Lompat ke isi

Stasiun Tonjong Baru

Koordinat: 6°01′53″S 106°07′17″E / 6.0313225°S 106.1214185°E / -6.0313225; 106.1214185
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Tonjong Baru
Kereta Api Indonesia
LM08

Bangunan utama Stasiun Tonjong Baru.
Lokasi
Koordinat6°2′3″S 106°7′17″E / 6.03417°S 106.12139°E / -6.03417; 106.12139
Ketinggian+4 m
Operator
Letak
km 126+558 lintas AngkeTanah Abang
RangkasbitungMerak[1]
Jumlah peron2 (satu peron sisi tinggi dan satu peron pulau rendah)
Jumlah jalur2 (jalur 2: sepur lurus)
LayananCommuter Line Merak
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • TOJB
  • 0108[2]
  • TONJONG
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1 Desember 1900
Ditutup1990-an (lokasi lama)
Nama sebelumnyaTandjong, Tondjong
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Tanggal penting
Dibuka kembali1990-an (lokasi sekarang)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Karangantu Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Cilegon
menuju Merak
Fasilitas dan teknis
FasilitasToilet 
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Tonjong Baru (TOJB) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Tonjong, Kramatwatu, Serang, Banten, dan termasuk stasiun yang letaknya paling barat di Kabupaten Serang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.

Sejarah

Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[4]

Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[4] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899.[5] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[6]

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[7] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Halte Tandjong, yang kemudian berubah nama menjadi Tondjong).[8] Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyeberang ke Lampung.[9]

Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.

Bangunan stasiun yang ada saat ini merupakan stasiun pindahan, dan bukan lokasi asli seperti saat awal dibangun. Bangunan Halte Tondjong yang lama berada di sebelah barat dari stasiun yang saat ini, tepatnya di km 126.558 atau di kolong tol Jakarta-Merak.

Pada awalnya, halte ini bernama Tandjong (TAJ), yang kemudian diubah menjadi Tondjong (TOJ). Halte ini hanya memiliki 1 jalur saja. Pada era 1990-an, Halte Tondjong lama akhirnya dibongkar guna rencana pembangunan terminal peti kemas, lalu digantikan dengan bangunan baru dan statusnya yang berubah menjadi stasiun. Bangunan Halte Tondjong lama kini sudah hilang tak berbekas.

Dahulu, pada petak antara Halte Tandjong dan Stasiun Tjilegon (Cilegon) terdapat Halte Pangampelan (Serdang),[8] sedangkan pada petak yang menuju ke Stasiun Karangantoe (Karangantu) terdapat Halte Banten.[8] Halte-halte tersebut kini sudah tidak aktif lagi.

Pada tahun 2001, sempat dijalankan kereta api angkutan peti kemas dari Pelabuhan Bojonegara hingga ke Stasiun Kalimas. Untuk keperluan angkutan ini, dibuatlah sebuah percabangan jalur dari Stasiun Tonjong Baru yang mengarah ke Pelabuhan Bojonegara. Perjalanan kereta api ini memakan waktu tempuh 28 jam 43 menit, hampir menyamai KA Baja Satwa relasi Cilegon-Kalimas pada saat itu yang memakan waktu tempuh 29 jam. Kereta api peti kemas Bojonegara-Kalimas hanya bertahan selama 2-3 tahun saja, sampai akhirnya relasinya dipotong menjadi Kalimas-Sungai Lagoa. Bekas percabangan jalur dari Stasiun Tonjong Baru yang mengarah ke Pelabuhan Bojonegara pun tidak digunakan lagi, hingga kemudian dibongkar.

Bangunan dan tata letak

Stasiun Tonjong Baru hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Terdapat lahan bekas jalur 3 yang sebelumnya berfungsi sebagai sepur badug dan sepur simpan, serta jalur 3 ini terhubung ke jalur cabang yang mengarah ke Pelabuhan Bojonegara. Stasiun ini terletak di daerah yang cukup terpencil, yaitu di tengah hamparan ladang.

Stasiun ini dilengkapi dengan peron tinggi untuk memudahkan aktivitas naik dan turun penumpang, peron tinggi ini dibangun bersamaan dengan proyek revitalisasi rel KA lintas Rangkasbitung-Merak pada tahun 2021.

Layanan kereta api

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Rangkasbitung Merak

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Anne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij. 
  5. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  6. ^ Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co. 
  7. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  8. ^ a b c Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10. 
  9. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Merak–Tanah Abang".

6°01′53″S 106°07′17″E / 6.0313225°S 106.1214185°E / -6.0313225; 106.1214185{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman