Douglas MacArthur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Douglas MacArthur
MacArthur di Manila, Filipina, sekitar tahun 1945, sedang merokok dengan menggunakan sebuah cangklong
JulukanGaijin Shogun
 • Indonesia: Penguasa Militer Asing
Dugout Doug
Big Chief
Lahir(1880-01-26)26 Januari 1880
Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat
Meninggal5 April 1964(1964-04-05) (umur 84)
Washington, D.C., Amerika Serikat
Pengabdian Amerika Serikat
 Filipina
Dinas/cabang Angkatan Darat Amerika Serikat
Angkatan Darat Filipina
Lama dinas1903–1964
Pangkat Jenderal Besar (Angkatan Darat AS)
Marsekal Lapangan (Angkatan Darat Filipina)
NRPO-57
KomandanKomando Perserikatan Bangsa-Bangsa
Komandan Tertinggi Sekutu
Kawasan Pasifik Barat Daya
Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat di Timur Jauh
Departemen Filipina
Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat
Divisi Filipina
Gubernur Akademi Militer Amerika Serikat
Divisi ke-42
Brigade Infanteri ke-84
Perang/pertempuranRevolusi Meksiko
 • Pendudukan Veracruz oleh Amerika Serikat
Perang Dunia I
 • Serangan Champagne-Marne
 • Pertempuran Saint-Mihiel
 • Serangan Meuse-Argonne
Perang Dunia II
 • Kampanye militer Filipina (1941–1942)
 • Kampanye militer Nugini
 • Kampanye militer Filipina (1944–1945)
 • Kampanye militer Kalimantan (1945)
 • Pendudukan Jepang oleh Sekutu
Perang Korea
 • Pertempuran Inchon
 • Serangan PBB, 1950
 • Serangan Musim Dingin Tiongkok
 • Serangan PBB, 1951
PenghargaanMedal of Honor
Distinguished Service Cross (3)
Army Distinguished Service Medal (5)
Navy Distinguished Service Medal
Silver Star (7)
Distinguished Flying Cross
Bronze Star
Air Medal
Purple Heart (2)
Pasangan
(m. 1922; c. 1929)

(m. 1937; MacArthur meninggal 1964)
HubunganLihat Keluarga MacArthur
AnakArthur MacArthur IV
Pekerjaan lainKepala konglomerat Remington Rand
Tanda tangan

Douglas MacArthur (26 Januari 1880 – 5 April 1964) adalah seorang jenderal bintang lima asal Amerika Serikat dan marsekal lapangan Angkatan Darat Filipina. Ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat pada dasawarsa 1930-an dan memiliki sumbangsih yang besar di teater Pasifik selama Perang Dunia II. Ia dianugerahi Medal of Honor berkat jasa-jasanya selama kampanye militer Filipina, sehingga dirinya dan ayahnya, Arthur MacArthur, Jr., menjadi pasangan ayah dan anak pertama yang sama-sama mendapatkan medali tersebut. Ia juga merupakan salah satu dari hanya lima orang yang diberikan pangkat Jenderal Besar di Angkatan Darat Amerika Serikat, dan satu-satunya orang yang pernah diangkat sebagai marsekal lapangan di Angkatan Darat Filipina.

Douglas dibesarkan di sebuah keluarga berlatar belakang militer di American Old West. Ia adalah seorang siswa yang berprestasi di Akademi Militer West Texas, dan ia lalu meneruskan pendidikan militernya di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point dengan pangkat Kapten Pertama. Ia berhasil lulus dari West Point dengan peringkat pertama pada tahun 1903. Selama pendudukan Veracruz oleh Amerika Serikat pada tahun 1914, ia mengadakan sebuah misi pengintaian, dan berkat kiprahnya ia dinominasikan sebagai penerima Medal of Honor. Pada tahun 1917, pangkatnya dinaikkan dari mayor menjadi kolonel dan ia menjadi kepala staf Divisi ke-42 (yang juga disebut Divisi Pelangi). Saat sedang bertempur di Front Barat selama Perang Dunia I, ia diangkat menjadi brigadir jenderal, kembali dinominasikan sebagai penerima Medal of Honor, dan dianugerahi Distinguished Service Cross sebanyak dua kali dan Silver Star sebanyak tujuh kali.

Dari tahun 1919 hingga 1922, MacArthur menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, dan pada masa jabatannya ini ia mengupayakan serangkaian reformasi. Ia kemudian ditugaskan di Filipina, dan pada tahun 1924, ia berperan penting dalam memadamkan Pemberontakan Kepanduan Filipina. Pada tahun 1925, ia menjadi mayor jenderal termuda di Angkatan Darat. Ia menjadi salah satu hakim di Pengadilan Militer yang menghakimi Brigadir Jenderal Billy Mitchell, dan ia juga mengepalai Komite Olimpiade Amerika Serikat selama Olimpiade Musim Panas 1928 di Amsterdam. Pada tahun 1930, ia menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat. Maka dari itu, ia terlibat dalam peristiwa pengusiran para pengunjuk rasa Bonus Army dari kota Washington, D.C. pada tahun 1932. Pada masa jabatannya ini, ia juga turut mendirikan Civilian Conservation Corps. Ia pensiun dari angkatan darat pada tahun 1937 untuk menjadi Penasihat Militer untuk Pemerintahan Persemakmuran Filipina.

Pada tahun 1941, MacArthur dipanggil lagi untuk bertugas sebagai panglima Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat di Timur Jauh. Kemudian terjadi sejumlah bencana militer, yakni kehancuran Angkatan Udara Timur Jauh Amerika Serikat pada 8 Desember 1941 serta serangan Jepang ke Filipina. Pasukan MacArthur kemudian terpaksa mundur ke Bataan, dan mereka bertahan di tempat tersebut hingga Mei 1942. Pada Maret 1942, MacArthur, keluarganya, dan anggota stafnya pergi ke Pulau Corregidor yang terletak tidak jauh dari Bataan dengan menumpangi perahu-perahu torpedo patroli, dan kemudian mereka melarikan diri ke Australia. Di sana, MacArthur menjadi Panglima Tertinggi Kawasan Pasifik Barat Daya. Setibanya di Australia, MacArthur menyampaikan sebuah pidato dan berjanji bahwa ia akan kembali ke Filipina. Setelah pertempuran yang berkecamuk selama lebih dari dua tahun di teater Pasifik, ia berhasil memenuhi janjinya. Berkat upayanya untuk mempertahankan Filipina, MacArthur dianugerahi Medal of Honor. Ia secara resmi menerima pernyataan menyerah tanpa syarat Jepang pada 2 September 1945 di atas USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo. Ia lalu menjadi penanggungjawab pendudukan Jepang dari tahun 1945 hingga 1951. Sebagai penguasa de facto Jepang, ia mengawasi proses perombakan sistem ekonomi, politik, dan sosial negara tersebut. Ia lalu memimpin Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa selama Perang Korea dan awalnya ia cukup berhasil; namun, serangan terhadap Korea Utara telah memicu campur tangan dari Republik Rakyat Tiongkok. Setelah mengalami kekalahan dalam berbagai pertempuran yang genting, ia diberhentikan oleh Presiden Harry S. Truman pada 11 April 1951. Ia kemudian menjadi kepala konglomerat Remington Rand.

Kehidupan awal dan pendidikan

Sebagai seorang anak tentara, Douglas MacArthur lahir pada 26 Januari 1880, di Barak Little Rock, Little Rock, Arkansas, dari pasangan Arthur MacArthur, Jr., seorang kapten Angkatan Darat AS, dan istrinya, Mary Pinkney Hardy MacArthur (dijuluki "Pinky").[1] Arthur, Jr. adalah putra dari seorang ahli hukum dan politikus kelahiran Skotlandia, Arthur MacArthur, Sr.,[2] Arthur Jr. kemudian mendapatkan Medal of Honor sebagai penghargaan atas jasanya untuk Angkatan Darat Amerika Serikat dalam Pertempuran Missionary Ridge selama Perang Saudara Amerika,[3] dan pangkatnya juga dinaikkan menjadi letnan jenderal.[4] Sementara itu, Pinkney berasal dari keluarga penting dari Norfolk, Virginia.[1] Dua saudaranya laki-lakinya berjuang untuk pihak Konfederasi selama Perang Saudara, dan mereka menolak menghadiri pernikahan Pinkney.[5] Arthur dan Pinky dikaruniai tiga putra, dan Douglas adalah anak bungsu, setelah kakaknya Arthur III, lahir pada 1 Agustus 1876, dan kakaknya yang kedua, Malcolm, lahir pada 17 Oktober 1878.[6] Keluarganya tinggal di berbagai pos Angkatan Darat di American Old West. Keadaan di wilayah tersebut terbilang primitif, dan Malcolm tutup usia akibat penyakit campak pada tahun 1883.[7] Dalam memoirnya yang berjudul Reminiscences, MacArthur menulis, "Aku belajar menunggangi kuda dan menembak bahkan sebelum aku dapat membaca atau menulis—bahkan sebelum aku bisa berjalan dan berbicara."[8]

Kehidupan MacArthur di garis terdepan Amerika Serikat berakhir pada Juli 1889 setelah keluarganya pindah ke Washington, D.C.,[9] dan di situ Douglas masuk Force Public School. Ayahnya ditugaskan ke San Antonio, Texas, pada September 1893. Di sana, MacArthur masuk Akademi Militer West Texas,[10] dan di situ ia dianugerahi medali emas sebagai penghargaan atas pencapaian akademis dan sikapnya. Ia juga bergabung dengan tim tenis sekolahnya, dan selain itu ia menjadi quarterback di tim football dan shortstop di tim bisbol sekolah tersebut. Ia berhasil menjadi seorang valedictorian dengan rata-rata nilai tahun terakhir sebesar 97,33 dari 100.[11] Namun, ayah dan kakek MacArthur tidak berhasil meyakinkan Presiden untuk mencalonkan Douglas sebagai siswa di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, baik itu pada masa Presiden Grover Cleveland maupun pada masa Presiden William McKinley.[12] Setelah dua penolakan tersebut,[13] Douglas dibimbing secara pribadi oleh seorang guru SMA asal Milwaukee, Gertrude Hull.[14] Ia kemudian berhasil lulus ujian yang membuatnya mendapatkan pencalonan masuk West Point dari seorang anggota Kongres yang bernama Theobald Otjen,[10] dan ia sendiri mendapatkan nilai 93,3 dalam ujian tersebut.[15] Ia kemudian menulis: "Ini adalah sebuah pelajaran yang tak pernah kulupakan. Persiapan adalah kunci keberhasilan dan kemenangan."[15]

MacArthur masuk West Point pada 13 Juni 1899,[16] dan ibunya juga pindah ke sebuah ruangan di Hotel Craney yang berdekatan dengan halaman Akademi.[17] Perpeloncoan merupakan praktik yang lumrah di West Point pada masa itu, dan MacArthur dan teman sekelasnya, Ulysses S. Grant III, menarik perhatian khusus dari para kadet selatan, karena mereka adalah anak seorang jenderal dan ibu mereka sama-sama tinggal di Hotel Craney. Setelah kadet Oscar Booz meninggalkan West Point karena perploncoan dan kemudian tutup usia akibat tuberkulosis, Kongres mengadakan sebuah penyelidikan. MacArthur dipanggil untuk menghadap sebuah komite khusus di Kongres pada tahun 1901, dan dalam pertemuan tersebut, ia memberikan kesaksian tentang para kadet yang terlibat dalam perploncoan, tetapi ia sendiri mengecilkan peristiwa perploncoan terhadap dirinya sendiri walaupun kadet-kadet yang lain menceritakan semua yang telah terjadi kepada komite. Kongres kemudian melarang tindakan-tindakan yang melecehkan, menghina, mempermalukan, atau kejam, tetapi perploncoan masih berlanjut.[18] MacArthur menjadi seorang kopral di Kompi B pada tahun keduanya, sersan pertama di Kompi A pada tahun ketiganya, dan Kapten Pertama pada tahun terakhirnya.[19] Ia menjadi pemain left fielder di regu bisbol sekolahan tersebut, dan secara akademis ia mendapatkan nilai 2424,12 dari 2470.00, atau sebesar 98,14; ini merupakan nilai tertinggi ketiga yang pernah tercatat, dan ia lulus dengan peringkat pertama di kelasnya yang terdiri dari 93 lelaki pada 11 Juni 1903.[20] Pada masa itu, kadet-kadet berpangkat tinggi biasanya ditugaskan ke Korps Zeni Angkatan Darat Amerika Serikat, sehingga MacArthur diangkat menjadi letnan kedua dalam korps tersebut.[21]

Perwira muda

MacArthur menjalani cuti kelulusannya dengan orang tuanya di Fort Mason, Kalifornia. Di tempat tersebut, ayahnya (yang pada saat itu telah menjadi mayor jenderal) menjabat sebagai panglima Departemen Pasifik. Sesudahnya, MacArthur bergabung dengan Bataliun Zeni Ketiga yang diberangkatkan ke Filipina pada Oktober 1903. MacArthur ditugaskan ke Iloilo, dan di situ ia mengawasi pembangunan sebuah dermaga di Camp Jossman. Ia ditugaskan untuk melakukan survei di Kota Tacloban, Kota Calbayog, dan Kota Cebu. Pada November 1903, saat bekerja di Guimaras, ia disergap oleh sepasang gerilyawan Filipina; ia berhasil menembak dan membunuh keduanya dengan menggunakan pistolnya.[22] Ia dipromosikan menjadi "letnan pertama" di Manila pada April 1904.[23] Pada Oktober 1904, saat sedang melakukan survei di Bataan, ia terpaksa berhenti bertugas karena ia terserang malaria dan tinea cruris. Ia kembali ke San Francisco, dan di situ ia ditempatkan di California Debris Commission. Pada Juli 1905, ia menjadi kepala zeni di Divisi Pasifik.[24]

Pada Oktober 1905, MacArthur mendapatkan perintah untuk datang ke Tokyo untuk diangkat menjadi aide-de-camp ayahnya. Seorang pria yang mengenal mereka berdua pada masa itu menulis bahwa: "Arthur MacArthur merupakan seorang pria paling egois yang pernah aku lihat, sampai aku bertemu putranya."[25] Mereka menginspeksi pangkalan-pangkalan militer Jepang di Nagasaki, Kobe, dan Kyoto, dan kemudian mereka melakukan perjalanan ke India melewati Shanghai, Hong Kong, Jawa, dan Singapura, mencapai Kalkuta pada Januari 1906. Di India, mereka mengunjungi Madras, Tuticorin, Quetta, Karachi, Perbatasan Barat Laut, dan Celah Khyber. Mereka kemudian berlayar ke Tiongkok lewat Bangkok dan Saigon, dan mereka berkunjung ke Kanton, Tsingtao, Peking, Tientsin, Hankow, dan Shanghai sebelum akhirnya kembali ke Jepang pada bulan Juni. Pada bulan berikutnya, mereka kembali ke Amerika Serikat,[26] dan di situ Arthur MacArthur meneruskan tugasnya di Fort Mason dengan putranya sebagai aide-de-camp-nya. Pada bulan September, Douglas menerima perintah untuk melapor kepada Bataliun Zeni Kedua di Barak Washington dan masuk ke Sekolah Zeni. Di sana, ia juga bertugas sebagai "seorang aide untuk membantu fungsi-fungsi Gedung Putih" atas permintaan Presiden Theodore Roosevelt.[27]

Pada Agustus 1907, MacArthur dikirim ke kantor distrik zeni di Milwaukee, yang merupakan kota tempat tinggal orang tuanya pada masa tersebut. Pada April 1908, ia ditempatkan di Fort Leavenworth, dan di situ ia diberi komando pertamanya: Kompeni K, Bataliun Zeni Ketiga.[27] Ia menjadi ajudan batalion pada tahun 1909 dan kemudian sebagai perwira zeni di Fort Leavenworth pada tahun 1910. MacArthur dipromosikan menjadi kapten pada Februari 1911 dan dilantik menjadi kepala Departemen Zeni Militer dan Sekolah Zeni Lapangan. Ia ikut serta dalam pelatihan-pelatihan di San Antonio, Texas, bersama dengan Divisi Manuver pada 1911 dan bertugas di Panama pada Januari dan Februari 1912. Kematian mendadak ayahnya pada 5 September 1912 membuat Douglas dan saudaranya Arthur kembali ke Milwaukee untuk merawat ibu mereka, terutama mengingat bahwa kesehatan ibu mereka telah memburuk. MacArthur meminta untuk dipindahkan ke Washington, D.C. agar ibunya dapat dibawa ke Rumah Sakit Johns Hopkins. Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Leonard Wood mengajukan permohonan tersebut kepada Menteri Perang Henry L. Stimson, dan kemudian sang menteri mengabulkan permintaan MacArthur untuk ditempatkan di Kantor Kepala Staf pada 1912.[28]

Ekspedisi Veracruz

Pada 21 April 1914, Presiden Woodrow Wilson memerintahkan pendudukan Veracruz. MacArthur bergabung dengan staf markas besar yang dikirim ke kawasan tersebut, dan ia tiba pada tanggal 1 Mei 1914. Ia lalu menyadari bahwa jalur kereta api dibutuhkan untuk memasok logistik yang diperlukan untuk melaju dari Veracruz. Ia menemukan banyak gerbong kereta, tetapi tidak ada lokomotifnya, sehingga ia pergi untuk memastikan kebenaran laporan bahwa terdapat beberapa lokomotif di Alvarado, Veracruz. Dengan membelanjakan emas senilai $150, ia dapat membeli sebuah gerobak sorong dan mempekerjakan tiga orang Meksiko (yang sudah ia lucuti). MacArthur dan rombongannya menemukan lima mesin di Alvarado. Walaupun dua dari antaranya hanya berupa switcher, tiga lokomotif lainnya sesuai dengan kebutuhan MacArthur. Selama perjalanan kembali ke Veracruz, rombongannya dihadang oleh lima pria bersenjata. MacArthur dan rombongannya pun melesat untuk meninggalkan mereka, sementara dua orang yang dapat mengejar mereka ditembak oleh MacArthur. Tak lama sesudahnya, mereka diserang oleh suatu kelompok yang terdiri dari lima belas pria berkuda. Tiga lubang peluru terbentuk di pakaian MacArthur, tetapi ia tidak mengalami luka-luka. Salah satu rekannya mengalami luka ringan, tetapi pada akhirnya MacArthur menembak empat dari pria berkuda tersebut, dan pria berkuda yang masih tersisa kemudian melarikan diri. Kemudian, MacArthur dan rombongannya diserang oleh tiga pria berkuda. Lubang peluru kembali terbentuk di pakaian MacArthur. Dengan menggunakan gerobak sorong, mereka dapat meninggalkan para penyerang tersebut, kecuali untuk satu orang yang kemudian ditembak mati beserta dengan kudanya. Rombongan MacArthur pun harus mengangkat mayat kuda dari jalur kereta sebelum dapat melanjutkan perjalanan.[29]

Salah seorang perwira sejawat MacArthur menulis sebuah surat kepada Wood yang menyarankan agar nama MacArthur diajukan dalam daftar calon penerima Medal of Honor. Wood menyetujui usulan tersebut, dan Kepala Staf Hugh L. Scott lalu mengadakan pertemuan untuk mempertimbangkan pemberian penghargaan tersebut.[30] Mereka mempertanyakan apakah tindakan tersebut dapat dilakukan tanpa sepengetahuan jenderal yang bertugas.[31] Ini adalah pernyataan Brigjen Frederick Funston (juga merupakan seorang penerima Medal of Honor) yang merasa bahwa pemberian penghargaan kepada MacArthur merupakan suatu hal yang "sangat patut dan dapat dibenarkan."[32] Namun, badan pertimbangan tersebut merasa khawatir bahwa "penganugerahan penghargaan ini akan mendorong perwira staf lainnya yang ada dalam keadaan yang sama untuk mengabaikan komandan mereka, kemungkinan juga menghalangi rencana [sang komandan]"; alhasil MacArthur sama sekali tidak diberikan penghargaan.[33]

Perang Dunia I

Divisi Pelangi

Brigjen MacArthur sedang duduk di sebuah château Prancis pada September 1918.

