Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024
Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2024 | |||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2029 14 Februari 2024 | |||||||||||||||||||||||||||||
Jajak pendapat | |||||||||||||||||||||||||||||
Pemilih terdaftar | 204.807.222 jiwa[1] | ||||||||||||||||||||||||||||
Kandidat | |||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||
|
Artikel ini adalah bagian dari seri |
Politik dan ketatanegaraan Indonesia |
---|
Pemerintahan pusat |
Pemerintahan daerah |
Politik praktis |
Kebijakan luar negeri |
Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2024, disebut juga Pilpres 2024, adalah pemilihan umum kelima di Indonesia yang bertujuan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pemilihan dilakukan untuk menentukan pemangku jabatan presiden dan wakil presiden masa bakti 2024–2029 dan akan dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2024. Pemilihan ini menjadi kontestasi politik untuk memilih presiden baru menggantikan Joko Widodo yang purna tugas dari jabatannya setelah menjabat dua periode sebagai presiden dan tidak dapat mencalonkan diri lagi berdasarkan konstitusi.
Pemilihan umum ini akan dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD di seluruh Indonesia. Sementara pemilihan umum kepala daerah baru akan dilaksanakan pada Rabu 27 November 2024.
Latar belakang
Sejak 2014, pemilihan presiden didominasi oleh dua kandidat calon presiden dan calon wakil presiden. Mereka adalah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung oleh partai-partai pendukung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang mayoritasnya didukung oleh oposisi.[2] Mengulangi kemenangan yang sama, Jokowi yang merupakan rival Prabowo pada 2014 dan 2019 kembali memenangkan pemilu presiden dengan meraih 55,5% suara.[3] Namun, berbeda dengan Pemilu Presiden 2004 dan 2009 yang diikuti oleh lebih dari dua kandidat. Pada 2004, pemilihan presiden diikuti lima kandidat di putaran pertama dengan berbagai latar belakang, di antaranya militer, sipil, ulama hingga mantan presiden dan mantan wakil presiden.[4] Sedangkan di 2009, pemilihan presiden diikuti oleh tiga kandidat yang salah satunya adalah calon petahana Susilo Bambang Yudhoyono.[5]
Presiden Indonesia dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Secara konstitusi yang tertuang dalam Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka Presiden petahana Joko Widodo dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat mengikuti kontestasi politik dalam pemilihan presiden pada 2024. Oleh karenanya, Indonesia mengadakan pemilihan umum secara serentak untuk memilih eksekutif dan legislatif untuk masa bakti 2024–2029. Pemilihan presiden selayaknya digelar sebelum transisi kepemimpinan negara pada 20 Oktober 2024.
Pada pilpres sebelumnya, Joko Widodo terpilih kembali menduduki jabatan yang sama bersama dengan Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya. Kandidat lainnya, Prabowo Subianto oleh Joko Widodo diberi mandat sebagai Menteri Pertahanan pasca rekonsiliasi pada Juli 2019.[6][7] Pertemuan tersebut mengakhiri perseturuan politik antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden, sehingga terjadi dinamika politik dengan bergabungnya Gerindra dan PAN ke Koalisi Indonesia Maju. Ketika perombakan kabinet pada 2020, wakil Prabowo saat pilpres, Sandiaga Uno menyusulnya di kabinet sebagai menteri yang membidangi pariwisata dan ekonomi kreatif.[8]
Pelaksanaan
Masa Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden diatur dalam Pasal 6A dan Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden dilakukan dengan dua putaran apabila pada putaran pertama tidak ada pasangan calon yang memperoleh lebih dari 50% suara dengan sedikitnya 20% suara yang tersebar di lebih dari setengah provinsi di Indonesia. Hingga saat ini, pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden dua putaran hanya pernah terjadi pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2004.
