Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah sebuah republik di selatan Afrika. Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara, Mozambik dan Swaziland di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan.
Pada suatu masa dahulu pemerintahan negara ini dikecam karena politik 'apartheid'nya tetapi sekarang Afrika Selatan adalah sebuah negara demokratis dengan penduduk kulit putih terbesar di benua Afrika. Afrika Selatan juga merupakan negara dengan berbagai macam bangsa dan mempunyai 11 bahasa resmi. Ia juga terkenal sebagai produsen berlian, emas dan platinum yang utama di dunia.
| |||||
Motto: !ke e: ǀxarra ǁke (/Xam: Berbeda-beda namun satu) | |||||
Bahasa resmi | Afrikaans, Inggris, Zulu, Xhosa, Swazi, Ndebele, Sotho Selatan, Sotho Utara, Tsonga, Tswana dan Venda | ||||
Ibu kota | Capetown (perundangan) Pretoria (eksekutif) Bloemfontein (kehakiman) | ||||
Kota terbesar | Johannesburg | ||||
Presiden | Thabo Mbeki | ||||
Wilayah - Total - % air |
Urutan ke-24 1.219.912 km² tidak ada | ||||
Penduduk - Total (2002) - Kepadatan |
Urutan ke-26 43.647.658 36/km² | ||||
Kemerdekaan - Dominion - Republik |
Dari Britania Raya 31 Mei 1910 31 Mei 1961 | ||||
Mata uang | Rand (R )
| ||||
Zona waktu | UTC+2 | ||||
Lagu kebangsaan | Nkosi Sikelel' iAfrika/Die Stem van Suid-Afrika | ||||
TLD | .za | ||||
Kode telepon | +27 | ||||
Sejarah
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku telah menjadi penghuninya termasuk suku Khoi, Bushmen, Xhosa dan Zulu. Penjelajah Belanda yang dikenal sebagai Afrikaner tiba disana pada 1652. Pada saat itu Inggris juga berminat dengan negara ini, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal ini menyebabkan Perang Britania-Belanda dan dua Perang Boer. Pada 1910, empat republik utama digabung di bawah Kesatuan Afrika Selatan. Pada 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania sepenuhnya.
Walaupun negara ini berada di bawah jajahan Britania, mereka terpaksa berbagi kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini telah berlanjut hingga tahun 1940-an, saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas di parlemen. Strategi-strategi partai tersebut telah menciptakan dasar apartheid (yang disahkan pada tahun 1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit putih dan diskriminasi ras. Namun demikian pemerintahan Britania kerap kali menggagalkan usaha apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.
Pada tahun 1961, setelah pemilu khusus kaum kulit putih, Afrika Selatan dideklarasikan sebagai sebuah republik. Bermula pada 1960-an, 'Grand Apartheid' (apartheid besar) dilaksanakan, politik ini menekankan pengasingan wilayah dan kezaliman pihak polisi.
Penindasan kaum kulit hitam terus berlanjut sehingga akhir abad ke-20. Pada Februari 1990, akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika (ANC), pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994. Partai ANC meraih kemenangan yang besar dan Nelson Mandela, dilantik sebagai Presiden kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.
Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun, pemerintahannya telah berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu yang telah diabaikan semasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditangani oleh pemerintahan pimpinan ANC adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan perumahan dan pangan. Pemerintahan Mandela juga mula memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi global setelah beberapa tahun diasingkankan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam usaha mereka untuk menyatukan rakyat pemerintah juga membuat sebuah komite yang dikenal dengan Truth and Reconciliation Committee (TRC) dibawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini berperan untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan polisi agar masyarakat Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan harmonis.
