Lompat ke isi

Kesehatan masyarakat veteriner

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Manajemen rumah potong hewan merupakan salah satu bagian penting dari kesehatan masyarakat veteriner

Kesehatan masyarakat veteriner (disingkat kesmavet; bahasa Inggris: veterinary public health) adalah bidang yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan produk hewan yang memengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan masyarakat veteriner merupakan perpaduan dari ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran hewan.

Umumnya, kesmavet mencakup higiene pangan asal hewan dan penyakit zoonotik. Kesmavet dianggap semakin penting karena meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai keamanan pangan dan banyaknya kemunculan penyakit infeksius yang menular dari hewan ke manusia.

Kesehatan masyarakat veteriner mulai dibicarakan di tingkat global oleh Kelompok Ahli Zoonosis Gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada bulan Desember 1950. Pada sesi ini, kesmavet didefinisikan sebagai "semua upaya komunitas yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh seni dan ilmu kedokteran hewan yang diterapkan untuk pencegahan penyakit, perlindungan kehidupan, dan peningkatan kesejahteraan dan efisiensi manusia".[1] Laporan komisi ahli WHO dan FAO selanjutnya yang dipublikasikan pada 1975 mendefinisikan kesmavet sebagai "komponen kegiatan kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk penerapan keterampilan, pengetahuan, dan sumber daya veteriner yang profesional untuk perlindungan dan peningkatan kesehatan manusia".[2]

Pada tahun 1999 melalui pertemuan “Tren Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Masa Depan” yang diselenggarakan oleh WHO, FAO, dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), definisi kesehatan masyarakat veteriner dirumuskan sebagai "kontribusi terhadap kesejahteraan fisik, mental, dan sosial manusia yang utuh melalui pemahaman dan penerapan ilmu kedokteran hewan".[3] Sebuah laporan yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 2002 kemudian mendefinisikan kesmavet sebagai "keseluruhan dari semua kontribusi untuk kesejahteraan fisik, mental, dan sosial manusia melalui pemahaman dan penerapan ilmu kedokteran hewan".[4]

Keamanan pangan asal hewan

[sunting | sunting sumber]

Banyak hewan yang dijadikan sebagai sumber pangan. Produk hewan seperti daging, susu, dan telur perlu dijaga agar tidak mengandung bahaya (seperti bahaya fisik, kimiawi, dan biologis) yang mengganggu kesehatan saat dikonsumsi manusia. Dalam kesmavet dibahas cara menjaga keamanan pangan asal hewan di sepanjang rantai produksi, sejak hewan berada di peternakan hingga produknya diolah dan siap dikonsumsi di meja makan.[5] Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum disembelih (antemortem) dan setelah disembelih (postmortem atau pascamati) serta manajemen rumah potong yang baik,[6][7] higiene makanan seperti daging, susu, dan telur, serta pemeriksaan dan pengujian laboratorium untuk mengetahui kualitas produk-produk tersebut merupakan hal-hal yang diperhatikan dalam kesmavet.[8] Analisis bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) merupakan pendekatan sistematis yang sering digunakan untuk memitigasi risiko dalam keamanan pangan.[9]

Penyakit zoonotik

[sunting | sunting sumber]

Patogen yang menginfeksi hewan dapat berpindah dan kemudian menginfeksi manusia. Penyakit-penyakit infeksius yang berpindah seperti ini disebut zoonosis. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2001 memperkirakan lebih dari 60% penyakit infeksi pada manusia tergolong zoonosis.[10] Rabies dan antraks merupakan contoh zoonosis yang telah ada sejak lama. Selain itu, berbagai penyakit infeksi baru seperti infeksi virus Nipah dan cacar monyet dinilai mengancam kesehatan masyarakat secara luas.[11][12]

Epidemiologi

[sunting | sunting sumber]