Bakal calon
Kandidat dari Koalisi Indonesia Maju
Prabowo Subianto dicalonkan oleh Partai Gerakan Indonesia Raya sebagai calon presiden pada 12 Agustus 2023.[9] Disusul dua partai anggota KIB dan partai-partai nonparlemen yang menjadi cikal bakal Koalisi Indonesia Maju setelah bubarnya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Partai Kebangkitan Bangsa.[10] Pada 22 Oktober 2023, putra sulung Presiden Joko Widodo yang juga Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden.[11] Ia baru berusia 36 tahun dan baru bisa maju setelah turun putusan Mahkamah Konstitusi pada 16 Oktober 2023 yang membolehkan calon presiden atau wakil presiden berusia di bawah 40 tahun jika pernah atau sedang menjabat gubernur/bupati/wali kota.[12]
Kandidat dari Koalisi Indonesia Maju 2024 | |
---|---|
Prabowo Subianto | Gibran Rakabuming |
Calon Presiden | Calon Wakil Presiden |
Menteri Pertahanan (2019–sekarang) | Wali Kota Surakarta (2021–sekarang) |
45,0% | |
Kampanye | |
Kandidat dari Koalisi Perubahan
Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2014–2016) Anies Baswedan pertama dicalonkan sebagai presiden oleh Partai NasDem.[13] Dia diusung oleh Koalisi Perubahan, yang berisi Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Demokrat. Demokrat lalu hengkang[14] dan mendukung Prabowo Subianto seiring dengan masuknya Partai Kebangkitan Bangsa dari Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo.[15] Masuknya PKB diiringi dengan kesepakatan untuk memasangkan Anies bersama ketua umum mereka, Wakil Ketua DPR RI yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua MPR RI (2018–2019) dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2009–2014) Muhaimin Iskandar.[16]
Kandidat dari Koalisi Perubahan 2024 | |
---|---|
Anies Baswedan | Muhaimin Iskandar |
Calon Presiden | Calon Wakil Presiden |
Gubernur DKI Jakarta (2017–2022) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2014–2016) |
Wakil Ketua DPR RI (1999–2009, 2019–sekarang) Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2009–2014) |
29,0% | |
Kampanye | |
Kandidat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Purna tugasnya Joko Widodo sebagai presiden petahana pada 2024 membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mencari calon presiden penggantinya. Gubernur Jawa Tengah yang juga mantan anggota DPR RI (2004–2013) Ganjar Pranowo lalu dicalonkan sebagai presiden oleh PDI-P.[17] Pencalonannya turut didukung oleh PPP, Partai Perindo, dan Partai Hati Nurani Rakyat. Pada 18 Oktober 2023, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang juga mantan anggota DPR RI (2004–2008) dan Ketua Mahkamah Konstitusi (2008–2013) Mahfud MD diumumkan sebagai calon wakil presiden untuk Ganjar.[18]
Kandidat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2024 | |
---|---|
Ganjar Pranowo | Mahfud MD |
Calon Presiden | Calon Wakil Presiden |
Gubernur Jawa Tengah (2013–2023) Anggota DPR RI (2004–2013) |
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (2019–sekarang) Ketua Mahkamah Konstitusi (2008–2013) |
26,0% | |
Kampanye | |
Partai pengusul calon presiden
Pemilihan presiden menjadi tahap penting dalam sistem politik Indonesia yang melibatkan partai politik nasional dengan perwakilan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengusung satu pasangan calon. Hanya PDI-P yang dapat mengusulkan sepasang kandidat tanpa berkoalisi dengan partai lain, mengingat partai ini memenuhi syarat ambang batas presiden dengan minimal 115 kursi pada pemilu legislatif terdahulu.[19][20] Hal ini tertuang dalam Undang-Undang tentang Pemilihan Umum yang menerangkan bahwa sepasang kandidat diusulkan oleh satu partai maupun sekelompok partai yang memperoleh sedikitnya 20% kursi Dewan Perwakilan Rakyat atau sedikitnya 25% suara nasional pada pemilihan umum sebelumnya.
Beberapa partai politik nonparlemen, baik partai peserta pemilu sebelumnya maupun partai baru pasca 2019, diposisikan sebagai partai pendukung bagi calon presiden pilihan masing-masing partai.[21] Misalnya saja Perindo yang mendeklarasikan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo.[22] Partai tersebut menjadi partai pendukung bagi Ganjar karena tidak memiliki representatif di parlemen. Akan tetapi, suara nasional yang diperoleh Perindo turut mendorong pencalonan Ganjar meski tidak terlalu berpengaruh. Selain itu, Partai Gelora, partai baru yang diasaskan pada 2019 lalu, memberi dukungan kepada Prabowo Subianto.[23] Meski sebelumnya belum pernah mengikuti pemilihan umum, akan tetapi Gelora tetap dicatat sebagai partai pendukung.
Nomor urut | Partai | Perolehan suara (2019) | Perolehan kursi (2019) | Calon presiden | Deklarasi | Koalisi | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
DPR RI | DPRD I | DPRD II | |||||||||||
1 | Partai Kebangkitan Bangsa | 13.570.097 | 9,69% | 58 / 575 |
10,09% | 180 / 2.232 |
8,06% | 1.553 / 17.340 |
8,95% | Anies Baswedan | 2 September 2023[24] | Perubahan | |
