Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur
Cililitan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | ||||
Kota Administrasi | Jakarta Timur | ||||
Kecamatan | Kramat Jati | ||||
Kodepos | 13640 | ||||
Kode Kemendagri | 31.75.04.1006 | ||||
Kode BPS | 3172050006 | ||||
Luas | 1,76 km² | ||||
Jumlah penduduk | 50.730 jiwa (sensus 2020) | ||||
Kepadatan | 28.776,97 jiwa/km² | ||||
Jumlah RT | 130 | ||||
Jumlah RW | 16 | ||||
Jumlah KK | 16.890 | ||||
|
Cililitan adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Kramat Jati, Kota Administrasi Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Kelurahan ini merupakan pemekaran dari Kelurahan Cawang pada 29 Juli 1986. Kelurahan Cililitan memiliki luas 1,76 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 50.730 jiwa pada sensus 2020.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama Cililitan diambil dari nama salah satu anak sungai Cipinang. Dewasa ini anak sungai tersebut sudah tidak ada lagi bekas – bekasnya. Kata ci, adalah bahasa Sunda, mengandung arti air sungai. Lilitan - lengkapnya lilitan – kutu, adalah nama semacam perdu yang bahasa ilmiahnya Pipturus velutinus Wedd., termasuk famili Urticeae (Fillet 1888:201).
Pada pertengahan abad ke-17 kawasan Cililitan merupakan bagian dari tanah partikelir Tandjoeng Oost, ketika masih dimiliki oleh Pieter van der Velde (De Haan 1910:50). Kemudian beberapa kali berpindah pindah tangan sampai diganti namanya menjadi Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Lapangan udara tersebut biasa disebut Lapangan Udara (vliegeld) Cililitan.[1]
Kelurahan Cililitan merupakan pemekaran dari Kelurahan Cawang pada 29 Juli 1986. Kelurahan ini dibentuk sesuai SK Gubernur KDKI Jakarta nomor 1251 tahun 1986 tanggal 29 Juli 1986 tentang pemecahan, penyatuan, perubahan nama yang kembar/sama, penetapan batas dan luas wilayah.[2]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Kelurahan Cililitan memiliki luas 1,76 km2 yang diairi oleh Sungai Ciliwung serta anak sungai dari sungai tersebut. Daerah sekitar kedua sungai ini kerap terendam banjir ketika curah hujan tinggi.[3] Wilayah Cililitan dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu Cililitan Kecil, Cililitan Besar, dan Condet. Wilayah tersebut dipisahkan oleh percabangan tiga jalan protokol yaitu Jalan Raya Bogor, Dewi Sartika, dan Mayjen Sutoyo.[1] Kelurahan Cililitan terbagi atas 16 Rukun Warga dan 130 rukun tetangga.[4]
Kelurahan ini berbatasan dengan:
- Kelurahan Cawang di sebelah utara,
- Kali Ciliwung di sebelah barat,
- Jalan Tol Jagorawi di sebelah timur dan
- Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan Kramat Jati di sebelah selatan.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk sebanyak 50.730 jiwa serta 16.890 keluarga.[5] Jumlah penduduk meningkat 8.819 jiwa antara tahun 2010 dan 2020.[6] Kepadatan penduduk kelurahan ini adalah 28.776,97 jiwa per km2.[5]
Persentasi penduduk berdasarkan agama yang dianut adalah Islam (86.14%), Protestan (11.30%), Katolik (2.23%), Budha (0.28%), Hindu (0.035%), sementara Konghucu (0.0%).[5] Salah satu masjid besar yang merupakan masjid tertua di Jakarta Timur, Masjid Al-Hawi terletak di kelurahan ini.[7] Sedangkan, gereja terbesar di kelurahan ini adalah Gereja Santo Robertus Bellarminus.[8]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Terdapat tiga sekolah dasar negeri (SDN Cililitan 01 Pagi, SDN Cililitan 02, SDN Cililitan 03 Pagi) dan 6 sekolah dasar swasta (MI Al-Qur'an Al-Hayah, MIS Asy Syuhada, SD Tunas Muda Islam, SDIT Mambaul-Ula, SDIT As-Sa'adah, SDS Kresna), dengan lima diantaranya adalah sekolah Islam. Sebelumnya, terdapat empat sekolah dasar negeri, namun SDN Cililitan 04 Pagi digabungkan menjadi satu sekolah dengan SDN Cililitan 02.[9]
