Daftar wakil presiden Indonesia
Artikel ini adalah bagian dari seri |
Politik dan ketatanegaraan Indonesia |
---|
Pemerintahan pusat |
Pemerintahan daerah |
Politik praktis |
Kebijakan luar negeri |
Wakil Presiden Republik Indonesia adalah orang yang paling berpengaruh dan memegang kekuatan terbesar kedua setelah Presiden di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wakil Presiden merupakan garis pertama dalam pewarisan kekuasaan Presiden. Pembentukan Wakil Presiden ditetapkan pada 1945 dengan dasar Undang-Undang Dasar 1945 yang dirumuskan sebelumnya oleh Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Wakil Presiden pertama Indonesia adalah Mohammad Hatta yang ditetapkan bersama dengan pengangkatan Soekarno sebagai Presiden pertama Indonesia pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia.
Jabatan wakil presiden di Indonesia pernah mengalami kekosongan yaitu sejak tahun 1949 sampai dengan 1967 semasa pemerintahan Soekarno. Setelah itu, kala Soeharto diangkat sebagai pejabat presiden, tahun 1967 sampai dengan 1968, termasuk ketika secara definitif menjabat sebagai presiden (1973), jabatan ini juga kosong. Jabatan wakil presiden baru terisi kembali pada waktu Hamengkubuwana IX mendampingi Soeharto pada tahun, mulai 24 Maret 1973. Tercatat, selama Soeharto memimpin Indonesia, ada enam wakil presiden yang mendampingi. Kekosongan pasca-Soeharto pernah terjadi ketika B. J. Habibie menggantikannya pada tahun 1998. B. J. Habibie dan Megawati Soekarnoputri merupakan dua wakil presiden yang akhirnya menjabat sebagai presiden. Sedangkan Jusuf Kalla, satu-satunya wakil presiden yang mendampingi dua presiden, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono pada periode 2004–2009 dan Joko Widodo pada periode 2014–2019. Jabatan ini kini dipegang oleh Ma'ruf Amin.
Daftar
Wakil Presiden | Mulai menjabat | Selesai menjabat | Partai | Presiden | Periode | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Mohammad Hatta[1] | 18 Agustus 1945 | 13 Juli 1949 | Nonpartisan | Soekarno | 1 | ||
Lowong | 19 Desember 1948 | 13 Juli 1949 | - | Syafruddin Prawiranegara (Ketua PDRI) | ||||
Mohammad Hatta | 13 Juli 1949 | 27 Desember 1949 | Nonpartisan | Soekarno | ||||
Lowong | 27 Desember 1949 | 15 Agustus 1950 | - | Soekarno (Presiden RIS) | ||||
Assaat (Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI) | ||||||||
Mohammad Hatta | 15 Agustus 1950 | 1 Desember 1956 | Nonpartisan | Soekarno | ||||
- | Lowong[a] | 1 Desember 1956 | 22 Februari 1967 | - | ||||
22 Februari 1967 | 27 Maret 1968 | Soeharto (Pejabat Presiden RI) | ||||||
27 Maret 1968 | 24 Maret 1973 | Soeharto | 2 | |||||
2 | Hamengkubuwana IX[2] | 24 Maret 1973 | 23 Maret 1978 | Nonpartisan | 3 | |||
3 | Adam Malik[3] | 23 Maret 1978 | 11 Maret 1983 | Golongan Karya | 4 | |||
4 | Umar Wirahadikusumah[4] | 11 Maret 1983 | 11 Maret 1988 | Golongan Karya | 5 | |||
5 | Soedharmono[5] | 11 Maret 1988 | 11 Maret 1993 | Golongan Karya | 6 | |||
6 | Try Sutrisno[6] | 11 Maret 1993 | 11 Maret 1998 | Golongan Karya | 7 | |||
7 | B. J. Habibie[7] | 11 Maret 1998 | 21 Mei 1998 | Golongan Karya | 8 | |||
- | Lowong[b] | 21 Mei 1998 | 21 Oktober 1999 | - | B. J. Habibie | |||
8 | Megawati Soekarnoputri | 21 Oktober 1999 | 23 Juli 2001 | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | Abdurrahman Wahid | 9 | ||
9 | Hamzah Haz | 26 Juli 2001 | 20 Oktober 2004 | Partai Persatuan Pembangunan | Megawati Soekarnoputri | |||
10 | Jusuf Kalla[c] | 20 Oktober 2004 | 20 Oktober 2009 | Partai Golongan Karya | Susilo Bambang Yudhoyono | 10 | ||
11 | Boediono | 20 Oktober 2009 | 20 Oktober 2014 | Nonpartisan | 11 | |||
12 | Jusuf Kalla[d] | 20 Oktober 2014 | 20 Oktober 2019 | Partai Golongan Karya | Joko Widodo | 12 | ||
13 | Ma'ruf Amin | 20 Oktober 2019 | Petahana | Nonpartisan | 13 |
- Legenda
Mantan Wakil Presiden yang masih hidup
Per Oktober 2019, hanya terdapat 5 mantan Wakil Presiden Indonesia yang masih hidup. Kematian terakhir mantan wakil presiden adalah B. J. Habibie yang meninggal pada 11 September 2019 (umur 83 tahun).
