Lompat ke isi

1 Tawarikh 12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Februari 2020 18.56 oleh JThorneBOT (bicara | kontrib) (top: clean up, replaced: Nevi'imKetuvim using AWB)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
1 Tawarikh 12
Kitab Tawarikh (Kitab 1 & 2 Tawarikh) lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab 1 Tawarikh
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
13

1 Tawarikh 12 (atau I Tawarikh 12, disingkat 1Taw 12) adalah bagian dari Kitab 1 Tawarikh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1][2]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi kurang lebih pada tahun ke-1 sampai tahun ke-8 pemerintahan raja Daud, sekitar tahun 1000 SM.

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Lalu Roh menguasai Amasai, kepala ketiga puluh orang itu: Kami ini bagimu, hai Daud, dan pada pihakmu, hai anak Isai! Sejahtera, sejahtera bagimu dan sejahtera bagi penolongmu, sebab yang menolong engkau ialah Allahmu! Kemudian Daud menyambut mereka dan mengangkat mereka menjadi kepala pasukan.[3]

Di bawah perjanjian yang lama, Roh Kudus melengkapi orang-orang tertentu dengan kuasa dan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka (misalnya Keluaran 31:1–5; Hakim–hakim 3:10; 6:34; Hakim–hakim 11:29; 13:25; 1 Samuel 10:10; 11:6; 16:13). Dalam kasus Amasai, yang diberikan adalah karunia ilham kenabian. Di bawah perjanjian baru, Yesus berjanji bahwa semua pengikut-Nya akan "menerima kuasa apabila Roh Kudus turun atas mereka" (Kisah Para Rasul 1:8; perwujudan di Kisah Para Rasul 2:4).[4]

Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka.[5]

Menurut hikmat tertinggi Allah, Ia mempunyai musim dan saat untuk semua maksud-Nya dan untuk penggenapan semua janji-Nya (Pengkhotbah 3:1). Orang melihat ini dalam alam dan juga dalam kerajaan-Nya di mana ada saat-saat tertentu (Mazmur 102:14) dan musim-musim perubahan (Yesaya 43:18–19) yang sangat penting bagi kesinambungan maksud penebusan-Nya.

  1. Alkitab berkali-kali menyatakan bagaimana umat Allah berulang kali buta terhadap apa yang sedang atau akan dilakukan oleh-Nya. Israel secara keseluruhan buta dan tidak mengetahui ketika "sudah genap waktunya" dan Allah mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, menjadi Mesias mereka. Demikian pula, terlalu sering gereja tidak tahu atau tidak memahami kapan Allah sedang menggenapi aspek tertentu dari maksud-Nya.
  2. Orang-orang Isakhar disebutkan secara khusus di dalam Alkitab karena, di antara kedua belas suku Israel, merekalah yang memahami saat-saat yang baik dan mengetahui apa yang sedang dilaksanakan Allah ketika menetapkan Daud atas takhta sebagai orang yang diurapi oleh-Nya. Memahami masa-masa dan musim-musim Allah adalah penting supaya bekerja sama dengan Allah dalam tindakan yang mempunyai maksud tertentu serta merangkul atau memelihara penglihatan yang diberi Allah pada masa-masa perubahan.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ 1 Tawarikh 12:18
  4. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ 1 Tawarikh 12:32

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]