2 | Partai Gerakan Indonesia Raya | 17.594.839 | 12,57% | 78 / 575 |
13,57% | 288 / 2.232 |
12,90% | 1.970 / 17.340 |
11,36% | Prabowo Subianto | 12 Agustus 2022[25] | Indonesia Maju | |
3 | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | 27.053.961 | 19,33% | 128 / 575 |
22,26% | 418 / 2.232 |
18,72% | 1.970 / 17.340 |
16,16% | Ganjar Pranowo | 21 April 2023[26] | Kerja Sama | |
4 | Partai Golongan Karya | 17.229.789 | 12,31% | 85 / 575 |
14,78% | 309 / 2.232 |
13,84% | 2.412 / 17.340 |
13,91% | Prabowo Subianto | 13 Agustus 2023[27] | Indonesia Maju | |
5 | Partai Nasional Demokrat | 12.661.792 | 9,05% | 59 / 575 |
10,26% | 186 / 2.232 |
8,33% | 1.628 / 17.340 |
9,38% | Anies Baswedan | 3 Oktober 2022[28] | Perubahan | |
6 | Partai Buruh | (baru) | Belum ditentukan | ||||||||||
7 | Partai Gelombang Rakyat Indonesia | (baru) | Prabowo Subianto | 2 September 2023[23] | Indonesia Maju | ||||||||
8 | Partai Keadilan Sejahtera | 11.493.663 | 8,21% | 50 / 575 |
8,70% | 191 / 2.232 |
8,55% | 1.229 / 17.340 |
7,08% | Anies Baswedan | 23 Februari 2023[29] | Perubahan | |
9 | Partai Kebangkitan Nusantara | (baru) | Belum ditentukan | ||||||||||
10 | Partai Hati Nurani Rakyat | 2.161.507 | 1,54% | 0 / 575 |
0,00% | 66 / 2.232 |
2,95% | 746 / 17.340 |
4,30% | Ganjar Pranowo | 22 April 2023[30] | Kerja Sama | |
11 | Partai Garda Republik Indonesia | 702.536 | 0,50% | 0 / 575 |
0,00% | 2 / 2.232 |
0,08% | 33 / 17.340 |
0,19% | Prabowo Subianto | 1 September 2023[31] | Indonesia Maju | |
12 | Partai Amanat Nasional | 9.572.623 | 6,84% | 44 / 575 |
7,65% | 165 / 2.232 |
7,39% | 1.302 / 17.340 |
7,50% | Prabowo Subianto | 13 Agustus 2023[32] | Indonesia Maju | |
13 | Partai Bulan Bintang | 1.099.848 | 0,79% | 0 / 575 |
0,00% | 7 / 2.232 |
0,31% | 214 / 17.340 |
1,23% | Prabowo Subianto | 30 Juli 2023[33] | Indonesia Maju | |
14 | Partai Demokrat | 10.876.507 | 7,77% | 54 / 575 |
9,39% | 219 / 2.232 |
9,81% | 1.584 / 17.340 |
9,13% | Prabowo Subianto | 21 September 2023[34] | Indonesia Maju | |
15 | Partai Solidaritas Indonesia | 2.650.361 | 1,89% | 0 / 575 |
0,00% | 13 / 2.232 |
0,58% | 60 / 17.340 |
0,34% | Prabowo Subianto | 24 Oktober 2023[35] | Indonesia Maju | |
16 | Partai Persatuan Indonesia | 3.738.320 | 2,67% | 0 / 575 |
0,00% | 29 / 2.232 |
1,29% | 379 / 17.340 |
2,18% | Ganjar Pranowo | 9 Juni 2023[22] | Kerja Sama | |
17 | Partai Persatuan Pembangunan | 6.323.147 | 4,52% | 19 / 575 |
3,30% | 92 / 2.232 |
4,12% | 954 / 17.340 |
5,50% | Ganjar Pranowo | 26 April 2023[36] | Kerja Sama | |
24 | Partai Ummat | (baru) | Anies Baswedan | 15 Februari 2023[37] | Perubahan |
Politik dan dinamikanya
Dalam menyiapkan pencapresan pada pemilihan presiden, beberapa partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju, yaitu Golkar, PAN, dan PPP, menginisiasi koalisi baru yang mereka namai Koalisi Indonesia Bersatu.[38] Ini menjadi koalisi pertama yang dibentuk menjelang Pilpres 2024. Hampir setahun berselang, PPP mengumumkan pencapresannya terhadap Ganjar Pranowo, lebih dahulu dibanding dua rekan partai lainnya dalam koalisi. PPP menjajaki kerja sama politik dengan PDI-P.[39]
Lalu disusul oleh PKB dan PKS yang sepakat membentuk Koalisi Semut Merah. Namun, terjadi dinamika politik ketika PKB bersama dengan Partai Gerindra membuat piagam politik berupa Piagam Sentul dan sepakat membentuk sekretariat bersama dengan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Agustus 2022.[40] Sekretariat Bersama Gerindra-PKB inilah yang menjadi cikal bakal Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). KKIR bertransformasi menjadi Koalisi Indonesia Maju setelah bergabungnya dua partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu, yakni Golkar dan PAN, serta PBB yang notabene merupakan partai nonparlemen. Sejak saat itu, PKB mengklaim bahwa KKIR telah bubar secara de facto.[41]
Pada akhir Agustus 2023, Partai NasDem yang sebelumnya telah berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS mendeklarasikan kesepakatan politik dengan PKB dan menjadikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden dari Anies Baswedan, calon presiden dari KP.[42] Akibatnya, Demokrat menyatakan keluar dari koalisi dan menarik kembali dukungannya terhadap Anies.[43]
Pencapresan
Pada awal Januari 2020, dimunculkan nama-nama bakal calon presiden melalui jajak pendapat. Beberapa nama baru seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil hingga Erick Thohir turut meramaikan bursa pencalonan presiden.[44] Prabowo yang dikenal membawa kebijakan populisme dalam kampanyenya pada 2019 lalu ikut diperhitungkan untuk maju kembali pada pemilihan presiden 2024. Pada akhirnya, ia diumumkan sebagai calon presiden dari Partai Gerindra dan PKB turut mengusungnya melalui Piagam Sentul.[45] Dengan demikian, ini menjadi keempat kalinya Prabowo maju dalam pemilihan presiden sejak dirinya menjadi calon wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri pada 2009.