-
Try Sutrisno
(1993–1998)
19 November 1935 -
Megawati Soekarnoputri
(1999–2001)
23 Januari 1947 -
Hamzah Haz
(2001–2004)
15 Februari 1940 -
Jusuf Kalla
(2004–2009,
2014–2019)
15 Mei 1942 -
Boediono
(2009–2014)
25 Februari 1943
Catatan
- ^ Jabatan Wakil Presiden Indonesia lowong pada 1956 ketika Hatta mengundurkan diri dari jabatannya karena selisih pendapat dengan Presiden Soekarno. Pada masa pemerintahan Soekarno, jabatan kedua tertinggi di Indonesia adalah perdana menteri (PM), dan setelah turunnya PM Djuanda dan beralihnya Indonesia ke sistem kabinet presidensial pada 1959, yang ada hanyalah jabatan wakil perdana menteri (Waperdam). Jabatan ini baru diisi kembali ketika Orde Baru berkuasa dengan diangkatnya Hamengkubuwana IX sebagai wakil presiden pada 1973.
- ^ Jabatan Wakil Presiden Indonesia lowong pada 1998 ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri dan kemudian digantikan oleh Wapres B. J. Habibie. Karena UUD 1945 (sebelum diamendemen) tidak menjelaskan tentang kekosongan jabatan wapres, maka jabatan ini tetap dikosongkan. Jabatan ini baru diisi kembali ketika Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai wapres mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999.
- ^ Masa jabatan pertama
- ^ Masa jabatan kedua
Referensi
- Spesifik
- ^ Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia, Departemen Sosial RI Online, Januari 2010. Diakses 26 Agustus 2012.
- ^ (Indonesia) Tokoh Indonesia: "Bangsawan yang Demokratis" Bio Sri Sultan HB IX di Ensiklopedi Tokoh Indonesia
- ^ Depsos: Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia, Departemen Sosial RI Online, Januari 2010. Diakses 26 Agustus 2012.
- ^ Djarot, Eros. Siapa Sebenarnya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Para Pelaku Sejarah G-30-S PKI (dalam bahasa Indonesian) (edisi ke-1st). Tangerang: PT Agromedia Pustaka. hlm. 19.
- ^ (Indonesia) Tokoh Indonesia: "Bangkit Bersama Pak Harto" Bio Sudharmono di Ensiklopedi Tokoh Indonesia
- ^ "Try Sutrisno". pdat.co.id.
- ^ Taufik Rachman (10 April 2014). "Universitas BJ Habibie, Nama Baru Universitas Negeri Gorontalo". Republika.co.id. Diakses tanggal 10 April 2014.
- Utama
- Abdulgani-Knapp, Retnowati (2007), Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President, Singapore: Marshall Cavendish, ISBN 981-261-340-4, OCLC 155758606.
- Cribb, Robert; Kahin, Audrey (2004), Historical Dictionary of Indonesia (edisi ke-2nd), Lanham, Maryland: Scarecrow Press, ISBN 0-8108-4935-6, OCLC 53793487.
- Hughes, John (2002), The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild (edisi ke-3rd), Singapore: Archipelago Press, ISBN 981-4068-65-9, OCLC 52567484.
- McIntyre, Angus (2005), The Indonesian Presidency: The Shift from Personal Toward Constitutional Rule (edisi ke-3rd), Lanham, Maryland: Rowman & Littlefield, ISBN 0-7425-3827-3, OCLC 59137499.
- Suryadinata, Leo (2005), "Indonesia: The Year of a Democratic Election", Southeast Asian Affairs, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2005: 133–149, doi:10.1355/SEAA-05H, ISSN 0377-5437.
- Vickers, Adrian (2005), A History of Modern Indonesia: An Enduring Rivalry, Cambridge: Cambridge University Press, ISBN 0-521-83493-7, OCLC 60794234.
Galeri
-
Perangko Mohammad Hatta saat peringatan 1 abad kelahiran Bung Hatta
-
Uang kertas bergambar Sri Sultan Hamengkubuwono IX
-
Prangko Wakil Presiden Jusuf Kalla
Lihat pula
- Daftar Presiden Indonesia
- Daftar Wakil Presiden Indonesia
- Daftar Perdana Menteri Indonesia
- Daftar Wakil Perdana Menteri Indonesia
- Daftar kabinet Indonesia