Lompat ke isi

Teknologi finansial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Tekfin)
Sebuah pertemuan di Hilton Colombo di Sri Lanka yang membahasa mengenai teknologi finansial.

Teknologi finansial[1] (bahasa Inggris: financial technology) atau teknologi keuangan atau fintek[2] adalah penggabungan antara teknologi dan sistem keuangan.[3] Di dalam teknologi finansial terdapat banyak istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan bidang teknologi dan bidang ekonomi yang berkaitan dengan peningkatan pemerolehan keuangan. Teknologi finansial mengurangi jenis transaksi yang secara langsung mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. Media baru yang digunakan dalam transaksi pada teknologi finansial adalah gawai. Kegiatan transaksi dilakukan dengan deposito, transaksi dalam jaringan, transfer keuangan dengan aplikasi perbankan bergerak maupun jenis transaksi lainnya.[4]

Teknologi finansial merupakan salah satu teknologi yang hadir sebagai produk dari revolusi industri 4.0 pada abad ke-21.[5] Teknologi finansial sangat populer di kalangan media atau pihak yang aktif di bidang teknologi.[6] Perusahaan rintisan menjadi penggunaan umum dari teknologi finansial khususnya dalam peningkatan layanan jasa keuangan.[7] Pengembangan teknologi finansial bersifat mengurangi peran dari lembaga keuangan.[8]

Terminologi

[sunting | sunting sumber]

Asal mula frasa teknologi finansial pertama kali digunakan oleh Citicorp pada tahun 1993 yang bernama resmi Financial Service Technology Consertium. Selain itu, istilah teknologi finansial juga muncul pada tahun 1972 yang digagas oleh Manufacturers Hanover Trust. Dalam kurun waktu 30 tahun, teknologi finansial mengalami evolusi dalam dua kurun waktu. Fase pertama disebut fintech 1.0 yang dikenal dengan istilah bank driven yaitu inovasi teknologi yang didukung oleh lembaga bank dan lembaga keuangan formal lainnya.[9]

Setelah meninjau lebih dari 200 karya tulis ilmiah yang mengutip kata teknologi finansial, sebuah penelitian mengenai definisi dari teknologi keuangan memberikan kesimpulan bahwa teknologi keuangan merupakan industri finansial baru yang mengaplikasikan teknologi untuk meningkatkan aktivitas finansial.[10] Teknologi finansial merupakan perangkat, proses, produk ataupun model bisnis baru dalam industri layanan finansial, terdiri dari satu atau lebih pelengkap jasa keuangan dan tersedia dalam bentuk proses dari ujung ke ujung melalui internet.[11] Teknologi finansial juga dapat dikatakan sebagai segala gagasan yang bersifat inovatif yang dapat meningkatkan proses layanan finansial dengan cara menawarkan solusi dalam bentuk teknologi yang didasarkan pada situasi bisnis yang berbeda-beda. Namun, ide-ide tadi juga dapat membawa pada bentuk model bisnis baru atau bisnis-bisnis baru.[12]

Telegraf, alat yang mengawali pengembangan teknologi finansial pada abad ke-19.

Teknologi finansial yang paling awal dikembangkan pada abad ke-19 melalui penemuan telegraf. Komersialisasi telegraf mulai dilakukan pada tahun 1838 M. Selanjutnya, pada tahun 1869 dibuatlah sistem keuangan global yang mencakup wilayah trans-Atlantik. Penghubung sistem keuangan ini menggunakan teknologi kabel lintas wilayah beserta dengan infrastruktur yang diperlukannya. Bank bernama Barclays kemudian berhasil membuat anjungan tunai mandiri pada tahun 1967.[13]

Sementara itu, perkembangan teknologi komputer dan internet pada tahun 1966 mengawali pengembangan teknologi finansial pada masa modern. Komputer dan internet mulai digunakan untuk mengembangkan bisnis dalam skala global. Bank memulai penggunaan teknologi finansial pada periode tahun 1980an. Komputer dimanfaatkan oleh bank untuk keperluan akuntansi.[14]