Secara potensial, Partai NasDem melalui rapat kerja nasional merekomendasikan tiga bakal calon presiden pada 2024, di antaranya Anies Baswedan sebagai Gubernur petahana DKI Jakarta ketika itu, mantan Panglima TNI Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo yang saat itu menjabat Gubernur Jawa Tengah.[46] Sebelumnya, terdapat beberapa nama bakal calon presiden yang diajukan oleh setiap pimpinan wilayah di tingkat provinsi, termasuk Erick Thohir dan Dudung Abdurachman. Kemudian dimusyawarahkan dan muncullah tiga nama bakal calon presiden tersebut. Anies yang juga penggagas Nasional Demokrat pada 2010 dipilih oleh NasDem untuk menjadi calon presiden pada Oktober 2022.[47] NasDem menjadi partai pertama yang menominasikan Anies Baswedan sebagai kandidat presiden. Ia juga sebelumnya telah menyatakan akan maju dalam pemilihan presiden 2024.[48] Usai ditetapkan NasDem menjadi bakal calon presiden, ia diberi kewenangan dalam menentukan pendampingnya sendiri.[49]
Memasuki awal tahun 2023, Partai Demokrat melalui keputusannya memilih memajukan Anies Baswedan untuk menjadi capres.[50][51] Selain itu, Demokrat juga menominasikan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono menjadi pendampingnya.[52] PKS yang digadang-gadang akan mengusung Anies pun juga mengusulkan kadernya, Ahmad Heryawan sebagai cawapres. PKS sendiri akan menerima Agus apabila dia dipilih Anies untuk menjadi cawapres.[53] Di saat yang bersamaan, muncul spekulasi apabila Agus tidak dipilih sebagai pendamping Anies, maka Koalisi Perubahan tidak akan terbentuk yang disebabkan batalnya Demokrat untuk menjalin kesepakatan koalisi.[54]
Pada akhirnya, PKS pada Februari 2023 mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden.[29] Nama Anies ditetapkan berdasarkan keputusan majelis syura PKS. Meski terdapat tambahan dukungan, akan tetapi ia belum memenuhi syarat untuk maju sebagai calon presiden. Akhirnya, Partai Demokrat menetapkan Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden,[55] sehingga dia dapat maju dalam kontestasi politik ini setelah perolehan kursi dan suara dari partai pengusungnya memenuhi syarat ambang batas presiden. Oleh karenanya, diasaskanlah KP yang merupakan gabungan antara partai propemerintah dengan oposisi untuk mengusung dan mendukung pencapresan Anies. Terdahulu, Partai Ummat, partai bentukan pendiri PAN Amien Rais, di bulan yang sama juga menyatakan dukungan terhadap Anies. Namun, jika Anies batal maju dalam kontestasi pilpres, maka Partai Ummat akan menjadikan Prabowo sebagai capresnya.[56]
Menyusul kandidat lainnya, Ganjar akhirnya diusulkan oleh partainya, PDI-P, untuk diberi mandat maju pada pencalonan presiden pada April 2023.[26] Namanya diumumkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati. Sebelumnya, muncul isu pencalonan Puan Maharani dari PDI-P untuk dipasangkan dengan Prabowo sebagai calon wakil presiden.[57] Puan akhirnya dicalonkan partai untuk menjadi calon legislatif DPR RI.[58] Efek pencapresan Ganjar oleh PDI-P, Hanura yang merupakan partai nonparlemen turut mendukungnya sebagai calon presiden.[30] Beberapa hari setelahnya disusul oleh PPP yang juga mengusung Ganjar, sehingga memunculkan kerja sama politik antara PDI-P dengan PPP.[39] Tak hanya pada pilpres, kedua partai tersebut juga menjalin kerja sama di pemilihan legislatif.[59] Jauh sebelum PDI-P mengusung Ganjar, PSI lebih dahulu menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres dan Yenny Wahid, putri mantan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid, sebagai cawapresnya.[60] Hal itu disampaikan bersamaan dengan NasDem yang mengusung Anies. Belakangan, PSI membatalkan dukungan kepada Ganjar usai diputuskan melalui kongresnya.[61] Dalam trennya, politikus PDI-P, Said Abdullah sempat mengusulkan nama Anies sebagai salah satu bakal pendamping Ganjar.[62]
Partai lainnya, yakni Partai Buruh juga merumuskan nama-nama bakal calon presiden, di antaranya Ganjar, Anies, Najwa Shihab, dan pemimpin partainya, Said Iqbal.[63] Tidak hanya capres, Partai Buruh juga memperkenalkan nama-nama bakal cawapres yang akan didukungnya, termasuk Najwa dan Said. Selain itu, Arsjad Rasjid dan Menkopolhukam Mahfud MD juga termasuk bakal cawapres dari Partai Buruh. Dari sekian nama yang ada, Ganjar menduduki urutan pertama pilihan bakal capres yang didukung dari perwakilan provinsi.[64] Nama Prabowo belakangan masuk dalam bursa pencalonan presiden dari Partai Buruh.[65] Dalam prosesnya, Partai Buruh menyisihkan nama Anies dari bursa pencalonan, sehingga yang muncul tersisa dua nama untuk didukung, yakni Ganjar dan Prabowo.[66]
