumlah peronDua peron pulau yang tinggi
Jumlah jalur4 (jalur 1 dan 4: sepur lurus)
LayananCommuter Line Bogor
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka31 Januari 1873
Elektrifikasi1 Mei 1930
Perusahaan awalNederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Depok Baru
ke arah Jakarta Kota
Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Bogor
Citayam
ke arah Bogor
Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Nambo
Citayam
ke arah Nambo
Fasilitas dan teknis
FasilitasTangga naik/turun Mesin tiket Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Jalur difabel Ruang menyusui Pos kesehatan Isi baterai Galeri ATM Parkir 
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Depok (DP) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Jalan Stasiun Depok Lama, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +93 meter ini hanya melayani layanan kereta api komuter Commuter Line dengan jarak 32,5 km arah selatan dari Jakarta Kota. Stasiun ini kadang-kadang juga disebut sebagai Depok Lama, untuk membedakannya dengan Depok Baru dan merupakan salah satu stasiun kereta api tertua di wilayah Depok.

Sejak 25 Maret 2021, stasiun ini, bersama Stasiun Bekasi, Tanah Abang, Kranji, Jakarta Kota, Depok Baru, Bojonggede, Citayam, Parungpanjang, dan Angke resmi menghapus penjualan kartu single-trip untuk KRL Commuter Line.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Emplasemen Stasiun Depok eks-NIS. Masih menampakkan ciri-ciri NIS seperti pintu berbentuk busur yang mirip dengan Stasiun Salem di Gemolong, Sragen

Pada abad ke-17 hingga ke-18, Depok merupakan wilayah kawedanan sekaligus perkebunan yang didirikan oleh tuan tanah Cornelis Chastelein.[4] Hingga abad ke-19 kota yang dibangun Chastelein terus berkembang. Mengingat kebutuhan akan pengangkutan perkebunan dan penumpang semakin meningkat, pada akhir dekade 1860-an dibangunlah jalur kereta api Batavia–Buitenzorg oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, perusahaan kereta api rel berat pertama di Hindia Belanda.

Stasiun ini dibuka oleh NIS bersamaan dengan pembukaan segmen terakhir, Meester Cornelis N.I.S.Buitenzorg pada tanggal 31 Januari 1873.[5] Tidak seperti lintas Samarang–Vorstenlanden yang menggunakan lebar sepur 1.435 mm, NIS justru menggunakan sepur 1.067 mm untuk lintas ini.[6] Pada tanggal 1 November 1913, Staatsspoorwegen resmi membeli aset NIS di jalur tersebut dan mengembangkan stasiun ini.[7]

Sehubungan dengan pengembangan pelayanan SS, kereta rel listrik dan lokomotif listrik mulai dijalankan di lintas Tandjongpriok (Tanjung Priuk)–Batavia–Buitenzorg serta Tandjongpriok–Meester Cornelis (Jatinegara). Untuk mewujudkan hal tersebut, SS membangun tiang listrik aliran atas di sepanjang jalur-jalur tersebut, dan pada 6 April 1925, KRL mulai beroperasi bersamaan dengan peringatan 50 tahun SS berkarya di tanah Jawa.[8]

Kondisi Stasiun Depok, 2014

Stasiun Depok yang lama kini sudah dibongkar karena dampak pembangunan jalur ganda Jakarta Kota–Depok yang telah disusun rencananya sejak 1981 dan mulai dibangun sepanjang dekade 1980-an, sepaket dengan jalur ganda layang Jakarta Kota–Manggarai.[9] Terkait dengan tabrakan KRL Ratu Jaya 1993, dilakukan percepatan pembangunan jalur ganda untuk segmen Depok–Bogor kemudian diresmikan pada tanggal 17 September 1996.[10]

Tata letak[sunting | sunting sumber]

Ke arah selatan dari Stasiun Depok terdapat sebuah depo KRL, yang merupakan terbesar di Asia Tenggara. Kini stasiun ini memiliki empat jalur untuk mempercepat perjalanan KRL Commuter Line dari Bogor dan untuk tempat pemberhentian akhir kereta tujuan Depok. Stasiun Depok Lama mempunyai keunikan tersendiri. Jika pada umumnya stasiun-stasiun yang memiliki 4 jalur seperti Stasiun Gambir, Manggarai Atas, Tambun, Pasar Minggu Lama, dan Cakung jalur 2 dan 3 yang menjadi sepur lurus, maka di Stasiun Depok Lama jalur 1 dan 4-nyalah yang merupakan sepur lurus.