Penerapan teknologi finansial secara global dimulai di benua Eropa dengan jenis P2P Lending. Pada tahun 2005, Inggris menjadi negara pertama yang memulai teknologi finansial skala global. Perusahaan pertama yang memulai teknologi finansial di benua Eropa adalah Zopa. Penawaran yang diberikannya kepada para konsumennya adalah akses keuangan yang mudah, suku bunga yang rendah dan peluang investasi dengan laba yang tinggi. Kegiatan ini kemudian menghasilkan siklus pendanaan sebesar 40.000 dana pinjaman. Pada tahun 2006, benua Amerika memulai penggunaan teknologi finansial secara global. Kegiatannya diadakan melalui perusahaan Prosper Marketplace dan LendingClub. Sementara itu, pada tahun 2011 Tiongkok menjadi negara perintis penggunaan teknologi finansial di benua Asia.[15]

Ruang lingkup

[sunting | sunting sumber]

Ruang lingkup teknologi finansial mencakup segala jenis inovasi teknologi yang berkaitan dengan keuangan. Cakupannya meliputi lembaga keuangan tradisional, perusahaan rintisan, pengembangan teknologi, konsumen keuangan dan pemerintah. Tiap gagasan teknologi yang kreatif dan tiap aktivitas bisnis yang dapat mengembangkan ekonomi lokal juga termasuk dalam ruang lingkup teknologi finansial. Sasaran pengembangan ruang lingkup teknologi finansial antara lain pada perangkat lunak, serta pengadaan pinjaman dan perdagangan secara daring tanpa pihak perantara. Perbankan bergerak dan sistem manajemen aset berbasis algoritme juga menjadi sasaran pengembangan teknologi finansial.[16]

Urun dana

[sunting | sunting sumber]

Urun dana merupakan salah satu jenis teknologi finansial yang banyak digunakan di dunia. Keuangan dalam urun dana diperoleh dari pengumpulan dana.[17] Dana yang dikumpulkan dapat berasal dari perorangan, organisasi atau kelompok bisnis. Modal keuangan yang diperoleh dari pengumpulan kemudian digunakan untuk membiayai segala kegiatan bisnis. Pengumpulan dana dapat dilakukan oleh anggota pengumpul atau melalui institusi tertentu. Metode pengumpulan dana dalam urun dana ada yang memerlukan dalam kebijakan dan ada pula yang tanpa kebijakan. Sarana utama dalam melakukan urun dana adalah internet, situs web dan media sosial.[18]

Inovasi teknologi

[sunting | sunting sumber]

Teknologi keuangan dapat berkembang karena adanya beberapa faktor teknologi dan faktor konsumen teknologi. Faktor teknologi meliputi pemakaian perangkat digital dan perangkat seluler serta berkurangnya hambatan dalam membangun bisnis digital. Sementara faktor konsumen meliputi perubahan sikap, kepentingan, dan kepercayaan pelanggan serta kebijakan yang menguntungkan dan perolehan laba. Sementara itu, inovasi teknologi finansial secara umum ditentukan oleh kondisi penawaran dan permintaan.[19] Inovasi dalam bidang teknologi keuangan juga dapat terjadi pada suatu wilayah sebagai akibat dari adanya kondisi tertentu. Kondisi ini antara lain krisis finansial, kemudahan akses internet, kesibukan kegiatan manusia, keinginan penghematan biaya dan waktu, serta sistem perbankan yang sulit diakses.[20]

Perbankan bergerak

[sunting | sunting sumber]
Serangkaian transaksi dalam perbankan bergerak dengan menggunakan ponsel cerdas.

Perbankan bergerak merupakan layanan bank yang memudahkan nasabah mengadakan transaksi perbankan melalui telepon genggam atau ponsel cerdas. Menu layanan bank tersedia di dalam kartu SIM dan dalam data pelayanan tambahan tak terstruktur. Cara lain untuk memperoleh menu layanan perbankan bergerak adalah dengan mengunduh dan memasang aplikasi layanan di dalam ponsel cerdas. Kelebihan dari perbankan bergerak yaitu mengatasi kekurangan dari perbankan dengan layanan pesan singkat. Nasabah tidak perlu mengingat nomor tujuan pengiriman dan format pengiriman agar dapat menggunakan layanan perbankan bergerak.[21]

Dengan perbankan bergerak, pengguna dapat melakukan pembayaran dan pengiriman uang dalam jumlah kecil hanya dengan memiliki telepon genggam. Penggunaan teknologi perbankan bergerak mengubah kondisi akses pada jasa keuangan. Pengguna di seluruh dunia kini dapat memperoleh layanan keuangan perbankan. Keunggulan dari perbankan bergerak antara lain pengiriman pesan yang cepat, andal, berbiaya rendah dan aman.[22]