Presiden Mandela menumpukan seluruh perhatiannya terhadap perdamaian di tahap nasional, dan mencoba untuk membina suatu jatidiri untuk Afrika Selatan dalam masyarakat majemuk yang terpisah oleh konflik yang berlarut-larut selama beberapa dasawarsa. Kemampuan Mandela dalam mencapai objektifnya jelas terbukti karena selepas 1994 negara ini telah bebas dari konflik politik. Nelson Mandela meletakan jabatannya sebagai presiden partai ANC pada Desember 1997, untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang baru yaitu Thabo Mbeki. Mbeki dipilih sebagai presiden Afrika Selatan selepas memenangi pemilu nasional pada tahun 1999, dan partainya menang tipis dua pertiga mayoritas di parlemen. Presiden Mbeki telah mengalihkan fokus pemerintahan dari pendamaian ke perubahan, terutama dari segi ekonomi negara.
Politik
Afrika Selatan merupakan negara demokrasi konstitusional dengan sistem tiga tingkat dan institusi kehakiman yang bebas. Terdapat tiga peringkat yaitu nasional, wilayah dan pemerintahan lokal yang mempunyai badan legislatif serta eksekutif dengan daerah kekuasaan masing-masing.
Presiden Afrika Selatan memegang dua jabatan yaitu sebagai Kepala Negara dan juga Kepala Pemerintahan. Beliau dipilih sewaktu Sidang Nasional (National Assembly) dan Majelis Provinsi-provinsi Nasional (National Council of Provinces) bergabung. Lazimnya, Presiden adalah pemimpin partai mayoritas di Parlemen.
National Assembly mempunyai 400 anggota yang dipilih melalui pemilu secara perwakilan proporsional. National Council of Provinces, yang telah menggantikan Senat pada 1997, terdiri dari 90 anggota yang mewakili setiap 9 provinsi termasuk kota-kota besar di Afrika Selatan.
Di Afrika Selatan, pemilu diadakan setiap 5 tahun dan setiap rakyat berusia 18 tahun ke atas diwajibkan untuk ikut. Pemilu terakhir ialah pada April 2004, di mana partai ANC berhasil memenangkan 69,68% kursi di parlemen. Partai ini bersama Partai Kebebasan Inkatha (6,97%) telah membentuk aliansi pemerintahan. Partai-partai oposisi utama termasuk Aliasi Demokrat (12,37%), Gerakan Demokratik Bersatu atau UDM (2,28%), Demokrat Bebas atau ID (1,73%), Partai Nasional Baru atau NNP (1,65%) dan Partai Demokratik Kristen Afrika atau ACDP (1,6%).
Di samping itu, setiap provinsi di Afrika Selatan mempunyai satu penggubal undang-undang negeri dan Majelis Eksekutif yang diketuai oleh seorang Perdana Menteri atau "Premier".
Hubungan RI-Afrika Selatan
Hubungan Indonesia-Afrika Selatan sudah terjalin baik sejak tahun 1994 ketika kedua negara menandatangani komunike bersama pembukaan hubungan diplomatik. Secara politis, Indonesia ikut mendukung perjuangan Kongres Nasional Afrika (ANC), partai yang dulu dipimpin Nelson Mandela, untuk menentang apartheid.
Sejak zaman Presiden Soeharto sampai Megawati Soekarnoputri, kunjungan ke Afrika Selatan sudah pernah dilakukan. Begitu sebaliknya, Mandela setidaknya dua kali ke Indonesia, yakni ketika masih menjadi presiden (1997) dan setelah tak menjadi presiden (2002).
Belakangan ini secara bergantian sejumlah pejabat kedua negara juga saling berkunjung. Yang terakhir, Presiden Afrika Selatan mengunjungi RI pada April 2005, dan kunjungan mantan presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri pada waktu yang hampir bersamaan untuk menerima sebuah penghargaan pejuang kemerdekaan. Beliau mewakili almarhum ayahnya, Ir. Soekarno. Sementara itu sejumlah pejuang kemerdekaan dari berbagai belahan dunia (diwakili oleh anak/keluarga terdekat) juga diundang di acara penghargaan ini, seperti Indira Gandhi, dan anak perempuan dari Jawarharlal Nehru dari India.