PBB, partai Islamisme yang identik dengan reformasi, sebelumnya sempat menjadikan ketua umumnya, Yusril Ihza Mahendra sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.[67] Setelahnya, muncul kandidat baru yang diusulkan PBB, yaitu Puan Maharani sebagai capres dan Yusril sebagai cawapresnya.[68] Pada akhirnya, PBB memutuskan untuk mencalonkan Prabowo Subianto sebagai capres pada Juli 2023.[33] Hal yang sama juga terjadi pada Partai Gelora yang mengusung pimpinan partainya, yakni Anis Matta sebagai bakal calon presiden dan Fahri Hamzah sebagai bakal calon wakil presiden.[69] Kandidat ini sulit diwujudkan mengingat ambang batas presiden minimal 20% kursi parlemen bagi partai politik maupun koalisi untuk mengusung calonnya sendiri. Gelora akhirnya menjatuhkan dukungannya kepada Prabowo.[23]
Setelah pembentukan Koalisi Indonesia Maju pada akhir Agustus 2023, PKB memutuskan untuk keluar dari koalisi dan menyepakati kerja sama politik dengan Partai NasDem.[42] Melalui kesepakatan politik inilah Anies dideklarasikan bersama dengan Muhaimin Iskandar maju dalam pemilihan presiden di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur.[70] Dengan demikian, Anies Baswedan menjadi capres pertama mendeklarasikan cawapresnya. Demokrat sebagai salah satu inisiator Koalisi Perubahan menolak hadirnya PKB di koalisi untuk mengusung Muhaimin sebagai cawapres. Mereka mengklaim bahwa Anies terlebih dahulu menjanjikan Agus Harmurti Yudhoyono untuk menjadi pendampingnya pada kontestasi pilpres.[71] Konflik berlanjut hingga kader-kader di berbagai wilayah yang menurunkan papan reklame bergambar ketua umum Agus berdampingan dengan Anies.[72] Efeknya, Demokrat menarik diri dari koalisi dan tidak lagi mendukung pencalonan Anies.[43]
Partai Demokrat yang mengakhiri dukungan atas Anies setelahnya melakukan penjajakan koalisi. Demokrat membuka peluang untuk memberi dukungan kepada Prabowo maupun Ganjar.[73] Kiprahnya dalam pemilihan umum menunjukkan bahwa Demokrat pernah mendukung pencalonan Prabowo sebagai calon presiden di dua pemilihan presiden sebelumnya dan mendukung Ganjar sebagai calon Gubernur Jawa Tengah pada 2018.[74] Pada 18 September 2023, melalui pertemuan pimpinan partai politik peserta Koalisi Indonesia Maju di Hambalang, Bogor, Demokrat memutuskan bergabung dengan koalisi dan memberi mandat dukungan atas Prabowo.[75] Setelah memberi dukungan capres, Demokrat mendeklarasikan Prabowo sebagai calon presiden dari partai tersebut.[34] Sikap politik ini mengakhiri netralitas Demokrat dalam pencalonan presiden pasca Anies.
Dinamika politik
Dinamika politik dalam pemilu presiden sangat kompleks dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Munculnya dinamika politik tentu didasari atas perubahan sikap dan keputusan partai politik pengusul maupun pendukung dalam menentukan arah dukungan.[76] Dengan adanya popularitas, maka hal itu mendorong sikap partai atas pertimbangan yang rasional dalam memberi dukungan pada calon presiden. Selain itu, pandangan ideologis dapat memberi pengaruh bagi partai terkait keselarasan gagasan partainya dengan gagasan calon presiden. Misalnya Partai NasDem yang mengusung gagasan perubahan atau transformasi terhadap tatanan negara, sehingga partai tersebut mengusung calon presiden dengan pandangan yang sama secara ideologis.[77][78] Berikut merupakan dinamika pencalonan presiden oleh partai politik pengusul dan pendukung.
Nomor urut | Partai | Sebelum | Dibatalkan | Sesudah | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Partai Kebangkitan Bangsa | Prabowo Subianto | 10 Mei 2023[45] | 2 September 2023 | Anies Baswedan | 2 September 2023[24] | |
14 | Partai Demokrat | Anies Baswedan | 25 Januari 2023[50] | 1 September 2023[43] | Prabowo Subianto | 21 September 2023[34] | |
15 | Partai Solidaritas Indonesia | Ganjar Pranowo | 3 Oktober 2022[60] | 22 Agustus 2023[61] | Prabowo Subianto | 24 Oktober 2023[35] |
Garis waktu
Daftar rencana jadwal pemilihan umum sebagai berikut:[79]
Tanggal | Kegiatan |
---|---|
29 Juli 2022 – 14 Desember 2022 | Pendaftaran, verifikasi, dan penetapan peserta Pemilu |
14 Oktober 2022 – 9 Februari 2023 | Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan |
19–25 Oktober 2023 | Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden |
28 November 2023 – 10 Februari 2024 | Masa kampanye Pemilu |
11–13 Februari 2024 | Masa tenang |
14 Februari 2024 | Pemungutan suara |
14–15 Februari 2024 | Penghitungan suara |
15 Februari – 20 Maret 2024 | Rekapitulasi hasil penghitungan suara |
20 Oktober 2024 | Pelantikan/pengucapan sumpah Presiden dan Wakil Presiden |
Lihat pula
- Pilihan raya umum Malaysia 2022
- Pemilihan umum India 2024
- Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2024
- Hasil survei pemilihan umum Presiden Indonesia 2024
Referensi
- ^ "DPT Pemilu 2024 Nasional, 204,8 Juta Pemilih". Jakarta: Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. 2 Juli 2023. Diakses tanggal 8 September 2023.
