Jusuf Kalla
Muhammad Jusuf Kalla | |
---|---|
Berkas:Wapres Jusuf Kalla.jpg | |
[[Wakil Presiden Indonesia]] 12 | |
Mulai menjabat 20 Oktober 2014 | |
Presiden | Joko Widodo |
Pengganti Petahana | |
[[Ketua Umum Palang Merah Indonesia]] 12 | |
Mulai menjabat 22 Desember 2009 | |
Pengganti Petahana | |
[[Wakil Presiden Indonesia]] 10 | |
Masa jabatan 20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 12 | |
Masa jabatan 9 Agustus 2001 – 22 April 2004 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri |
Menteri Perdagangan Republik Indonesia 27 | |
Masa jabatan 26 Oktober 1999 – 24 Agustus 2000 | |
Presiden | Abdurahman Wahid |
[[Ketua Umum Partai Golkar]] 8 | |
Masa jabatan 9 Oktober 2004 – 9 Oktober 2009 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 15 Mei 1942 Watampone, Sulawesi Selatan, Masa Pendudukan Jepang |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Berkas:Logo GOLKAR.jpg Partai Golongan Karya |
Suami/istri | Mufidah Miad Saad |
Profesi | Pengusaha |
Tanda tangan | Berkas:Tanda Tangan Jusuf Kalla.png |
Situs web | www |
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla atau sering ditulis Jusuf Kalla saja atau JK (lahir 15 Mei 1942) adalah Wakil Presiden Indonesia yang menjabat sejak 20 Oktober 2014. JK pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pada periode 2004–2009 dan Ketua Umum Partai Golongan Karya pada periode yang sama. JK menjadi capres bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura.
Pada 19 Mei 2014, JK secara resmi dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo dalam deklarasi pasangan capres-cawapres Jokowi-JK, di Gedung Joang '45, Jakarta Pusat. Pasangan ini diusung oleh lima partai yaitu PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, dan PKPI.[1][2]
Kehidupan awal
Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group.[3] Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.
Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960 - 1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.
Pengusaha
Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.
Karier Politik
Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.
Ia menjabat sebagai ketua umumGolongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.
Melalui Munas Palang Merah Indonesia XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia periode 2009-2014 dan terpilih untuk kedua kalinya pada Munas XX untuk periode 2014-2019[4]. Selain itu ia juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 2012-2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta.
Kehidupan pribadi
Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Miad Saad, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sepuluh orang cucu.
Pada tanggal 10 September 2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar.[5]
Pendidikan
- Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (1967)
- The European Institute of Business Administration, Perancis (1977)
Menjelang Pemilu Presiden 2009
Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi dengan Partai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasi Komisi Pemilihan Umum.
Pemilihan Presiden 2014 dan Wapres Periode II
Jusuf Kalla digandeng calon presiden Joko Widodo dalam ajang Pemilihan Presiden 2014. Pasangan ini kemudian dalam pengundian mendapat nomor urut dua dan mempunyai tagline populer, "Salam Dua Jari". Oleh Komisi Pemilihan Umum, tanggal 22 Juli 2014 atau enam hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Jokowi-JK memenangkan pilpres namun ditolak oleh kubu Prabowo-Hatta yang kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi.
Serangkaian sidang di MK ternyata menolak permohonan kubu Prabowo-Hatta dan secara hukum menguatkan legitimasi Jokowi-JK selaku presiden dan wapres terpilih periode 2014-2019. JK dilantik sebagai wapres pada 20 Oktober 2014. Seiring dengan pelantikannya tersebut, ia adalah wakil presiden pertama yang terpilih untuk dua kali masa jabatan melalui pemilihan umum. Masa jabatan pertama dilaluinya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009.
Referensi
- ^ Kompas: Jusuf Kalla Siap Mendampingi Jokowi
- ^ Kompas: Cawapres Saya Jusuf Kalla
- ^ Tokoh Indonesia: Biografi Jusuf Kalla
- ^ JK Terpilih Lagi Jadi Ketum PMI
- ^ Harian Surya edisi Minggu, 11 September 2011. Kallanomics Antar JK Raih Gelar Doktor HC.
Pranala luar
- (Indonesia) "Arsitek Pemulihan Ekonomi" Bio Jusuf Kalla di Ensiklopedi Tokoh Indonesia
- (Indonesia) Profile Jusuf Kalla di Pemiluindonesia.com
- (Indonesia) Blog Jusuf Kalla di Kompasiana
- (Indonesia) Jusuf Kalla di Konvesi Capres Demokrat
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Boediono |
Wakil Presiden Indonesia 20 Oktober 2014–sekarang |
Petahana |
Didahului oleh: Hamzah Haz |
Wakil Presiden Indonesia 20 Oktober 2004 - 20 Oktober 2009 |
Diteruskan oleh: Boediono |
Didahului oleh: Basri Hasanuddin |
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat 2001 – 2004 |
Diteruskan oleh: Abdul Malik Fadjar |
Didahului oleh: Rahardi Ramelan |
Menteri Perindustrian dan Perdagangan 1999 – 2000 |
Diteruskan oleh: Luhut Binsar Panjaitan |
Jabatan partai politik | ||
Didahului oleh: Akbar Tandjung |
Ketua Umum Partai Golkar 9 Oktober 2004 – 9 Oktober 2009 |
Diteruskan oleh: Aburizal Bakrie |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Rahardi Ramelan |
Kepala Bulog 1999 – 2000 |
Diteruskan oleh: Rizal Ramli |
Jabatan lain | ||
Didahului oleh: Mar'ie Muhammad |
Ketua Umum Palang Merah Indonesia 22 Desember 2009–sekarang |
Petahana |