Negara bagian dan kota
Negeri
Afrika Selatan terdiri dari sembilan provinsi (province) yaitu:
Kota-kota utama
Kota-kota utama di Afrika Selatan termasuk Johannesburg, Durban, Cape Town, Pretoria, Kimberley, Port Elizabeth dan Bloemfontein.
Geografi
Afrika Selatan terletak di 29° 00' S, 24° 00' T. Luas kawasannya adalah 1.219.912 km² termasuk Pulau Robben dan Kepulauan Prince Edwards (Pulau Marion dan Pulau Prince Edward). Afrika Selatan bersebelahan dengan Samudra Atlantik di pantai barat dan Samudra Selatan dan Samudra Hinida di pantai timur. Arus utama di samudra-samudra tersebut adalah arus sejuk Benguela dan arus hangat Agulhas. Titik paling rendah adalah Samudra Atlantik pada 0 m dan paling tinggi ialah Njesuthi pada ketinggian 3.408 m.
Afrika Selatan mempunyai iklim yang berbeda-beda. Di barat daya negara ini, iklimnya adalah Mediterania, di kawasan pendalaman ia beriklim sederhana, dan di timur laut iklimnya adalah subtropis.
Afrika Selatan merupakan sebuah negara yang kaya dengan bahan tambang bernilai seperti emas, platinum dan berlian. Bahan tambang semulajadinya termasuklah emas, kromium, antimoni, arang, biji besi, manganese, nikel, fosfat, biji timah, uranium, berlian, platinum, kuprum, vanadium, garam, gas asli.
Ekonomi
Afrika Selatan adalah sebuah negara maju dengan penduduk yang berpendapatan sederhana. Negara ini kaya dengan bahan tambang terutamanya bahan tambang bernilai tinggi seperti emas, platinum dan berlian. Ia juga mempunyai sistem keuangan, perundangan, telekomunikasi, energi, infrastruktur yang maju dan modern. Bursa sahamnya di Johannesburg begitu aktif hingga pernah berada di urutan ke-10 terbesar di dunia.
Sejak kedatangan Inggris di sana, ekonomi negara bergantung kepada sektor pertambangan. Tetapi beberapa dasawarsa yang lalu, kegiatan tersebut telah digantikan oleh sektor produksi. Sektor industri Afrika Selatan yang sangat maju, dan merupakan ekonomi ke-25 terbesar di dunia. Dengan hanya 7% penduduk dan 4% jumlah kawasan keseluruhan Afrika, Afrika Selatan mengeluarkan lebih sepertiga produk dan jasa di Afrika, dan hampir 40 % pengeluaran industri di Afrika. Bahan komoditas yang diekspor: alat-alat mesin, makanan dan peralatan, bahan kimia, produk petroliam dan peralatan ilmiah.
Namun demikan, wabah HIV merupakan masalah yang kritikal di negara ini. Diperkirakan 4,79 juta penduduknya dijangkiti AIDS dan pemerintahan Afrika yang baru terpaksa mengeluarkan berjuta-juta Rand untuk menangani masalah ini. Sejak Afrika Selatan membuka perbatasannya selepas berakhirnya Apartheid, sindikat NAPZA internasional telah memasuki negara ini. Kini Afrika Selatan adalah pengeluar mariyuana terbesar di dunia. Pergolakan politik di Zimbabwe juga memberi dampak yang buruk kepada ekonomi negara ini. Banyak investor asing khawatir masalah ini akan berpengaruh kepada Afrika Selatan. Pada tahun 2002, masalah-masalah ini telah menjadi faktor utama penurunan nilai Rand sebanyak 30 persen tetapi pada tahun 2004 mata uang Rand telah kembali kokoh.
Akibat dasar apartheid yang dilaksanakan selama lebih dari empat dasawarsa, kemiskinan di kalangan penduduk kulit hitam merupakan masalah paling utama pemerintahan baru Afrika Selatan. Pada akhir 1980-an dianggarkan 16 juta penduduknya hidup di bawah paras kemiskinan dan 2,3 juta orang berisiko kekurangan gizi dan kekurangan pangan. Walaupun begitu, pemerintahan kulit hitam Afrika Selatan telah berhasil mengurangkan kemiskinan dari 42% pada 1994 ke 24% pada tahun 2003.
