Lompat ke isi

Matius 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Matius 2:6)
Matius 2
Injil Matius 1:22-2:18 pada Codex Vaticanus, yang ditulis sekitar tahun 325-350 M.
KitabInjil Matius
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
1
pasal 1
pasal 3

Matius 2 (disingkat Mat 2) adalah pasal kedua Injil Matius pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, yang disusun menurut catatan Matius, salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[1][2]

Codex Sinaiticus (~330-360 M), Matius 1:1-2:5
Codex Sinaiticus (~330-360 M), Matius 2:5-3:7
Lokasi Betlehem dan Nazaret

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Seperti dalam Matius 1 kebanyakan pakar melihat pasal ini diarahkan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias yang menggenapi nubuat para nabi. Dalam pasal ini terdapat 5 rujukan kepada Perjanjian Lama, terbanyak per pasal di seluruh Perjanjian Baru. Schweizer melihat pasal ini dibagi menjadi 5 bagian, masing-masing diakhiri dengan kutipan ayat dari Perjanjian Lama.[3] Sebagaimana dengan Silsilah Yesus, banyak pakar merasa pasal ini menggambarkan Yesus sebagai puncak sejarah Yahudi dengan menghubungkan peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan kejadian sejarah penting. Penulis Injil Matius membandingkan kisah pembunuhan bayi dengan peristiwa serupa di Kitab Keluaran di mana Yesus sebagai Musa yang selamat dari pembantaian dan raja Herodes sebagai Firaun yang kejam. Hanya di Injil ini dicatat bahwa Yesus pernah tinggal di Mesir yang tidak disinggung di Injil lainnya. Melalui kutipan dari Kitab Yeremia, pembunuhan anak-anak di Betlehem dihubungkan dengan peristiwa Pembuangan di Babel. Kelahiran Yesus di Betlehem mencerminkan raja Daud yang lahir di desa itu juga.

Kelahiran Yesus

[sunting | sunting sumber]

Ayat 1-12

[sunting | sunting sumber]
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem. (TB)[4]
  1. Yusuf dan Maria saat itu sudah tinggal di rumah (ayat 11)
  2. Yesus disebutkan sebagai "Anak" (bahasa Yunani: παιδίον, paidion) (ayat 11), bukan "bayi" (bahasa Yunani: βρέφος, brefos) seperti di Lukas 2:12.
  3. Raja Herodes membunuh semua anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah (ayat 16)
  4. Aneh bila Yusuf dan Maria membawa dua ekor burung tekukur sebagai persembahan yang menunjukkan bahwa mereka tergolong miskin,[7] bila mereka baru menerima emas, kemenyan dan mur yang mahal dari orang-orang Majus. Jadi orang-orang Majus tentunya datang setelah peristiwa di Injil Lukas 2:38.[5]
Dan (orang-orang majus dari Timur itu) bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."[8]

Kata "di Timur" dalam bahasa Yunani dapat juga diartikan "pada saat terbitnya", yang biasanya juga merujuk pada arah timur.[9]

Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.[10]

Imam-imam kepala merupakan para pelayan Bait Allah yang bertanggung jawab atas penyembahan; para ahli Taurat adalah orang yang menyalin nas Alkitab pada zaman pascapembuangan. Mereka dilatih untuk mengajarkan dan menerapkan hukum Perjanjian Lama dan dianggap ahli dalam soal Taurat (Mat 22:35). Kedua golongan ini membentuk Sanhedrin, atau badan legislatif Yahudi dan Mahkamah Agama. Badan ini terdiri atas 70-71 orang yang bertugas mengawasi urusan kewargaan dan keagamaan orang Yahudi. Mereka diberikan kewenangan cukup banyak di bawah pemerintah Romawi.[11]

Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:"[12]

Para imam dan ahli Taurat itu tahu di mana Mesias akan lahir, tetapi mereka tidak cukup beriman untuk turut mendatangi bersama-sama orang-orang Majus itu.

"Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."[13]

Bagian kitab suci yang dibacakan oleh imam kepala dan ahli-ahli Taurat bangsa Yahudi kepada Herodes merupakan kutipan dari Kitab Mikha pasal 5 ayat 1.[14][15]

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu tampak.[16]

Herodes tidak segera memanggil orang-orang Majus dan ketika siap memanggil, ia tidak mengundang mereka secara terbuka. Sebelumnya ia meminta informasi dari imam kepala dan ahli-ahli Taurat bangsa Yahudi. Kemudian ia menanyai orang-orang Majus dengan teliti mengenai waktu tampaknya bintang yang dihubungkan dengan kelahiran sang raja itu.[5]

Adoration of the Magi (Pemujaan oleh orang-orang Majus) by Bartolomé Estéban Murillo
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (TB)[17]
  • Nubuat yang digenapi: Yesaya 60:6
  • Peristiwa ini terjadi beberapa bulan setelah kelahiran Yesus, dengan alasan yang disebutkan di ayat 1, antara lain karena adanya kata "rumah" (bahasa Yunani: οἰκία, oikian), bukan "palungan" (bahasa Yunani: φάτνῃ, fatnē),[18] dan "Anak" (bahasa Yunani: παιδίον, paidion), bukan "bayi" (bahasa Yunani: βρέφος, brefos) seperti di Lukas 2:12.
  • Orang-orang Majus itu "sujud menyembah" Anak itu (Yesus), suatu hal yang tidak dicatat dilakukan terhadap Herodes, yang juga disebutkan sebagai "raja" (bahasa Yunani: βασιλεύς, basileus). Kenyataan bahwa Herodes tidak berani bertindak kasar terhadap orang-orang Majus ini, bahkan menyatakan minta dikabari "supaya akupun datang menyembah Dia." (ayat 8) menunjukkan bahwa orang-orang Majus ini rupanya datang dengan sejumlah tentara yang kuat dan jumlah mereka tidak hanya 3 orang saja, seperti yang banyak dilukiskan pada abad-abad kemudian.[19]
  • Emas (bahasa Yunani: χρυσόν, chryson) melambangkan status raja. Kemenyan (bahasa Yunani: λίβανον, libanon) adalah minyak wangi mahal. Mur (bahasa Yunani: σμύρναν, smyrnan) adalah salep untuk orang mati (lihat Yohanes 19:39). Hadiah-hadiah ini membantu pembiayaan perjalanan Yusuf dan Maria dengan bayi Yesus ke Mesir.[5]

Ayat 13-15

[sunting | sunting sumber]
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata:
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (TB)[20]
  • "Larilah ke Mesir": Usaha Herodes untuk membunuh Yesus dan cara Allah melindungi sang bayi menyatakan beberapa kebenaran tentang cara yang dipakai-Nya untuk menuntun dan melindungi umat-Nya.[11]
    • 1) Allah tidak melindungi Yusuf dan Maria serta anak mereka tanpa kerjasama mereka (Mat 2:13,19–20,22). Perlindungan memerlukan ketaatan pada pimpinan Allah yang dalam hal ini artinya meninggalkan negeri untuk lari ke Mesir (Matius 2:14).
    • 2) Allah mungkin akan mengizinkan hal-hal yang sulit dipahami menimpa kehidupan kita agar kehendak-Nya terlaksana. Dalam arti kata sesungguhnya Kristus mengawali hidup-Nya sebagai seorang pengungsi dan orang asing di negeri orang (Matius 2:14-15). Bagi pemahaman kita yang terbatas akan jauh lebih mudah apabila dengan segera Allah menyingkirkan Herodes, sehingga Yusuf sekeluarga tidak perlu lari ke Mesir dan tidak mengalami semua kesukaran yang terlibat dalam keadaan itu.
    • 3) Bahkan setelah pencobaan tertentu sudah berlalu, mungkin masih ada kesulitan lain yang harus dihadapi (Mat 2:19–23). Perlindungan dan pemeliharaan Allah akan senantiasa diperlukan, karena musuh orang percaya tidak akan pernah berhenti menyerang orang setia (Ef 6:10–18; 1Pet 5:8).[11]
Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir (TB)[21]
Dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." (TB)[22]
  • Tersirat bahwa kepindahan ke Mesir terjadi beberapa lamanya sebelum Herodes mati.
  • Penggenapan yang dimaksud adalah dari Kitab Hosea pasal 11 ayat 1,[23] yang merupakan tanda Mesias. Sebagaimana bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke tanah Kanaan, Mesias keluar dari tanah Mesir dan masuk ke tanah Kanaan.[5]

