Lompat ke isi

Wikipedia:Arsip halaman utama/2024/02/19

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Artikel pilihan

Doa Terakhir Para Martir Kristen, karya Jean-Léon Gérôme (1883)

Penindasan Diokletianus adalah penganiayaan atau penindasan terakhir dan yang paling berat terhadap umat Kristen di Kekaisaran Romawi. Pada tahun 303, Kaisar Diokletianus, Maximianus, Galerius, dan Konstantius mengeluarkan serangkaian maklumat atau dekret yang mencabut hak hukum umat Kristen dan meminta agar mereka mengikuti praktik-praktik keagamaan Romawi tradisional. Maklumat-maklumat berikutnya menyasar kaum klerus dan memerintahkan semua penduduk untuk mempersembahkan kurban kepada para dewa Romawi (suatu kebijakan yang dikenal sebagai kurban universal). Penganiayaan ini bervariasi intensitasnya di seluruh kekaisaran—yang teringan di Galia dan Britania, tempat diberlakukannya maklumat pertama saja, dan yang terberat di provinsi-provinsi Timur. Putra Konstantius, Konstantinus naik takhta kekaisaran pada tahun 306, memulihkan sepenuhnya kesetaraan hukum umat Kristen dan mengembalikan milik mereka yang disita selama masa penganiayaan. Penganiayaan yang telah terjadi gagal menghentikan bangkitnya Gereja. Pada tahun 324, Konstantinus merupakan penguasa tunggal kekaisaran dan Kekristenan telah menjadi agama favoritnya. Meskipun penganiayaan mengakibatkan kematian, penyiksaan, pemenjaraan, ataupun dislokasi bagi banyak umat Kristen, sebagian besar umat Kristen di dalam kekaisaran terhindar dari hukuman. Namun penganiayaan menyebabkan banyak gereja terbagi antara mereka yang mematuhi otoritas kekaisaran (traditores, "pengkhianat"), dan mereka yang tetap "murni". Para sejarawan modern berupaya untuk memastikan apakah sumber-sumber Kristen membesar-besarkan ruang lingkup penganiayaan Diokletianus. (Selengkapnya...)

Artikel pilihan sebelumnya: Sistem nokenDinasti TangRainilaiarivony

Tahukah Anda

  • "... bahwa kuda laut adalah salah satu dari beberapa jenis ikan yang memiliki ciri khas berupa kehamilan jantan?"
  • "... bahwa dahulu banyak masyarakat Fore di Papua Nugini yang terjangkit penyakit kuru (gambar) karena mereka mempraktikkan kanibalisme? Penyakit ini disebabkan oleh protein prion di otak manusia yang dimakan oleh anggota suku tersebut."
  • "... bahwa Stadion BJK İnönü sering dipakai sebagai tempat konser musik semenjak 1992? Pada 2010 yang lalu, stadion ini digunakan sebagai 2 tempat konser."
  • "... bahwa antara tahun 1990 dan 2010 Organisasi Pangan dan Pertanian mencatat penangkapan selar kuning di dunia berkisar antara 113.000 hingga 195.000 ton, dan cenderung terus meningkat?"

Tantangan kolaborasi

Kolaborasi artikel baru

Wikipedia membutuhkan artikel-artikel berikut. Mari bersama-sama merintisnya pada Februari 2024.

Tantangan kolaborasi
Hasil kolaborasi terbaru
Panduan menerjemahkan artikel · Arsip halaman yang telah dibuat

Hari ini dalam sejarah

19 Februari: Hari Angkatan Bersenjata di Meksiko

Tanggal lain: 18 Februari 19 Februari 20 Februari

Hari ini tanggal 19 Februari 2024 (UTC) – Muat ulang

Gambar pilihan

Grand Prismatic Spring di Taman Nasional Yellowstone adalah mata air panas terbesar di Amerika Serikat dan terbesar ketiga di dunia setelah Frying Pan Lake di Selandia Baru dan Boiling Lake di Dominika. Warna cerah dan hidup di mata air adalah hasil dari hamparan mikroba di sekitar tepi air yang kaya akan mineral. Matriks tersebut menghasilkan berbagai warna, mulai dari hijau hingga merah.
Grand Prismatic Spring di Taman Nasional Yellowstone adalah mata air panas terbesar di Amerika Serikat dan terbesar ketiga di dunia setelah Frying Pan Lake di Selandia Baru dan Boiling Lake di Dominika. Warna cerah dan hidup di mata air adalah hasil dari hamparan mikroba di sekitar tepi air yang kaya akan mineral. Matriks tersebut menghasilkan berbagai warna, mulai dari hijau hingga merah.
(ukuran asli: 6.091 × 4.061 piksel, 17,99 MB)

Oleh: XRay
Lisensi: CC BY-SA 4.0