MacArthur kembali ke Departemen Perang dan lalu ia diangkat menjadi mayor pada 11 Desember 1915. Pada Juni 1916, ia mulai mengemban jabatan kepala Biro Informasi di kantor Menteri Perang Newton D. Baker. Semenjak itu, MacArthur dianggap sebagai petugas pers utama Angkatan Darat. Setelah Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917, Baker dan MacArthur berhasil mendapatkan persetujuan dari Presiden Wilson untuk mengerahkan Garda Nasional ke Front Barat. MacArthur mengusulkan agar divisi yang dikirim terlebih dahulu adalah divisi yang terdiri dari satuan-satuan dari negara-negara bagian yang berbeda-beda untuk menghindarkan kesan pilih kasih terhadap negara bagian tertentu. Baker menyetujui pembentuan divisi tersebut, yang kemudian dikenal dengan julukan Divisi ke-42 ("Pelangi"), dan yang diangkat sebagai panglimanya adalah Mayjen William A. Mann, kepala Biro Garda Nasional, sementara MacArthur bertugas sebagai kepala stafnya dengan pangkat kolonel. Atas permintaan dari MacArthur, ia ditugaskan di infanteri dan bukan di antara para zeni.[34]

Divisi ke-42 dikumpulkan di Camp Mills, New York, pada Agustus dan September 1917, dan di situ mereka memperoleh pelatihan perang di medan terbuka alih-alih perang di parit. Mereka bertolak dari Hoboken, New Jersey, ke Prancis pada 18 Oktober 1917. Pada 19 Desember, posisi Mann sebagai panglima divisi digantikan oleh Mayjen Charles T. Menoher.[35]

Serangan Champagne-Marne

Divisi ke-42 mulai memasuki barisan di sektor Lunéville pada Februari 1918. Pada 26 Februari, MacArthur dan Kapten Thomas T. Handy ikut serta dalam penyerbuan parit yang dilancarkan oleh Prancis, dan dalam serangan tersebut MacArthur membantu menangkap sejumlah tawanan Jerman. Komandan Korps VII Prancis, Mayjen Georges de Bazelaire, menganugerahi MacArthur dengan Croix de guerre. Menoher menyarankan agar MacArthur diberi Silver Star, dan kemudian ia dianugerahi bintang jasa tersebut.[36] Silver Star Medal baru dilembagakan pada 8 Agustus 1932, tetapi Silver Citation Star yang lebih kecil sudah boleh dikenakan oleh mereka yang dianggap telah menunjukkan keberanian.[37] Setelah Silver Star Medal dilembagakan, bintang jasa tersebut diberikan secara retroaktif kepada orang-orang yang telah dianugerahi Silver Citation Star.[38] Pada 9 Maret, Divisi ke-42 melancarkan tiga serangan ke parit-parit Jerman di Salient du Feys. MacArthur menemani sebuah kompi dari Infanteri ke-168. Kepemimpinan MacArthur membuatnya dianugerahi Distinguished Service Cross. Beberapa hari kemudian, MacArthur (yang sangat ketat terhadap pasukannya yang tidak membawa masker gas, tetapi dia sendiri seringkali lupa membawanya) terkena serangan gas. Kesehatannya kemudian memulih dan ia lalu membawa Sekretaris Baker berkeliling di sekitaran kawasan tersebut pada 19 Maret.[39]

MacArthur diangkat menjadi brigadir jenderal pada 26 Juni.[40] Pada akhir Juni, Divisi ke-42 dipindahkan ke Châlons-en-Champagne untuk menghadapi serangan Jerman ke Champagne-Marne. Général d'Armée Henri Gouraud dari Angkatan Darat Keempat Prancis memutuskan untuk menanggapi serangan tersebut dengan taktik pertahanan secara mendalam: barisan depan dibuat setipis mungkin, dan serangan Jerman akan dihadapi di garis pertahanan kedua. Rencana ini berhasil dan MacArthur kemudian dianugerahi Silver Star kedua.[41] Divisi ke-42 ikut serta dalam serangan balasan yang dilancarkan oleh Sekutu, dan MacArthur dianugerahi Silver Star ketiga pada 29 Juli. Dua hari sesudahnya, Menoher melepastugaskan Brigjen Robert A. Brown dari Brigade Infanteri ke-84 dan menggantikannya dengan MacArthur. Setelah mendengar kabar bahwa musuh telah mundur, MacArthur turun langsung pada 2 Agustus untuk melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.[42] Ia kelak menuliskan pengalamannya ini:

Peristiwa ini terjadi pada pukul 3:30 pagi saat aku masuk dari sisi kanan di Sergy. (...) Aku tak akan pernah melupakan perjalanan itu. Jenazah-jenazah menumpuk di tempat sampai-sampai kami terguling. Sudah pasti ada paling tidak 2.000 mayat yang terkapar. Aku mengenali lambang enam divisi terbaik Jerman. Bau busuknya begitu melemaskan. Tak ada pohon yang tersisa. Teriakan dan tangisan prajurit yang terluka terdengar dari mana-mana. Peluru-peluru penembak runduk berbunyi seperti dengungan lebah-lebah yang mengamuk. Ledakan peluru yang kadang terdengar selalu memicu sumpah serapah dari pemanduku. Aku melihat hampir seratus senapan yang sudah dilumpuhkan dengan berbagai macam ukuran serta senapan-senapan mesin yang sudah ditinggalkan dan jumlahnya beberapa kali lipat [dari senapan-senapan tersebut].[43]

MacArthur melaporkan kepada Menoher dan Letjen Hunter Liggett bahwa pasukan Jerman benar-benar sudah mundur, dan ia lalu dianugerahi Silver Star keempat.[44] Ia juga dianugerahi Croix de guerre kedua dan diangkat menjadi seorang commandeur dari Légion d'honneur.[45]

Pertempuran Saint-Mihiel dan Serangan Meuse-Argonne

Divisi ke-42 beristirahat selama beberapa minggu,[46] dan lalu terjun ke dalam Pertempuran Saint-Mihiel pada 12 September 1918. Pasukan Sekutu dapat melaju dengan cepat dan MacArthur dianugerahi Silver Star kelima berkat kepemimpinannya di Brigade Infanteri ke-84.[47] Ia lalu meraih Silver Star keenam sebagai penghargaan atas keikutsertaannya dalam sebuah penyerbuan pada malam tanggal 25–26 September. Pada malam tanggal 30 September, Divisi ke-42 dipindah ke sektor Argonne dan di situ mereka menggantikan Divisi Pertama pada malam tanggal 11 Oktober. Saat sedang melakukan pengintaian pada keesokan harinya, MacArthur kembali terkena serangan gas, alhasil ia mendapatkan Wound Chevron kedua.[48]

Jenderal Pershing (kedua dari kiri) menganugerahi Brigjen MacArthur (ketiga dari kiri) dengan Distinguished Service Cross. Mayjen Charles T. Menoher (kiri) membacakan sebuah pernyataan sementara Kolonel George E. Leach (keempat dari kiri) dan Letkol William Joseph Donovan menunggu penanugerahan mereka.

Divisi ke-42 mulai turut serta dalam Serangan Meuse-Argonne pada 14 Oktober dan mereka mengerahkan kedua brigadenya. Pada sore harinya, sebuah konferensi diadakan untuk membahas serangan. Selama pertemuan tersebut, Charles Pelot Summerall (komandan Divisi Infantri Pertama dan Korps V) menelepon dan memerintahkan agar Châtillon direbut pada pukul 18:00 keesokan harinya. Sebuah foto udara yang sebelumnya telah diabadikan menunjukkan sebuah celah di kawat berduri Jerman di Châtillon timur laut. Letkol Walter E. Bare (komandan Infanteri ke-167) mengusulkan sebuah serangan dari tempat tersebut dengan perlindungan dari tembakan senapan mesin. MacArthur menyetujui rencana tersebut.[49] Saat sedang memastikan keberadaan celah di kawat berduri Jerman, ia mengalami luka-luka, tetapi luka tersebut tidak parah.[50]

Summerall mengusulkan agar MacArthur dianugerahi Medal of Honor dan diangkat menjadi Mayjen, tetapi kedua usulan tersebut tidak diterima.[51] Sebagai ganti, ia dianugerahi Distinguished Service Cross kedua.[52] Divisi ke-42 kembali bertempur untuk terakhir kalinya pada tanggal 4–5 November 1918.[53] MacArthur kelak menulis komentarnya mengenai serangan terakhir ke Sedan bahwa operasi ini "hampir menjadi salah satu tragedi terbesar dalam sejarah Amerika."[54] Akibat keluarnya perintah untuk mengabaikan batas antar satuan, satuan-satuan tersebut pun memasuki zona satu sama lain. Selama terjadinya kekacauan, MacArthur ditawan oleh pasukan dari Divisi Pertama yang mengiranya sebagai seorang jenderal Jerman.[55] Walaupun begitu, kinerjanya selama serangan di dataran tinggi Meuse membuatnya dianugerahi Silver Star ketujuh. Pada 10 November, sehari sebelum disepakatinya gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran, MacArthur diangkat menjadi panglima Divisi ke-42. Berkat jasanya sebagai kepala staf dan panglima Brigade Infanteri ke-84, ia dianugerahi Distinguished Service Medal.[56]

Tugasnya sebagai panglima tidak berlangsung lama, karena pada tanggal 22 November, ia digantikan (seperti halnya brigjen-brigjen lainnya) dan dikembalikan ke Brigade Infanteri ke-84. Divisi ke-42 dipilih untuk turut serta dalam operasi pendudukan Rheinland, dan mereka menduduki distrik Ahrweiler.[57] Pada April 1919, mereka bertolak ke Brest dan Saint-Nazaire, dan dari situ mereka menumpangi kapal untuk pulang ke Amerika Serikat. MacArthur menaiki kapal lintas samudera SS Leviathan yang mencapai New York pada 25 April 1919.[58]

Masa antar-perang

Gubernur Akademi Militer Amerika Serikat

MacArthur sebagai Gubernur Akademi Militer West Point

Pada tahun 1919, MacArthur menjadi Gubernur Akademi Militer AS di West Point. Pada masa itu, Kepala Staf Peyton March merasa West Point sudah ketinggalan zaman dan perlu dirombak.[59] Dengan menerima tugas tersebut, MacArthur dapat mempertahankan pangkat brigadir jenderalnya dan tidak diturunkan pangkatnya menjadi mayor seperti rekan-rekannya yang lain.[60] Saat MacArthur pindah ke rumah gubernur akademi militer bersama dengan ibunya pada Juni 1919,[61] ia menjadi gubernur akademi militer termuda semenjak Sylvanus Thayer pada tahun 1817.[62] Namun, MacArthur menghadapi perlawanan dari para lulusan dan dewan akademik.[63]

Visi MacArthur mengenai pribadi seorang perwira tidak hanya dipetik dari pengalamannya di Prancis, tetapi juga selama pendudukan Rheinland di Jerman. Angkatan darat harus berurusan dengan masalah-masalah politik, ekonomi, dan sosial di wilayah pendudukan tersebut, tetapi MacArthur mendapati bahwa banyak lulusan West Point yang tidak menguasai ilmu di luar militer.[61] Selain itu, pada masa perang, West Point telah berubah menjadi sekadar sekolah calon perwira, dengan lima kelas yang lulus dalam kurun waktu dua tahun. Moral kadet dan staf di West Point juga rendah, dan perploncoan "mencapai puncak kebengisannya".[64] MacArthur pertama-tama mencoba mengubah masa studi di West Point. Kongres telah menetapkan masa studi selama tiga tahun. MacArthur berhasil mengembalikan masa studi selama empat tahun.[65]

Selama perdebatan yang terjadi seputar masa studi, The New York Times mengangkat permasalahan mengenai kehidupan siswa di West Point yang tertutup dan tidak demokratis.[65] Selain itu, universitas-universitas biasa sudah mulai menilai mahasiswa berdasarkan performa akademisnya (dimulai dari Universitas Harvard pada tahun 1869), tetapi West Point masih berpegangan pada konsep pendidikan manusia secara utuh. MacArthur berupaya untuk memodernisasi sistem di West Point, dan juga memperluas cakupan konsep watak militer agar juga meliputi postur, kepemimpinan, keefisienan, dan performa atletis. Ia meresmikan Kode Kehormatan Kadet yang sebelumnya hanya ada dalam bentuk tak tertulis pada tahun 1922 setelah ia membentuk Komite Kehormatan Kadet untuk meninjau tuduhan pelanggaran-pelanggaran aturan. Anggota komite tersebut dipilih oleh para kadet sendiri, dan komite ini tidak berwenang mengganjar hukuman, tetapi mereka dapat melaporkan pelanggaran kepada komandan.[66] MacArthur juga berupaya untuk mengakhiri perploncoan dengan menugaskan para perwira alih-alih para mahasiswa senior untuk melatih para junior.[67]

Daripada mengirim para kadet ke kamp musim panas tradisional di Fort Clinton, MacArthur memerintahkan agar mereka menjalani pelatihan mengenai cara penggunaan senjata modern di Fort Dix dengan bimbingan dari para sersan.[67] Ia berupaya untuk memodernisasi kurikulum dengan menambahkan kursus-kursus ekonomi, pemerintahan, dan seni liberal, tetapi ia menghadapi perlawanan yang sengit dari dewan akademik. Di kelas seni militer, pelajaran tentang Perang Saudara Amerika digantikan dengan pelajaran tentang Perang Dunia I. Di kelas sejarah, ia memberikan perhatian khusus kepada kawasan Timur Jauh. MacArthur juga menambah jumlah bidang olahraga yang tersedia dan mewajibkan semua kadet untuk ikut serta.[68] Ia mengizinkan kadet kelas atas untuk meninggalkan asrama, dan ia mendukung pendirian sebuah surat kabar oleh para kadet, yaitu The Brag yang merupakan pendahulu surat kabar West Pointer yang beredar saat ini. Selain itu, ia memperbolehkan para kadet pergi menonton pertandingan tim sepak bola mereka, dan ia memberikan mereka uang saku sebesar $5 setiap bulannya (sama dengan $70 pada zaman modern jika disesuaikan dengan inflasi[69]). Para profesor dan alumni menentang terobosan-terobosan MacArthur.[67] Sebagian besar program reformasi MacArthur di West Point langsung dibatalkan, tetapi belakangan gagasan-gagasannya mulai diterima dan perombakan yang telah dicetuskan olehnya pun dikembalikan secara perlahan.[70]

Mayor jenderal termuda Angkatan Darat

MacArthur menjalin hubungan percintaan dengan Louise Cromwell Brooks, seorang sosialita yang mewarisi harta seorang jutawan. Mereka menikah di vila keluarga Louise di Palm Beach, Florida, pada 14 Februari 1922. Beredar desas-desus bahwa Jenderal Pershing (yang juga ingin meminang Louise) mengancam akan mengasingkan mereka ke Filipina jika mereka menikah. Hal ini disangkal oleh Pershing sebagai "omong kosong sialan".[71] Pada Oktober 1922, MacArthur meninggalkan West Point dan berangkat ke Filipina bersama dengan Louise dan kedua anaknya, Walter dan Louise, untuk mengemban jabatan panglima Distrik Militer Manila.[72] MacArthur menyukai anak-anak tirinya, dan ia banyak menghabiskan waktu luangnya bersama mereka.[73]

Pemberontakan di Filipina telah lama dipadamkan, sehingga kepulauan tersebut sedang menikmati masa damai. Sesudah disepakatinya Perjanjian Angkatan Laut Washington, jumlah garnisun di wilayah tersebut pun dikurangi.[74] Persahabatan MacArthur dengan orang-orang Filipina seperti Manuel Quezon telah menyinggung beberapa orang. MacArthur kelak mengakui bahwa masih ada orang yang menganut "gagasan lama tentang eksploitasi kolonial".[75] Pada Februari dan Maret 1923, MacArthur kembali ke Washington untuk menengok ibunya yang sedang sakit akibat penyakit jantung. Ia berhasil pulih, tetapi ini adalah kali terakhirnya Douglas bertemu dengan saudaranya, Arthur, yang meninggal secara mendadak akibat apendisitis pada Desember 1923. Pada Juni 1923, MacArthur menjadi panglima Brigade Infanteri ke-23 di Divisi Filipina. Pada 7 Juli 1924, ia menerima laporan bahwa para anggota Kepanduan Filipina telah membangkang akibat ketidakpuasan soal upah dan tunjangan. Lebih dari 200 orang ditangkap dan muncul kekhawatiran bahwa pemberontakan besar akan meletus. MacArthur berjaya menenangkan keadaan tersebut, tetapi upaya-upayanya untuk meningkatkan upah pasukan Filipina digagalkan oleh penghematan anggaran dan prasangka buruk terhadap orang Filipina. Pada 17 Januari 1925, saat MacArthur masih berumur 44 tahun, ia dinaikkan pangkatnya menjadi mayor jenderal termuda di Angkatan Darat.[76]

Sekembalinya di Amerika Serikat, MacArthur menjadi panglima Kawasan Korps IV yang bermarks di Fort McPherson, Atlanta, Georgia, pada 2 Mei 1925.[77] Namun, ia menghadapi prasangka buruk dari orang-orang selatan, karena ia adalah anak seorang perwira dari Angkatan Darat Pasukan Utara selama Perang Saudara Amerika, sehingga MacArthur meminta agar ia dilepaskan dari tugas ini.[78] Beberapa bulan kemudian, ia memegang komando Kawasan Korps III yang bermarkas di Fort McHenry, Baltimore, Maryland. Dengan ini, MacArthur dan Louise dapat pindah ke properti milik Louise di Rainbow Hill yang berada di dekat Garrison, Maryland.[77] Akan tetapi, MacArthur kemudian menerima perintah yang ia anggap sebagai "perintah paling menjengkelkan yang pernah aku terima":[79] arahan untuk menjadi salah satu hakim di mahkamah militer yang mengadili Brigadir Jenderal Billy Mitchell. MacArthur merupakan hakim termuda dari 13 hakim yang bertugas. Tiga dari mereka (termasuk Summerall yang bertugas sebagai ketua hakim) dilepaskan dari tugas sebagai hakim setelah upaya pembelaan terhadap Mitchell berhasil membongkar prasangka mereka terhadap pihak tertuduh. Meskipun MacArthur mengklaim bahwa ia telah memilih untuk membebaskan Mitchell, pada akhirnya mitchell dinyatakan bersalah.[77] MacArthur merasa "bahwa seorang perwira senior seharusnya tidak dibuat bungkam akibat perbedaan pendapat dengan atasannya dan dengan doktrin yang diterima secara umum."[79]

Pada tahun 1927, MacArthur dan Louise memutuskan berpisah, dan Louise kemudian pindah ke New York City.[80] Pada bulan Agustus, ketua Komite Olimpiade Amerika Serikat William C. Prout meninggal secara mendadak dan komite tersebut kemudian memilih MacArthur sebagai ketua baru mereka. Tugas utamanya adalah mempersiapkan tim Amerika Serikat dalam menghadapi Olimpiade Musim Panas 1928 di Amsterdam.[81] MacArthur menganggap tim tersebut sebagai perwakilan Amerika Serikat, dan tugasnya adalah untuk memenangkan medali. Ia berkata kepada mereka, "Kita tak datang sejauh 3.000 mil hanya untuk kalah dengan terhormat."[82] Tim Amerika berhasil memenangkan ajang tersebut dan mencetak berbagai rekor.[83] Sekembalinya di Amerika Serikat, MacArthur mendapatkan perintah untuk menjadi panglima Departemen Filipina.[81] Pada tahun 1929, saat MacArthur sedang berada di Manila, permohonan cerai Louise dikabulkan dengan alasan "kegagalan memberikan nafkah".[84] Mengingat bahwa Louise adalah seorang wanita yang kaya raya, penulis biografi MacArthur, William Manchester, menganggapnya sebagai dalih yang "tak masuk akal".[85]

Kepala Staf

Pada 1930, di usia 50 tahun, MacArthur masih menjadi mayjen termuda dan terkenal di Angkatan Darat AS. Ia meninggalkan Filipina pada 19 September 1930 dan menghabiskan waktunya dengan mengkomandoi IX Corps Area di San Francisco. Pada 21 November, ia dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat, dengan pangkat jenderal.[86] Saat dn Washington, ia kembali ke rumah setiap hari untuk makan siang dengan ibunya. Dalam tugasnya, ia akan mengenakan kimono seremonial Jepang, menyejukkan dirinya sendiri dengan kipas ketimuran, dan menghisap rokok-rokok dengan pipa rokok berhias. Di sore hari, ia suka membaca buku-buku sejarah militer. Pada sekitaran masa itu, ia mulai menyebut dirinya sendiri sebagai "MacArthur".[87] Ia kemudian diangkat menjadi staf hubungan masyarakat untuk mempromosikan citranya kepada masyarakat Amerika, bersama dengan serangkaian gagasan-gagasan yang ia keluarkan, yakni: sebuah keyakinan bahwa Amerika membutuhkan seorang pemimpin kuat untuk menghadapi kemungkinan saat Komunis memimpin seluruh masa pengangguran besar menuju revolusi; bahwa tujuan Amerika adalah di kawasan Asia-Pasifik; dan sebuah persaingan besar dengan Kekaisaran Britania.[88] Orang sezamannya menyebut MacArthur sebagai aktor terbesar yang pernah menjabat sebagai jenderal Angkatan Darat AS sementara yang lainnya menyatakan bahwa MacArthur lebih dari seorang staf.[89]

Terjadinya Depresi Besar memaksa Kongres untuk memotong biaya dan personil Angkatan Darat. Sekitat 53 pangkalan ditutup, namun MacArthur memutuskan untuk menghindari upaya untuk mengurangi jumlah perwira reguler dari 12,000 menjadi 10,000.[90] Program-program utama MacArthur meliputi pengembangan rencana-rencana mobilisasi baru. Ia mengkelompokkan sembilan kawasan korps yang sama-sama berada di bawah empat ketentaraan, yang ditugaskan memegang tanggung jawab untuk pelatihan dan pertahanan garis depan.[91] Ia juga menegosiasikan perjanjian MacArthur-Pratt dengan Kepala Operasi Angkatan Laut, Laksamana William V. Pratt. Ini adalah peristiwa pertama dari serangkaian perjanjian antar-layanan sepanjang dekade-dekade berikutnya yang merwujudkan tanggung jawab atas layanan-layanan berbeda dengan penghormatan terhadap penerbangan. Perjanjian ini menempatkan pertahanan udara pesisir di bawah Angkatan Darat. Pada Maret 1935, MacArthur mengaktifkan sebuah komando udara tersentralisasi, General Headquarters Air Force, di bawah Mayjen Frank M. Andrews.[92]

Para anggota pawai Bonus Army bertikai dengan polisi

Salah satu tindakan paling kontroversial MacArthur timbul pada 1932, saat "Bonus Army" dari para veteran muncul di Washington. Ia mengirim tenda-tenda dan peralatan kamp kepada para pengunjuk rasa, bersama dengan dapur-dapur bergerak, sampai sebuah pertikaian dalam Kongres menyebabkan dapur-dapur tersebut ditarik. MacArthur menyatakan bahwa unjuk rasa tersebut didalangi oleh komunis dan pasifis namun divisi intelijensi Staf Umum mengabarkan hanya tiga dari 26 pemimpin utama dari pawai tersebut yang merupakan komunis. MacArthur kemudian menghentikan rencana-rencana di ibukota atas terjadinya peristiwa sipil tersebut. Peralatan merkantil dibawa ke Fort Myer, dimana pelatihan anti-kerusuhan dilakukan.[93]

Pada 28 Juli 1932, sebuah pertikaian antara polisi distrik dan pengunjuk rasa mengakibatkan dua orang tertembak. Presiden Herbert Hoover memerintahkan MacArthur untuk "mendatangi kawasan yang berdampak dan membersihkannya tanpa ditunda-tunda."[94] MacArthur mengirim pasukan dan tank dan, berlawanan dengan nasehat Mayor Dwight D. Eisenhower, memutuskan untuk menyertai pasukan tersebut, meskipun ia tak ditugaskan dalam operasi tersebut. Pasukan tersebut maju dengan bayonet dan saber melawan lemparan bata dan batu, namun tidak mengeluarkan tembakan. Selama kurang dari empat jam, mereka membersihkan kelompok Bonus Army memakai gas air mata. Para penembak gas memulai sejumlah tembakan, menyebabkan sedikit kematian saat kerusuhan tersebut. Meskipun tak sekeras operasi-operasi anti-kerusuhan lainnya, peristiwa tersebut merupakan bencana hubungan masyarakat tak terlupakan.[95] Namun, kekalahan "Bonus Army" meskipun tak populer dalam masyarakat Amerika, membuat MacAthur menjadi pahlawan dari unsur-unsur sayap kiri dalam Partai Republik yang meyakini bahwa jenderal tersebut telah menyelamatkan Amerika dari sebuah revolusi komunis pada 1932.[88]

Para buruh CCC membangun sebuah jalan.

Pada 1934, MacArthur menggugat jurnalis Drew Pearson dan Robert S. Allen atas tindakan pencemaran nama baik setelah mereka menyebut tindakannya terhadap para anggota pawai Bonus sebagai "tak beralasan, tak diperlukan, tak berperikemanusiaan, kasar dan brutal".[96] Balasannya, mereka mengancam untuk memanggil Isabel Rosario Cooper sebagai saksi. MacArthur telah menemui Isabel, seorang wanita Eurasia, saat di Filipina, dan ia telah menjadi simpanannya. MacArthur terpaksa untuk menghindari pengadilan dengan diam-diam menyuap Pearson dengan uang sebesar $15,000.[97]

Presiden Hoover kalah dalam pemilihan tahun 1932 oleh Franklin D. Roosevelt. MacArthur dan Roosevelt telah bekerja sama sebelum Perang Dunia I dan, meskipun perbedaan politik, masih menjadi teman. MacArthur mendukung New Deal melalui operasi Angkatan Darat dari Civilian Conservation Corps. Ia menganggap bahwa rencana-rencana mendetailnya ditujukan bagi pengkaryawanannya dan mendesentralisasikan pemerintahannya ke kawasan-kawasan korps, yang menjadi faktor penting dalam kesuksesan program tersebut.[98] MacArthur sangat mendukung militer, dan ia sangat mengkritik pasifisme dan isolasionisme,[99] membuatnya tak populer dalam pemerintahan Roosevelt.[100]

Diyakini, percekcokan Roosevelt dan MacArthur terjadi atas usulan pemerintahan untuk memotong 51% biaya Angkatan Darat. Tanggapannya, MacArthur berkata kepada Roosevelt bahwa "saat kita kehilangan perang berikutnya, dan seorang bocah Amerika, terkapar di lumpur dengan sebuah bayonet musuh berada di perutnya dan kaki musuh di atas lehernya, menjalani kutukan terakhirnya, aku ingin namanya bukan MacArthur, namun Roosevelt." Tanggapannya, Roosevelt berkata "kau tak seharusnya berbicara dengan cara demikian ke Presiden!" MacArthur menawarkan pengunduran diri, namun Roosevelt menolak permintaannya, dan MacArthur kemudian diusir dari Gedung Putih dan melangkah keluar.[101]

Disamping percekcokan tersebut, MacArthur diberi satu tahun tambahan dalam jabatan kepala staf, dan mengakhiri turnya pada Oktober 1935.[100] Atas pelayanannya sebagai kepala staf, ia dianugerahi Distinguished Service Medal kedua. Ia dianugerah juga dengan dua Purple Hearts atas jasanya dalam Perang Dunia I,[102] sebuah penghargaan yang dihimpun pada 1932 karena Military Badge of Merit telah ditiadakan. MacArthur juga menjadi penerima pertama Purple Heart, yang membuatnya diukir dengan "#1."[103][104]

Marsekal Lapangan Angkatan Darat Filipina

Saat Persemakmuran Filipina meraih status semi-independen pada 1935, Presiden Filipina Manuel Quezon mendorong MacArthur untuk menaungi pembentukan Angkatan Darat Filipina. Quezon dan MacArthur telah menjadi teman dekat sejak ayah MacArthur menjadi Gubernur-Jenderal Filipina, 35 tahun sebelumnya. Dengan persetujuan Presiden Roosevelt, MacArthur menerima penugasan tersebut. Ini menyepakati bahwa MacArthur akan meraih pangkat marsekal lapangan, dengan gaji dan ijin, ditambah gaji mayjennya sebagai Penasehat Militer Pemerintah Persemakmuran Filipina.[105] Ini akan menjadi tur kelimanya di Timur Jauh. MacArthur berlayar dari San Francisco memakai SS President Hoover oada Oktober 1935,[106] ditemani oleh ibu dan saudari iparnya. Ia membawa serta Eisenhower dan Mayor James B. Ord sebagai asistennya.[107] Penumpang lainnya di President Hoover adalah Jean Marie Faircloth, seorang sosialita berusia 37 tahun yang belum menikah. Sepanjang dua tahun berikutnya, MacArthur dan Faircloth selalu terlihat bersama.[108] Ibunya terserang penyakit saat perjalanan dan wafat di Manila pada 3 Desember 1935.[109]

Upacara di Kamp Murphy, 15 Agustus 1941, menandai pembentukan Korps Udara Angkatan Darat Filipina. Orang-orang di belakang MacArthur, dari kiri ke kanan, adalah Letkol Richard K. Sutherland, Kolonel Harold H. George, Letkol William F. Marquat dan Mayor LeGrande A. Diller.

Presiden Quezon resmi memberikan gelar marsekal lapangan kepada MacArthur dalam sebuah upacara di Istana Malacañan pada 24 Agustus 1936, dan mempersembahkannya dengan baton emas dan seragam khas.[110] Angkatan Darat Filipina dibentuk dari konskripsi. Pelatihan dilakukan oleh kader reguler, dan Akademi Militer Filipina dibuat di sepanjang garis West Point untuk melatih para perwira.[111] MacArthur dan Eisenhower menemukan bahwa beberapa kamp pelatihan telah dibangun dan kelompok pertama dari 20,000 anggota magang tak dikabarkan sampai awal tahun 1937.[112] Peralatan dan senjata "kurang lebih tertuju" ke penempatan pasukan Amerika, dan biaya enam juga secara keseluruhan tak memadai.[111] Permintaan MacArthur untuk peralatan terasa tak didengar, meskipun MacArthur dan penasehat angkatan lautnya, Letkol Sidney L. Huff, membujuk Angkatan Laut untuk menginisiasikan pengembangan perahu PT.[113] Sebagian besar harapan ditempatkan dalam Korps Udara Angkatan Darat Filipina, namun skuadron pertamanya tak dihimpun sampai 1939.[114]

MacArthur menikahi Jean Faircloth dalam sebuah acara sipil pada 30 April 1937.[115] Pernikahan mereka menghasilkan seorang putra, Arthur MacArthur IV, yang lahir di Manila pada 21 Februari 1938.[116] Pada 31 Desember 1937, MacArthur resmi pensiun dari Angkatan Darat. Ia memutuskan untuk mewakili AS sebagai penasehat militer untuk pemerintah, namun masih menjadi penasehat Quezon dalam kapasitas sipil.[117] Eisenhower kembali ke AS, dan digantikan dalam jabatan kepala staf MacArthur oleh Letkol Richard K. Sutherland, sementara Richard J. Marshall menjadi deputi kepala staf.[118]

Perang Dunia II

Kampanye Filipina (1941–42)

Kavaleri ke-26 (Kepanduan Filipina) yang berpindah ke Pozorrubio dilewati sebuah tank M3 Stuart.

Pada 26 Juli 1941, Roosevelt memfederalisasikan Angkatan Darat Filipina, memanggil kembali MacArthur untuk aktif bertugas dalam Angkatan Darat AS sebagai mayjen, dan mengangkatnya menjadi komandan Pasukan Angkatan Darat AS di Timur Jauh (U.S. Army Forces in the Far East, USAFFE). MacArthur dipromosikan menjadi letjen pada keesokan harinya,[119] dan kemudian menjadi jenderal pada 20 Desember. [120] Pada 31 Juli 1941, Departemen Filipina memiliki 22,000 pasukan yang ditempatkan, 12,000 diantaranya berasal dari Kepanduan Filipina. Komponen utamanya adalah Divisi Filipina, di bawah komando Mayjen Jonathan M. Wainwright.[121] Rencana awal Amerika untuk mempertahankan Filipina dikatakan untuk badan utama dari pasukan untuk beretret ke semenanjung Bataan di Teluk Manila untuk melawan Jepang sampai pasukan pemulihan datang.[122] MacArthur mengubah rencananya menjadi upaya mempertahankan seluruh Luzon dan memakai B-17 Flying Fortresses untuk menenggelamkan kapal-kapal Jepang yang mengarah ke kepulauan tersebut.[123] MacArthur mendorong para pembuat keputusan di Washington bahwa rencana-rencananya mewakili keputusan terbaik untuk menghindari Jepang dari pemilihan perang dan memenangkan sebuah perang jika dikhawatirkan semakin memburuk.[123]

Antara Juli dan Desember 1941, garisun meraih 8,500 pasukan.[124] Setelah bertahun-tahun, sebagian besar peralatan diangkut. Pada bulan November, 1,100,000 ton peralatan yang dibawa ke Filipina telah diakumulasikan di kapal-kapal yang menunggu di pelabuhan-pelabuhan dan depot-depot AS.[125] Selain itu, Angkatan Laut menginterspeksi stasiun di kepulauan tersebut, yang dikenal sebagai Stasiun CAST, yang memiliki sebuah mesin sandi Purple, yang membongkar pesan-pesan diplomatik Jepang, dan sebagian buku kode untuk kode angkatan laut JN-25. Stasiun CAST mengirim seluruh pengeluarannya kepada MacArthur, melalui Sutherland, satu-satunya perwira pada stafnya yang berhak untuk melihatnya.[126]

Pada pukul 03:30 waktu lokal pada 8 Desember 1941 (sekitar pukul 09:00 pada 7 Desember di Hawaii),[127] Sutherland mengetahui serangan Pearl Harbor dan memberitahukan MacArthur. Pada pukul 05:30, Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jenderal George Marshall, memerintahkan MacArthur untuk mengeksekusi rencana perang yang ada, Rainbow Five. MacArthur tak melakukannya. Pada tiga kesempatan, komandan Angkatan Udara Timur Jauh, Mayjen Lewis H. Brereton, meminta ujun untuk menyerang pangkalan-pangkalan Jepang di Formosa, sesuai dengan tujuan-tujuan sebelum perang, namun ditolak oleh Sutherland. Tak sampai pukul 11:00, Brereton berbicara dengan MacArthur tentang hal tersebut, dan meraih ijin.[128] MacArthur kemudian menolak konversasi tersebut.[129] Pada pukul 12:30, sembilan jam setelah serangan Pearl Harbor, pesawat dari Armada Udara ke-11 Jepang memberikan kejutan taktikal bulat saat mereka menyerang Pangkalan Clark dan pangkalan penyerang di dekat Pangkalan Iba, dan menghancurkan atau merusak 18 dari 35 B-17 milik Angkatan Udara Timur Jauh, 53 dari 107 P-40nya, tiga P-35, dan lebih dari 25 pesawat lainnya. Kebanyakan dihancurkan di atas tanah. Kerusakan berat terjadi di pangkalan-pangkalan tersebut, dan menyebabkan 80 orang tewas dan 150 orang luka-luka.[130] Seluruh Angkatan Udara Timur Jauh masih bertahan secara keseluruhan meskipun dihancurkan pada beberapa hari berikutnya.[131]

MacArthur (tengah) dengan Kepala Staf-nya, Mayjen Richard K. Sutherland, di terowongan Markas Besar di Corregidor, Filipina, pada 1 Maret 1942.

MacArthur berupaya untuk memperlambat laju Jepang dengan sebuah pertahanan awal melawan pendaratan-pendaratan Jepang. Rencana MacArthur untuk mempertahankan seluruh Luzon melawan Jepang kandas karena pasukan tersebut menyerang pasukan Amerika-Filipina terlalu dini.[132] Namun, ia berpegang pada kepercayaan dirinya dalam kemampuan pasukan Filipinanya setelah pasukan Jepang yang mendarat membuat laju cepat setelah mendarat di Teluk Lingayen pada 21 Desember,[133] dan memerintahkan sebuah retret ke Bataan.[134] Dalam dua hari pendaratan Jepang di Teluk Lingayen, MacArthur mengeluarkan rencana pada masa sebelum Juli 1941 dalam rangka hanya berupaya untuk mempertahankan Bataan sesampil menunggu pasukan pemulihan datang.[132] Kebanyakan pasukan Amerika dan beberapa pasukan Filipina dapat retret kembali ke Baatan, namun tanpa sebagian besar suplai mereka, yang lenyap pada serangan sebelumnya.[135] Manila dideklarasikan menjadi kota terbuka pada tengah malam 24 Desember, tanpa konsultasi apapun dengan Laksamana Thomas C. Hart, yang mengkomandani Armada Asiatik, memaksa Angkatan Laut untuk menghancurkan sejumlah besar material berharga.[136]

Pada sore 24 Desember, MacArthur memindahkan markas besarnya ke benteng pulau Corregidor di Teluk Manila saat datang kesana pada pukul 21:30, dengan markas besarnya melapor kepada Washington pada tanggal 25.[137][138] Serangkaian penyerbuan udara oleh Jepang menghancurkan seluruh struktur meledak di pulau tersebut dan markas besar USAFFE dipindahkan ke Terowongan Malinta. Kemudian, sebagian besar markas besar dipindahkan ke Bataan, hanya meninggalkan kelompok kecil dengan MacArthur.[139] Pasukan di Bataan mengetahui bahwa mereka telah menulis lepas namun melanjutkan pertarungan. Beberapa orang mencemooh Roosevelt dan MacArthur atas kelalaian mereka. Sebuah ballad yang dinyanyikan dengan nada "The Battle Hymn of the Republic" menyebutnya "Dugout Doug".[140] Namun, kebanyakan orang memegang keyakinan bahwa suatu saat MacArthur "akan bangkit dan membuat beberapa orang mengangkat topinya."[141]

Pada 1 Januari 1942, MacArthur menerima $500,000 dari Presiden Quezon dari Filipina sebagai bayaran atas jasa pada masa sebelum perangnya. Para anggota staf MacArthur juga meraih bayaran: $75,000 untuk Sutherland, $45,000 untuk Richard Marshall, dan $20,000 untuk Huff.[142][143] Setelah diangkat menjadi Komandan Tertinggi Pasukan Ekspedisioner Sekutu (Allied Expeditionary Force, AEF), Eisenhower juga ditawarkan uang oleh Quezon, namun menolak.[144] Byaaran-bayaran tersebut hanya diketahui oleh beberapa orang di Manila dan Washington, termasuk Presiden Roosevelt dan Menteri Perang Henry L. Stimson, sampai kabar tersebut dinyatakan ke umum oleh sejarawan Carol Petillo pada 1979.[145][146] Meskipun bayaran-bayaran tersebut sepenuhnya legal,[146] pembongkaran tersebut mempengaruhi reputasi MacArthur.[146][147]

Kabur ke Australia dan Medal of Honor

Plat yang ditujukan kepada barak-barak MacArthur di Akademi Militer AS, ditulis dengan kutipan Medal of Honor dari MacArthur

Pada Februari 1942, karena pasukan Jepang telah menguasai Filipina, MacArthur diperintahkan oleh Presiden Roosevelt untuk pindah ke Australia.[148] Pada malam 12 Maret 1942, MacArthur dan kelompok terpilih yang meliputi istrinya Jean, putranya Arthur, dan amah Kanton Arthur, Ah Cheu, kabur ke Corregidor. MacArthur dan rombongannya mencapai Pangkalan Udara Del Monte di Mindanao, dimana B-17 disiapkan untuk mereka, dan menerbangkan mereka ke Australia.[149][150] Pidato terkenalnya, dimana ia berkata, "Aku datang dan aku akan kembali," pertama kali dibuat di stasiun kereta api Terowie di Australia Selatan pada 20 Maret.[151] Washington membujuk MacArthur untuk segera mewujudkan janjinya untuk "Kami akan kembali". Ia menghiraukan permintaan tersebut.[152]

Bataan menyerah pada 9 April,[153] dan Corregidor pada 6 Mei.[154] George Marshall memutuskan agar MacArthur dianugerahi Medal of Honor, sebuah penghargaan yang sebelumnya ia dua kali dinominasikan, "atas pelucutan propaganda apapun dari yang musuh diarahkan saat ia meninggalkan komandonya".[155] Eisenhower menyatakan bahwa MacArthur sebenarnya tak melakukan tindakan wajib apapun sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh hukum, namun Marshall mengutip penghargaan medali tahun 1927 kepada Charles Lindbergh sebagai sebuah preseden. Legislasi khusus telah disahkan untuk mengotorisasikan medali Lindbergh, namun meskipun legislasi serupa yang diperkenalkan mengotoritasikan medali untuk MacArthur oleh anggota Kongres J. Parnell Thomas dan James E. Van Zandt, Marshall sangat merasa bahwa seorang jenderal yang menjabat seharusnya meraih medali tersebut dari Presiden dan Departemen Perang.[156] MacArthur memilih untuk menerimanya atas dasar bahwa "penghargaan tersebut tak ditujukan untuk aku sendiri karena itu adalah sebuah pengakuan terhadap jasa-jasa pasukan yang menjadi kehormatanku untuk dikomandoi."[157] Arthur dan Douglas MacArthur kemudian menjadi ayah dan putra pertama yang dianugerahi Medal of Honor. Mereka masih menjadi satu-satunya pasangan sampai 2001, dimana Theodore Roosevelt dianugerahi secara anumerta atas jasanya pada Perang Spanyol-Amerika, Theodore Roosevelt, Jr. meraih penghargaan tersebut secara anumerta atas jasanya pada Perang Dunia II.[158][159] Kutipan MacArthur, yang ditulis oleh George Marshall,[160] terbaca:

Atas kepemimpinan dalam menyiapkan Kepulauan Filipina untuk menentang pendudukan, atas jasa dan keterlibatan atas-bawah panggilan tugas dalam aksi melawan pasukan invasi Jepang, dan atas tindakan heroik defensif dan ofensif di Semenanjung Bataan. Ia memobilisasi, melatih, dan memimpin tentara yang telah meraih sanjungan dua atas pertahanan menonjolnya melawan superioritas menindas dari pasukan musuh dalam pasukan dan persenjataan. Keputusannya tak memperdulikan bahaya pribadi di bawah baku tembak dan bombardemen udara, sikap tenangnya dalam setiap krisis, menginspirasi pasukannya, membangkitkan jiwa pemberontakan rakyat Filipina, dan menunjukkan kepercayaan rakyat Amerika terhadap Angkatan Bersenjata mereka.[161]

Sebagai simbol dari pasukan yang melawan Jepang, MacArthur meraih beberapa penghargaan lainnya. Suku-suku Amerika Asli dari Southwest memilihnya menjadi "Kepala dari Segala Kepala", yang ia anggap sebagai "para teman lamaku, para pengikut kehidupan masa kecilku di frontier Barat".[162] Ia tersentuh saat ia diangkat menjadi Ayah Tahun Ini pada tahun 1942, dan berkata kepada Komite Hari Ayah Nasional bahwa:

Dari profesi, aku seorang prajurit dan memegang kebanggaan dalam kenyataan tersebut, namun aku bangga, sangat bangga menjadi seorang ayah. Seorang prajurit menghancurkan dalam rangka untuk membangun; seorang ayah hanya membangun, tak pernah menghancurkan. Seseorang memiliki kemungkinan mati; yang lainnya menghimpun penciptaan dan kehidupan. Dan meskipun ancaman-ancaman kematian mendekat, batalion-batalion kehidupan masih teguh. Ini adalah harapanku terhadap putraku saat aku akan mengingatku, bukan dari pertempuran, namun di rumah, mengulang-ulang doa sederhana sehari-hari kami dengannya, "Bapa kami, yang ada di dalam Surga."[162]

Kampanye Nugini

Markas Besar Umum

Pada 18 April 1942, MacArthur diangkat menjadi Komandan Tertinggi Pasukan Sekutu di Kawasan Pasifik Barat Daya (Southwest Pacific Area, SWPA). Letjen George Brett menjadi Komandan Angkatan Udara Sekutu, dan Wakil Laksamana Herbert F. Leary menjadi Komandan Angkatan Laut Sekutu.[163] Karena sebagian besar pasukan darat di teater tersebut berasal dari Australia, George Marshall memutuskan agar orang Australia diangkat menjadi Komandan Angkatan Darat Sekutu, dan mengangkat Jenderal Sir Thomas Blamey. Meskipun umumnya terdiri dari orang Australia dan Amerika, komando MacArthur juga meliputi sejumlah kecil personil dari Hindia Belanda, Britania Raya, dan negara lainnya.[164]

MacArthur menjalin hubungan dekat dengan Perdana Menteri Australia, John Curtin,[165] dan diyakini menjadi orang paling berkuasa kedua di negara tersebut setelah perdana menteri,[166] meskipun beberapa orang Australia menganggap MacArthur sebagai jenderal asing yang mencurahkan diri terhadap mereka.[167] MacArthur memiliki sedikit kepercayaan diri terhadap kemampuan Brett sebagai komandan Angkatan Udara Sekutu,[163][168][169] dan pada Agustus 1942 memilih Mayjen George C. Kenney untuk menggantikannya.[170][171] Pengalaman angkatan udara Kenney mendukung pasukan Blamey dalam membuat peran krusial.[172]

Perdana Menteri Australia John Curtin (kanan) berbincang dengan MacArthur

Staf Markas Besar Umum (General Headquarters, GHQ) MacArthur dibangun oleh sekelompok kecil pasukan yang telah melarikan diri dari Filipina dengannya, yang menjadi dikenal sebagai "Bataan Gang".[173] Meskipun Roosevelt dan George Marshall menekankan agar para perwira Belanda dan Australia ditempatkan pada GHQ, para kepala dari seluruh divisi merupakan orang Amerika dan para perwira semacam itu dari kewarganegaraan lainnya ditugaskan berada di bawahnya.[164] Awalnya terletak di Melbourne,[174] GHQ berpindah ke Brisbane—kota paling utara di Australia dengan fasilitas komunikasi yang memadai—pada Juli 1942,[175] menduduki gedung Australian Mutual Provident Society (berganti nama setelah perang menjadi MacArthur Chambers).[176]

MacArthur membentuk organisasi intelijensi sandi-nya sendiri, yang dikenal sebagai Central Bureau, dari unit-unit intelijensi Amerika dan para kriptoanalis Amerika yang melarikan diri dari Filipina.[177] Unit ini memajukan informasi Ultra kepada Willoughby untuk analisis.[178] Setelah perilisan pers membongkar detail-detail dari pelengseran angkatan laut Jepang saat Pertempuran Laut Karang, dimana Jepang berupaya untuk menaklukan Port Moresby berdampak sebaliknya,[179] Roosevelt memerintahkan agar penyensoran dilakukan di Australia, dan Dewan Nasehat Perang memberikan otoritas penyensoran GHQ terhadap pers Australia. Surat-surat kabar Australia menolak untuk mengabarkannya dalam komunike GHQ harian[179][180] Para koresponden veteran menganggap komunike tersebut, yang diurus MacArthur secara pribadi, "sepenuhnya lawakan" dan "informasi Alice di Dunia Ajaib diserahkan pada tingkat tinggi."[181]

Kampanye Papua

Mengantisipasi saat Jepang akan menyerang Port Moresby kembali, garisun diperkuat dan MacArthur memerintahkan pendirian markas-markas baru di Merauke dan Teluk Milne untuk melingkupi pertahanannya.[182] Pertempuran Midway pada Juni 1942 berujung pada pendorongan serangan terbatas di Pasifik. Usulan MacArthur untuk sebuah serangan di markas Jepang di Rabaul mendatangkan penentangan dari Angkatan Laut, dengan lebih menyukai kesepakatan yang kurang ambisius, dan menentang seorang jenderal Angkatan Darat mengkomandoi apa yang kemudian disebut operasi amfibi. Kompromi yang dihasilkan disebut-sebut untuk kemajuan tiga tahap. Tahap pertama, perebutan kawasan Tulagi, akan dilakukan oleh Kawasan Samudera Pasifik, di bawah Laksamana Chester W. Nimitz. Tahap-tahap berikutnya berada di bawah komando MacArthur.[183]

Para komandan Sekutu senior di Nugini pada Oktober 1942. Kiri ke kanan: Mr Frank Forde (Menteri Angkatan Darat AS); MacArthur; Jenderal Sir Thomas Blamey, Angkatan Darat Sekutu; Letjen George C. Kenney, Angkatan Udara Sekutu; Letjen Edmund Herring, Pasukan Nugini; Brigjen Kenneth Walker, Komando Pengebom V.

Jepang mula-mula mendarat di Buna pada bulan Juli,[184] dan di Teluk Milne pada bulan Agustus. Pasukan Australia menekan kembali Jepang di Teluk Milne,[185] namun serangkaian kekalahan dalam kampanye Kokoda Track telah berdampak balik di Australia. Pada 30 Agustus, MacArthur memberitahukan Washington bahwa tindakan kurang diambil, Pasukan Nugini harus diperbesar. Ia mengirim Blamey ke Port Moresby untuk mengambil komando pribadi.[186] Berkomitmen kepada seluruh pasukan Australia yang tersedia, MacArthur memutuskan untuk mengirim pasukan Amerika. 32nd Infantry Division, sebuah divisi National Guard yang kurang terlatih, dipilih.[187] Serangkaian serangan balasan dalam Pertempuran Buna–Gona berujung pada kritikan pasukan Amerika oleh masyarakat Australia. MacArthur kemudian memerintahkan Letjen Robert L. Eichelberger untuk memegang komando atas pasukan Amerika, dan "mengambil Buna, atau tidak kembali dalam keadaan hidup-hidup."[188][189]

MacArthur memindahkan pergerakan GHQ ke Port Moresby pada 6 November 1942.[190] Setelah Buna akhirnya jatuh pada 3 Januari 1943,[191] MacArthur menganugerahi Distinguished Service Cross kepada dua belas perwira atas "eksekusi menakjubkan dari operasi". Pemakaian dari penghargaan tertinggi kedua di negara tersebut ini meningkatkan pengiriman ulang, karena meskipun beberapa orang, seperti Eichelberger dan George Alan Vasey, telah bertarung dalam medan perang, orang lainnya, seperti Sutherland dan Willoughby, tidak melakukannya.[192] Atas bagiannya, MacArthur dianugerahi Distinguished Service Medal ketiganya,[193] dan pemerintah Australia menganugerahinya Knight Grand Cross of the Order of the Bath kehormatan.[194]

Kampanye Nugini

Di Konferensi Militer Pasifik pada Maret 1943, Kepala Staf Bersama menyepakati rencana MacArthur untuk Operasi Cartwheel, sebuah pergerakan ke Rabaul.[195] MacArthur menjelaskan strateginya:

Konsepsi strategiku untuk Teater Pasifik, yang aku buat setelah Kampanye Papua dan karena secara konsisten diadvokasikan, serangan-serangan masif kontemplat melawan satu-satunya obyektif-obyektif strategis utama, membuat kejutan dan kekuatan serangan pangkalan udara yang didukung dan dibantu oleh armada. Ini sangat berlawanan dengan apa yang diistilahkan dengan "pengharapan pulau" yang merupakan tahapan pukulan balik dari musuh melalui mengarahkan tekanan frontal dengan banyak korban berkelanjutan yang akan dalam hal tertentu terlibat. Titik-titik utama harus diambil namun pilihan bijak dari kehendak semacam itu mendorong kebutuhakn untuk mengerahkan massa dari kepulauan yang sekarang berada di tangan musuh. "Pengharapan pulau" dengan kekalahan luar biasa dan perjuangan yang lambat ... bukanlah gagasanku tentang bagaimana mengakhiri perang secepat dan semudah yang diinginkan. Keadaan-keadaan baru membutuhkan solusi dan senjata-senjata baru yang dibutuhkan untuk aplikasi maksimum dari metode-metode imajinatif dan baru. Perang-perang tak pernah dimenangkan pada masa lalu.[196]

Konferensi di Hawaii, Juli 1944. Kiri ke kanan: Jenderal MacArthur, Presiden Roosevelt, Laksamana Leahy, Laksamana Nimitz.

Di Nugini, sebuah negara tanpa jalan raya, transportasi skala besar dari pasukan dan material akan disertai oleh pesawat atau kapal. Sebuah kesepakatan berganda dimajukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Keperluan-keperluan yang diturunkan dibawa ke Australia, dimana barang-barang tersebut diserahkan ke Cairns.[197] Serangkaian pendaratan kecil tersebut sangat diperluas oleh pendaratan kapal-kapal dari VII Amphibious Force, yang mulai datang pada akhir 1942, dan membentuk bagian dari Seventh Fleet yang baru dibentuk.[198] Karena Seventh Fleet tak memiliki kapal-kapal induk, serangkaian operasi angkatan laut dibatasi oleh pesawat penyerang Fifth Air Force.[199]

Markas besar Sixth Army pimpinan Letjen Walter Krueger datang ke SWPA pada awal 1943 namun MacArthur hanya memiliki tiga divisi Amerika, dan mereka diangkat dan diberangkatkan dari pertarungan di Pertempuran Buna–Gona dan Pertempuran Guadalcanal. Akibatnya, "ini menjadi dorongan agar serangan militer apapun di Pasifik Barat Daya pada 1943 utamanya dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Australia."[200] Serangan tersebut dimulai dengan pendaratan di Lae oleh Australian 9th Division pada 4 September 1943. Keesokan harinya, MacArthur menyaksikan pendaratan di Nadzab melalui pasukan parasut dari 503rd Parachute Infantry. B-17nya melakukan perjalanan di tiga teknisi karena satu kendaraan mengalami kegagalan tak lama setelah meninggalkan Port Moresby, namun ia memutuskan agar kendaraan tersebut diterbangkan ke Nadzab.[201] Atas hal tersebut, ia dianugerahi Air Medal.[202]

Australian 7th dan 9th Divisions dikerahkan ke Lae, pada 16 September. MacArthur memajukan waktunya, dan memerintahkan 7th untuk merebut Kaiapit dan Dumpu, sementara 9th dikerahkan untuk sebuah serangan amfibi ke Finschhafen. Disana, serangan tersebut dilumpuhkan, sebagian karena MacArthur telah mendasarkan keputusannya untuk menyerang Finschhafen atas pemberitahuan Willoughby bahwa hanya ada 350 pasukan Jepang di Finschhafen, meskipun pada kenyataannya terdapat hampur 5,000. Tekanan pertempuran pun muncul.[203]

Pada awal November, rencana MacArthur untuk pergerakan ke barat di sepanjang pesisir Nugini ke Filipina disatukan dengan rencana-rencana untuk perang melawan Jepang.[204][205] Tiga bulan kemudian, pasukan udara tak mengabarkan tanda-tanda kegiatan musuh di Kepulauan Admiralty. Meskipun Willoughby tak sepakat bahwa kepulauan tersebut telah dievakuasi, MacArthur memerintahkan pendaratan amfibi disana, mengadakan Kampanye Kepulauan Admiralty. Ia menyertai pasukan penyerang di atas kapal jelajah ringan Phoenix, kapal pimpinan Wakil Laksamana Thomas C. Kinkaid, komandan baru Seventh Fleet, dan datang ke pesisir tujuh jam setelah arus pendaratan pertama, dimana ia dianugerahi Bronze Star.[206] Pertarungannya terjadi selama enam pekan sebelum 1st Cavalry Division menaklukkan kepulauan tersebut.[207]

MacArthur menjadi salah satu mesin PR paling berkuasa di antara jenderal Sekutu manapun pada masa perang, yang membuatnya menjadi pahlawan perang paling populer dalam masyarakat Amerika.[208] Pada akhir 1943–awal 1944, terdapat upaya serius oleh faksi konservatif dalam Partai Republik yang terpusat di Midwest agar MacArthur diangkat menjadi nominasi Partai Republik, karena mereka menganggap dua pria yang paling tampak memenangkan nominasi Partai Republik untuk menjadi kandidat untuk kepresidenan dalam pemilihan tahun 1944, yakni Wendell Willkie dan Gubernur Thomas E. Dewey dari New York, dianggap terlalu liberal.[208] Pada masa itu, MacArthur, yang telah lama memandang dirinya sendiri sebagai presiden potensial menurut sejarawan AS Gerhard Weinberg "sangat berminat" maju sebagai kandidat Partai Republik pada 1944.[208] Namun, janji MacArthur untuk "kembali" ke Filipina belum terpenuhi pada 1944 dan ia memutuskan untuk tak maju menjadi presiden sampai ia membebaskan Filipina.[209]

Selain itu, Weinberg berpendapat bahwa diyakini bahwa Roosevelt yang mengetahui bahwa "penerimaan besar" MacArthur telah diraih di Quezon pada 1942 telah memakai informasi tersebut ke dalam surat gelap MacArthur agar ia tak maju menjadi presiden.[210] Pada akhirnya, meskipun upaya-upaya terbaik dari para anggota konservatif Partai Republik untuk menempatkan nama MacArthur pada pemungutan suara, pada 4 April 1944, Gubernur Dewey memenangkan sebuah kemenangan mutlak dalam pemilihan utama Wisconsin (dianggap sebagai kemenangan signifikan yang membuat Midwest menjadi pihak terkuat dari Partai Republik konservatif yang menentang Dewey) dalam rangka mewujudkan agar ia akan memenangkan nominasi Partai Republik untuk menjadi kandidat GOP untuk jabatan presiden pada 1944.[209]

MacArthur sekarang menghalau pasukan Jepang di Teluk Hansa dan Wewak, dan menyerang Hollandia dan Aitape, dimana Willoughby mengabarkan pertahanan ringan berbasis intelijensi berkumpul dalam Pertempuran Sio. MacArthur berjalan sepanjang 600 mil di garis pantai dalam rangka mengejutkan dan menekan komando tinggi Jepang, yang tak berantisipasi saat MacArthur akan mengambil risiko semacam itu.[211] Meskipun telah dikerahkan serangkaian pasukan penyerang Fifth Air Force yang berbasis di Lembah Ramu, waktu operasi tersebut membolehkan kapal-kapal induk dari Armada Pasifik di Nimitz untuk menyediakan bantuan udara.[212] Melewati risiko, operasi tersebut berujung pada kesuksesan lainnya. MacArthur melampaui kekuatan Jepang dan memukul mundur Tentara XVIII Jepang pimpinan Letjen Hatazō Adachi di kawasan Wewak. Karena Jepang tak lagi memberikan sebuah serangan, garisun tersebut maju, dan jumlah korban Sekutu makin berkurang. Namun, ketegangan membuat kurangnya kelayakan untuk pergerakan pangkalan udara ketimbang tempat pertama, memaksa MacArthur mencari tempat-tempat bagus di sebelah barat. Disamping menghalau pasukan Jepang telah menjadi tindakan taktikal yang besar, ini memiliki pengaruh strategis dari pasukan Sekutu untuk mengisinya. Selain itu, Adachi dipukul mundur, yang ia lakukan dalam Pertempuran Sungai Driniumor.[213]

Kampanye Filipina (1944–45)

Leyte

Pada Juli 1944, Presiden Roosevelt mendorong MacArthur untuk bertemu dengannya di Hawaii "untuk menentukan fase aksi melawan Jepang." Nimitz mebuat usulan untuk menyerang Formosa. MacArthur menekankan obligasi moral Amerika untuk membebaskan Filipina. Pada September, kapal-kapal induk pimpinan Laksamana William Halsey, Jr. membuat serangkaian serangan udara di Filipina. Perlawanan dilakukan dan Halsey mengira secara salah kaprah bahwa Leyte "terbuka" dan mungkin tak dipertahankan, dan merekomendasikan agar operasi-operasi yang diproyeksikan akan dapat ditunda dalam rangka menyerang Leyte.[214]

"Aku kembali" — Jenderal MacArthur kembali ke Filipina dengan Presiden Filipina Sergio Osmena di sebelah kanannya, Menteri Urusan Luar Negeri Filipina Carlos P. Romulo di belakangnya, dan Sutherland di sebelah kanannya. Foto diambil oleh Gaetano Faillace. Gambar ikonik ini direkreasikan dalam bentuk patung melebihi ukuran orang di Taman Nasional Peringatan Pendaratan MacArthur.

Pada 20 Oktober 1944, pasukan Sixth Army pimpinan Krueger mendarat di Leyte, sementara MacArthur menyaksikan dari kapal jelajah ringan USS Nashville. Pada siang hari, ia datang di lepas pantai. Pergerakannya tak terlalu jauh; senapan-senapan masih aktif dan kawasan tersebut berada di bawah tembakan mortar sporadik. Saat seluruh anggota perahunya mendarat di perairan dangkal, MacArthur meminta pendaratan, namun penjaga pantai terlalu sibuk untuk memberikan permintaannya. MacArthur pun berjalan sendiri sampai ke pesisir.[215] Dalam pidato persiapannya, ia berkata:

Rakyat Filipina: Aku kembali. Atas rahmat Allah yang Maha Esa, pasukan kami berdiri kembali di tanah Filipina—tanah yang ditahbiskan dalam darah dua bangsa kita. Kita berdedikasi dan berkomitmen untuk tugas menghancurkan setiap tekanan kontrol musuh sepanjang kehidupan sehari-harimu, dan memulihkan pendirian kekuatan tak desktruktif, kebebasan dari rakyatmu.[216]

Jenderal Douglas MacArthur (tengah), ditemani oleh Letjen George C. Kenney dan Richard K. Sutherland dan Mayjen Verne D. Mudge (Jenderal Komando, Divisi Kavaleri Pertama), memeriksa sebuah pantai di Pulau Leyte, 20 Oktober 1944 dengan sekerumunan orang.

Karena Leyte adalah tempat penempatan pesawat berbasis darat Kenney, MacArthur bergantung pada pesawat induk.[217] Kegiatan udara Jepang kemudian meningkat, dengan penyerbuan ke Tacloban, dimana MacArthur memutuskan untuk mendirikan markas besarnya, dan armada di pesisir. MacArthur bertahan di jembatan Nashville saat penyerbuan udara, meskipun beberapa bom diturunkan didekatnya, dan dua kapal jelajah didekatnya diserang.[218] Pada beberapa tahun berikutnya, Jepang melakukan serangan balasan dalam Pertempuran Teluk Leyte, yang hampir mengakibatkan sebuah bencana yang membuat MacArthur memutuskan untuk membagi komando antara dirinya sendiri dan Nimitz.[219] Sehingga, kampanye di pesisir tersebut berlangsung lambat. Hujan muson kencang mengganggu program pembangunan pangkalan udara. Pesawat induk tak bisa menjadi pengganti untuk pesawat yang berbasis di darat, dan kurangnya udara yang melingkupi membuat Jepang dapat mengerahkan pasukannya ke Leyte. Cuaca berat dan pemberontakan Jepang memperlambat laju Amerika, mengakibatkan kampanye tak berimbang.[220][221]

Pada akhir Desember, markas besar Krueger memperkirakan bahwa 5,000 pasukan Jepang masih berada di Leyte, dan pada 26 Desember, MacArthur mengeluarkan sebuah komunike yang mengumumkan bahwa "kampanye sekarang dapat dianggap sangat dikecualikan untuk pembersihan kecil." Sehingga, Eighth Army pimpinan Eichelberger menewaskan 27,000 pasukan Jepang lainnya di Leyte sebelum kampanye berakhir pada Mei 1945.[222] Pada 18 Desember 1944, MacArthur dipromosikan untuk pangkat bintang lima baru dari Jenderal Besar, menempatkannya sejajar dengan Marshall, Eisenhower, Henry "Hap" Arnold, empat pria yang meraih pangkat tersebut pada Perang Dunia. Termasuk Omar Bradley, MacArthur adalah salah satu dari lima pria yang meraih gelar Jenderal Besar sejak Philip Sheridan meninggal pada 5 Agustus 1888, dan ia adalah salah satu dari lima perwira Amerika yang meraih pangkat jenderal bintang lima. MacArthur menjadi senior dari semuanya kecuali Marshall.[223] Pangkat tersebut dibuat oleh Act of Congress saat Public Law 78–482 disahkan pada 14 Desember 1944,[224][224] sebagai pangkat temporer, subyek yang kemudian direvisi menjadi pangkat permanen enam bulan setelah akhir perang. Pangkat temporer tersebut kemudian dideklarasikan menjadi permanen pada 23 Maret 1946 melalui Public Law 333 dari 79th Congress, yang juga menganugerahi gaji penuh dan hak-hak dalam meningkatkan pangkat terhadap orang-orang yang masuk dafatr pensiun.[225][226]

Luzon

Pergerakan berikutnya MacArthur adalah invasi ke Mindoro, dimana terdapat tempat pangkalan udara potensial yang lebih baik. Willoughby memperkirakan bahwa pulau tersebut hanya berisi sekitar 1,000 pasukan Jepang. Masalah pada kali ini adalah merebut kawasan tersebut. Kinkaid mengusulkan pengiriman kapal-kapal induk ke perairan sempit di Laut Sulu, dan Kenney tak memandu pelingkupan udara yang berbasis di darat. Operasi tersebut sepenuhnya berbahaya, dan staf MacArthur berkata kepadanya agar menyertai invasi di atas Nashville. Saat pasukan invasi memasuki Laut Sulu, sebuah serangan kamikaze terhadap Nashville, menewaskan 133 orang dan melukai 190 orang lainnya. Para teknisi Australia dan Amerika melakukan tiga serangan udara selama dua hari, namun konvoi-konvoi penyuplaian ulang berulang-ulang kali diserang oleh kamikaze.[227] Pada masa ini, MacArthur berseteru dengan Sutherland, yang dikenal atas hubungan gelapnya dengan simpanannya, Kapten Elaine Clark. MacArthur memerintahkan agar Sutherland tak mengirim Clark ke Leyte, karena hubungan pribadi Curtin dengan wanita Australia dalam staf GHQ tak dapat dibawa ke Filipina, namun Sutherland membawanya bersama dimanapun.[228]

Lepas pantai Leyte, Oktober 1944. Dari kiri ke kanan: Letjen George Kenney, Letjen Richard K. Sutherland, Presiden Sergio Osmeña, Jenderal Douglas MacArthur

Jalan menjadi jelas saat invasi Luzon. Pada masa ini, berdasarkan pada tafsiran berbeda dari data intelijensi yang sama, Willoughby memperkirakan kekuatan pasukan Jenderal Tomoyuki Yamashita di Luzon sejumlah 137,000, sementara Sixth Army memperkirakannya sejumlah 234,000. MacArthur membalasnya dengan berkata "Bodoh!".[229] Ia merasa bahwa perkiraan Willoughby terlalu tinggi. "Telitilah, hitunglah yang benar, dan tujuan strategi yang jelas adalah atribut-atribut MacArthur",[230] dan ia tak menghargai perkiraan tersebut. Pada kenyataannya, jumlah-jumlah tersebut terlalu rendah; Yamashita memiliki lebih dari 287,000 pasukan di Luzon.[231] Pada masa itu, MacArthur melakukan perjalanan di atas kapal jelajah ringan USS Boise, menyaksikan saat kapal tersebut hampir diserang oleh sebuah bom dan torpedo-torpedo yang ditembakkan oleh kapal-kapal selam.[232] Komunikenya menyatakan: "Pertempuran mutlak untuk pembebasan Filipina dan perebutan Pasifik Barat Daya sudah tertangani. Jenderal MacArthur berada dalam komando pribadi di garis depan dan mendarat dengan pasukan penyerangnya."[233]

Perhatian utama MacArthur adalah merebut pelabuhan Manila dan pangkalan udara di Clark Field, yang dibutuhkan untuk mendukung operasi-operasi pada masa mendatang. Ini pun memerintahkannya kepada para komandannya.[234] Pada 25 Januari 1945, ia memindahkan laju markas besarnya menuju ke Hacienda Luisita, yang berdekatan dengan garis depan ketimbang Krueger.[235] Ia memerintahkan 1st Cavalry Division untuk melakukan laju cepat ke Manila. Pasukan tersebut mencapai garis utara Manila pada 3 Februari,[236] namun, tanpa diketahui pihak Amerika, Laksamana Muda Sanji Iwabuchi telah memutuskan untuk mempertahankan Manila sampai titik darah penghabisan. Pertempuran Manila pun terjadi selama tiga bulan berikutnya.[237] Dalam rangka melindungi penduduk sipil, MacArthur melarang pemakaian serangan udara,[238] namun ribuan warga sipil tewas dalam baku tembak atau pembantaian Jepang.[239] Ia juga menolak untuk membatasi lalu lintas warga sipil yang melewati jalan-jalan raya di dalam dan di luar Manila, menempatkan perhatian kemanusiaan di atas militer kecuali dalam keadaan darurat.[240] Atas keberhasilannya dalam merebut Manila, MacArthur dianugerahi Distinguished Service Cross ketiganya.[241]

Setelah merebut Manila, MacArthur menempatkan salah satu teman Filipina-nya, Manuel Roxas – yang juga menjadi salah satu dari sedikit orang yang mengetahui tentang pemberian uang oleh Quezon kepada MacArthur pada 1942 – ke sebuah jabatan kekuasaan yang membuat Roxas menjadi presiden Filipina berikutnya.[242] Roxas telah menjadi kolaborator Jepang utama dalam pemerintahan boneka Jose Laurel, namun MacArthur mengklaim bahwa Roxas selama ini diam-diam telah menjadi agen Amerika.[242] Tentang klaim MacArthur bahwa Roxas benar-benar menjadi bagian dari pemberontakan, sejarawan Amerika Gerhard Weinberg menyatakan bahwa "...bukti dari dampak ini telah berada di permukaan," dan bahwa dengan mendukung kolaborator Jepang Roxas, MacArthur menyatakan bahwa tak ada upaya serius untuk mengalamatkan masalah kolaborasi Filipina dengan Jepang setelah perang.[243]

Setelah Pertempuran Manila, MacArthur mengalihkan perhatiannya ke Yamashita, yang telah menarik diri ke pegunungan tengah dan utara Luzon.[244] Yamashita memilih untuk melakukan kampanye defensif, dipukul mundur perlahan oleh Krueger, dan masih bertahan pada saat perang berakhir, sebagian besar orang dekat MacArthur menyatakan bahwa ia berharap untuk membebaskan seluruh Filipina sebelum perang berakhir.[245] Pada 2 September 1945, Yamashita (yang pada waktu sulit meyakini bahwa Kaisar telah memerintahkan Jepang untuk menandatangani gencatan senjata) turun dari pegunungan dan menyerah bersama dengan sekitar 100,000 pasukannya.[245]

Filipina Selatan

MacArthur menandatangani instrumen penyerahan Jepang di atas kapal USS Missouri. Jenderal Amerika Jonathan Wainwright dan Jenderal Inggris Arthur Percival berdiri di belakangnya.

Meskipun MacArthur tak memiliki pengarahan spesifik untuk melakukannya, pertikaian di Luzon jauh dari kata selesai, ia memerintahkan agar pasukannya membebaskan sisa-sisa Filipina.[246] Dalam komunike GHQ pada 5 Juli, ia mengumumkan bahwa Filipina telah dibebaskan dan seluruh operasi berakhir, meskipun Yamashita masih bertahan di utara Luzon.[247] Dimulai pada Mei 1945, MacArthur memakai pasukan Australianya dalam invasi Borneo. Ia menyertai serangan di Labuan, dan mengunjungi pasukan di pesisir. Saat kembali ke GHQ di Manila, ia mengunjungi Davao, dimana ia berkata kepada Eichelberger bahwa tak lebih dari 4,000 pasukan Jepang yang masih berada di Mindanao. Beberapa bulan kemudian, enam kali dari jumlah tersebut menyerah.[248] Pada Juli 1945, ia dianugerahi Distinguished Service Medal keempatnya.[249]

Sebagai bagian dari persiapan untuk Operasi Downfall, sebuah invasi ke Jepang, MacArthur menjadi kepala komandan U.S. Army Forces Pacific (AFPAC) pada April 1945, memegang komando seluruh unit Angkatan Darat dan Pasukan Udara Angkatan Darat di Pasifik kecuali Twentieth Air Force. Pada saat yang sama, Nimitz menjadi komandan seluruh pasukan angkatan udara. Komando di Pasifik setelah itu masih terbagi.[250] Saat ia merencanakan invasi ke Jepang, MacArthur menekankan kepada para pembuat keputusan di Washington bahwa merupakan hal khas bagi Uni Soviet untuk memasuki perang tersebut karena ia berpendapat bahwa Tentara Merah memiliki hubungan menonjol dengan tentara Kwantung di Manchuria.[251] Invasi tersebut didahului oleh menyerahnya Jepang pada Agustus 1945. Pada 2 September, MacArthur menerima kapitulasi Jepang resmi di atas kapal tempur USS Missouri, yang mengakhiri pertikaian-pertikaian dalam Perang Dunia II.[252] Dalam menghargai perannya sebagai pembuat strategi maritim, Angkatan Laut AS menganugerahinya Navy Distinguished Service Medal.[253]

Pendudukan Jepang

Melindungi Kaisar

Pada 29 Agustus 1945, MacArthur diperintahkan untuk menjalankan kewenangan dengan memanfaatkan sistem pemerintahan Jepang, termasuk Kaisar Hirohito.[254] Markas besar MacArthur terletak di Gedung Asuransi Jiwa Dai Ichi di Tokyo. Tidak seperti negara Jerman yang dibubarkan oleh Sekutu pada Mei 1945, Amerika Serikat memutuskan untuk mempertahankan negara Jepang, meskipun negara tersebut tetap berada di bawah kendali mutlak mereka.[255] Selain itu, tidak seperti di Jerman, terbentuk semacam kemitraan antara Amerika Serikat dengan Jepang, karena MacArthur memerintah Jepang melalui perpanjangan tangan Kaisar dan elit-elit Jepang yang tersisa.[256] Kaisar dianggap sebagai dewa hidup oleh rakyat Jepang, dan MacArthur menyadari bahwa keberadaan Kaisar mempermudah pekerjaannya.[257]

MacArthur dan Kaisar Jepang Hirohito dalam pertemuan pertama mereka, September 1945.

MacArthur berkeyakinan bahwa segelintir tokoh militer ekstrem telah "membajak" Jepang pada tahun 1931 dengan mendalangi Insiden Mukden, sementara bagi Douglas, Kaisar merupakan sosok "moderat" pro-Barat yang tidak berdaya dalam menghadapi tokoh-tokoh militer tersebut, sehingga ia dianggap tidak bertanggung jawab atas segala kejahatan perang yang telah dilakukan oleh Jepang antara tahun 1931 hingga 1945.[257] Sejarawan Amerika Serikat Herbert P. Bix menggambarkan hubungan antara sang jenderal dengan Kaisar sebagai berikut: "Sang Panglima memanfaatkan Sang Kaisar, sementara Sang Kaisar pun sengaja membiarkan dirinya dimanfaatkan. Hubungan di antara keduanya merupakan hubungan kemanfaatan dan saling melindungi, yang secara politik lebih menguntungkan Hirohito daripada MacArthur, karena taruhan Hirohito jauh lebih besar, yakni segala kebesaran dan kewenangan yang melekat pada jabatan Kaisar Jepang."[258]

Pada saat yang sama, staf MacArthur telah mengedarkan gambar pertemuan pertama sang jenderal dengan Kaisar, dan gambar tersebut mengejutkan rakyat Jepang karena itu adalah kali pertamanya mereka melihat sang Kaisar sebagai orang yang tampak lebih kecil daripada MacArthur dan bukannya sebagai dewa hidup. Sebelum tahun 1945, Kaisar adalah sosok yang dianggap misterius oleh rakyatnya. Ia jarang terlihat di muka umum dan foto-fotonya selalu diambil dari sudut tertentu agar ia terlihat lebih besar dan tinggi. Tidak ada tukang foto Jepang yang berani mengambil foto Kaisar dengan postur tubuh yang lebih kecil daripada MacArthur. Pemerintah Jepang langsung mencekal foto tersebut karena dianggap merusak aura mistis Kaisar, tetapi MacArthur mencabut pelarangan tersebut dan malah memerintahkan kepada semua surat kabar Jepang untuk menerbitkannya. Foto tersebut dimaksudkan sebagai sebuah pesan kepada Kaisar untuk menunjukkan siapa yang lebih tinggi dalam hubungan di antara mereka.[259]

MacArthur masih membutuhkan sosok Kaisar, sehingga ia melindunginya dari segala upaya untuk menyeretnya ke meja hijau, dan ia juga mengizinkannya untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang keliru bahwa zaman demokratis pasca-perang merupakan kelanjutan dari reformasi era Meiji.[260] MacArthur tidak mengizinkan penyelidikan terhadap Kaisar, dan pada Oktober 1945, ia memerintahkan kepada stafnya "demi kepentingan pendudukan yang damai dan rehabilitasi Jepang, pencegahan revolusi dan komunisme, [agar] disusun semua fakta seputar penyampaian pernyataan perang dan posisi Kaisar sesudahnya yang menunjukkan tipuan, ancaman, atau paksaan [terhadapnya]."[261] Pada Januari 1946, MacArthur melaporkan kepada pemerintah pusat bahwa Kaisar tak dapat didakwa atas tuduhan kejahatan perang atas dasar:

Pendakwaan terhadapnya sudah pasti akan membuat kacau rakyat Jepang, dan dampaknya tidak boleh diremehkan. Ia adalah simbol yang menyatukan semua orang Jepang. Jika ia dihancurkan, maka bangsa [Jepang] juga akan bubar... Mungkin saja satu juta tentara akan dibutuhkan dan harus dipertahankan untuk waktu yang lama.[262]

Demi melindungi Kaisar, MacArhur mengutus salah satu stafnya, Brigadir Jenderal Bonner Fellers, untuk memberitahukan kepada Laksamana genrō Mitsumasa Yonai pada 6 Maret 1946:

Untuk menanggulangi permasalahan ini, alangkah baiknya jika pihak Jepang dapat membuktikan kepada kami bahwa Kaisar sama sekali tidak bersalah. Aku merasa bahwa pengadilan-pengadilan yang akan datang merupakan kesempatan terbaik untuk melakukan hal tersebut. Tojo khususnya perlu menanggung segala kesalahan di pengadilannya. Saya ingin Anda membuat Tojo berkata: "Di konferensi kekaisaran sebelum perang dimulai, aku sudah memutuskan untuk memulai perang bahkan jika yang mulia kaisar menentang perang melawan Amerika Serikat."[263]

Dari sudut pandang Amerika Serikat maupun Jepang, keberadaan sosok "jahat" Jenderal Hideki Tojo sangat bermanfaat secara politik, terutama mengingat bahwa segala tanggung jawab dapat dilemparkan kepadanya.[263] Dalam pertemuan kedua yang digelar pada tanggal 22 Maret 1946, Fellers berkata kepada Laksamana Yonai:

Pendukung pemikiran yang paling tidak Amerikawi di Amerika Serikat adalah Cohen (seorang Yahudi dan Komunis), penasihat tingkat tinggi untuk Menteri Luar Negeri Byrnes. Seperti yang telah aku katakan kepada Yonai... MacArthur akan sangat dirugikan di Amerika Serikat jika Kaisar yang bekerja sama dengannya dan memudahkan pendudukan malah diadili. Inilah hal yang mendasari permintaan saya... "Saya ingin tahu apakah yang telah aku katakan kepada Laksamana Yonai sebelumnya sudah disampaikan kepada Tojo?".[264][265]

Upaya MacArthur untuk melindungi Kaisar dan mengambinghitamkan Tojo terbukti berhasil, dan Herbert P. Bix mengamati bahwa keberhasilan tersebut "...memberikan dampak berkelanjutan dan sangat menyesatkan pemahaman Jepang mengenai perang yang sudah kalah tersebut".[264]

Pengadilan kejahatan perang

Para terdakwa di Pengadilan Kejahatan Perang Tokyo.

MacArthur bertanggung jawab dalam menegakkan vonis hukuman yang dijatuhkan oleh Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh.[266] Pada akhir 1945, komisi militer Sekutu di berbagai kota di Asia Timur mengadili 5.700 orang Jepang, Taiwan, dan Korea atas dakwaan kejahatan perang. Sekitar 4.300 orang dinyatakan bersalah, dan hampir 1.000 orang diganjar hukuman mati, dan ratusan orang diberi hukuman penjara seumur hidup. Dakwaan-dakwaan di pengadilan tersebut berkaitan dengan berbagai peristiwa besar, seperti Pemerkosaan Nanking, Pawai Kematian Bataan, dan Pembantaian Manila.[267] Pengadilan Yamashita di Manila menuai kritikan karena ia diganjar hukuman gantung setelah dinyatakan bersalah atas pembantaian Manila yang dilakukan oleh Iwabuchi, padahal Yamashita sendiri tidak pernah memerintahkan pembantaian tersebut dan terdapat kemungkinan bahwa ia tidak tahu menahu soal kejadian tersebut.[268] Iwabuchi sendiri telah bunuh diri menjelang berakhirnya pertempuran Manila.[269]

MacArthur memberikan kekebalan hukum kepada Shiro Ishii dan para anggota satuan penelitian bakteriologi lainnya agar Amerika Serikat dapat memperoleh data penelitian tentang senjata biologi yang didapat dari percobaan manusia.[270] Ia juga mengamankan kaisar dan seluruh anggota keluarga kekaisaran (termasuk pangeran Chichibu, Asaka, Takeda, Higashikuni, dan Fushimi) dari jeratan hukum. MacArthur memastikan bahwa kaisar tidak perlu mengundurkan diri.[271] Dengan ini, ia telah mengabaikan nasihat dari anggota-anggota keluarga kekaisaran dan juga cendekiawan-cendekiawan Jepang.[272]

Panglima Tertinggi Blok Sekutu

MacArthur selaku Panglima Tertinggi Blok Sekutu (Supreme Commander for the Allied Powers, disingkat SCAP) di Jepang bersama dengan staf-stafnya membantu negeri matahari terbit tersebut membangun kembali negaranya, menghapuskan militerisme dan ultranasionalisme, memperkuat kebebasan sipil dan politik, mendirikan pemerintahan yang demokratis, serta merintis jalan baru yang kelak akan menjadikan Jepang sebagai salah satu kekuatan industri terbesar di dunia. Jepang saat itu masih dikendalikan oleh AS, sehingga MacArthur menjadi penguasa de facto Jepang dari tahun 1945 hingga 1948.[273] Pada tahun 1946, staf MacArthur merumuskan sebuah konstitusi baru yang melucuti wewenang militer Kaisar. Konstitusi tersebut (yang mulai berlaku pada 3 Mei 1947) mendirikan sebuah pemerintahan dengan sistem parlementer, dan berdasarkan sistem tersebut, Kaisar hanya dapat bertindak berdasarkan nasihat para menterinya. Di dalam konstitusi tersebut terdapat Pasal 9 yang mencabut hak negara untuk menyatakan perang dan melarang keberadaan angkatan darat, laut, dan udara. Konstitusi tersebut juga memberdayakan perempuan, menjamin hak asasi manusia, melarang diskriminasi ras, memperkuat wewenang Parlemen dan Kabinet, serta mendesentralisasi polisi dan pemerintahan daerah.[274]

Reformasi lahan besar-besaran juga dilancarkan, dan pelaksanaan kebijakan ini dikepalai oleh Wolf Ladejinsky, salah satu staf MacArthur. Dari tahun 1947 hingga 1949, sekitar 4.700.000 ekar (1.900.000 ha) lahan dibeli dari para tuan tanah (38% lahan yang telah digarap di Jepang), dan kemudian 4.600.000 ekar (1.860.000 ha) dari lahan tersebut dijual kembali kepada para petani yang mengerjakan lahan tersebut. Hasil dari kebijakan tersebut dapat dilihat pada tahun 1950: 89% dari seluruh lahan pertanian dikelola oleh pemiliknya, sementara hanya 11% yang dikelola oleh petani yang bermukim di lahan milik tuan tanah.[275] Upaya MacArthur untuk menambah jumlah anggota serikat buruh juga sangat berhasil, dan pada tahun 1947, 48% tenaga kerja di luar sektor pertanian telah bergabung dengan serikat semacam itu. Beberapa reformasi yang dicanangkan oleh MacArthur dicabut pada tahun 1948 setelah Departemen Luar Negeri menjadi semakin terlibat dalam urusan pendudukan Jepang dan MacArthur tidak lagi mengendalikan negara tersebut secara sepihak.[276] Pada masa pendudukan, MacArthur berhasil membubarkan banyak konglomerat yang sebelumnya memonopoli industri di Jepang dan dikenal dengan sebutan Zaibatsu, walaupun keberadaan mereka tidak dapat sepenuhnya dihapuskan.[277] Pada akhirnya, muncul kelompok industri dengan ikatan yang lebih renggang yang disebut Keiretsu. Reformasi tersebut menggelisahkan banyak orang di Departemen Pertahanan dan Luar Negeri Amerika Serikat, karena mereka berkeyakinan bahwa program tersebut menghambat prospek industri Jepang yang dianggap penting dalam upaya untuk menjadikannya sebagai pembendung penyebaran ideologi komunisme di Asia.[278]

Pada tahun 1948, MacArthur mencoba maju dalam bursa pencalonan presiden dari Partai Republik, dan ini merupakan upayanya yang paling serius.[279] MacArthur dinilai memiliki modal yang kuat karena ia dianggap sebagai pahlawan perang di Amerika Serikat, dan juga karena ia memiliki reputasi sebagai seorang negarawan yang telah mengubah Jepang, tetapi upayanya ini terhalang karena ia tidak memiliki koneksi yang cukup di partainya.[280] Ia memperoleh dukungan terkuat dari sayap Barat Tengah di Partai Republik yang berhaluan setengah isolasionis, yang mencakup tokoh-tokoh seperti Brigadir Jenderal Hanford MacNider, mantan Gubernur Wisconsin Philip La Follette, serta Brigjen Robert E. Wood, dan sayap ini sendiri terdiri dari tokoh-tokoh Republikan "Old Right" dan Progresif yang disatukan oleh keyakinan bahwa Amerika Serikat terlalu banyak campur tangan di Eropa.[281] MacArthur menolak untuk berkampanye, tetapi ia secara pribadi mengajak pendukungnya untuk menulis namanya di surat suara.[282] MacArthur sering berkata bahwa ia akan pensiun setelah Amerika Serikat menandatangani sebuah perjanjian perdamaian dengan Jepang, dan desakannya agar perjanjian semacam tersebut ditandatangani pada musim gugur tahun 1947 dimaksudkan agar ia dapat pensiun dengan kiprah yang baik sebagai modal untuk maju menjadi calon presiden. Namun, Presiden Truman juga ingin memenangkan pemilu, dan ia menghalangi upaya MacArthur dengan dalih bahwa Amerika Serikat perlu lebih banyak waktu sebelum dapat meresmikan perdamaian dengan Jepang.[283]

Walaupun tidak berhasil membuat perjanjian perdamaian, MacArthur memutuskan untuk tidak mengundurkan diri dari bursa pencalonan, dan pada saat yang sama ia juga menulis surat kepada Wood yang mengatakan bahwa pada ia dengan senang hati akan menerima tawaran pencalonan dari Partai Republik.[284] Pada akhir tahun 1947 dan awal tahun 1948, MacArthur menyambut beberapa pembesar Partai Republik di Tokyo.[285] Pada 9 Maret 1948, MacArthur mengeluarkan sebuah pernyataan pers yang mengungkapkan bahwa ia tertarik menjadi calon presiden dari Partai Republik, dan ia juga berkata bahwa ia akan merasa terhormat jika Partai Republik akan mencalonkannya, tetapi ia juga menambahkan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri dari Angkatan Darat untuk berkampanye.[286] Pernyataan pers tersebut telah dipaksakan oleh Wood, yang telah memberitahukan kepada MacArthur bahwa ia tidak dapat berkampanye untuk orang yang tidak maju sebagai calon presiden secara resmi, dan ia juga berkata bahwa ia akan berhenti berkampanye untuknya apabila MacArthur tidak segera memaklumkan niatannya untuk maju.[286] Para pendukung MacArthur berjuang agar ia dapat memenangkan konvensi di Wisconsin yang digelar pada 6 April 1948.[287] Penolakan MacArthur untuk berkampanye merusak kesempatannya, dan pada akhirnya semua orang dikejutkan oleh kemenangan Harold Stassen di Wisconsin.[288] Sesudah itu, MacArthur juga kalah di Nebraska, sehingga kesempatan MacArthur untuk memenangkan bursa pencalonan pun sirna, tetapi MacArthur menolak mundur hingga Konvensi Nasional Partai Republik 1948 dimenangkan oleh Gubernur New York Thomas Dewey.[289]

Saat sedang berpidato di hadapan Kongres pada 19 April 1951, MacArthur memaklumkan:

Rakyat Jepang pasca perang telah menjalani reformasi terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah modern. Dengan niatan yang patut dipuji, hasrat untuk belajar, dan kemampuan untuk memahami, mereka telah mendirikan di atas puing-puing yang tersisa dari perang sebuah bangunan yang dibaktikan demi keutamaan kebebasan individu dan harga diri, dan dalam prosesnya telah diciptakan sebuah pemerintahan yang sungguh bersifat mewakili dan berkomitmen untuk memajukan moralitas politik, kebebasan ekonomi, dan keadilan sosial.[290]

MacArthur menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah Jepang pada tahun 1949, tetapi ia masih berada di Jepang hingga ia dilepaskan dari tugas oleh Presiden Harry S. Truman pada 11 April 1951. Perjanjian Damai San Francisco yang ditandatangani pada 8 September 1951 mengakhiri masa pendudukan Sekutu, dan ketika perjanjian tersebut mulai berlaku pada 28 April 1952, Jepang kembali menjadi sebuah negara yang merdeka.[291] Jepang kemudian memberikan julukan Gaijin Shogun ("penguasa militer asing") kepada MacArthur pada masa kematiannya pada tahun 1964.[292]

Perang Korea

Selatan ke Naktong, Utara ke Yalu

Pada 25 Juni 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan, memulai Perang Korea.[293] Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan Resolusi 82, yang mendorong pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu Korea Selatan.[294] PBB mendorong pemerintah Amerika untuk memilih seorang komandan, dan Kepala Staf Bersama merekomendasikan MacArthur.[295] Ia kemudian menjadi Kepala Komandan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Command, UNCOM), saat masih menjadi SCAP di Jepang dan Komandan USAFFE.[296] Seluruh pasukan Korea Selatan juga ditempatkan di bawah komandonya. Saat mereka berretret sebelum penyerangan Korea Utara, MacArthur meraih ijin untuk memajukan angkatan darat AS. Seluruh unit pertama yang datang adalah pasukan dagang dan darat pada masa itu, yang dikerahkan ke Perimeter Pusan.[297] Pada akhir Agustus, sebuah krisis timbul. Serangan-serangan Korea Utara di perimeter tersebut bermunculan. Meskipun pasukan Korea Utara berjumlah 88,000 orang, Eighth Army pimpinan Letjen Walton Walker memiliki 180,000 pasukan, dan ia memiliki lebih banyak tank dan artileri.[298]

MacArthur mengamati pergerakan angkatan laut Inchon dari USS Mount McKinley, 15 September 1950 dengan Brigjen Courtney Whitney (kiri) dan Mayjen Edward M. Almond (kanan).

Pada 1949, Ketua dari Kepala Staf Bersama, Jenderal Angkatan Omar Bradley, memprediksi bahwa "operasi-operasi amfibi terkombinasi skala besar ... tak akan pernah terjadi lagi," namun pada Juli 1950, MacArthur merencanakan sebuah operasi semacam itu.[299] MacArthur membandingkan rencananya dengan tindakan yang dilakukan oleh Jenderal James Wolfe di Pertempuran Dataran Abraham, dan mengamati masalah-masalah pergerakan, hidrografi dan keadaan tanah.[300] Pada September, disamping perhatian kecil dari para petinggi, para prajurit dan marinir MacArthur membuat sebuah pendaratan sukses di Inchon, yang berada di balik garis Korea Utara. Diluncurkan dengan dukungan udara dan angkatan laut, pendaratan tersebut memukul mundur pasukan Korea Utara, menaklukkan kembali Seoul dan memaksa mereka beretret ke kawasan utara.[301] Mengunjungi medan tempur pada 17 September, MacArthur mensurvei enam tank T-34 yang telah dikerahkan oleh Marinir, menghiraukan baku tembak di sekitarnya, menganggap bahwa pasukan Korea Utara kurang terlatih.[302]

Pada 11 September, Truman mengeluarkan perintah untuk memajukan pasukan ke-38 ke Korea Utara. MacArthur sekarang merencanakan serangan amfibi lainnya, di pantai timur Wonsan, namun pasukan Korea Selatan kalah sebelum 1st Marine Division mendatanginya melalui laut.[303] Pada Oktober, MacArthur bertemu dengan Truman di Konferensi Pulau Wake, dengan Truman membandingkannya dengan pertemuan masa perang Roosevelt dengan MacArthur di Hawaii.[304] Presiden tersebut menganugerahi MacArthur dengan Distinguished Service Medal kelimanya.[305] Banyak mempertanyakan tentang ancaman Tiongkok, MacArthur menyangkalnya, berkata bahwa ia berharap dapat menarik Eighth Army ke Jepang pada masa Natal, dan untuk mengerahkan sebuah divisi untuk penugasan di Eropa pada bulan Januari. Ia menganggap kemungkinan keterlibatan Soviet sebagai ancaman yang lebih serius.[306]

Sebulan kemudian, hal-hal telah berganti. Musuh diserang oleh pasukan PBB di Pertempuran Unsan pada akhir Oktober, yang menunjukkan keberadaan pasukan Tiongkok di Korea dan memberikan kekalahan signifikan terhadap pasukan Amerika dan pasukan PBB lainnya. Meskipun demikian, Willoughby masih menghiraukan keberadaan keterlibatan Tiongkok dalam perang tersebut. Ia memperkirakan bahwa lebih dari 71,000 prajurit Tiongkok berada di negara tersebut, sementara jumlah sebenarnya hampir mencapai 300,000.[307] Ia tak sendirian dalam kesalahan penghitungan tersebut. Pada 24 November, Central Intelligence Agency melaporkan kepada Truman bahwa meskipun terdapat sekitar 200,000 pasukan Tiongkok di Korea, "tak ada bukti bahwa Komunis Tiongkok merencakan operasi-operasi serangan besar-besaran."[308]

Pada hari tersebut, MacArthur terbang ke markas besar Walker dan ia kemudian menyatakan:

Selama lima jam, aku mengelilingi garis-garis depan. Dalam perbincangan dengan sejumlah perwira, aku berkata kepada mereka tentang keputusan Jenderal Bradley dan harapan untuk memiliki dua divisi yang ditempatkan pada hari Natal ... Apa yang aku lihat di garis depan sangat mengkhawatirkanku. Pasukan R.O.K. sangat tak berbentuk bagus, dan seluruh garis tersebut menunjukkan kekalahan jumlah. Jika Tiongkok benar-benar mengerahkan pasukan besar, aku memutuskan bahwa aku akan mengundurkan pasukan kami dan meniadakan upaya apapun untuk bergerak ke utara. Aku memutuskan untuk menampik dan berusaha untuk menyaksikan dengan mataku sendiri, dan menafsirkan dengan pengalaman panjangku sendiri terhadap apa yang terjadi ...[309]

MacArthur terbang di atas garis depannya sendiri memakai Douglas C-54 Skymaster namun tak menyaksikan tanda-tanda penghimpunan pasukan Tiongkok dan sehingga memutuskan untuk menunggu sebelum memerintahkan pergerakan atau pemunduran. Bukti kegiatan Tiongkok disembunyikan kepada MacArthur: Tentara Tiongkok bergerak pada malam hari dan berdiam pada siang hari.[307] Atas upaya pemulihannya, MacArthur kemudian dianugerahi Distinguished Flying Cross dan sayap kehormatan pilot penyerang.[309]

Keesokan harinya, 25 November 1950, Eighth Army pimpinan Walker diserang oleh pasukan Tiongkok dan kemudian pasukan PBB menarik diri. MacArthur menyediakan Kepala Staf, Jenderal J. Lawton Collins dengan serangkaian sembilan garis penarikan suksesif.[310] Pada 23 Desember, Walker tewas saat jipnya bertabrakan dengan sebuah truk, dan digantikan oleh Letjen Matthew B. Ridgway, yang MacArthur telah pilih pada masa berikutnya.[311] Ridgway menyatakan bahwa keputusan MacArthur, "yang telah memberikan pergerakan luar biasa setelah Inch'on, sangat menyayat. Kredibilitasnya tersemat dalam kejadian yang tak tersaksikan dari serangan November ..."[312]

Collins mendiskusikan kemungkinan pemakaian senjata nuklir di Korea dengan MacArthur pada Desember, dan kemudian menanyainya tentang daftar target di Uni Soviet jika negara tersebut memasuki perang tersebut. MacArthur menyatakan kepada Kongres pada 1951 bahwa ia tak pernah merekomendasikan pemakaian senjata nuklir. Ia pada suatu waktu memajukan sebuah rencana untuk memotong Korea Utara dengan racun-racun radioaktif; ia tak pernah merekomendasikannya pada masa itu, meskipun ia kemudian memajukan materi tersebut kepada Eisenhower, presiden terpilih masa itu, pada 1952. Pada 1954, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan setelah kematiannya, ia berkata bahwa ia ingin menjatuhkan bom-bom atom ke pangkalan-pangkalan musuh, namun pada 1960, ia menentang sebuah pernyataan dari Trumen yang menyatakan bahwa ia mengadvokasikan pemakaian bom-bom nuklir. Truman mengeluarkan sebuah pernyataan ulang, yang menyatakan bahwa ia tak memiliki bukti dari klaim tersebut; ini dianggap merupakan opini pribadinya[313][314][315]

Pada April 1951, Kepala Staf Bersama memajukan perintah-perintah agar MacArthur mengadakan serangan-serangan nuklir di Manchuria dan Semenanjung Shantung jika Tiongkok meluncurkan serangan-serangan udara yang berasal dari sana terhadap pasukannya.[316] Keesokan harinya, Truman bertemu dengan ketua Komisi Tenaga Atom Amerika Serikat, Gordon Dean,[317] dan membujuk pengiriman sembilan bom nuklir Mark 4 ke kontrol militer.[318] Dean mengiyakan pelaksanaan keputusan tersebut dengan memberitahukan cara pemakaiannya kepada MacArthur, yang kurang memahami pengetahuan teknis dari persenjataan tersebut dan dampaknya.[319] Kepala Bersama tak secara keseluruhan sepakat dengan pemberian persenjataan tersebut kepada MacArthur, karena khawatir ia terlalu dini melaksanakan perintahnya.[316] Sebagai gantinya, mereka memutuskan agar pasukan penyerang nuklir akan dikabarkan kepada Strategic Air Command.[320]

Pelepasan dari komando

Douglas MacArthur (belakang), Jean MacArthur, dan putranya Arthur MacArthur IV kembali ke Filipina untuk sebuah kunjungan pada 1950.

Selama berpekan-pekan serangan Tiongkok, MacArthur terpaksa menarik diri dari Korea Utara.[321] Seoul jatuh pada Januari 1951, dan baik Truman maupun MacArthur terpaksa menerima keadaan Korea secara keseluruhan.[322] Negara-negara Eropa tak berbagi pandangan dunia MacArthur, menghiraukan keputusannya, dan menganggap bahwa ia memakai pendirian dan pengaruhnya dengan rakyat Amerika untuk berfokus kembali dengan kebijakan Amerika dari Eropa dan ke Asia. Mereka menyatakan bahwa ini dapat berujung pada sebuah perang besar dengan Tiongkok, yang kemungkinan melibatkan senjata-senjata nuklir.[323] Sejak Februari 1950, Uni Soviet dan Tiongkok menandatangani aliansi defensif yang satu sama lain berniat melakukan perang jika pihak lain menyerang, kemungkinan agar serangan Amerika ke Tiongkok akan menyebabkan Perang Dunia III dianggap sangat nyata pada saat itu. Saat berkunjung ke Amerika Serikat pada Desember 1950, perdana menteri Inggris, Clement Attlee, telah menyatakan kekhawatiran Inggris dan pemerintahan Eropa lainnya bahwa "Jenderal MacArthur menjalankan acara."[324]

Di bawah komando Ridgway, Eighth Army kembali lagi ke utara pada bulan Januari. Ini menimbulkan banyak korban di pihak Tiongkok,[325] menaklukkan kembali Seoul pada Maret 1951, dan menekan sampai Paralel ke-38.[326] Dengan keadaan militer mendukung, Truman sekarang melihat kesempatan untuk menawarkan negosiasi damai namun, pada 24 Maret, MacArthur menyerukan agar Tiongkok mengaku kalah, yang dianggap menantang Tiongkok dan para petingginya sendiri. Rencana pengumuman Truman pun diurungkan.[327]

Pada 5 April, Perwakilan Joseph William Martin, Jr., pemimpin Partai Republik dalam Dewan Perwakilan, membacakan kepada Dewan tersebut sebuah surat dari kritikan MacArthur terhadap strategi pembatasan perang dan kebijakan pengutamaan Eropa buatan Truman.[328] Surat tersebut menyatakan:

Ini tampak secara aneh menyulitkan bagi beberapa orang yang menyadari bahwa di Asia, para konspirator komunis terpilih untuk memainkan permainan mereka untuk penaklukan global, dan bahwa mereka yang menggabungkan masalah tersebut kemudian timbul pada medan tempur; bahwa disini, kita memperjuangkan perang Eropa dengan senjata sementara para diplomat disini masih berjuang dengan kata-kata; bahwa jika kita kalah perang dengan komunisme di Asia, kejatuhan Eropa tak terelakkan, memenangkannya dan sebagian besar Eropa mungkin akan terhindar dari perang dan sehingga mewujudkan kebebasan. Terlepas dari yang kau tekankan, kita harus menang. Tak ada cara lain untuk menang.[329]

Pada Maret 1951, Amerika Serikat diam-diam mengetahui pertemuan-pertemuan rahasia tertutup diplomatik dimana Jenderal MacArthur menyatakan kepercayaan terhadap kedubes Tokyo di Spanyol dan Portugal bahwa ia akan mensukseskan Perang Korea yang meluas menjadi konflik skala penuh dengan Komunis Tiongkok. Saat pertemuan tersebut diketahui Presiden Truman, ia menganggap bahwa MacArthur tak hanya berusaha untuk meningkatkan dukungan masyarakat atas posisinya terhadap penyulutan perang, namun telah diam-diam memberitahukan pemerintah-pemerintah asing bahwa ia berencana untuk menginisiasikan aksi-aksi yang berlawanan dengan kebijakan Amerika Serikat. Presiden tak dapat bertindak langsung karena ia belum benar-benar menguak keberadaan dari pertemuan tersebut dan karena ketenaran MacArthur dengan dukungan masyarakat dan politik dalam Kongres. Namun, setelah perilisan surat MacArthur pada 5 April oleh Perwakilan Martin, Truman menyatakan bahwa ia akan melepaskan MacArthur dari komando-komandonya tanpa menimbulkan kerusakan politik yang tak dapat diterima.[330][331][332]

Truman mengundang Menteri Pertahanan George Marshall, Ketua Kepala Bersama Omar Bradley, Menteri Luar Negeri Dean Acheson dan Averell Harriman untuk membicarakan tentang apa yang akan dilakukan terhadap MacArthur.[333] Mereka menyatakan bahwa MacArthur harus dilepaskan dari komandonya, namun tak membuat rekomendasi untuk melakukannya. Meskipun mereka merasa bahwa ini adalah tindakan benar "dari sudut pandang militer murni,"[334] mereka menyadari bahwa itu juga terdapat pengaruh-pengaruh politik.[334] Truman dan Acheson sepakat agar MacArthur diturunkan, namun Kepala Bersama menghindari saran apapun dari masalah ini.[335] Penurunan adalah sebuah tawaran militer, dan MacArthur dapat dibawa ke pengadilan militer umum mirip dengan Billy Mitchell. Hasil dari pengadilan semacam itu tak jelas, dan ini lebih akan mendakwanya tak bersalah dan memerintahkan pengangkatannya kembali.[336] Kepala Bersama sepakat agar terdapat "sedikit bukti bahwa Jenderal MacArthur telah gagal untuk melakukan perintah langsung dari Kepala Bersama, atau bertindak bertentangan dengan sebuah perintah." "Pada kenyataannya," Bradley menyatakan, "MacArthur telah mengoyak namun tak secara sah melanggar pengarahan-pengarahan JCS apapun. Ia telah melanggar pengarahan 6 Desember dari Presiden [dilarang membuat pernyataan-pernyataan umum terhadap materi-materi kebijakan], mengadukannya kepada JCS, namun ini tak melanggar sebuah perintah JCS."[335] Truman diperintahkan melepaskan MacArthur oleh Ridgway, dan perintah tersebut dilakukan pada 10 April dengan tanda tangan Bradley.[337]

Dalam sebuah artikel 3 Desember 1973 dalam majalah Time, Truman menyatakan pada awal 1960an:

Aku memecatnya karena ia tak menghormati otoritas Presiden. Aku tak memecatnya karena ia adalah anak bodoh dari seorang pelacur, meskipun ia demikian, namun agar tidak melawan hukum bagi para jenderal. Jika itu dilakukan setengah dari tiga per empat, mereka akan dipenjarakan.[338]

Pelepasan dari seorang jenderal terkenal oleh politikus tak populer atas komunikasi dengan Kongres berujung pada sebuah krisis konstitusional,[339] dan serangkaian kontroversi publik. Jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat tak menyetujui keputusan pelepasan MacArthur.[340] Pada Februari 1952, hampir sembilan bulan kemudian, rating persetujuan Truman turun menjadi 22 persen. Hingga 2014, angka tersebut masih menjadi rating persetujuan Gallup Poll terendah yang tercatat dari presiden manapun yang menjabat.[341][342] Karena meningkatnya perang tak populer di Korea timbul, pemerintaha Truman dihadapkan dengan serangkaian skandal korupsi, dan ia kemudian memutuskan untuk tidak maju ke pemilihan ulang.[343] Bermula pada 3 Mei 1951, sebuah Komite Senat Bersama—yang diketuai oleh Richard Russell, Jr. dari Partai Demokrat—menyelidiki pelepasan MacArthur. Hasilnya menyatakan bahwa "pelepasan Jenderal MacArthur berada dalam kekuasaan konstitusional Presiden namun dampaknya adalah sebuah keterkejutan terhadap kebanggaan nasional."[344]

Kehidupan selanjutnya

MacArthur berpidato di Soldier Field, Chicago pada 1951.
Kata-kata penutup dari pernyataan terakhir MacArthur kepada sesi bersama Kongres

Sehari setelah kedatangannya di San Francisco dari Korea pada 18 April 1951, MacArthur telah terbang dengan keluarganya ke Washington, D.C. dimana ia dijadwalkan memberikan pidato kepada sebuah sesi bersama dari Kongres. Ini adalah kunjungan pertama ia dan Jean ke daratan utama Amerika Serikat sejak 1937, saat mereka telah menikah; Arthur IV, yang sekarang berusia 13 tahun, belum pernah datang ke AS.[345] Dan, pada 19 April 1951, MacArthur membuat penampilan resmi terakhirnya dalam sebuah pidato penyambutan kepada Kongres AS yang menghadirikan dan membela keterpihakannya atas ketidaksepakatannya dengan Truman terhadap pelaksanaannya atas Perang Korea. Pada pidatonya, ia disimak oleh lima puluh hadirin.[346] MacArthur mengakhiri pidatonya dengan berkata:

Aku menutup 52 tahun penugasan militerku. Saat aku bergabung dengan ketentaraan, bahkan sebelum menjelang abad ini, ini merupakan pemenuhan dari seluruh harapan dan mimpi kelaki-lakianku. Dunia telah berubah sepanjang beberapa kali sejak aku menyatakan sumpah di tanah West Point, dan harapan-harapan dan mimpi-mimpi telah berlangsung sejak dicanangkan, namun aku masih ingat kebangkitan dari salah satu ballad barak paling populer pada hari itu yang memproklamasikan secara sangat bangga bahwa "para prajurit tua tak pernah mati; mereka hanya memudar."