- ^ "Nomor urut pilpres: Prabowo-Hatta satu, Jokowi-JK dua". BBC. 2014-06-01. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ Dewi Nurita (21 Mei 2019"Jokowi Menang di 21 Provinsi, Ini Daftar Lengkap Rekapitulasi KPU". Tempo.co. Tempo.co. Diakses tanggal 21 Mei 2019. [pranala nonaktif permanen] ).
- ^ "Lima Pasangan Capres-Cawapres Jadi Peserta Pemilu 2004". Tempo. Jakarta. 2004-05-22. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "KPU Resmi Tetapkan Kandidat Pilpres 2009". Detik. Jakarta. 2009-05-29. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ Santoso, Bangun; Hadyah Saleh, Ummi (2019-10-23). "Sah! Prabowo Subianto Jadi Menteri Pertahanan". Suara.com. Diakses tanggal 8 September 2023.
- ^ "Pertemuan Jokowi - Prabowo: Ucapan selamat Prabowo dan ajakan rekonsiliasi Jokowi". BBC. 2019-07-13. Diakses tanggal 8 September 2023.
- ^ "Jokowi Resmi Tunjuk Sandiaga Uno Jadi Menteri Parekraf". CNN Indonesia. Jakarta. 22 Desember 2020. Diakses tanggal 8 September 2023.
- ^ Achmad Nasrudin Yahya (12 Agustus 2022). Icha Rastika, ed. "Prabowo Umumkan Maju di Pilpres 2024 sebagai Capres". Kompas.com. Jakarta. Diakses tanggal 1 Oktober 2023.
- ^ Andrian Pratama Taher (28 Agustus 2023). Maya Saputri, ed. "Prabowo Resmi Umumkan KKIR Ganti Jadi Koalisi Indonesia Maju". Tirto.id. Diakses tanggal 1 Oktober 2023.
- ^ Adrial Akbar (22 Oktober 2023). "Resmi! Prabowo Umumkan Gibran Cawapres 2024". Detik.com. Diakses tanggal 22 Oktober 2023.
- ^ Vitorio Mantalean (16 Oktober 2023). Sabrina Asril, ed. "4 dari 9 Hakim Tak Setuju Putusan MK yang Bikin Gibran Bisa Maju Pilpres 2024". Kompas.com. Diakses tanggal 22 Oktober 2023.
- ^ Eva Safitri (3 Oktober 2022). "NasDem Resmi Usung Anies Jadi Capres untuk Pemilu 2024!". Detik.com. Diakses tanggal 19 Oktober 2023.
- ^ "Demokrat Hengkang, Tim 8 Anies Baswedan Resmi Bubar". CNN Indonesia. 2 September 2023. Diakses tanggal 19 Oktober 2023.
- ^ Anggi Muliawati (21 September 2023). "Resmi! Demokrat Dukung Prabowo Capres 2024". Detik.com. Diakses tanggal 19 Oktober 2023.
- ^ Abdul Hakim; Ananto Pradana (2 September 2023). Guido Merung, ed. "Deklarasi Anies-Muhaimin digelar di hotel bersejarah Surabaya". AntaraNews.com. Diakses tanggal 19 Oktober 2023.
- ^ Emir Yanwardhana (21 April 2023). "Sah! Megawati Umumkan Ganjar Pranowo Capres PDIP". CNBC Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 21 April 2023.
- ^ Matius Hutajulu (18 Oktober 2023). "Resmi! Mahfud Md Jadi Cawapres Ganjar Pranowo". Detik.com. Diakses tanggal 18 Oktober 2023.
- ^ Fitria Chusna, Farisa (2022-05-20). "PDI-P Dapat Usung Capres Sendiri Tanpa Perlu Koalisi, Bagaimana Bisa?". Kompas. Jakarta. Diakses tanggal 8 September 2023.
- ^ Soebanto, Herry, ed. (2023-06-24). "Megawati ungkap PDIP bisa usung capres-cawapres sendiri". Antara News. Jakarta. Diakses tanggal 8 September 2023.
- ^ "Peran Partai Non-Parlemen di Tengah Pembentukan Koalisi Parpol". Tirto.id. 14 Mei 2023. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ a b "Perindo Resmi Dukung Ganjar Pranowo Capres di Pilpres 2024". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-06-09. Diakses tanggal 2023-03-14.
- ^ a b c Akbar, Adrial. "Gelora Nyatakan Bakal Deklarasi Dukung Prabowo Capres 2024". detiknews. Diakses tanggal 2023-07-30.