Ayat 16-18

[sunting | sunting sumber]
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu (TB)[24]
  • Betlehem dan daerah sekitarnya bukanlah kawasan yang luas. Penduduknya mungkin sekitar seribu hingga dua ribu jiwa; dalam hal ini maka jumlah anak laki-laki yang terbunuh itu bisa mencapai sekitar dua puluh orang.[11]
  • Pemerintahan dan karakter Herodes Agung (73 SM - 4 SM; memerintah 37 SM - 4 SM) memiliki cukup banyak catatan sejarahnya, yaitu anak dari seorang Idumea atau suku bangsa Edom, sebagai raja di Provinsi Iudaea, Samaria dan Galilea atas ijin Kaisar Agustus.[25] Kisah kekejamannya di Injil Matius dalam membunuh bayi-bayi di Betlehem sesuai dengan kelakuannya untuk mempertahankan kekuasaannya. Sejarahwan Flavius Yosefus menulis bahwa Herodes "tidak pernah berhenti setiap hari membalas dendam dan menghukum siapa yang dianggapnya musuh."[26] Yosefus mencatat bahwa Herodes membunuh putra-putra dan istrinya sendiri, karena dicurigai hendak menggulingkan tahtanya. Sebuah kitab apokrif Yahudi pada abad pertama "Assumption of Moses" mencatat satu nubuat: Seorang raja yang biadab akan menggantikan para imam-imam keturunan Hasmonean… ia akan membantai semua anak-anak.[27][28] Seorang pakar Perjanjian Baru dan pendeta Gereja Anglikan, R.T. France, berpendapat bahwa Yosefus tidak mencatat pembantaian di Betlehem karena “Pembunuhan sejumlah kecil bayi di desa kecil tidak masuk hitungan pembunuhan-pembunuhan yang lebih spektakuler yang dicatat oleh Yosefus”.[29]
Pembunuhan bayi-bayi di Betlehem, lukisan Matteo di Giovanni
  • Ambrosius Theodosius Macrobius (c. 395-423) menulis pada abad ke-4 dalam bukunya Saturnalia: "Ketika dia [Kaisar Agustus] mendengar tentang pembantaian anak-anak di bawah usia 2 tahun di Suriah oleh Herodes, raja orang Yahudi, dan di antaranya termasuk putra Herodes sendiri, dia [Kaisar Augustus] berkata: lebih baik menjadi babi [milik] Herodes daripada menjadi putranya."[30] Betlehem dan Yudea pada abad ke-1 SM dikaitkan ke dalam provinsi (Romawi) Suriah. Jadi meskipun Macrobius sebenarnya penulis mengenai ritual agama Romawi dan tidak menyebut tentang Kristen sama sekali, tradisi pembunuhan bayi-bayi oleh Herodes merupakan sesuatu hal yang nyata untuk masyarakat umum waktu itu.[31]
Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: (TB)[32]

Menunjuk kutipan nubuat nabi Yeremia dari Kitab Yeremia

"Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."[33]

Merupakan kutipan dari Kitab Yeremia pasal 31 ayat 15.[34] Rahel, istri Yakub, mati dan dikuburkan di dekat Betlehem.[35]

Kembali dari Mesir

[sunting | sunting sumber]

Ayat 19-23

[sunting | sunting sumber]
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (TB)[36]
  • "Mereka yang hendak membunuh...sudah mati". Referensi silang: Keluaran 4:19
Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. (TB)[37]

Ketika Herodes mati, kerajaannya dipecah untuk 3 putranya:

Semua ini dicatat dalam sejarah dan juga di Injil Lukas (3:1). Seperti ayahnya, Arkhelaus memerintah dengan kejam, sehingga setelah sejumlah tahun memerintah (7-10 tahun), atas protes delegasi Yahudi ke Roma, pemerintah Romawi mencopot kedudukannya pada tahun 6 M dan mengambil alih pemerintahan di Yerusalem langsung di bawah kekuasaan Romawi.[5]

Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.[38]

Nama Nazaret diyakini berasal dari akar kata Ibrani "נצר" (netzer; ="Tunas" atau "taruk yang tumbuh"). Yesus disebut sebagai "bahasa Yunani: Ναζωραῖος" (Nazōraios), yang dalam bahasa Ibrani: נצרי‎, netzeri, bisa berarti "orang (dari) Nazaret" atau "sang Tunas". Dia akan timbul sebagai Tunas (atau taruk) dari tunggul Isai, yaitu ayah raja Daud[11] sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam kitabnya pasal 11:1:[14]

"Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah."[39]

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" dapat pula diartikan: "Yesus sang Tunas raja orang Yahudi".