Di Indonesia hingga Februari 2022 terdapat setidaknya 4 kluster Fintech yang telah diregulasi oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai berikut:

  1. Pembayaran Digital (digital payment) yang diregulasi oleh Bank Indonesia melalui: PBI 18/40/PBI/2016 (Payment Gateway, E-Wallet), PBI 20/6/PBI/2018 (E-Money), PBI 19/12/PBI/2017 (Pengiriman Uang dalam bentuk Valuta Asing), PADG 21/18/PADG/2019 (QRIS)
  2. Fintech Pendanaan Bersama/Fintech P2P Lending/Digital Lending/Pinjaman Daring/Pinjol/Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) yang diregulasi oleh OJK melalui: POJK 77/POJK.01/2016
  3. Fintech Inovasi Keuangan Digital, yang diregulasi oleh OJK melalui: POJK 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital (IKD)
  4. Fintech Security Crowdfunding/Layanan Urun Dana yang diregulasi oleh OJK melalui: POJK 57/POJK.04/2020 tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana berbasis Teknologi Informasi

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Peningkatan inklusi keuangan

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan ponsel cerdas yang diiringi dengan pengembangan teknologi finansial dapat meningkatkan inklusi keuangan pada kondisi tertentu. Kondisi yang diperlukan adalah adanya persaingan usaha dengan tingkat persaingan yang tinggi. Pemanfaatan teknologi keuangan telah meningkatkan akses keuangan di daerah yang sulit terjangkau oleh jasa keuangan. Usaha mikro dan usaha kecil juga dapat memperoleh jasa keuangan dengan menggunakan biaya dan risiko yang rendah.[23]

Pengembangan teknologi baru

[sunting | sunting sumber]
Formasi rantai blok yang merupakan salah satu teknologi penting dalam pengembangan teknologi baru dengan teknologi finansial. Formasi ini terdiri dari rantai genesis (hijau), rantai utama (hitam) dan rantai orfan (ungu).

Teknologi finansial yang dipadukan dengan teknologi lain dapat menghasilkan sebuah teknologi baru. Perpaduan teknologi dapat dilakukan antara teknologi finansial dengan kecerdasan buatan, mahadata, dan rantai blok. Keempat jenis teknologi ini merupakan teknologi lama yang memberikan dampa sosial dan dampak ekonomi yang terjadi secara pesat. Perpaduan keempat teknologi ini akan menghasilkan teknologi baru yang meneruskannya.[24]

Kecerdasan buatan

[sunting | sunting sumber]

Algoritme kecerdasan buatan dapat menyediakan wawasan yang mendalam mengenai kebiasaan pengeluaran pelanggan serta membuat institusi finansial lebih memahami penerima jasa mereka. Bot obrolan merupakan kecerdasan buatan lain yang digunakan bank untuk membantu dalam bidang layanan pelanggan.[25]

Mahadata merupakan sekumpulan data yang kompleks karena memiliki jumlah yang sangat banyak hingga tak mampu dikelola oleh teknologi pengolahan data konvensional.[26] Mahadata dapat memprediksi investasi dan perubahan pasar klien untuk menciptakan strategi pemasaran baru dan portofolio, menganalisis kebiasaan pengeluaran klien, meningkatkan deteksi penipuan, serta menciptakan strategi pemasaran.[27]

Otomatisasi proses robotik

[sunting | sunting sumber]

Otomatisasi proses robotik merupakan teknologi kecerdasan buatan yang ditujukan untuk melakukan pekerjaan spesifik yang dilakukan secara berulang-ulang.[28] Perannya hanya melakukan otomatisasi pada seluruh tugas yang ada di dalam suatu bisnis. Aktivitas bisnis perusahaan dapat berlangsung dengan optimal ketika terbentuk kerja sama antara otomatisasi proses robotik dengan otomatisasi proses digital.[29] Otomatisasi proses robotik dapat membantu memproses informasi keuangan seperti hutang dan piutang lebih efisien daripada proses manual dan sering kali lebih akurat.[30]

Rantai blok

[sunting | sunting sumber]