B21

G Bangunan utama stasiun
P

Lantai peron

Jalur 1 (Depok Baru)      Commuter Line Bogor menuju Jakarta Kota
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan kereta di jalur 1, atau kanan kedatangan kereta di jalur 2
Jalur 2 (Depok Baru)      Commuter Line Bogor dari dan menuju Jakarta Kota dan menuju Bogor/Nambo (Citayam)
Jalur 3 (Depok Baru)      Commuter Line Bogor dari dan menuju Jakarta Kota dan menuju Bogor/Nambo (Citayam)
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 3, atau kiri kedatangan kereta di jalur 4
Jalur 4      Commuter Line Bogor menuju Bogor/Nambo (Citayam)
G Pintu dan loket barat

Layanan kereta api[sunting | sunting sumber]

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Commuter Line Bogor Bogor
Depok
Nambo (sebagian jadwal)
Jakarta Kota

Insiden[sunting | sunting sumber]

  • Pada tanggal 25 Juli 2013, sebuah KRL Commuter Line terbakar di Stasiun Depok Lama, pukul 09.14 WIB. Diduga diakibatkan gangguan pada kompresor.[11]
  • Pada tanggal 05 Desember 2018, sebuah KRL Commuter Line mengeluarkan asap tebal berwarna putih. Tidak ada korban jiwa, namun menyebabkan kepanikan penumpang. Akibatnya, penumpang harus dialihkan dan armadanya langsung dibawa ke Depo KRL Depok untuk pemeriksaan.[12][13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Anwar, Muhammad Choirul (2021-03-18). Anwar, Muhammad Choirul, ed. "Mulai 25 Maret, 10 Stasiun KRL Ini Tak Layani Tiket Harian Berjaminan". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-08-07. 
  4. ^ "Cornelis Chastelein; Tuan Tanah Baik Hati Pembangun Depok". Republika Online. 2019-07-15. Diakses tanggal 2020-06-06. 
  5. ^ Burgerlijke Openbare Werken (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij. 
  6. ^ Poolman, W. Verslag van den raad van beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij...28sten Junij 1870. Amsterdam: C.A. Spin & Zoon. 
  7. ^ Regeerings-almanak voor de Nederlandsch-Indië. Weltevreden: Landsdrukkerij. 1922. 
  8. ^ Reitsma, S.A. (1925). Gedenkboek der staatspoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië, 1875-1925. Weltevreden: Topografische Inrichting. 
  9. ^ Sejarah Penataan Kereta Commuter Line. I. Jakarta: Tempo Publishing. 2019. ISBN 9786232076143. 
  10. ^ "Merayap Pasti Merebut Kepercayaan". Warta Ekonomi. IX (46-52): 37. 1998. 
  11. ^ Virdhani, Marieska Harya. "KRL Commuter Line Terbakar di Stasiun Depok". Okezone.com. Diakses tanggal 2018-12-06. 
  12. ^ Pradipto, Deodatus (2018-12-05). Pradipto, Deodatus, ed. "KRL Commuter Line Tujuan Bogor Keluarkan Asap di Stasiun Depok, Penumpang Dievakuasi". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-12-06. 
  13. ^ Mardiyansyah, Khafid. "KRL yang Mengeluarkan Asap Sudah Dievakuasi ke Dipo Stasiun Depok". Okezone.com. Diakses tanggal 2018-12-06. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Depok Baru
ke arah Manggarai
Manggarai–Padalarang Pondok Terong
ke arah Padalarang

Koordinat: 6°24′16″S 106°49′02″E / 6.4044236°S 106.8170857°E / -6.4044236; 106.8170857{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman