Bagoes Hadikoesoemo: Perbedaan antara revisi
Syusuf2016 (bicara | kontrib) →Kiprah & Pendidikan: referensi |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(35 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Kotak info pemegang jabatan |
|||
{{Infobox Officeholder |
|||
| honorific-prefix = [[Ki]] [[Raden]] |
|||
|name |
| name = Bagus Hadikusumo |
||
|image |
| image = Bagoes Hadikoesoemo.jpg |
||
⚫ | |||
| imagesize = 200px |
|||
⚫ | |||
| office = Ketua Umum Pengurus Besar Muhammadiyah |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Yogyakarta]] |
|||
| birth_name = Raden Hidajat |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| birth_place = [[Kauman, Yogyakarta|Kauman]], [[Keresidenan Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
|children = |
|||
⚫ | |||
|residence = |
|||
| resting_place = Taman Pemakaman Umum Pakuncen<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/717800/makam-ki-bagus-hadikusumo-hilang-ini-penjelasan-keluarga |title=Makam Ki Bagus Hadikusumo Hilang, Ini Penjelasan Keluarga |editor-last=Wibowo |editor-first=Eko Ari |location=Jakarta |date=2015-11-15 |work=[[Tempo.co]] |access-date=2024-04-19 |language=id |quote=Bagus Hadikusumo terakhir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Pakuncen, [[Wirobrajan, Yogyakarta|Wirobrajan]], [[Yogyakarta]]. Ia sempat direncanakan untuk direlokasikan makamnya ke Taman Makam Pahlawan Semaki, namun tidak disetujui pihak keluarga. Saat ini, makam telah tiada dan digantikan oleh orang lain. }}</ref> |
|||
⚫ | |||
| spouse = {{menikah|Siti Fatimah|1910}}<br/>Mursilah<br/>Siti Mardiah |
|||
|occupation = |
|||
| children = Siti Fatimah: 6 anak (termasuk [[Djarnawi Hadikusuma|Djarnawi]])<br/>Mursilah: 3 anak<br/>Siti Mardiah: 5 anak |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
| relations = [[Fakhruddin (ulama)|Fakhruddin]] (kakak) |
|||
| awards = [[Pahlawan nasional Indonesia]] |
|||
| known_for = Anggota [[Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|BPUPKI]], 1945 |
|||
⚫ | |||
| education = Pondok Pesantren Wonokromo |
|||
| profession = [[Ulama]] |
|||
⚫ | |||
}} |
}} |
||
[[Ki]] [[Raden]] '''Bagus Hadikusumo''' ([[Ejaan Lama]]: '''Bagoes Hadikoesoemo''') ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|24|11|1890|[[Jakarta]]|4|11|1954}}) adalah seorang pemuka agama dan politisi berkebangsaan [[Bangsa Indonesia|Indonesia]] yang dikenal sebagai salah satu anggota [[Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI). Di dunia politik, ia merupakan pendiri [[Partai Islam Indonesia]] (PII) pada 1938 dan [[Partai Masyumi]] di [[Yogyakarta]] pada 1943.<ref>{{Cite news|url=https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/02/pahlawan-nasional-ki-bagoes-hadikoesoemo |title=17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Ki Bagoes Hadikoesoemo |last=Chaebar |first=Haris |location= |date=2019-08-02 |work=Tribun News |access-date=2024-04-19 |language=id }}</ref> Dia sebagai tokoh [[Muhammadiyah]] yang disemat penghargaan sebagai [[pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional]] oleh [[Presiden Indonesia|Presiden ke-7 Indonesia]], [[Joko Widodo]] pada 2015.<ref>{{Cite news |title=Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Ke Lima Tokoh |language=id |url=http://cnnindonesia.com/nasional/20151105124500-20-89659/jokowi-anugerahkan-gelar-pahlawan-nasional-ke-lima-tokoh/ |work=[[CNN Indonesia]] |accessdate=5 November 2015 |last=Armenia |first=Resty }}</ref> |
|||
'''Ki Bagoes Hadikoesoemo''' atau '''Ki Bagus Hadikusumo''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|24|11|1890|[[Jakarta]]|4|11|1954}}) adalah seorang tokoh BPUPKI. Ia dilahirkan di kampung Kauman dengan nama R. Hidayat pada 11 Rabi'ul Akhir 1308 H (24 November 1890). Ki Bagus adalah putra ketiga dari lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta. |
|||
== |
== Kehidupan pribadi == |
||
Lahir dengan nama Raden Hidajat di [[Kauman, Yogyakarta|Kampung Kauman]], [[Keresidenan Yogyakarta|Yogyakarta]] pada 24 November 1890 (dalam penanggalan [[Hijriah]]: Senin, 11 Rabiul Akhir 1308) di pagi hari. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya, Raden Haji Lurah Hasjim adalah seorang [[abdi dalem]] di [[Keraton Yogyakarta]]. |