Rantai blok merupakan teknologi yang menghilangkan peran perantara sebagai pusat otorisasi dalam transaksi keuangan dari dua pihak. Prosesnya memanfaatkan buku besar yang mampu mencatat semua jenis transaksi dari pengguna yang menggunakan pangkalan data yang terhubung dengan rantai blok melalui internet.[31] Pemakaian rantai blok dapat diterapkan pada di bidang keuangan dan ekonom untuk segala jenis pendaftaran dan pertukaran aset dan inventaris.[32] Rantai blok merupakan teknologi baru di bidang keuangan yang telah mendorong investasi secara signifikan dari banyak perusahaan.[33] Sifat rantai blok yang terdesentralisasi dapat menghilangkan kebutuhan pihak ketiga untuk melakukan transaksi.[34]

Pengembangan model bisnis baru

[sunting | sunting sumber]

Teknologi finansial dapat menghasilkan model bisnis baru karena dapat membentuk stabilitas dalam sistem keuangan dan kebijakan moneter. Stabilitas ini juga menjadi penyebab dari kelancaran, keamanan dan keandalan sistem pembayaran. Pengembangan model bisnis baru dapat diadakan antara lain pada P2P lending, agregator, urun dana, perencaan finansial dan pembayaran. Produk yang dihasilkan sama dengan produk keuangan dalam lembaga keuangan konvensional.[35]

Perkembangan global

[sunting | sunting sumber]
Inkubator pengembangan teknologi Finansial di Berlin

Teknologi finansial telah digunakan untuk mengotomatiskan investasi, asuransi, perdagangan, layanan perbankan dan manajemen risiko.[36] Layanan ini mungkin berasal dari berbagai macam penyedia layanan independen termasuk setidaknya satu bank yang memilik lisensi atau penyedia asuransi. Interkoneksi ini dimungkinkan melalui antarmuka pemrograman aplikasi dan bank terbuka dan didukung oleh sebuah regulasi seperti Petunjuk Layanan Pembayaran Eropa.

Robot penasihat adalah salah satu jenis layanan otomatis yang ada dalam penasihat finansial yang menyediakan saran finansial atau managemen investasi daring dengan intervensi manusia yang rendah sampai sedang.[37] Mereka juga menyediakan saran finansial digital dalam aturan matematika atau algoritma dan dengan demikian dapat memberikan alternatif berbiaya rendah untuk penasihat manusia.

Investasi global dalam teknologi finansial meningkat lebih dari 2200% dari $930 juta pada 2008 menjadi $22 miliar pada tahun 2015.[38] Industri teknologi finansial yang baru didirikan di London telah mengalami perkembangan yang cepat dalam beberapa tahun belakangan ini, menurut beberapa pejabat di kantor Walikota London. Empat puluh persen tenaga kerja kota London bekerja di bidang layanan teknologi.[39]

Christine Lagarde, Direktur Manager dari Dana Moneter Internasional berpidato pada tahun 2018 Festival Teknologi Finansial Singapura, festival teknologi finansial terbesar di dunia

Pada tahun 2004, Eropa telah menginvestasikan $1,5 miliar ke dalam perusahaan teknologi finansial, dengan perusahaan yang berbasis di London menerima $539 juta, perusahaan yang berbasis di Amsterdam menerima $306 juta, dan perusahaan yang berbasis di Stockholm menerima $266 juta investasi. Setelah London, Stockholm adalah kota kedua yang banyak didanai eropa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Kesepakatan teknologi finansial Eropa mencapai level tertinggi lima perempat, meningkat dari 37 pada Kuartal keempat di tahun 2015 menjadi 47 pada kuartal pertama di tahun 2016.[40][41] Lituania mulai menjadi penghubung Eropa utara untuk perusahaan teknologi finansial sejak berita pada tahun 2016 tentang kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Lituania telah mengeluarkan 51 lisensi teknologi finansial sejak 2016, 32 di antaranya pada 2017.[42]

Perusahaan Teknologi Finansial di Amerika Serikat telah mengumpulkan $12,4 miliar pada tahun 2018, meningkat 43% dari angka tahun 2017.[43]

Pada kawasan Asia Pasifik, perkembangan teknologi finansial terlihat sejak dibukanya pusat teknologi finansial baru di Sydney pada April 2015.[44] Menurut KPMG, Sektor layanan finansial Sydney pada tahun 2017 telah menciptakan 9% pemasukan dari PDB Australia dan lebih besar dari sektor layanan finansial lain seperti Hong Kong atau Singapura.[45] Sebuah laboratorium inovasi teknologi finansial dibuka di Hong Kong pada tahun 2015.[46] Pada tahun 2015, Otoritas Moneter Singapura meluncurkan sebuah inisiatif bernama "Fintech and Information Group" untuk menarik perusahaan rintisan di seluruh dunia. Mereka menjanjikan pengeluaran $225 juta untuk sektor teknologi finansial dalam kurun waktu lima tahun.[47]

Saat Singapura telah menjadi salah satu pusat finansial di Asia, perusahaan rintisan dalam sektor sejenis dari Vietnam dan Indonesia mulai menunjukkan ketertarikan investasi modal ventura dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Sejak 2004, perusahaan teknologi finansial Asia Tenggara telah meningkatkan pendanaan modal ventura dari $35 juta menjadi $679 juta pada tahun 2018 dan $1,14 Miliar pada tahun 2019.[36]

Penghargaan dan pengakuan

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2021, majalah finansial Forbes membuat daftar perusahaan teknologi finansial paling inovatif dalam daftar Fintech 50.[48] Di Eropa terdapat daftar yang disebut,[49] yang bertujuan untuk mengenalkan perusahaan teknologi finansial paling inovatif.[50]

Sebuah laporan yang dipublikasikan pada Februari 2016 oleh EY yang diminta oleh UK Treasury membandingkan tujuh penghubung teknologi finansial terkemuka: Britania Raya, Kalifornia, Kota New York, Singapura, Jerman, Australia dan Hong Kong. Mereka meletakkan Kalifornia dalam posisi pertama dalam 'bakat' dan 'modal', Britania Raya di posisi pertama dalam 'aturan pemerintah' dan Kota New York dalam 'permintaan'.[51] Dalam beberapa tahun belakangan ini, PricewaterhouseCoopers telah merilis laporan yang disebut "Global Fintech Report". Laporan pada tahun 2019 banyak membahas topik sektor teknologi finansial, menjelaskan lanskap industri teknologi finansial, dan beberapa teknologi yang muncul pada sektor tersebut, serta memberikan strategi untuk institusi finansial mengenai bagaimana lebih bekerja sama dengan teknologi-teknologi yang ada pada teknologi finansial dalam bisnis mereka.[52]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Financial Technology - Bank Sentral Republik Indonesia". www.bi.go.id. Diakses tanggal 2019-08-30. 
  2. ^ Putra, Cokorda Yudistira M (2021-12-18). "Pemerintah Dorong Inklusi Ekonomi dan Investasi di Bali". Kompas.id. Diakses tanggal 2021-12-18. 
  3. ^ "KPPU Akan Panggil Asosiasi Fintech soal Bunga Pinjaman Online". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2019-08-28. Diakses tanggal 2019-08-30. 
  4. ^ Suhendra, Zulfi (2019-08-21). "Fintech Disebut Jadi Saingan Bank Konvensional, Benarkah?". detikcom. Diakses tanggal 2019-08-30. 
  5. ^ Hariyani, I., Serfiyani, C. Y., dan Serfiyani, C. R. (2021). Property Top Secret: Buku Pintar Bisnis dan Investasi Properti di Era Industri 4.0. Yogyakarta: Penerbit ANDI. hlm. 14–15. ISBN 978-623-01-1072-6. 
  6. ^ Kusuma, Hendra (2019-08-23). "Sri Mulyani Sindir Fee Perbankan Lebih Mahal dari Fintech". detikcom. Diakses tanggal 2019-08-30. 
  7. ^ Purnamasari, K., dan Djuniardi, D. (2021). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Batu: Literasi Nusantara. hlm. 141. ISBN 978-623-329-106-4. 
  8. ^ Yudha, A. T. R. C., dkk. (2021). FIntech Syariah dalam Sistem Industri Halal: Teori dan Praktik. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. hlm. 2. ISBN 978-623-264-358-1. 
  9. ^ Ginantra, Ni Luh Wiwik Sri Rahayu; Simarmata, Janner; Purba, Ramen A.; Tojiri, Moch Yusuf; Duwila, Amin Ama; Siregar, Muhammad Noor Hasan; Nainggolan, Lora Ekana; Marit, Elisabeth Lenny; Sudirman, Acai (2020-08-04). Teknologi Finansial: Sistem Finansial Berbasis Teknologi di Era Digital. Yayasan Kita Menulis. hlm. 3–5. ISBN 978-623-6512-65-4. 
  10. ^ Schueffel, Patrick (2017-03-09). "Taming the Beast: A Scientific Definition of Fintech". Journal of Innovation Management (dalam bahasa Inggris). 4 (4): 32–54. doi:10.24840/2183-0606_004.004_0004alt=Dapat diakses gratis. ISSN 2183-0606. 
  11. ^ "What is FinTech?". HuffPost (dalam bahasa Inggris). 2017-02-13. Diakses tanggal 2021-11-01. 
  12. ^ Leong, Kelvin.; Sung, Anna (2018). "FinTech (Financial Technology): What is It and How to Use Technologies to Create Business Value in Fintech Way?" (PDF). International Journal of Innovation, Management and Technology. 9 (2): 74–78. doi:10.18178/ijimt.2018.9.2.791. hdl:10034/622459. 
  13. ^ Nasution, D.S., Aminy, M. M., dan Ramadani, L. A. (2019). Yusup, Muhammad, ed. Ekonomi Digital. Mataram: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram. hlm. 38. ISBN 978-623-7881-08-7. 
  14. ^ Ginanta, N. L. W. S. R., dkk. (2020). Teknologi Finansial: Sistem Finansial Berbasis Teknologi di Era Digital. Yayasan Kita Menulis. hlm. 3. ISBN 978-623-6512-65-4. 
  15. ^ Avianti, I., dan Triyono (2021). Akbar, M., RInaldi, S., dan Nova, F., ed. Ekosistem Fintech di Indonesia (PDF). Jakarta: PT. Kaptain Komunikasi Indonesia. hlm. 16–17. ISBN 978-623-94384-2-5. 
  16. ^ Rumondang, A., dkk. (2019). Limbong, Tonni, ed. FIntech: Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital. Yayasan Kita Menulis. hlm. 5. ISBN 978-623-91948-2-6. 
  17. ^ Siagian, A. O., dkk. (2021). Sistem Keuangan Era Digital. Solok: Insan Cendekia Mandiri. hlm. 58. ISBN 978-623-348-345-2. 
  18. ^ Wahjono, S. I., Marina, A., dan Kurniawati, T. (2021). Crowdfunding Untuk Danai UKM dan Bisnis Start-Up. Syiah Kuala University Press. hlm. 3. ISBN 978-623-2643-16-1. 
  19. ^ Yudha, A. T. R. C., dkk (2020). Amirullah, Safira Aulia, ed. Fintech Syariah: Teori dan Terapan. Surabaya: Scopindo Media Pustaka. hlm. 4–5. ISBN 978-623-6922-13-2. 
  20. ^ Fauji, D. A. S., dan Widodo, M. W. (2020). FInancial Technology. Kediri: Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Nusantara PGRI. hlm. 4. ISBN 978-623-94619-0-4. 
  21. ^ Jasmi, dkk. (2015). Bijak Ber-electronic Banking (PDF). Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. hlm. 13–14. 
  22. ^ Goldberg, M., dan Palladini, E. (2011). Pengelolaan Risiko dan Penciptaan Nilai Melalui Pendanaan Usaha Mikro (PDF). Jakarta: Salemba Empat. hlm. 106–107. ISBN 978-979-061-136-8. 
  23. ^ Akyuwen, R., dan Waskito, J. (2018). Pradiastuti, Purwitorosari, ed. Memahami Inklusi Keuangan (PDF). Sleman: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. hlm. 25. ISBN 978-623-94619-0-4. 
  24. ^ Centre for Innovation Policy and Governance (2018). Big Data, Kecerdasan Buatan, Blockchain, dan Teknologi Finansial di Indonesia: Usulan Desain, Prinsip, dan Rekomendasi Kebijakan (PDF). Jakarta: Centre for Innovation Policy and Governance. hlm. 2. 
  25. ^ "Chatbot: The intelligent banking assistant". PwC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-05. 
  26. ^ Wijaya, Wayan M. (2019). Teknologi Big Data: Sistem Canggih di Balik Google, Yahoo!, Facebook, IBM. Badung: Nilacakra. hlm. 3. ISBN 978-602-53758-7-3. 
  27. ^ Xu, Lei; Gao, Runpeng; Xie, Yu; Du, Peng (January 2019). "To Be or Not to Be? Big Data Business Investment Decision-Making in the Supply Chain". Sustainability (dalam bahasa Inggris). 11 (8): 2298. doi:10.3390/su11082298alt=Dapat diakses gratis. 
  28. ^ FORE School of Management, New Delhi, India; Madakam, Somayya; Holmukhe, Rajesh M.; Bharati Vidyapeeth University, Pune, India; Kumar Jaiswal, Durgesh; National Institute of Industrial Engineering (NITIE), Mumbai, India (2019-01-30). "The Future Digital Work Force: Robotic Process Automation (RPA)". Journal of Information Systems and Technology Management. 16: 1–17. doi:10.4301/S1807-1775201916001alt=Dapat diakses gratis. 
