Suku Pakpak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batak Pakpak

Kalak Pakpak
ᯂᯞᯂ᯲ᯅᯗᯂ᯲ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲
Jumlah populasi
± 600.000 jiwa
Daerah dengan populasi signifikan
Sumatera Utara
(terutama di Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah)
Bahasa
Bahasa Batak Pakpak
Agama
Mayoritas
Kelompok etnik terkait

Batak Pakpak (Surat Batak: ᯂᯞᯂ᯲ᯅᯗᯂ᯲ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲, transliterasi: Kalak Batak Pakpak) atau terkadang juga disebut Batak Dairi dan Batak Pakpak-Dairi merupakan salah satu kelompok etnis Batak yang umumnya terdapat di Pulau Sumatra bagian utara. Orang Pakpak tersebar di beberapa wilayah di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Tengah, serta sebagian Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.

Pembagian

Gedung Nasional Djauli Manik di Sidikalang, yang bermotifkan rumah tradisional masyarakat Batak Pakpak.

Etnis Batak Pakpak terdiri atas lima subetnis, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak, yang terdiri dari:

Marga

Masyarakat Batak Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat dengan Sulang Silima. Sulang Silima terdiri dari lima unsur, yakni:

  1. Sinina tertua (perisang-isang; keturunan atau generasi tertua).
  2. Sinina penengah (pertulan tengah; keturunan atau generasi yang di tengah).
  3. Sinina terbungsu (perekur-ekur; keturunan terbungsu).
  4. Berru (kerabat penerima gadis).
  5. Puang (kerabat pemberi gadis).

Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya ke lima unsur ini harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara adat.

Upacara adat Batak Pakpak dinamakan dengan istilah kerja atau kerja-kerja. Namun saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut terbagi atas dua bagian besar yakni:

  1. Upacara adat yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja baik.
  2. Upacara adat dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja jahat.

Contoh kerja baik adalah: Merbayo (upacara perkawinan), menanda tahun (upacara menanam padi), merkottas (upacara untuk memulai sesuatu pekerjaan yang beresiko) dan lain-lain. Contoh kerja jahat adalah mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua (upacara kematian).[1]

Galeri

Referensi

  1. ^ Lister Berutu 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak, Medan, Monoratama.

Pranala luar