|||
== Kiprah dan Pendidikan == |
|||
⚫ | Ia mendapat pendidikan sekolah rakyat (kini SD) dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam [[sastra Jawa]], [[sastra Melayu|Melayu]], dan [[sastra Belanda|Belanda]] didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar [[bahasa Inggris]] dari seorang tokoh |
||
[[Berkas:Ki Bagus Hadikusumo, Kami Perkenalkan (1954), p95.jpg|jmpl|150px|Ki Bagus Hadikusumo, 1954]] |
|||
⚫ | Ia mendapat pendidikan sekolah rakyat (kini SD) dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam [[sastra Jawa]], [[sastra Melayu|Melayu]], dan [[sastra Belanda|Belanda]] didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar [[bahasa Inggris]] dari seorang tokoh [[Ahmadiyyah]] yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig. |
||
Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW). |
Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW). |
||
Pada tahun [[1937]], Ki Bagus diajak oleh [[Mas Mansoer]] untuk menjadi Wakil Ketua PP [[Muhammadiyah]]. Pada tahun 1942, ketika [[KH Mas |
Pada tahun [[1937]], Ki Bagus diajak oleh [[Mas Mansoer]] untuk menjadi Wakil Ketua PP [[Muhammadiyah]]. Pada tahun 1942, ketika [[KH Mas Mansoer]] dipaksa Jepang untuk menjadi ketua [[Putera]] (Pusat Tenaga Rakyat), Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum [[Muhammadiyah]] yang ditinggalkannya.<ref>http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-160-det-ki-bagus-hadikusuma.html/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181018150834/http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-160-det-ki-bagus-hadikusuma.html |date=2018-10-18 }} diakses 16 Oktober 2018</ref> Posisi ini dijabat hingga tahun 1953. Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota [[BPUPKI]] dan [[PPKI]]. Ia pernah berdebat sengit terkait [[Pancasila|dasar negara]] terutama terkait [[Piagam Jakarta]].<ref>{{Cite news|last=Matanasi|first=Petrik|title=Ki Bagus Hadikusumo, Pendukung Keras Piagam Jakarta|url=https://tirto.id/ki-bagus-hadikusumo-pendukung-keras-piagam-jakarta-cq7q|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-10-19}}</ref><ref>{{Cite news|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=2021-07-30|title=Ki Bagus Hadikusumo: Kiprah dan Karyanya|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/30/080000679/ki-bagus-hadikusumo--kiprah-dan-karyanya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-10-19|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada}}</ref> |
||
⚫ | |||
Ia merupakan pemimpin Muhammadiyah yang besar andilnya dalam penyusunan Muqadimah UUD 1945 dalam PPKI. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Muqodimah UUD 1945 dibacakan sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Isi dari Muqodimah UUD 1945 itu adalah Piagam Jakarta, yang menyebutkan “Negara berdasarkan atas Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Ki Bagus Hadikoesoemo selaku Ketua Umum Pusat Pimpinan Muhammadiyah yang pada waktu itu sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempertahankan agama Islam untuk dimasukkan dalam muqoddimah dan Undang-undang Dasar 1945. Begitu ngotot beliau, sehingga Bung Karno dan Bung Hatta (karena sungkan), menyuruh Mr T.M Hassan sebagai putera Aceh sebagai lambang daerah dominan Islam menemui/melobi Ki Bagus Hadikusumo guna menentramkannya dan meluluhkan hatinya. Bahkan wakil Nahdatul Ulama pun tidak mampu meluluhkan hati Ki Bagus Hadikoesoemo. Hanya dengan kepastian dan jaminan bahwa 6 bulan lagi sesudah Agustus 1945 kita akan bentuk sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Majelis Pembuat Undang-undang Dasar yang tetap, maka bersabarlah Ki Bagus Hadikusumo untuk menanti. Hatta masuk ke dalam ruang sidang Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan membacakan empat perubahan dari hasil lobi tersebut. Berikut hasil perubahan kemudian disepakati sebagai preambule dan batang tubuh UUD1945 yang saat ini biasa disebut dengan UUD 45 Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa Arab, muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”. Kedua, anak kalimat Piagam Jakarta yang menjadi pembukaan UUD, diganti dengan,”negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketiga, kalimat yang menyebutkan presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”. Keempat, terkait perubuahan poin kedua, maka pasal 29 ayat 1 berbunyi, “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai ganti dari, “Negara berdasarkan atas Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. |