Dan seperti prajurit tua dari ballad tersebut, aku sekarang menutup karier militerku dan hanya memudar, seorang prajurit tua berusaha untuk melakukan tugasnya karena Allah memberikannya cahaya untuk melihat tugas tersebut.

Selamat Tinggal.[347]

MacArthur meraih penghormatan publik, yang mengembangkan ekspektasi bahwa ia akan maju untuk jabatan presiden, meskipun bukanlah seorang kandidat. MacArthur mengadakan sebuah pidato keliling pada 1951–52 yang menyerang pemerintahan Truman karena "peredaan di Asia" dan salah mengurus ekonomi.[348] Awalnya meraih kerumunan besar, pada awal 1952, jumlah orang yang menghadiri pidato-pidato MacArthur semakin lama semakin mengecil karena beberapa orang menganggap bahwa MacArthur lebih suka menyerang Truman dan memuji dirinya sendiri ketimbang menawarkan pernyataan membangun untuk negara tersebut.[349] MacArthur merasa tak senang berkampanye untuk nominasi Partai Republik, dan berharap agar di konvensi Partai Republik, batas akhirnya akan diisi oleh antara Senator Robert Taft dan Jenderal Eisenhower, yang akan berakhir dengan GOP menominasikannya sebagai pengkompromi terbaik.[350] Ketidakhendakkan MacArthur untuk berkampanye untuk jabatan presiden sangat mencederai kemampuannya untuk memenangkan nominasi tersebut. Pada akhirnya, MacArthur mendukung Senator Robert A. Taft, dan menjadi jurubicara kunci di Konvensi Nasional Partai Republik 1952. Taft dikalahkan dalam penominasian tersebut oleh Eisenhower, yang kemudian memenangkan pemilihan tahun 1952.[351] Saat terpilih, Eisenhower berkonsultasi dengan MacArthur tentang mengakhiri perang di Korea.[352]

Douglas MacArthur Memorial di Norfolk, Virginia. Patung tersebut adalah sebuah duplikat dari sebuah patung di West Point. Pangkalnya berisi sebuah kapsul waktu yang berisi berbagai memorabilia MacArthur, Norfolk dan MacArthur Foundation.[353]

Douglas dan Jean MacArthur menjalani tahun-tahun terakhir mereka di sebuah kediaman di Waldorf Towers, sebuah bagian dari Waldorf-Astoria Hotel.[354] Ia terpilih menjadi ketua badan Remington Rand. Pada tahun tersebut, ia meraih gaji $68,000 (setara dengan $612,000 pada 2016), selain meraih bayaran $20,000 dan hak-hak sebagai Jenderal Angkatan.[355] Waldorf menjadi tuan rumah dari pesta ulang tahun tahunannya pada 26 Januari yang dipandu oleh bekas deputi kepala teknisi dari jenderal tersebut, Mayjen Leif J. Sverdrup. Di perayaan tahun 1960 untuk ulang tahun ke-80 MacArthur, beberapa temannya menyatakan soal penurunan kesehatan dari jenderal tersebut. Keesokan harinya, ia pingsan dan dilarikan untuk pembedahan ke St. Luke's Hospital untuk menyembuhkan prostatnya.[356]

Setelah ia pulih, MacArthur secara metodikal mulai melakukan kegiatan-kegiatan terakhir dari hidupnya. Ia mengunjungi Gedung Putih untuk reuni terakhir dengan Eisenhower. Pada 1961, ia membua tsebuah "perjalanan sentimental" ke Filipina, dimana ia dianugerahi oleh Presiden Carlos P. Garcia dengan Philippine Legion of Honor. MacArthur juga menerima $900,000 (setara dengan $7.25 juta pada 2016) dari Henry Luce atas hak-hak untuk memoir-memoirnya, dan menulis sebuah volume yang kemudian akan diterbitkan dengan judul Reminiscences.[356] Bagian-bagiannya mulai tampil dalam bentuk serialisasi dalam majalah Life berbulan-bulan sebelum.[357]

Presiden John F. Kennedy meminta nasehat MacArthur pada 1961. Dua pertemuan pertama diadakan tak lama setelah Invasi Teluk Babi. MacArthur sangat mengkritik nasehat militer yang diberikan kepada Kennedy, dan mendorong Presiden muda tersebut untuk menghindari pembangunan militer AS di Vietnam, menekankan masalah-masalah domestik harus diberi prioritas yang lebih besar.[358] Tak lama sebelum ia wafat, MacArthur memberikan nasehat serupa kepada Presiden Lyndon B. Johnson.[359]

Pada 1962, West Point menganugerahi MacArthur dengan Sylvanus Thayer Award atas jasa-jasa menonjolnya terhadap negara tersebut, yang telah dimajukan kepada Eisenhower setahun sebelumnya.[360]

Pada 1963, Presiden Kennedy membujuk MacArthur untuk membantu mediasi persengketaan antara National Collegiate Athletic Association dan Amateur Athletic Union atas kontrol olahraga amatir di negara tersebut. Sengketa tersebut mengancam keikutsertaan Amerika Serikat dalam Olimpiade Musim Panas 1964. Keberadaannya membantu memberikan penyelesaian, dan keikutsertaan dalam pesta olahraga tersebut berjalan lancar.[361]

Kematian dan warisan

Sarkofagus MacArthur di MacArthur Memorial, Norfolk

Douglas MacArthur wafat di Walter Reed Army Medical Center pada 5 April 1964, akibat sirosis biliari.[362] Kennedy telah memerintahkan sebuah pemakaman negara sebelum kematiannya sendiri pada 1963, dan Johnson mengkonfirmasikan pengarahan tersebut, memerintahkan agar MacArthur dimakamkan "dengan seluruh hormat negara yang dapat diberikan kepada seorang pahlawan yang telah berpulang."[363] Pada 7 April, jasadnya dibawa memakai sebuah kereta pemakaman ke Union Station dan dibawa melalui proses pemakaman ke Capitol,[364] dimana jasadnya disemayamkan secara kenegaraan. Sekitar 150,000 orang hadir dalam pemakaman tersebut. MacArthur telah meminta agar dikuburkan di Norfolk, Virginia, dimana ibunya lahir dan dimana orangtuanya menikah. Meskipun demikian, pada 11 April, pelayanan pemakamannya dilakukan di St Paul's Episcopal Church, Norfolk dan jasadnya akhirnya disemayamkan di Douglas MacArthur Memorial (bekas Norfolk City Hall dan kemudian tempat pengadilan).[365][366][367]

Pada 1960, wali kota Norfolk, Virginia, telah mengusulkan penggunaan dana yang dikumpulkan oleh masyarakat untuk merombak Norfolk City Hall lama menjadi sebuah tempat peringatan untuk Jenderal MacArthur dan sebagai tempat penyimpanan dari makalah-makalah, penghargaan-penghargaan dan mementos yang ia terima. Direstorasi dan dirombak, MacArthur Memorial berisi sembilan galeri museum yang berisi pengisahan dari 50 tahun penugasan militer dari jenderal tersebut. Di jantung tempat peringatan tersebut, terdapat sebuah rotunda. Di bagian tengahnya, terbentang sebuah surya melingkar dengan dua sarkofagus marmer, yang satu untuk MacArthur,[368] yang lainnya untuk Jean, yang masih hidup di Waldorf Towers sampai kematiannya sendiri pada 2000.[369]

MacArthur Chambers di Brisbane, Australia, mentuanrumahi MacArthur Museum di lantai 8 dimana MacArthur berkantor.[370]

Perangko pos peringatan MacArthur

MacArthur memiliki sebuah warisan tertandingi. Di Filipina pada 1942, ia mengalami sebuah kekalahan yang Gavin Long sebut sebagai "peristiwa terbesar dalam sejarah peperangan asing Amerika."[371] Disamping itu, "dalam sebuah periode rapuh dari fisik Amerika saat masyarakat umum Amerika, masih merasakan keterkejutan Pearl Harbor dan ketidakjelasan tentang apa yang terjadi di Eropa, benar-benar memerlukan seorang pahlawan, mereka secara mawas diri menyanjung Douglas MacArthur—salinan pers baik yang menyatakannya demikian. Dari situ, tak ada pilihan lainnya yang datang untuk mempawaikan mistiknya, bukan menyebut pendirian serigala penyendiri evokatifnya—yang terkadang seringkali digelontorkan rakyat Amerika."[372]

Konsep peran prajurit MacArthur sebagai spektrum peran yang besar meliputi urusan sipil, kerusuhan teredam dan konflik tingkat rendah, disanjung oleh kebanyakan perwira yang berjuang di Eropa pada Perang Dunia II, dan setelah itu memperlihatkan peran Angkatan Darat saat bertarung dengan Uni Soviet.[373] Tak seperti mereka, dalam kemenangannya di Nugini pada 1944, Filipina pada 1945 dan Korea pada 1950, ia bertarung dalam keadana kalah jumlah, dan menggenjot manuver dan memberi kejutan untuk kesuksesan.[374] Sinolog Amerika John Fairbank menyebut MacArthur "prajurit teragung kita".[25]

Di sisi lain, Truman sempat menyatakan bahwa ia tak memahami bagaimana US Army dapat "memproduksi orang-orang seperti Robert E. Lee, John J. Pershing, Eisenhower dan Bradley dan pada saat yang sama memproduksi Custer, Patton dan MacArthur."[375] Pelepasannya MacArthur lama membayangi hubungan sipil-militer Amerika sepanjang berdekade-dekade. Saat Lyndon Johnson bertemu dengan William Westmoreland di Honolulu pada 1966, ia berkata kepadanya: "Jenderal, aku memiliki sebuah tempat berkendara untukmu. Aku harap kamu tidak menekan seorang MacArthur di atasku."[376] Pelepasan MacArthur "meninggalkan keadaan sentimen populer berkelanjutan bahwa dalam hal perang dan perdamaian, militer benar-benar sangat dikenal," sebuah filsafat yang menjadi dikenal sebagai "MacArthurisme."[377]

MacArthur masih menjadi figur kontroversial dan enigmatik. Ia telah digambarkan sebagai orang reaksioner, meskipun ia beberapa kali respek pada masanya. Ia menunjukkan sebuah tindakan progresif terhadap rekonstruksi masyarakat Jepang, menyatakan bahwa seluruh pendudukan secara mutlak berakhir jelek bagi pihak yang menduduki dan pihak yang diduduki. Ia seringkali dicemooh dengan orang-orang semasanya, seperti pada 1941 saat ia menyatakan bahwa Jerman Nazi tak akan mengalahkan Uni Soviet, saat ia menyatakan bahwa Korea Utara dan Tiongkok tak lebih dari boneka Soviet, dan sepanjang kariernya dalam insistensinya agar masa depan membentang di Timur Jauh. Ini secara implisit menyangkal pernyataan-pernyataan kontemporer orang kulit putih Amerika terhadap keutamaan rasial mereka sendiri. Ia selalu memperlakukan para pemimpin Filipina dan Jepang dengan cara yang sama. Pada saat yang sama, sensibilitas Victorian-nya timbul saat Manila terkena serangan bom udara, sebuah tindakan yang para generasi Perang Dunia II anggap sebagai model lama.[378] Saat ditanya tentang MacArthur, Marsekal Lapangan Sir Thomas Blamey sempat berkata bahwa "hal-hal terburuk dan terbaik yang kau dengar tentangnya sama-sama benar."[379]

Penghargaan dan penghormatan

Ujung barat dari Terowongan MacArthur di San Francisco, California

Sepanjang hidupnya, MacArthur meraih lebih dari 100 penghargaan militer dari AS dan negara-negara lainnya yang meliputi Medal of Honor, Légion d'honneur dan Croix de guerre dari Perancis, Ordo Takhta Italia, Ordo Orange-Nassau dari Belanda, Honorary Knight Grand Cross of the Order of the Bath dari Australia, dan Ordo Matahari Terbit dengan Bunga Paulownia, Kerah Besar dari Jepang.[380]

MacArthur sangat dikenal dalam masyarakat Amerika. Jalan raja, tempat umum, dan anak-anak dinamai dengan namanya. Bahkan sebuah tempat tari dinamakan dengan namanya.[381] Pada 1955, pengangkatannya menjadi General of the Armies diusulkan di Kongres, namun proporsal tersebut ditangguhkan.[382][383]

Sejak 1987, General Douglas MacArthur Leadership Awards setiap tahun dipersembahkan oleh United States Army atas perantara General Douglas MacArthur Foundation untuk menghargai para perwira bertingkat (letnan dan kapten) dan para perwira junior yang menunjukkan jasa-jasa dari "tugas, kehormatan, negara" dalam kehidupan profesional mereka dan jasa-jasa pada komunikasi mereka.[384]

General Douglas MacArthur Foundation mempersembahkan MacArthur Cadet Awards untuk menghargai para kadet menonjol dalam Association of Military Colleges and Schools of the United States. MacArthur Award setiap tahun dipersembahkan kepada para perwira senior di sekolah-sekolah militer. Penghargaan tersebut dirancang agar mendorong para kadet untuk memberikan kualitas kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Jenderal Douglas MacArthur, sebagai seorang murid di West Texas Military Institute dan U.S. Military Academy. Sekitar 40 sekolah meraih hak untuk memberikan penghargaan tersebut kepada kadet papan atasnya setiap tahun.

MacArthur Leadership Award di Royal Military College of Canada, Kingston, Ontario dianugerahkan kepada para lulusan kadet perwira yang menunjukkan penampilan kepemimpinan menonjol yang berbasis pada kredo Tugas-Kehormatan-Negara (Duty-Honor-Country) berpotensi bertugas dalam militer di masa mendatang.[385]

Dalam budaya populer

Beberapa aktor yang memerankan MacArthur di layar lebar.