- ^ a b Politik dan Pemerintahan. "Dukung Anies Baswedan, Waketum PKB Pastikan Kader Tegak Lurus".
- ^ Teresia, Ananda; Lamb, Kate; Suroyo, Gayatri (12 Agustus 2022). "Indonesia defence minister Prabowo accepts party's nomination to run for president". Reuters (dalam bahasa Inggris).
- ^ a b Savitri, Putu; Kliwantoro, D. Dj. (21 April 2023). "PDI Perjuangan tetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024". antaranews.com. Bogor. Diakses tanggal 21 April 2023.
- ^ Annisa Aulia, Rahim; Puspitasari, Devi (13 Agustus 2023). "Golkar Deklarasi Dukung Prabowo di Pilpres 2024!". detiknews.
- ^ Iqbal, Muhammad (2022-10-03). "Sah! Anies Jadi Capres 2024 Pilihan Nasdem". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2023-03-14.
- ^ a b "PKS Resmi Deklarasi Anies Baswedan Bakal Capres 2024". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-02-23. Diakses tanggal 2023-03-14.
- ^ a b "Partai Hanura Deklarasikan Dukungan untuk Ganjar sebagai Capres 2024". Kompas com. Jakarta. 2023-04-22. Diakses tanggal 2023-04-23.
- ^ Annisa Aulia Rahim (1 September 2023). "Partai Garuda Deklarasi Dukung Prabowo Sebagai Capres 2024". Detik.com. Jakarta. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ Annisa Aulia Rahim; Devi Puspitasari (13 Agustus 2023). "Usai Golkar, PAN Resmi Deklarasi Prabowo Capres 2024!". Kompas.com.
- ^ a b Mahendra, Rizky Adha. "PBB Bakal Tetap Dukung Prabowo Meski Yusril Tak Dipilih Jadi Cawapres". detiknews. Diakses tanggal 2023-07-25.
- ^ a b c Tatang Guritno (21 September 2023). Dani Prabowo, ed. "Demokrat Resmi Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo Sebagai Capres". Kompas.com. Diakses tanggal 19 Oktober 2023.
- ^ a b Indra Komara (24 Oktober 2023). "Dipimpin Kaesang, PSI Resmi Dukung Prabowo-Gibran di 2024!". Detik.com. Diakses tanggal 24 Oktober 2023.
- ^ S., Jauh Hari Wawan (16 April 2023). "Resmi! PPP Dukung Ganjar Pranowo Capres 2024". Detik. Jakarta. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ Dirgantara, Adhyasta (2023-02-15). Prabowo, Dani, ed. "Partai Ummat Resmi Dukung Anies Baswedan Capres 2024". Kompas.com. Jakarta. Diakses tanggal 2023-03-14.
- ^ "Golkar, PPP dan PAN Umumkan Nama Resmi Koalisi Indonesia Bersatu". CNN Indonesia. Jakarta. 2022-05-13. Diakses tanggal 2022-05-14.
- ^ a b "PDIP dan PPP Resmi Kerja Sama, Usung Ganjar di Pilpres 2024". CNBC Indonesia. Jakarta. 2023-04-30. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ Estu Suryowati (3 Juli 2022). "Gerindra-PKB Mantab Duet, Namanya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya". JawaPos.com. Diakses tanggal 2023-01-18.
- ^ Guritno, Tatang (2023-08-28). Setuiningsih, Novianti, ed. "Prabowo Ubah Nama Koalisi Jadi Koalisi Indonesia Maju, Muhaimin: KKIR Bubar Dong". Kompas. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ a b "Demokrat: NasDem-PKB Sepakat Koalisi, Usung Anies dan Cak Imin". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-08-31. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ a b c "Partai Demokrat Resmi Keluar dari Koalisi Perubahan dan Cabut Dukungan pada Anies Baswedan". Kompas. Jakarta. 2023-09-01. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "Mencari Pemimpin: Road to Capres dan Parpol 2024" (PDF). Indo Barometer. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-06-07. Diakses tanggal 27 Februari 2020.
- ^ a b "PKB Umumkan Usung Prabowo Subianto Capres 2024". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-05-10. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "NasDem Rekomendasikan Anies, Andika, Ganjar di Pilpres 2024". CNN Indonesia. Jakarta. 2022-06-17. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "NasDem Resmi Usung Anies Jadi Capres Pemilu 2024". DW. 2022-10-03. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ Mantalean, Vitorio (16 September 2022). Asril, Sabrina, ed. "Anies Baswedan Nyatakan Siap Maju Capres 2024". Kompas.com. Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 3 Oktober 2022.
- ^ Dirgantara, Adhyasta (3 Oktober 2022). Santosa, Bagus, ed. "Nasdem Bebaskan Anies Pilih Sendiri Cawapres 2024". Kompas.com. Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 3 Oktober 2022.
- ^ a b Guritno, Tatang (2023-02-22). Rastika, Icha, ed. "AHY Sebut Demokrat Telah Resmi Usung Anies sebagai Capres". Kompas.com. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ Febriyan, ed. (2023-02-24). "Sudah Resmi Dukung Anies Baswedan, Demokrat: Deklarasi Koalisi Perubahan Tunggu Timing yang Tepat". Tempo.co. Diakses tanggal 2023-03-14.
- ^ Luxiana, Kadek Melda (2023-01-11). "Demokrat Harap AHY Jadi Cawapres Anies, PKS Ajukan Aher". Detik.com. Jakarta. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ Aditya, Ivan (2023-01-21). "PKS Tidak Masalah AHY Jadi Cawapres Anies". krjogja. Jakarta. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ Prayoga, Fadel (2023-01-11). Persada, Gading, ed. "NasDem: Kalau Demokrat Paksakan AHY Jadi Cawapres Anies, Koalisi Pasti Bubar". Kompas.tv. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ "Demokrat Resmi Deklarasikan Anies Baswedan Capres 2024". Republika. Jakarta. 2023-03-02. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "Partai Ummat Bakal Dukung Prabowo Jika Anies Gagal Capres". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-06-15. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "Bicara Kemungkinan Berduet Dengan Puan, Prabowo: Ya Pasti Mungkin". Viva. 2022-09-04. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ Firmansyah, M. Julnis (2023-05-11). Febriyan, ed. "Batal Jadi Capres, Puan Maharani Kembali Masuk Daftar Bacaleg PDIP". Viva. Jakarta. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ Martiar, Norbertus Arya Dwiangga (2023-05-29). "PDI-P dan PPP Pererat Kerja Sama ke Pemilu Legislatif". Kompas. Jakarta. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ a b "PSI Usung Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024, Yenny Wahid Cawapres". CNN Indonesia. Jakarta. 2022-10-03. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ a b "PSI Resmi Membatalkan Dukungan ke Bakal Capres PDI-P Ganjar Pranowo". Kontan.co.id. 22 Agustus 2023. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ "Wacana Baru dari PDIP, Bergabungnya Ganjar dan Anies dalam Satu Kekuatan". Republika. Jakarta. 2023-08-21. Diakses tanggal 2023-09-20.
- ^ Febriyan, ed. (2023-03-07). "Partai Buruh Kantongi 6 Nama Capres dan Cawapres yang Akan Mereka Usung". Tempo. Jakarta. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "Partai Buruh: Ganjar Pranowo Didukung Kader Lebih dari 20 Provinsi". Republika. Jakarta. 2023-04-22. Diakses tanggal 9 September 2023.
- ^ Mantalean, Vitorio (2023-08-01). Setuiningsih, Novianti, ed. "Ketika Prabowo Mendadak Masuk Daftar Bakal Capres Partai Buruh Usai Beri Pantun Spesial". Kompas. Jakarta. Diakses tanggal 2023-09-09.
- ^ "Ganjar dan Prabowo Jadi Nama Teratas Capres Pilihan Partai Buruh". Republika. Jakarta. 2023-09-13. Diakses tanggal 13 September 2023.
- ^ "PBB Sepakat Usung Yusril Ihza Mahendra Jadi Capres Atau Cawapres 2024". Republika. Jakarta. 2023-01-21. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ "PBB Wacanakan Duet Puan-Yusril Maju Pilpres 2024". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-01-26. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ "Ini Capres dan Cawapres yang Diusung Partai Gelora". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-02-20. Diakses tanggal 10 September 2023.
- ^ "Nasdem & PKB Deklarasikan Anies-Cak Imin Maju ke Pilpres 2024". CNBC Indonesia. Jakarta. 2023-09-02. Diakses tanggal 2023-09-10.
- ^ "Nasdem & PKB Deklarasikan Anies-Cak Imin Maju ke Pilpres 2024". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-09-01. Diakses tanggal 2023-09-10.
- ^ "Kader Demokrat Turunkan Baliho Bergambar Anies Baswedan". Progresif.co. Semarang. Diakses tanggal 2023-09-10.
- ^ "Demokrat Tegaskan Buka Peluang". CNN Indonesia. Jakarta. 2023-09-09. Diakses tanggal 2023-09-18.
- ^ Rahmawati, Dwi (2023-09-15). "Demokrat Punya Sejarah Dukung Ganjar dan Prabowo, Tinggal soal Kecocokan". Detik.com. Jakarta. Diakses tanggal 2023-09-18.
- ^ "Demokrat dukung Prabowo maju calon Presiden RI pada Pilpres 2024". Antara News. 2023-09-17. Diakses tanggal 2023-09-17.
- ^ "Dinamika Politik Meningkat, Partai Saling Membujuk untuk Capres 2024". Kompas.com. 25 April 2023. Diakses tanggal 18 September 2023.
- ^ Tetiro, Agustinus (8 April 2023). "Restorasi sebagai Gerakan Moral". Partai NasDem. Diakses tanggal 18 September 2023.
- ^ "Usung Anies-Cak Imin, NasDem Tetap Pakai Narasi Perubahan". CNN Indonesia. 4 September 2023. Diakses tanggal 18 September 2023.
- ^ https://news.detik.com/berita/d-6115787/ini-jadwal-dan-tahapan-pemilu-2024/amp
- ^ Pencalonan Anies Baswedan sebagai kandidat presiden dipromotori oleh Partai NasDem.