|||
Ki Bagus aktif membuat karya tulis, antara lain: |
|||
⚫ | |||
* ''Islam Sebagai Dasar Negara'' dan ''Achlaq Pemimpin'', |
|||
* ''Risalah Katresnan Djati'' (1935), |
|||
* ''Poestaka Hadi'' (1936), ''Poestaka Islam'' (1940), |
|||
* ''Poestaka Ichsan'' (1941), dan |
|||
* ''Poestaka Iman'' (1954). |
|||
== Lihat pula == |
|||
Ki Bagus aktif membuat karya tulis, antara lain ''Islam Sebagai Dasar Negara'' dan ''Achlaq Pemimpin''. Karya-karyanya yang lain yaitu ''Risalah Katresnan Djati'' (1935), ''Poestaka Hadi'' (1936), ''Poestaka Islam'' (1940), ''Poestaka Ichsan'' (1941), dan ''Poestaka Iman'' (1954). |
|||
* [[Ahmad Dahlan]] |
|||
== Meninggal == |
|||
* [[Muhammad Sangidu]] |
|||
== Rujukan == |
|||
Setelah meninggal, [[Pemerintah Republik Indonesia]] menetapkannya sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Nasional Indonesia.<ref>https://pahlawancenter.com/pahlawan-nasional/</ref> |
|||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== |
== Daftar pustaka == |
||
'''Buku''' |
|||
* {{Cite book|title=Muhammadiyah: Potret yang Berubah|last=Arifin|first=MT|publisher=Suara Muhammadiyah|year=1990|isbn=978-602-6268-01-3|location=Yogyakarta|page=}} |
|||
* {{id}} [http://www.muhammadiyah.or.id/ki-bagus-hadikusumo.html Biografi Ki Bagoes Hadikoesoemo] |
|||
* {{Cite book|title=Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah|last=Darban|first=Ahmad Adaby|publisher=Tarawang|year=2000|isbn=978-979-8681-26-4|location=Yogyakarta|page=}} |
|||
'''Jurnal ilmiah''' |
|||
* {{Cite journal|last=Aprianto|first=Iwan Dwi|last2=Yulianto|first2=Andrian Eka|year=Desember 2019|title=Askar Perang Sabil dalam Revolusi Fisik di Yogyakarta Tahun 1945-1949|url=https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/5|journal=Jurnal Walasuji|volume=10|issue=2|pages=|doi=|issn=2502-2229|ref={{sfnref|Aprianto|Yulianto|2019}}|access-date=2020-04-08|archive-date=2022-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220610190337/https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/5|dead-url=yes}} |
|||
{{kotak mulai}} |
{{kotak mulai}} |
||
{{kotak suksesi|jabatan=[[Muhammadiyah#Daftar Pimpinan Muhammadiyah Indonesia|Ketua Umum Muhammadiyah]]|tahun= |
{{kotak suksesi|jabatan=[[Muhammadiyah#Daftar Pimpinan Muhammadiyah Indonesia|Ketua Umum Muhammadiyah]]|tahun=1942–1953|pendahulu=[[Mas Mansoer|KH Mas Mansoer]] |pengganti=[[Ahmad Rasyid Sutan Mansur|AR Sutan Mansur]]}} |
||
{{kotak selesai}} |
{{kotak selesai}} |
||
{{BPUPKI}} |
{{BPUPKI}} |
||
{{PPKI}} |
{{PPKI}} |
||
⚫ | |||
{{Pahlawan Nasional Indonesia}} |
{{Pahlawan Nasional Indonesia}} |
||
{{lifetime|1890|1954|Hadikoesoemo, Bagoes}} |
{{lifetime|1890|1954|Hadikoesoemo, Bagoes}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:BPUPKI]] |
[[Kategori:BPUPKI]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:PPKI]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]] |
||
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
||
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Kota Yogyakarta]] |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah]] |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Utama]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Bantul]] |
Revisi terkini sejak 19 April 2024 11.25
Bagus Hadikusumo | |
---|---|
Ketua Umum Pengurus Besar Muhammadiyah ke-5 | |
Masa jabatan 1944–1953 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Raden Hidajat 24 November 1890 Kauman, Yogyakarta, Hindia Belanda |
Meninggal | 4 November 1954 Jakarta, Indonesia | (umur 63)
Makam | Taman Pemakaman Umum Pakuncen[1] |
Suami/istri | Siti Fatimah (m. 1910)Mursilah Siti Mardiah |
Hubungan | Fakhruddin (kakak) |
Anak | Siti Fatimah: 6 anak (termasuk Djarnawi) Mursilah: 3 anak Siti Mardiah: 5 anak |