Karya tulis

Catatan kaki

  1. ^ a b MacArthur 1964, hlm. 13–14.
  2. ^ MacArthur 1964, hlm. 4–5.
  3. ^ "Medal of Honor recipients: Civil War (M-Z)". Fort Lesley J. McNair, Washington, D.C.: United States Army Center of Military History. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2009. Diakses tanggal 18 May 2012. 
  4. ^ James 1970, hlm. 41–42.
  5. ^ Manchester 1978, hlm. 24.
  6. ^ James 1970, hlm. 23.
  7. ^ James 1970, hlm. 25.
  8. ^ MacArthur 1964, hlm. 15.
  9. ^ James 1970, hlm. 56.
  10. ^ a b MacArthur 1964, hlm. 16–18.
  11. ^ James 1970, hlm. 60–61.
  12. ^ James 1970, hlm. 62–66.
  13. ^ Thompson, Paul (24 July 2005). "Douglas MacArthur: Born to Be a Soldier". Voice of America. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2009. Diakses tanggal 11 April 2009. 
  14. ^ "Gertrude Hull, Teacher, Dies / MacArthur Was Pupil". The Milwaukee Journal (p. "M" 1st column). Milwaukee, Wisconsin. 24 March 1947. 
  15. ^ a b James 1970, hlm. 66.
  16. ^ MacArthur 1964, hlm. 25.
  17. ^ "Douglas MacArthur and his mother". Smithsonian Institution. Diakses tanggal 12 December 2007. 
  18. ^ James 1970, hlm. 69–71.
  19. ^ James 1970, hlm. 79.
  20. ^ James 1970, hlm. 77.
  21. ^ Manchester 1978, hlm. 60–61.
  22. ^ James 1970, hlm. 87–89.
  23. ^ Manchester 1978, hlm. 65.
  24. ^ James 1970, hlm. 90–91.
  25. ^ a b Fairbank, John K. (12 October 1978). "Digging Out Doug". New York Review of Books. Diakses tanggal 18 March 2016. 
  26. ^ Manchester 1978, hlm. 66–67.
  27. ^ a b James 1970, hlm. 95–97.
  28. ^ James 1970, hlm. 105–109.
  29. ^ James 1970, hlm. 115–120.
  30. ^ James 1970, hlm. 121–125.
  31. ^ James 1970, hlm. 125.
  32. ^ James 1970, hlm. 124.
  33. ^ James 1970, hlm. 125–127.
  34. ^ James 1970, hlm. 130–135.
  35. ^ James 1970, hlm. 148.
  36. ^ James 1970, hlm. 157.
  37. ^ Farwell 1999, hlm. 296.
  38. ^ Frank 2007, hlm. 7.
  39. ^ James 1970, hlm. 159–160.
  40. ^ Manchester 1978, hlm. 92.
  41. ^ MacArthur 1964, hlm. 57–58.
  42. ^ James 1970, hlm. 187.
  43. ^ MacArthur 1964, hlm. 60.
  44. ^ MacArthur 1964, hlm. 61.
  45. ^ James 1970, hlm. 193.
  46. ^ James 1970, hlm. 196–197.
  47. ^ James 1970, hlm. 203–204.
  48. ^ James 1970, hlm. 213–217.
  49. ^ Ferrell 2008, hlm. 47–50.
  50. ^ MacArthur 1964, hlm. 66.
  51. ^ James 1970, hlm. 223.
  52. ^ MacArthur 1964, hlm. 67.
  53. ^ James 1970, hlm. 227–228.
  54. ^ MacArthur 1964, hlm. 68.
  55. ^ James 1970, hlm. 232–233.
  56. ^ James 1970, hlm. 239–240.
  57. ^ James 1970, hlm. 241–245.
  58. ^ James 1970, hlm. 256–259.
  59. ^ MacArthur 1964, hlm. 77.
  60. ^ Manchester 1978, hlm. 117.
  61. ^ a b James 1970, hlm. 265.
  62. ^ James 1970, hlm. 261.
  63. ^ Leary 2001, hlm. 10.
  64. ^ James 1970, hlm. 262.
  65. ^ a b Leary 2001, hlm. 11.
  66. ^ Leary 2001, hlm. 24–25.
  67. ^ a b c James 1970, hlm. 278–279.
  68. ^ Leary 2001, hlm. 20–21.
  69. ^ 1634–1699: McCusker, J. J. (1997). How Much Is That in Real Money? A Historical Price Index for Use as a Deflator of Money Values in the Economy of the United States: Addenda et Corrigenda (PDF). American Antiquarian Society.  1700–1799: McCusker, J. J. (1992). How Much Is That in Real Money? A Historical Price Index for Use as a Deflator of Money Values in the Economy of the United States (PDF). American Antiquarian Society.  1800–present: Federal Reserve Bank of Minneapolis. "Consumer Price Index (estimate) 1800–". Diakses tanggal 28 Mei 2023. 
  70. ^ Leary 2001, hlm. 26–27.
  71. ^ James 1970, hlm. 291.
  72. ^ Manchester 1978, hlm. 130–132.
  73. ^ James 1970, hlm. 320.
  74. ^ James 1970, hlm. 295–297.
  75. ^ MacArthur 1964, hlm. 84.
  76. ^ James 1970, hlm. 300–305.
  77. ^ a b c James 1970, hlm. 307–310.
  78. ^ Rhoades 1987, hlm. 287.
  79. ^ a b MacArthur 1964, hlm. 85.
  80. ^ James 1970, hlm. 322.
  81. ^ a b James 1970, hlm. 325–332.
  82. ^ Lucas 1994, hlm. 112.
  83. ^ James 1970, hlm. 329.
  84. ^ "Wife Divorces General M'Arthur". The New York Times. 18 June 1929. Diakses tanggal 3 March 2010. 
  85. ^ Manchester 1978, hlm. 141.
  86. ^ James 1970, hlm. 340–347.
  87. ^ Manchester 1978, hlm. 145.
  88. ^ a b Murray & Millet 2001, hlm. 181.
  89. ^ Murray & Millet 2001, hlm. 182.
  90. ^ James 1970, hlm. 357–361.
  91. ^ James 1970, hlm. 367.
  92. ^ James 1970, hlm. 458–460.
  93. ^ James 1970, hlm. 389–392.
  94. ^ James 1970, hlm. 397.
  95. ^ Leary 2001, hlm. 36–38.
  96. ^ Manchester 1978, hlm. 156.
  97. ^ Petillo 1981, hlm. 164–166.
  98. ^ James 1970, hlm. 415–420.
  99. ^ James 1970, hlm. 376–377.
  100. ^ a b James 1970, hlm. 445–447.
  101. ^ MacArthur 1964, hlm. 101.
  102. ^ MacArthur 1964, hlm. 102–103.
  103. ^ Vierk 2005, hlm. 231.
  104. ^ Thompson 2006, hlm. 72.
  105. ^ James 1970, hlm. 479–484.
  106. ^ MacArthur 1964, hlm. 103.
  107. ^ James 1970, hlm. 485–486.
  108. ^ James 1970, hlm. 494–495.
  109. ^ Petillo 1981, hlm. 175–176.
  110. ^ James 1970, hlm. 505.
  111. ^ a b MacArthur 1964, hlm. 103–105.
  112. ^ James 1970, hlm. 504.
  113. ^ MacArthur 1964, hlm. 106.
  114. ^ James 1970, hlm. 547.
  115. ^ James 1970, hlm. 513.
  116. ^ MacArthur 1964, hlm. 107.
  117. ^ James 1970, hlm. 525.
  118. ^ Rogers 1990, hlm. 39–40.
  119. ^ Morton 1953, hlm. 19.
  120. ^ Rogers 1990, hlm. 100.
  121. ^ Morton 1953, hlm. 21.
  122. ^ Weinberg 2004, hlm. 311.
  123. ^ a b Weinberg 2004, hlm. 312.
  124. ^ Morton 1953, hlm. 50.
  125. ^ Morton 1953, hlm. 35–37.
  126. ^ Drea 1992, hlm. 11.
  127. ^ Pettinger 2003, hlm. 9.
  128. ^ Pettinger 2003, hlm. 9, 56.
  129. ^ Pettinger 2003, hlm. 57.
  130. ^ Morton 1953, hlm. 84–88.
  131. ^ Morton 1953, hlm. 97.
  132. ^ a b Weinberg 2004, hlm. 313.
  133. ^ Morton 1953, hlm. 125.
  134. ^ Morton 1953, hlm. 163.
  135. ^ Weinberg 2004, hlm. 313-314.
  136. ^ Pettinger 2003, hlm. 53.
  137. ^ Morton 1953, hlm. 164.
  138. ^ Rogers 1990, hlm. 118–121.
  139. ^ Rogers 1990, hlm. 125–141.
  140. ^ James 1975, hlm. 65–66.
  141. ^ James 1975, hlm. 68.
  142. ^ Rogers 1990, hlm. 165.
  143. ^ Petillo 1979, hlm. 107–117.
  144. ^ Halberstam 2007, hlm. 372.
  145. ^ Warren, Jim; Ridder, Knight (29 January 1980). "MacArthur Given $500,000". The Washington Post. Diakses tanggal 11 February 2017. 
  146. ^ a b c "The Secret Payment (January - February 1942) | American Experience". PBS. Diakses tanggal 11 February 2017. 
  147. ^ "But writer says she has proof – Claims MacArthur took half million denied". Ellensburg Daily Record. 30 January 1980. Diakses tanggal 23 March 2010. 
  148. ^ James 1975, hlm. 98.
  149. ^ Morton 1953, hlm. 359–360.
  150. ^ Rogers 1990, hlm. 190–192.
  151. ^ "'I Came Through; I Shall Return'". The Advertiser (Adelaide, SA : 1931 – 1954). Adelaide, SA: National Library of Australia. 21 March 1942. hlm. 1. Diakses tanggal 22 July 2012. 
  152. ^ "Down but Not Out". Time. 2 December 1991. Diakses tanggal 7 May 2010. 
  153. ^ Morton 1953, hlm. 463–467.
  154. ^ Morton 1953, hlm. 561.
  155. ^ James 1975, hlm. 129.
  156. ^ James 1975, hlm. 129–130.
  157. ^ James 1975, hlm. 132.
  158. ^ "Arthur MacArthur, Jr". Arlington National Cemetery Website. Diakses tanggal 7 May 2010. 
  159. ^ "President Clinton Awards Medals of Honor to Corporal Andrew Jackson Smith and President Teddy Roosevelt". CNN. 16 January 2001. Diakses tanggal 7 May 2010. 
  160. ^ James 1975, hlm. 131.
  161. ^ "Medal of Honor recipients: World War II (M-S)". Fort Lesley J. McNair, Washington, D.C.: United States Army Center of Military History. Diakses tanggal 21 May 2012. 
  162. ^ a b Manchester 1978, hlm. 290.
  163. ^ a b Gailey 2004, hlm. 7–14.
  164. ^ a b Milner 1957, hlm. 18–23.
  165. ^ Horner, David (2000). "MacArthur, Douglas (1880–1964)". Australian Dictionary of Biography. 15. Canberra: Australian National University. Diakses tanggal 6 March 2010. 
  166. ^ Lloyd, Neil; Saunders, Malcolm (2007). "Forde, Francis Michael (Frank) (1890–1983)". Australian Dictionary of Biography. 17. Canberra: Australian National University. Diakses tanggal 2016-12-26. 
  167. ^ Rogers 1990, hlm. 253.
  168. ^ Rogers 1990, hlm. 275–278.
  169. ^ Craven & Cate 1948, hlm. 417–418.
  170. ^ James 1975, hlm. 197–198.
  171. ^ Kenney 1949, hlm. 26.
  172. ^ McCarthy 1959, hlm. 488.
  173. ^ James 1975, hlm. 80.
  174. ^ Rogers 1990, hlm. 202.
  175. ^ Milner 1957, hlm. 48.
  176. ^ Rogers 1990, hlm. 285–287.
  177. ^ Drea 1992, hlm. 18–19.
  178. ^ Drea 1992, hlm. 26.
  179. ^ a b James 1975, hlm. 165–166.
  180. ^ Rogers 1990, hlm. 265.
  181. ^ "The Press: Who Is Fooling Whom?". Time. 15 January 1951. Diakses tanggal 7 May 2010. 
  182. ^ Milner 1957, hlm. 39–41.
  183. ^ Milner 1957, hlm. 46–48.
  184. ^ Milner 1957, hlm. 53–55.
  185. ^ Milner 1957, hlm. 77–88.
  186. ^ McCarthy 1959, hlm. 225.
  187. ^ Milner 1957, hlm. 91–92.
  188. ^ McCarthy 1959, hlm. 371–372.
  189. ^ Luvaas 1972, hlm. 32–33.
  190. ^ McCarthy 1959, hlm. 235.
  191. ^ Milner 1957, hlm. 321.
  192. ^ James 1975, hlm. 275.
  193. ^ MacArthur 1964, hlm. 167.
  194. ^ "Honours and Awards – Douglas MacArthur". Australian War Memorial. Diakses tanggal 1 November 2013. 
  195. ^ Hayes 1982, hlm. 312–334.
  196. ^ Willoughby 1966, hlm. 100.
  197. ^ Casey 1959, hlm. 31–33.
  198. ^ Morison 1950, hlm. 130–132.
  199. ^ James 1975, hlm. 220.
  200. ^ Dexter 1961, hlm. 12.
  201. ^ James 1975, hlm. 327.
  202. ^ MacArthur 1964, hlm. 179.
  203. ^ James 1975, hlm. 328–329.
  204. ^ James 1975, hlm. 364–365.
  205. ^ Hayes 1982, hlm. 487–490.
  206. ^ MacArthur 1964, hlm. 189.
  207. ^ Willoughby 1966, hlm. 137–141.
  208. ^ a b c Weinberg 2004, hlm. 654.
  209. ^ a b Weinberg 2004, hlm. 655.
  210. ^ Weinberg 2004, hlm. 1084.
  211. ^ Weinberg 2004, hlm. 653.
  212. ^ Willoughby 1966, hlm. 142–143.
  213. ^ Taaffe 1998, hlm. 100–103.
  214. ^ Drea 1992, hlm. 152–159.
  215. ^ James 1975, hlm. 552–556.
  216. ^ MacArthur 1964, hlm. 216.
  217. ^ MacArthur 1964, hlm. 228.
  218. ^ James 1975, hlm. 561–562.
  219. ^ MacArthur 1964, hlm. 222–231.
  220. ^ MacArthur 1964, hlm. 231–234.
  221. ^ James 1975, hlm. 568–569.
  222. ^ James 1975, hlm. 602–603.
  223. ^ "Five-Star Generals and Dates of Rank". Fort Lesley J. McNair, Washington, D.C.: Website Operations Activity, United States Army Center of Military History. 4 August 2009. Diakses tanggal 12 May 2010. 
  224. ^ a b "Public Law 482". Diakses tanggal 29 April 2008.  Hukum tersebut hanya membolehkan 75% gaji dan hak untuk naik pangkat bagi orang-orang yang masuk daftar pensiun.
  225. ^ "Public Law 333, 79th Congress". Naval Historical Center. 11 April 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 October 2007. Diakses tanggal 22 October 2007. 
  226. ^ "Public Law 79-333" (PDF). legisworks.org. Legis Works. Diakses tanggal 19 October 2015. 
  227. ^ James 1975, hlm. 604–609.
  228. ^ Murray & Millet 2001, hlm. 495.
  229. ^ Drea 1992, hlm. 186.
  230. ^ Drea 1992, hlm. 187.
  231. ^ Drea 1992, hlm. 180–187.
  232. ^ James 1975, hlm. 619–620.
  233. ^ James 1975, hlm. 622.
  234. ^ James 1975, hlm. 629.
  235. ^ James 1975, hlm. 623.
  236. ^ James 1975, hlm. 632–633.
  237. ^ Drea 1992, hlm. 195–200.
  238. ^ Rogers 1991, hlm. 261.
  239. ^ James 1975, hlm. 642–644.
  240. ^ James 1975, hlm. 654.
  241. ^ MacArthur 1964, hlm. 244.
  242. ^ a b Weinberg 2004, hlm. 863.
  243. ^ Weinberg 2004, hlm. 863-864.
  244. ^ Murray & Millet 2001, hlm. 500-501.
  245. ^ a b Murray & Millet 2001, hlm. 502.
  246. ^ James 1975, hlm. 737–741.
  247. ^ James 1975, hlm. 749.
  248. ^ James 1975, hlm. 757–761.
  249. ^ MacArthur 1964, hlm. 260.
  250. ^ James 1975, hlm. 725–726, 765–771.
  251. ^ Weinberg 2004, hlm. 872.
  252. ^ James 1975, hlm. 786–792.
  253. ^ MacArthur 1964, hlm. 265.
  254. ^ James 1975, hlm. 782–783.
  255. ^ Bix 2000, hlm. 541.
  256. ^ Bix 2000, hlm. 544-545.
  257. ^ a b Bix 2000, hlm. 545.
  258. ^ Bix 2000, hlm. 549.
  259. ^ Bix 2000, hlm. 550-551.
  260. ^ Bix 2000, hlm. 562.
  261. ^ Bix 2000, hlm. 567.
  262. ^ Bix 2000, hlm. 568.
  263. ^ a b Bix 2000, hlm. 584.
  264. ^ a b Bix 2000, hlm. 585.
  265. ^ Benjamin V. Cohen menuntut agar Kaisar diadili sebagai penjahat perang.Neary 2014, hlm. 202
  266. ^ MacArthur 1964, hlm. 318–319.
  267. ^ Drea et al. 2006, hlm. 7.
  268. ^ Connaughton, Pimlott & Anderson 1995, hlm. 72–73.
  269. ^ Manchester 1978, hlm. 487.
  270. ^ Gold 1996, hlm. 109.
  271. ^ Dower 1999, hlm. 323.
  272. ^ Dower 1999, hlm. 321–322.
  273. ^ James 1985, hlm. 39–139.
  274. ^ James 1985, hlm. 119–139.
  275. ^ James 1985, hlm. 183–192.
  276. ^ James 1985, hlm. 174–183.
  277. ^ Schaller 1985, hlm. 25.
  278. ^ James 1985, hlm. 222–224, 252–254.
  279. ^ Schonberger 1974, hlm. 202.
  280. ^ Schonberger 1974, hlm. 203.
  281. ^ Schonberger 1974, hlm. 203–204.
  282. ^ Schonberger 1974, hlm. 205.
  283. ^ Schonberger 1974, hlm. 207.
  284. ^ Schonberger 1974, hlm. 207–208.
  285. ^ Schonberger 1974, hlm. 208.
  286. ^ a b Schonberger 1974, hlm. 213.
  287. ^ Schonberger 1974, hlm. 206–207.
  288. ^ Schonberger 1974, hlm. 212, 217.
  289. ^ Schonberger 1974, hlm. 218–219.
  290. ^ Imparato 2000, hlm. 165.
  291. ^ James 1985, hlm. 336–354.
  292. ^ Valley 2000, hlm. xi.
  293. ^ James 1985, hlm. 387.
  294. ^ James 1985, hlm. 434.
  295. ^ James 1985, hlm. 436.
  296. ^ James 1985, hlm. 440.
  297. ^ James 1985, hlm. 433–435.
  298. ^ James 1985, hlm. 451.
  299. ^ James 1985, hlm. 465.
  300. ^ James 1985, hlm. 467–469.
  301. ^ James 1985, hlm. 475–483.
  302. ^ Stanton 1989, hlm. 78–80.
  303. ^ James 1985, hlm. 486–493.
  304. ^ James 1985, hlm. 500.
  305. ^ MacArthur 1964, hlm. 360–363.
  306. ^ James 1985, hlm. 507–508.
  307. ^ a b Halberstam, David (October 2007). "MacArthur's Grand Delusion". Vanity Fair. Diakses tanggal 15 May 2012. 
  308. ^ Manchester 1978, hlm. 604.
  309. ^ a b MacArthur 1964, hlm. 372–373.
  310. ^ James 1985, hlm. 537–538.
  311. ^ James 1985, hlm. 545.
  312. ^ James 1985, hlm. 559.
  313. ^ James 1985, hlm. 578–581.
  314. ^ Schnabel 1972, hlm. 320.
  315. ^ Senate Committees on Armed Services and Foreign Relations, 15 May 1951—Military Situation in the Far East, hearings, 82d Congress, 1st session, part 1, p. 77 (1951).
  316. ^ a b James 1985, hlm. 591.
  317. ^ Anders 1988, hlm. 1–2.
  318. ^ Cumings, Bruce. "Why Did Truman Really Fire MacArthur? ... The Obscure History of Nuclear Weapons and the Korean War Provides the Answer". History News Network. Diakses tanggal 19 June 2011. 
  319. ^ Anders 1988, hlm. 3–4.
  320. ^ Dingman 1988, hlm. 72.
  321. ^ Schnabel 1972, hlm. 300–304.
  322. ^ Schnabel 1972, hlm. 310–314.
  323. ^ Schnabel 1972, hlm. 287–292.
  324. ^ Lowe 1990, hlm. 636.
  325. ^ Schnabel 1972, hlm. 333–339.
  326. ^ Schnabel 1972, hlm. 354–355.
  327. ^ Schnabel 1972, hlm. 357–359.
  328. ^ James 1985, hlm. 584–589.
  329. ^ James 1985, hlm. 590.
  330. ^ Goulden 1982, hlm. 476–478.
  331. ^ Nitze, Smith & Rearden 1989, hlm. 109–111.
  332. ^ Marshall 1989, hlm. 115–117.
  333. ^ James 1985, hlm. 591–597.
  334. ^ a b Pearlman 2008, hlm. 214.
  335. ^ a b James 1985, hlm. 594.
  336. ^ Meilinger 1989, hlm. 179.
  337. ^ James 1985, hlm. 607–608.
  338. ^ "Historical Notes: Giving Them More Hell". Time. 3 December 1973. Diakses tanggal 17 January 2012. 
  339. ^ Spanier 1959, hlm. ix.
  340. ^ Casey 2008, hlm. 253–254.
  341. ^ Pearlman 2008, hlm. 246, 326.
  342. ^ "Presidential Approval Ratings – Gallup Historical Statistics and Trends". The Gallup Organization. Diakses tanggal 25 April 2013. 
  343. ^ Casey 2008, hlm. 327.
  344. ^ Senate Committees on Armed Services and Foreign Relations 1951, hlm. 3601.
  345. ^ James 1985, hlm. 611.
  346. ^ James 1985, hlm. 613.
  347. ^ Torricelli, Carroll & Goodwin 2008, hlm. 185–188.
  348. ^ Schaller 1989, hlm. 250.
  349. ^ Schaller 1989, hlm. 250-251.
  350. ^ Schaller 1989, hlm. 251.
  351. ^ James 1985, hlm. 648–652.
  352. ^ James 1985, hlm. 653–655.
  353. ^ "MacArthur Statue". MacArthur Memorial. April 2009. Diakses tanggal 10 January 2014. 
  354. ^ James 1985, hlm. 655–656.
  355. ^ James 1985, hlm. 661–662.
  356. ^ a b Perret 1996, hlm. 581–583.
  357. ^ James 1985, hlm. 684–685.
  358. ^ O'Donnell, Kenneth (7 August 1970). "LBJ and the Kennedys". Life. hlm. 51. Diakses tanggal 29 January 2012. 
  359. ^ James 1985, hlm. 687.
  360. ^ "MacArthur's Sylvanus Thayer Award acceptance speech at West Point, 1962". The West Point Connection. Diakses tanggal 14 March 2010. 
  361. ^ "Eastern Colleges Enter NCAA-AAU Track Flight". Harvard Crimson. 11 December 1964. Diakses tanggal 22 July 2012. 
  362. ^ Perret 1996, hlm. 585.
  363. ^ Mossman & Stark 1991, hlm. 216.
  364. ^ Mossman & Stark 1991, hlm. 225–231.
  365. ^ Mossman & Stark 1991, hlm. 236–253.
  366. ^ "General Macarthur's Funeral (1964)" (includes black-and-white video footage with overlaid sound commentary 1 minute 21 seconds). British Pathe. 13 April 1964. Diakses tanggal 3 November 2016 – via YouTube. 
  367. ^ "General MacArthur Buried". The Canberra Times. 38, (10,820). Australian Capital Territory, Australia. 13 April 1964. hlm. 3. Diakses tanggal 4 November 2016 – via National Library of Australia. 
  368. ^ Mossman & Stark 1991, hlm. 253.
  369. ^ Nemy, Enid (24 January 2000). "Jean MacArthur, General's Widow, Dies at 101". The New York Times. Diakses tanggal 7 May 2010. 
  370. ^ "MacArthur Museum Brisbane". MacArthur Museum Brisbane. Diakses tanggal 27 December 2016. 
  371. ^ Long 1969, hlm. 226.
  372. ^ Borneman, Walter R. "Why Did MacArthur Become a Hero? In a Crisis We Are Desperate for Leaders". Diakses tanggal 15 May 2016. 
  373. ^ Frank 2007, hlm. 168.
  374. ^ Long 1969, hlm. 227.
  375. ^ Pearlman 2008, hlm. 18.
  376. ^ Danner 1993, hlm. 14–15.
  377. ^ "An old soldier is still in the fray". St Petersburg Times. 18 October 2009. Diakses tanggal 3 June 2011. 
  378. ^ Frank 2007, hlm. 167–174.
  379. ^ Hetherington 1973, hlm. 223.
  380. ^ "General Orders, No. 13" (PDF). Department of the Army, Headquarters. 6 April 1964. Diakses tanggal 1 March 2010. 
  381. ^ Costello 1981, hlm. 225.
  382. ^ Foster 2011, hlm. 19.
  383. ^ Senate Joint Resolution 26, 21 January 1955
  384. ^ Leipold, J.D. (31 May 2013). "CSA presents 28 junior officers with MacArthur Leadership Awards". Diakses tanggal 22 July 2014. 
  385. ^ "The MacArthur Leadership Award". Royal Military College of Canada. Diakses tanggal 1 March 2010. 
  386. ^ "Douglas MacArthur". Internet Movie Database. Diakses tanggal 24 February 2010. 
  387. ^ "Korean war flick 'Operation Chromite' fails to hit any of its targets". Korea JoongAng Daily. 22 July 2016. Diakses tanggal 29 July 2016. 

Daftar pustaka

Bacaan tambahan

Pranala luar