Demografi
Demografi di Afrika Selatan dibagi menjadi empat kumpulan utama yaitu: orang kulit hitam, orang kulit putih, orang berwarna (orang dari Asia atau berdarah campuran) dan orang berbangsa India.
Kaum yang terbesar di Afrika Selatan adalah kaum pribumi berkulit hitam yaitu 77% jumlah penduduk di sini. Penduduk kulit hitam terdiri dari masyarakat majemuk yang dapat diklasifikasikan kepada empat kelompok etnis berdasarkan kepada bahasa masing-masing. Kelompok yang terbesar yaitu 50% penduduk Afrika di sini adalah yang berbahasa Nguni termasuk bangsa Ndebele, Swazi, Xhosa dan Zulu. Kelompok yang kedua terbesar adalah yang berbahasa Sotho-Tswana, termasuk beberapa bangsa Sotho, Pedi, dan Tswana dan merupakan mayoritas di kebanyakan kawasan Highveld. Dua kelompok yang terakhir adalah Tsonga, atau Shangaan, yang tertumpu di Utara dan wilayah Mpumalanga, dan Venda, yang juga tertumpu di wilayah utara Afrika Selatan.
Kaum kulit putih terdiri dari 11% penduduk di sini, yang berbangsa Belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Kebanyakan orang Eropa di negara ini adalah keturunan penjelajah-penjelajah awal di koloni Cape. Terdapat juga kelompok minoritas Portugis — kelompok pertama dari keturunan penjelajah Eropa yang awal, manakala kelompok kedua keturunan budak Belanda yang datang dari Indonesia.
9% dari penduduk Afrika Selatan terdiri dari bangsa berwarna atau coloured. Bangsa ini termasuk kelompok yang kawin campur dan juga pendatang Asia, yang dibawa masuk untuk bekerja sebagai kuli di Natal. Manakala, 3% lagi terdiri dari bangsa India yang berasal dari pedagang-pedagang India.
Pendidikan
Di Afrika Selatan, masa persekolahan adalah selama 13 tahun - atau tingkat. Namun, tahun pertama pendidikan atau tingkat 0 dan tiga tahun terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tingkat 12 (juga dipanggil "matric") tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0. Tetapi tingkat ini dapat juga dibuat di TK. Lazimnya untuk memasuki universitas, seseorang wajib lulus "matric" dengan minimum tiga mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan sekadar lulus (standar). Malah beberapa universitas prestisius akan mengenakan syarat akademik yang lebih tinggi. Walaupun begitu, mereka yang lulus "National Senior Certificate" layak untuk belajar di "technikon" atau kampus teknikal.
Di bawah sistem apartheid, sistem pendidikannya dirangka berdasarkan warna kulit yaitu kementerian yang berbeda untuk pelajar kulit putih, berwarna, Asia, dan kaum kulit hitam di luar Bantustan. Pengasingan ini telah menghasilkan 14 kementerian pendidikan yang berbeda di negara ini.
Penstrukturan sistem pendidikan selepas era-apartheid merupakan tantangan yang besar bagi pemerintahan negara ini. Pemerintahan baru telah membentuk suatu sistem pendidikan nasional tanpa diskriminasi kaum tetapi menggabungkan 14 kementerian pendidikan merupakan tugas yang sukar. Oleh karena itu pada Februari 1996, Kementerian Pendidikan telah meluncurkan suatu kurikulum baru yang dinamakan "Curriculum 2005". Kurikulum ini yang akan menggantikan dasar pendidikan berdasarkan apartheid, akan memberi tumpuan kepada hasilnya yaitu pelajar akan menjadi lebih proaktif dalam lingkungan di sekitarnya dan juga di dalam masyarakat. Untuk mencapai obyektif ini, pada 1999 pemerintahan telah menyediakan 5,7 persen anggaran belanja untuk sektor pendidikan termasuk membangun 2.000 sekolah-sekolah baru, 65.000 ruang kelas yang baru dan beralatan lengkap, 60.000 guru-guru yang terlatih dan 50 juta buku teks yang dicetak.