Pada jenjang sekolah menengah, hanya terdapat dua SMP yaitu MTSS As-Sa'adah dan SMP Trampil yang keduanya berstatus sekolah swasta.[10] Sedangkan, untuk SMA terdapat dua sekolah, masing-masing SMA Negeri 14 Jakarta dan SMA Swasta Trampil 2 Jakarta.[11]
STIE Pengembangan Bisnis Dan Manajemen dan STBA Pertiwi Indonesia adalah dua pendidikan tinggi yang terletak di Kelurahan Cililitan.[12][13]
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Kelurahan Cililitan dilintasi oleh tiga jalan protokol, Jalan Raya Bogor menuju arah Depok dan Bogor, Jalan Dewi Sartika menuju arah Senen dan Ancol, serta Jalan Mayjen Sutoyo menuju arah Cempaka Putih dan Tanjung Priok.[1] Persimpangan antara tiga jalan protokol tersebut ditambah satu Jalan Cililitan Besar menuju Halim Perdana Kusuma tercatat rawan macet di jam pulang kantor.[14][15]
Kelurahan Cililitan dulunya memiliki sebuah terminal penting bernama Terminal Bus Cililitan. Terminal tersebut kemudian dibangun menjadi sebuah pusat perbelanjaan Pusat Grosir Cililitan dan kemudian dipindahkan ke bagian bawah gedung dengan hanya melayani beberapa transportasi bus kota.[1] Sejak tahun 2007, PGC menjadi pusat perbelanjaan pertama yang tersambung dengan halte Transjakarta serta menjadi halte pertama sejak tahun 2009 yang mempunyai halte Transjakarta yang berada di dalam gedung. Terdapat tiga halte Transjakarta di Kelurahan Cililitan, dua diantaranya terletak di PGC yaitu Halte PGC 1 (koridor 7) dan PGC 2 (koridor 10), satu lainnya adalah halte BKN yang terletak di depan gedung Badan Kepegawaian Negara.
Trayek bus kota dari Terminal Bus Cililitan
[sunting | sunting sumber]Keakuratan fakta pada bagian ini dipertanyakan karena informasi yang terkandung di dalamnya sudah kedaluwarsa. |
- KWK T1 Cililitan-Setu (via Raya Pondok Gede - Raya Hankam), sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-108 Kramat Jati - Bambu Apus PP)
- KWK T2 Cililitan-Setu (via Ceger - Cilangkap), (sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-36)
- KWK T3 Cililitan-Munjul (sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-98 Kampung Rambutan - Munjul PP)
- KWK T4 Cililitan-Ujung Aspal (via Hankam - Kampung Rambutan)
- KWK T5 Cililitan-Setu (via Raya Pondok Gede - Lubang Buaya) (Sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-19 Pinang Ranti - Kampung Rambutan via Setu, perbatasan Jatiwarna Bekasi)
- KWK T6 Cililitan-Kampung Rambutan (via Kamp. Serdang - Kamp. Tengah)
- KWK T7 Cililitan-Condet (via Balekambang) (sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-16)
- KWK T8 Cililitan-Kampung Rambutan (via Kp. Dukuh) (sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-71 Pinang Ranti - Kampung Rambutan via Kp.Dukuh)
- KWK T9 Cililitan-Kalisari (via Pekayon - Raya Bogor - Kalisari) (sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-25 Kampung Rambutan - Kalisari PP)
- KWK T10 Cililitan-Chandra (via Raya Pondok Gede - Lubang Buaya - Rawa Binong - Pagelaran)
- KWK T11 Cililitan-Mekarsari
- KWK T12 Cililitan-Kampung Rambutan (via Ciracas) (sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-72)
- KWK T13 Cililitan-Taman Bunga
- KWK T14 Cililitan-Setu (via Raya Bogor - Ciracas - Cilangkap)
- KWK T15 Cililitan-Cilangkap (via Raya Bogor - Cibubur)
- KWK T15A Cililitan-Cilangkap (via Tol Jagorawi)
- KWK T16 Cililitan-Jambore sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-73 Kampung Rambutan - Jambore PP.