Orang tua |
|
Pendidikan | Pondok Pesantren Wonokromo |
Profesi | Ulama |
Dikenal karena | Anggota BPUPKI, 1945 |
Penghargaan sipil | Pahlawan nasional Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
Ki Raden Bagus Hadikusumo (Ejaan Lama: Bagoes Hadikoesoemo) (24 November 1890 – 4 November 1954) adalah seorang pemuka agama dan politisi berkebangsaan Indonesia yang dikenal sebagai salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di dunia politik, ia merupakan pendiri Partai Islam Indonesia (PII) pada 1938 dan Partai Masyumi di Yogyakarta pada 1943.[2] Dia sebagai tokoh Muhammadiyah yang disemat penghargaan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo pada 2015.[3]
Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]
Lahir dengan nama Raden Hidajat di Kampung Kauman, Yogyakarta pada 24 November 1890 (dalam penanggalan Hijriah: Senin, 11 Rabiul Akhir 1308) di pagi hari. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya, Raden Haji Lurah Hasjim adalah seorang abdi dalem di Keraton Yogyakarta.
Kiprah dan Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Ia mendapat pendidikan sekolah rakyat (kini SD) dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam sastra Jawa, Melayu, dan Belanda didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa Inggris dari seorang tokoh Ahmadiyyah yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig.
Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW).
Pada tahun 1937, Ki Bagus diajak oleh Mas Mansoer untuk menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah. Pada tahun 1942, ketika KH Mas Mansoer dipaksa Jepang untuk menjadi ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum Muhammadiyah yang ditinggalkannya.[4] Posisi ini dijabat hingga tahun 1953. Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota BPUPKI dan PPKI. Ia pernah berdebat sengit terkait dasar negara terutama terkait Piagam Jakarta.[5][6]
Karya sastra[sunting | sunting sumber]
Ki Bagus aktif membuat karya tulis, antara lain:
- Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin,
- Risalah Katresnan Djati (1935),
- Poestaka Hadi (1936), Poestaka Islam (1940),
- Poestaka Ichsan (1941), dan
- Poestaka Iman (1954).
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Rujukan[sunting | sunting sumber]
- ^ Wibowo, Eko Ari, ed. (2015-11-15). "Makam Ki Bagus Hadikusumo Hilang, Ini Penjelasan Keluarga". Tempo.co. Jakarta. Diakses tanggal 2024-04-19.
Bagus Hadikusumo terakhir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta. Ia sempat direncanakan untuk direlokasikan makamnya ke Taman Makam Pahlawan Semaki, namun tidak disetujui pihak keluarga. Saat ini, makam telah tiada dan digantikan oleh orang lain.
- ^ Chaebar, Haris (2019-08-02). "17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Ki Bagoes Hadikoesoemo". Tribun News. Diakses tanggal 2024-04-19.
- ^ Armenia, Resty. "Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Ke Lima Tokoh". CNN Indonesia. Diakses tanggal 5 November 2015.
- ^ http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-160-det-ki-bagus-hadikusuma.html/ Diarsipkan 2018-10-18 di Wayback Machine. diakses 16 Oktober 2018
- ^ Matanasi, Petrik. "Ki Bagus Hadikusumo, Pendukung Keras Piagam Jakarta". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-10-19.
- ^ Adryamarthanino, Verelladevanka (2021-07-30). Nailufar, Nibras Nada, ed. "Ki Bagus Hadikusumo: Kiprah dan Karyanya". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-10-19.
Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]
Buku
- Arifin, MT (1990). Muhammadiyah: Potret yang Berubah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. ISBN 978-602-6268-01-3.
- Darban, Ahmad Adaby (2000). Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Yogyakarta: Tarawang. ISBN 978-979-8681-26-4.
Jurnal ilmiah
- Aprianto, Iwan Dwi; Yulianto, Andrian Eka (Desember 2019). "Askar Perang Sabil dalam Revolusi Fisik di Yogyakarta Tahun 1945-1949". Jurnal Walasuji. 10 (2). ISSN 2502-2229. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-10. Diakses tanggal 2020-04-08.
Didahului oleh: KH Mas Mansoer |
Ketua Umum Muhammadiyah 1942–1953 |
Diteruskan oleh: AR Sutan Mansur |