Pada 2004, Afrika Selatan mempunyai 366.000 guru dan hampir 28.000 sekolah-sekolah -termasuk 390 sekolah khusus dan 1.000 sekolah swasta. Dari jumlah ini, 6.000 adalah sekolah tinggi (tingkat 7 hingga tingkat 12) dan selebihnya adalah sekolah dasar (tingkat 1 hingga tingkat 6).
Afrika Selatan juga mempunyai suatu sistem pendidikan tinggi yang maju, yang juga dipisahkan mengikut ras sewaktu era apartheid. Pada 1995 terdapat 385.000 pelajar yang belajar di 21 universitas dan 190.000 pelajar di "technikon" (institut teknikal atau vokasional). Hampir 37 persen adalah dari golongan kulit putih. Tetapi sejak 1994, penyertaan pelajar kulit hitam di universitas-universitas yang dikhususkan untuk pelajar kulit putih telah bertambah secara mendadak. [1]
Budaya
Pergaulan bebas di kalangan masyarakat Afrika Selatan di kawasan-kawasan perkotaan dan penindasan budaya kaum kulit hitam sewaktu era apartheid telah mengakibatkan hilangnya cara hidup lama di kota-kota di sini. Namun, budaya kulit hitam masih ada di kawasan pedesaan. Beberapa perbedaan budaya tetap ada diantara etnis-etnis di sana, seperti adat perkawinan dan hukum adat mereka. Tetapi pada umumnya, tradisi masyarakat kulit hitam adalah berlandaskan kepercayaan kepada dewa-dewa yang perkasa serta maskulin, semangat nenek-moyang dan kuasa-kuasa gaib. Poligami juga dibenarkan dan "lobolo" (mas kawin) biasanya akan dibayar. Kerbau memainkan peranan penting dalam kebanyakan budaya, sebagai simbol kekayaan dan hewan korban.
Kesenian Afrika Selatan dapat dilihat dari berbagai lukisan gua dan batu oleh suku San, beberapa diantaranya dilukis sejak 26.000 tahun yang lalu. Manik-manik yang direka secara teliti oleh suku Zulu juga merupakan kerajinan tangan yang populer di negara ini. Sayangnya, budaya kaum kulit hitam telah dihapus sewaktu era-apartheid. Tradisi sehari-hari yang berkaitan erat dengan tradisi dan budaya kaum kulit hitam telah diabaikan dan juga dihapuskan. Contoh yang paling ketara adalah pemusnahan "District Six", suatu kawasan multibudaya di Cape Town dan Sophiatown di Johannesburg, di mana banyak pemusik-pemusik terkenal internasional berkumpul dan mengasah kemahiran mereka. Antara kelompok musik terkenal termasuklah Ladysmith Black Mambazo yang berhasil membawa musik Afrika Selatan ke dunia Barat, sebelum dan juga selepas apartheid.
Dari segi makanan, bistik atau sosis boerewors, sayur rebus dan chips (kentang goreng) adalah makanan utama, dan makanan yang lebih menantang biasanya agak menakutkan. Makanan di sini mengarah lebih kepada daging. Makanan kaum Afrika jarang dijual di restoran-restoran disini, walaupun orang-orang dapat mendapatkan nasi yang murah serta "stew" dari gerai-gerai di perkotaan. Bir dan brandy merupakan minuman paling popular di kalangan masyarakatnya, dan anggur semakin popular di sini.
Organisasi internasional
Afrika Selatan adalah anggota beberapa organisasi internasional, di antaranya:
Lihat pula
- Partai-partai politik Afrika Selatan
- Daftar Presiden dan Perdana Menteri Afrika Selatan
- Daftar perusahaan Afrika Selatan
- Monumen bahasa Afrikaans
Pranala luar
- (Inggris) Situs resmi Pemerintah Afrika Selatan
- (Inggris) Southafrica.net