- KWK T17 Cililitan-Pintu II TMII
- Mikrolet M04 Cililitan-Rawa Sari
- Mikrolet M06 Kampung Melayu-Gandaria (via Dewi Sartika - Cililitan)
- Mikrolet M06A Jatinegara-Gandaria (via UKI - Cililitan)
- Mikrolet M19 Cililitan-Kranji
- Mikrolet M28 Kampung Melayu-Pondok Gede (via Dewi Sartika - Cililitan - Kramat Jati - Tamini Square - Pinang Ranti)
- Mikrolet M29 Cililitan-Perumnas Klender
- Koasi Kota Bekasi K58 Cililitan-Kalimalang
- Trans Halim Cililitan-Bandar Udara Halim Perdanakusuma (sekarang menjadi rute Mikrotrans Transjakarta JAK-21 Cililitan - Bandar Udara Halim Perdanakusuma - Dwikora PP.)
- PPD P02 Cililitan-Kota (sekarang menjadi rute Transjakarta 5C PGC - Monas PP)
- PPD 41 Cililitan-Pancoran
- PPD 41A Cililitan-Senen (sekarang menjadi rute Transjakarta rute 5D PGC 1 - Ancol PP.)
- PPD 43 Cililitan-Tanjung Priok
- PPD 45 Cililitan-Blok M
- Metromini T58 Cililitan-Klender
- Agra Mas Cililitan-Bandara Soekarno Hatta
- Transjakarta Koridor 7, Koridor 9 (PGC 1) dan Koridor 10 (PGC 2).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Agus, Rustam (22 September 2016). Abdullah, Nurudin, ed. "JAKARTA TEMPO DOELOE: Inilah Asal Usul Nama Cililitan Jakarta Timur". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2022. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ Keputusan Gubernur Nomor 1227 Tahun 1989 Diarsipkan 2022-01-14 di Wayback Machine.. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ "Cililitan dan Kalibata Terendam Banjir, Warga Mengungsi di Pinggir Jalan". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2022. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ "Data Jumlah Rukun Tetangga Rukun Warga per Kelurahan Tahun 2019". data.jakarta.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2022. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ Penduduk Indonesia Menurut Desa Hasil Sensus Penduduk 2010. Diakses tanggal 22 Januari 2022.
- ^ Azizah, Nur (2 Juni 2017). "Wisata Religi di Condet". Medcom.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2022. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ Putra, Donatus Fernanda (23 Desember 2014). "Bersatunya Gereja dan Warga Muslim di Kramat Jati". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2022. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ "Daftar Sekolah Dasar di Kecamatan Kramat Jati". Data Referensi Kemendikbud. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ "Daftar Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Kramat Jati". Data Referensi Kemendikbud. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ "Daftar Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Kramat Jati". Data Referensi Kemendikbud. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ "Profil STIE Pengembangan Bisnis Dan Manajemen". Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ "Profil Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Indonesia". Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ Khoemaeni, Syamsul Anwar (27 Juni 2016). "Pulang Jam Kerja, Lalu Lintas di Depan PGC Semrawut". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2022. Diakses tanggal 13 Januari 2022.
- ^ TNR, Yandi M rofiyandi, ed. (10 Januari 2014). "Ini Titik Kemacetan Menuju Halim". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Januari 2022. Diakses tanggal 13 Januari 2022.