Kesmavet sering kali dipasangkan dengan epidemiologi, yaitu ilmu yang mempelajari penyakit dalam populasi serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Epidemiologi sendiri memiliki peran penting dalam kesehatan masyarakat.[13][14] Metode-metode epidemiologis banyak digunakan oleh dokter hewan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit dan kemudian untuk menentukan langkah pengendaliannya.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (1956), Advisory Group on Veterinary Public Health (PDF), WHO Technical Report Series No. 111, Jenewa: World Health Organization, All the community efforts influencing and influenced by the veterinary medical arts and sciences applied to the prevention of disease, protection of life, and promotion of the well-being and efficiency of man. 
  2. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (1975), The veterinary contribution to public health practice. Report of a Joint FAO/WHO Expert Committee on Veterinary Public Health, WHO Technical Report Series No. 573, Jenewa: World Health Organization, A component of public health activities devoted to the application of professional veterinary skills, knowledge, and resources to the protection and improvement of human health. 
  3. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (1999). "Future Trends in Veterinary Public Health". Weekly Epidemiological Record. 74 (19): 154-156. The contribution to the complete physical, mental, and social well-being of humans through an understanding and application of veterinary medical science. 
  4. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (2002), The Future Trends in Veterinary Public Health: Report of a WHO Study Group, WHO Technical Report Series No. 907, Jenewa: World Health Organization, The sum of all contributions to the physical, mental and social well-being of humans through an understanding and application of veterinary science. 
  5. ^ Petitclerc, M. (2013). "The role of veterinarians in the farm-to-fork food chain and the underlying legal framework". Revue Scientifique Et Technique (International Office of Epizootics). 32 (2): 359–369, 347–358. ISSN 0253-1933. PMID 24547642. 
  6. ^ "Meat Inspection". MSD Veterinary Manual. Diakses tanggal 15 Agustus 2022. 
  7. ^ Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2022), Chapter 6.3. Control of Biological Hazards of Animal Health and Public Health Importance through Ante- and Post-Mortem Meat Inspection (PDF), Terrestrial Animal Health Code, World Organisation for Animal Health 
  8. ^ Matyáš, Z. (1978). "Role of veterinarians in modern food hygiene". Bulletin of the World Health Organization. 56 (5): 699–711. ISSN 0042-9686. PMC 2395661alt=Dapat diakses gratis. PMID 310716. 
  9. ^ Lievaart, J.J.; Noordhuizen, J.P.T.M.; van Beek, E.; van der Beek, C.; van Risp, A.; Schenkel, J.; van Veersen, J. (2005). "The Hazard analysis critical control point's (HACCP) concept as applied to some chemical, physical and microbiological contaminants of milk on dairy farms. A prototype". Veterinary Quarterly. 27 (1): 21–29. doi:10.1080/01652176.2005.9695183. ISSN 0165-2176. 
  10. ^ Taylor, L.H.; Latham, S.N.; Woolhouse, M.E. (2001). "Risk factors for human disease emergence" (PDF). Philos Trans R Soc Lond B Biol Sci. 356 (1411): 983–989. doi:10.1098/rstb.2001.0888. PMID 11516376. 
  11. ^ Brown, C. (2004). "Emerging zoonoses and pathogens of public health significance--an overview". Revue Scientifique Et Technique (International Office of Epizootics). 23 (2): 435–442. doi:10.20506/rst.23.2.1495. ISSN 0253-1933. PMID 15702711. 
  12. ^ Cripps, Peter J (2000). "Veterinary Education, Zoonoses and Public Health: A Personal Perspective". Acta Tropica. 76 (1): 77–80. doi:10.1016/S0001-706X(00)00094-2. 
  13. ^ Savitz, D.A.; Poole, C.; Miller, W.C. (1999). "Reassessing the role of epidemiology in public health". American Journal of Public Health. 89 (8): 1158–1161. doi:10.2105/AJPH.89.8.1158. ISSN 0090-0036. PMC 1508699alt=Dapat diakses gratis. PMID 10432898. 
  14. ^ Pearce, N. (1996). "Traditional epidemiology, modern epidemiology, and public health". American Journal of Public Health. 86 (5): 678–683. doi:10.2105/AJPH.86.5.678. ISSN 0090-0036. PMC 1380476alt=Dapat diakses gratis. PMID 8629719. 
  15. ^ Bartlett, P.C.; Judge, L. J. (1997). "The role of epidemiology in public health". Revue Scientifique Et Technique (International Office of Epizootics). 16 (2): 331–336. doi:10.20506/rst.16.2.1020. ISSN 0253-1933. PMID 9501345.