Kerajaan Banggai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 November 2022 08.25 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (Perbarui referensi situs berita Indonesia)
Wilayah zelfbestuur di Sulawesi Tengah, termasuk Banggai, 1941.

Kerajaan Banggai (bahasa Inggris: Kingdom of Banggai), adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang terletak di bagian semenanjung timur pulau Sulawesi dan Kepulauan Banggai. Kerajaan ini pada awalnya hanya meliputi wilayah Banggai kepulauan, tetapi kemudian disatukan dengan wilayah Banggai daratan oleh Adi Cokro.[1][2]

Kerajaan Banggai ini merupakan kerajaan yang berbentuk kesultanan pertama di wilayah Sulawesi Tengah.[3] Wilayahnya pada saat itu sampai di daerah Bungku, yang masuk Kabupaten Poso waktu itu.[3][4]

Sejarah

Menurut cerita sejarah, awal mula terbentunya Kerajaan Banggai karena ada pengaruh dari Kerajaan Ternate.[3] Pada awal abad ke 16 Kerajaan Ternate membentuk Kerajaan Banggai yang terdiri dari empat distrik yaitu Babolau, Singgolok, Kookini, dan Katapean. Nama pemimpin dari setiap distrik disebut Basalo Sangkap yang terdiri dari Basalo Dodung (Raja babolu), Basalo Gong-gong (raja Singgolok), Basalo Bonunungan (Raja Kookini) dan Basalo Monsongan (Raja Katapean).[3] Dengan adanya pembagian ini menjadikan Kerajaan Banggai merupakan salah satu kerajaan yang sudah menerapkan sistem demokrasi dimana pemimpin kerajaan dipilih bukan berdasarkan dari satu garis keturunan melainkan dari golongan bangsawan atau bahkan rakyat biasa yang dianggap mampu untuk memimpin suatu kerajaan.[4]

Bukti bahwa kerajaan Banggai sudah di kenal sejak zaman Majapahit dengan nama Benggawi setidaknya dapat di lihat dari tulisan seorang pujangga Majapahit yang bernama Mpu Prapanca dalam bukunya, "Nagarakretagama" bertarikh caka 1478 atau tahun 1365 Masehi, yang dimuat dalam seuntai syair nomor 14 bait kelima sebagai berikut:[5][6]

"Ikang Saka Nusa-Nusa Mangkasara, Buntun Benggawi, Kuni, Galiayo, Murang Ling."

Raja pertama Kerajaan Banggai adalah Abu Kasim yang merupakan anak dari Adi Cokro, seorang Panglima perang dari Kerajaan Ternate.[3] Dalam melaksanakan pemerintahannya, raja dibantu oleh empat menteri yaitu Mayor Ngopa yang merupakan Raja Muda, Kapitan laut yang merupakan panglima perang, Hukum Tua yang merupakan Pengadilan dan Jogugu yang merupakan staff yang mengatur dalam negeri Kerajaan Banggai.[3]

Kerajaan Banggai memang kurang terkenal dari kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa, karena Kerajaan Banggai tidak menjajah daerah lain di Nusantara.[3] Sistem pemerintahan Kerajaan Banggai lebih memilih untuk mengurus urusan dalam negeri dibanding untuk urusan luar. Kepemimpinan Kerajaan Banggai berakhir pada raja yang ke 20 yaitu Syukuran Aminuddin Amir yang wafat pada tahun 1957.[4] Raja Banggai ke-1 yaitu Iskandar Zaman ketika diangkat, Banggai telah menjadi kabupaten (daerah tingkat II) sehingga sistem pemerintahan daerah Banggai dipimpin oleh seorang bupati. Bahkan sampai sekarang, Basalo Sangkap tetap memilih raja untuk memimpin dan melestarikan peninggalan Kerajaan Banggai.[3]

Pada tanggal 12 Desember 1959 dilakukan serah terima pemerintahan dari raja terakhir Kerajaan Banggai, Syukuran Aminuddin Amir selaku Pejabat Kepala Pemerintahan Negeri Banggai di Luwuk kepada Bidin selaku bupati pertama Daerah Tingkat II Banggai.[7]

Istana Raja Banggai
Kota Luwuk di Banggai, merupakan Pusat kerajaan Banggai

Daftar Raja Banggai

  • 1648 - 1689 Benteng Paudagar
  • 1689 - 1705 Balantik Mbulang
  • 1795 - 1728 Kota Abdul Gani
  • 1728 - 1753 Bacan Abu Kasim
  • 1753 - 1768 Mondonu Kabudo
  • 1768 - 1773 Padongko Ansyara
  • 1773 - 1809 Dinadat Mandaria
  • 1809 - 1821 Galila Atondeng
  • 1821 - 1827 Sau Tadja
  • 1827 - 1847 Tenebak Laota
  • 1847 - 1852 Bugis Agama
  • 1852 - 1858 Jere Tatu Tanga (Jere Dg.Masikki)
  • 1858 - 1870 Banggai Soak
  • 1870 - 1882 Raja Haji Labusana Nurdin
  • 1882 - 1900 Raja Haji Abdul Aziz
  • 1900 - 1922 Raja Haji Abdul Rahman
  • 1922 - 1925 Majelis Perwalian Banggai
  • 1925 - 1939 Raja Haji Awaluddin (lahir 1939)
  • 1939 - 1941 Raja Nurdin Daud-Pemangku Tomundu
  • 1959 - 14 Agustus 2005 perantaraan
  • 14 Agustus 2005 - 27 Januari 2010 Iskandar Zaman Awaluddin (lahir 1960 - wafat 2010)
  • 27 Januari 2010 - 28 Januari 2010 Raja Muda Irawan Zaman Awaluddin-Pemangku (pertama kali)
  • 27 Januari 2010 - 28 Januari 2010 Muhammad Fikran Ramadhan Iskandar Zaman (lahir 1993 - wafat 2010)
  • 28 Januari 2010 - Raja Muda Irawan Zaman Awaluddin-Pemangku (kedua kali)

Referensi

  1. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/raja-van-banggai/ Raja Van Banggai
  2. ^ http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states2.html Indonesia Princely States 2
  3. ^ a b c d e f g h Travel, Redaksi Detik. "Menggali Jejak Kerajaan Banggai". detikcom. Diakses tanggal 2020-08-23. 
  4. ^ a b c "GenPI.co". GenPI.co. 2019-01-24. Diakses tanggal 2020-08-23. 
  5. ^ http://tinangkung.blogspot.com/2011/07/sejarah-kerajaan-banggai.html Sejarah Kerajaan Banggai
  6. ^ http://kampung-mandar.web.id/sejarah/pus-pbb.html Diarsipkan 2015-05-19 di Wayback Machine. PUS-PBB
  7. ^ "DIRGAHAYU Ke 59 Kabupaten Banggai". Infodesa.id | Portal Berita Desa. 2019-07-08. Diakses tanggal 2020-08-24.