  29. ^ Perdana, Arif (2021). Automasi Proses Robotik untuk Akuntansi: Konsep dan Aplikasi. Google Book Play. hlm. 15. 
  30. ^ "Intelligent process automation: The engine at the core of the next-generation operating model | McKinsey". www.mckinsey.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-09. 
  31. ^ Prasetyo, Wijar (2020). Muhammad Akhsin, Muflikhun, ed. Revolusi Industri 4.0 dalam Reformasi Sosial Budaya di Negara ASEAN. Surakarta: CV. Indotama Solo. hlm. 64. ISBN 978-623-7565-30-7. 
  32. ^ Wasiaturrahma, dkk. (2019). Fintech dan Prospek Bisnis Koperasi Syariah. Surabaya: Scopindo Media Pustaka. hlm. 16. ISBN 978-623-92451-7-7. 
  33. ^ "Deloitte's 2019 Global Blockchain Survey | Deloitte Insights". www2.deloitte.com. Diakses tanggal 2019-11-13. 
  34. ^ Treleaven, Philip; Gendal Brown, Richard; Yang, Danny (2017). "Blockchain Technology in Finance". Computer. 50 (9): 14–17. doi:10.1109/MC.2017.3571047. ISSN 0018-9162. 
  35. ^ Priowirjanto, E. S., Hatami, R. F. dan Firdausa, S. (2021). Terminologi Ekonomi dan Teknologi Informasi dalam Hukum Ekonomi pada Era Ekonomi Digital. Sleman: Bintang Pustaka Madani. hlm. 169. ISBN 978-623-6372-67-8. 
  36. ^ a b "Vietnam closes in on Singapore as fintech funding booms". Nikkei Asian Review (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-04. 
  37. ^ Lieber, Ron (April 11, 2014). "Financial Advice for People Who Aren't Rich". The New York Times. (perlu berlangganan)
  38. ^ "Global Fintech Investment Growth Continues in 2016" (PDF). Accenture. 2017. Diakses tanggal January 15, 2018. 
  39. ^ "What is FinTech and why does it matter to all entrepreneurs?". Hot Topics. July 2014. Diakses tanggal December 9, 2014. 
  40. ^ "Stockholm FinTech: An overview of the FinTech sector in the greater Stockholm Region". Stockholm Business Region. June 2015. Diakses tanggal July 12, 2015. 
  41. ^ "Fintech Investments Skyrocket in 2016– Report". redherring.com. Diakses tanggal July 12, 2016. 
  42. ^ "Brexit a boon for Lithuania's 'fintech' drive". The Business Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-03. 
  43. ^ Kauflin, Jeff. "The 11 Biggest Fintech Companies In America 2019". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-15. 
  44. ^ "Sydney FinTech hub based on London's Level39 coming next April". BRW. November 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 20, 2016. Diakses tanggal November 26, 2014. 
  45. ^ "Subscribe | theaustralian". www.theaustralian.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 1, 2019. Diakses tanggal 2017-09-29. 
  46. ^ "FinTech Innovation Lab in Hong Kong Launches With Eight Firms". Forbes. February 2015. Diakses tanggal February 9, 2015. 
  47. ^ "Fintech – the next frontier for Hong Kong's battle with Singapore?". Diakses tanggal 2016-09-26. 
  48. ^ "The Most Innovative Fintech Companies In 2021". Forbes. June 8, 2021. Diakses tanggal July 5, 2021. 
  49. ^ "THE FINTECH50 Top 10 2020". The FinTech 50 (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-05. 
  50. ^ "About The FinTech50 I the 50 hottest FinTechs". The FinTech 50 (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-21. Diakses tanggal 2018-06-27. 
  51. ^ "An evaluation of the international FinTech sector" (PDF). EY. February 24, 2016. Diakses tanggal February 25, 2016. 
  52. ^ PricewaterhouseCoopers. "Global FinTech Report 2019". PwC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-08. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]