Huruf "z" pada "Nazaret" dalam bahasa Ibrani ditulis dengan huruf "צ" (tsade [TS atau TZ]), seperti pada "netzer" (= bahasa Indonesia "tunas; taruk"), bukanlah huruf "ז" (zayin [Z]) yang membentuk kata "nazar" (= bahasa Indonesia "kaul"). Hal ini dikuatkan dengan penyebutan kota Nazaret dalam teks rabbinik Yahudi dari abad ke-4 M, misalnya "Midrash Qoheleth", yang menggunakan ejaan "N-TS-R" (menguatkan rujukan Matius 2:23 kepada Yesaya 11:1). Penemuan sebuah tulisan Ibrani di Kaisarea pada tahun 1962 juga menguatkan ejaan "N-TS-R". Meskipun tulisan dari Kaisarea ini bertarikh ~ 300 M, isinya memuat catatan penugasan sebuah keluarga imam ke kota Nazaret pada tahun ~ 150 M, yang menunjukkan bahwa pengejaan nama kota ini jauh lebih tua dari catatan itu sendiri.[40]

Ilustrasi

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975
  4. ^ Matius 2:1 - Sabda.org
  5. ^ a b c d e f The Nelson Study Bible. Nashville:Thomas Nelson Inc. 1997
  6. ^ Yohanes 7:42 mencatat bahwa: "Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
  7. ^ Imamat 12:8; Lukas 2:24
  8. ^ Matius 2:2
  9. ^ Colin J. Humphreys. The Star of Bethlehem, A Comet in 5 BC and the Date of Christ's Birth. Tyndale Bulletin 43.1 (1992) 31-56.
  10. ^ Matius 2:4
  11. ^ a b c d e The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  12. ^ Matius 2:5
  13. ^ Matius 2:6
  14. ^ a b c Norman Geisler and Thomas Howe. When Critics Ask: A Popular Handbook on Bible Difficulties (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1992).
  15. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris diberi penomoran Mikha 5:2
  16. ^ Matius 2:7
  17. ^ Matius 2:11 - Sabda.org
  18. ^ Lukas 2:7; Lukas 2:12; Lukas 2:16
  19. ^ Alfred Edersheim. The Life and Times of Jesus the Messiah.
  20. ^ Matius 2:13 - Sabda.org
  21. ^ Matius 2:14 - Sabda.org
  22. ^ Matius 2:15 - Sabda.org
  23. ^ Hosea 11:1
  24. ^ Matius 2:16 - Sabda.org
  25. ^ "Herod" - Enc. Britannica
  26. ^ Flavius Josephus, Antiquities of the Jews, Book XV (at Wikisource).
  27. ^ Assumption of Moses 6:2–6
  28. ^ Robert Eisenman, James The Brother of Jesus, 1997, I.3 "Romans, Herodians and Jewish sects," p.49; see also E. P. Sanders, The Historical Figure of Jesus, 1993, p.87-88
  29. ^ R T France “The Gospel of Matthew” 2007 NICNT
  30. ^ "Cum audisset inter pueros quos in Syria Herodes rex Iudaeorum intra bimatum iussit interfici filium quoque eius occisum, ait: Melius est Herodis porcum esse quam filium," (Ambrosius Theodosius Macrobius, Saturnalia, book II, chapter IV:11).
  31. ^ Alan Cameron (1967). "Macrobius, Avienus, and Avianus". The Classical Quarterly 17 (2): 385–399.
  32. ^ Matius 2:17 - Sabda.org
  33. ^ Matius 2:18
  34. ^ Yeremia 31:15
  35. ^ Kejadian 35:19
  36. ^ Matius 2:20 - Sabda.org
  37. ^ Matius 2:22 - Sabda.org
  38. ^ Matius 2:23
  39. ^ Yesaya 11:1
  40. ^ Michael. Avi-Yonah, “A List of Priestly Courses from Caesarea.” Israel Exploration Journal 12 (1962):137-139.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]