Penggergajian kayu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penggergajian kayu Amerika, 1920
Penggergajian kayu yang berdiri pada awal abad ke 20 yang masih bertahan, di Jerome, Arizona

Penggergajian kayu adalah fasilitas di mana kayu yang telah ditebang dipotong-potong menjadi kayu untuk bahan bangunan atau keperluan lainnya. Penggergajian kayu adalah tahap awal kayu bulat diolah menjadi kayu gergajian. Kegiatan utama dalam penggergajian adalah membelah dan memotong kayu menggunakan gergaji sehingga hasil yang diperoleh disebut kayu gergajian.

Proses[sunting | sunting sumber]

  • Setelah pohon dipilih, lalu ditebang.
  • Pohon yang telah ditebang dipotong cabang dan rantingnya, menyisakan batang utamanya
  • Kayu lalu dibawa oleh truk kayu, transportasi rel, atau metode lainnya ke penggergajian kayu
  • Pengukuran kayu bisa dilakukan di tempat penebangan, dalam perjalanan, maupun di penggergajian kayu
  • Debarking, yaitu proses pengeliminasian bark atau kulit kayu dari kayu
  • Decking, yaitu pemilihan dan pengklasifikasian kayu berdasarkan spesies, ukuran, dan penggunaannya
  • Setelah itu, kayu dipotong dengan head saw sebagai langkah awal
  • Tergantung kebutuhan, kayu bisa dipotong lagi dengan gergaji yang berbeda menjadi bentuk dan dimensi yang lebih spesifik,
  • Triming yaitu membentuk kayu menjadi ukuran yang lebih detail dari potongan sebelumnya yang cenderung lebih kasar
  • Pengeringan mengurangi kadar air di dalam kayu. Bisa dilakukan dengan kiln atau dijemur di panas matahari
  • Mengetam (planing) untuk memperhalus permukaan
  • Pengapalan atau transportasi kayu yang telah selesai diproses ke pasar[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Skema penggergajian kayu bertenaga air di Hierapolis

Penggergajian kayu Hierapolis di Hierapolis, Asia Minor (sekarang Turki), bertanggal pertengahan abad ke 3 setelah masehi dan merupakan penggergajian kayu paling awal yang tercatat dalam sejarah. Penggergajian kayu ini juga salah satu yang pertama menggunakan mekanisme poros engkol.[2]

Dan di kota Gerasa dan Ephesus, Kerajaan Byzantine terdapat penggergajian kayu bertenaga air yang terbuat dari batu, diketahui telah berdiri pada abad ke 6 setelah masehi.[3]

Referensi tertulis mengenai penggergajian kayu paling awal datang dari seorang penyair Kerajaan Romawi, Ausonius yang menulis puisi mengenai sungai Moselle di Jerman pada abad ke 4 setelah masehi. Pada suatu poin ia menjelaskan mengenai suara kemeretak dari marmer yang memotong di sebuah penggergajian kayu bertenaga air.[4] Penggergajian kayu dengan pemotong marmer juga dicatat oleh Gregorius dari Nyssa, seorang santo sekitar tahun 370 atau 390 setelah masehi, menunjukkan beragamnya penggunaan tenaga air di berbagai tempat di Kerajaan Romawi.[4]

Penggergajian kayu lalu tersebar pada Abad Pertengahan Eropa, diilustrasikan oleh Villard de Honnecourt sekitar tahun 1250.[5] Penggergajian kayu itu disebutkan telah diperkenalkan ke Madeira pada tahun 1420 dan menyebar begitu luas di Eropa pada abad ke 16.[6]

Pada abad ke 11, penggergajian kayu bertenaga air telah digunakan secara luas di Peradaban Islam, dari Al-Andalus dan Afrika Utara hingga ke barat Asia Tengah.[7]

Sebelum dikembangkannya penggergajian kayu, lubang penggergajian telah lama digunakan dengan menggunakan gergaji yang panjang yang dioperasikan oleh dua orang. Dan penggergajian kayu berkembang dari konsep gergaji tangan yang bergerak ke depan dan ke belakang secara bergantian memanfaatkan mekanisme poros engkol yang diputar dengan sumber energi tertentu.

Tipe penggergajian kayu yang tidak memanfaatkan mekanisme poros engkol ada di Jerman yang disebut dengan "knock and drop". Disebut demikian karena memanfaatkan mekanisme memukul untuk membentuk kayu. Pisau atau kapak yang berat dijatuhkan dengan mekanisme poros bubungan yang senantiasa mengangkat dan menjatuhkan pisau. Kombinasi ketajaman pisau dan berat dari pisau membuat kayu bisa terpotong.[8]

Produk[sunting | sunting sumber]

Produk yang dihasilkan dari penggergajian kayu adalah kayu gergajian. Bentuknya dapat berupa balok dan papan. Produk kayu gergajian dapat digunakan secara langsung maupun diolah lagi menjadi produk lain yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Produk ini dapat memiliki bentuk dan penampakan yang sangat berbeda dengan kayu.[9] Salah satu produk yang dihasilkan melalui proses penggergajian kayu ialah bekisting.[10]  

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Lumber Manufacturing". Lumber Basics. Western Wood Products Association. 2002. Diakses tanggal 2008-02-12. 
  2. ^ Ritti, Grewe & Kessener 2007, hlm. 161
  3. ^ Ritti, Grewe & Kessener 2007, hlm. 149–153
  4. ^ a b Wilson 2002, hlm. 16
  5. ^ C. Singer et at., History of Technology II (Oxford 1956), 643-4.
  6. ^ Charles E. Peterson, 'Sawdust Trail: Annals of Sawmilling and the Lumber Trade' Bulletin of the Association for Preservation Technology Vol. 5, No. 2. (1973), pp. 84-5.
  7. ^ Adam Robert Lucas (2005), "Industrial Milling in the Ancient and Medieval Worlds: A Survey of the Evidence for an Industrial Revolution in Medieval Europe", Technology and Culture 46 (1): 1-30 [10-1]
  8. ^ http://www.familienverband-tritschler.de/index.php?id=81&L=1
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0
  10. ^ Salmani (April 2019). Metodologi Bekisting dan Perancah pada Pekerjaan Konstruksi Bangunan dan Sipil. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 3. ISBN 978-623-209-328-7. 

Bahan bacaan terkait[sunting | sunting sumber]

  • Grewe, Klaus (2009), "Die Reliefdarstellung einer antiken Steinsägemaschine aus Hierapolis in Phrygien und ihre Bedeutung für die Technikgeschichte. Internationale Konferenz 13.−16. Juni 2007 in Istanbul", dalam Bachmann, Martin, Bautechnik im antiken und vorantiken Kleinasien (PDF), Byzas, 9, Istanbul: Ege Yayınları/Zero Prod. Ltd., hlm. 429–454, ISBN 978-975-8072-23-1, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-05-11, diakses tanggal 2013-09-10 
  • Ritti, Tullia; Grewe, Klaus; Kessener, Paul (2007), "A Relief of a Water-powered Stone Saw Mill on a Sarcophagus at Hierapolis and its Implications", Journal of Roman Archaeology, 20, hlm. 138–163 
  • Oakleaf, H.B. (1920), Lumber Manufacture in the Douglas Fir Region, Chicago: Commercial Journal Company 
  • Wilson, Andrew (2002), "Machines, Power and the Ancient Economy", The Journal of Roman Studies, 92, hlm. 1–32 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]