Lompat ke isi

Hubungan Gereja Katolik dengan Protestan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lutherchrist (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{Gereja Katolik}}
{{Gereja Katolik}}
'''Hubungan antara Katolik dan Protestan''' mengacu pada hubungan dan dialog sosial, politik dan [[teologis]] antara [[Gereja Katolik|Katolik]] dan [[Protestan]].
'''Hubungan Katolik–Protestan''' mengacu pada hubungan dan dialog sosial, politik dan [[teologis]] antara [[Gereja Katolik|Katolik]] dan [[Protestan]].


Hubungan ini dimulai pada abad ke-16 dengan dimulainya [[Reformasi]] dan dengan demikian [[Protestan]]. Sejumlah faktor berkontribusi terhadap Reformasi Protestan. Yakni, ketidaksepakatan mengenai [[Keselamatan dalam Kekristenan|sifat keselamatan]] dan sejumlah [[doktrin Kristen|doktrin]] termasuk [[penjualan surat pengampunan dosa]] dan masih banyak lagi. Perselisihan ini menyebabkan [[Skisma dalam Kekristenan|perpecahan]] yang mana umat Protestan memilih untuk memisahkan diri dari [[Gereja Katolik Roma]] dan menghasilkan [[Konsili Trente]] (1545–1563) yang memperjelas pendekatan Katolik terhadap [[Protestanisme]] sejak saat itu, menyatakan segala bentuk Protestantisme [[Bidat dalam Gereja Katolik|sesat]]. Serangkaian peristiwa penting terjadi yang memecah belah [[Eropa]] dan berpuncak pada peralihan sejumlah negara dari [[Gereja Katolik|Katolik]] ke Protestan sebagai agama negara mereka. Namun, banyak di antara mereka yang tetap beragama Katolik, dan beberapa daerah kembali menganut agama Katolik akibat [[Kontra-Reformasi]]. Sebagian besar perpecahan dan peristiwa yang diakibatkannya dapat dikategorikan sebagai kekerasan dan kekacauan. Namun, dengan bangkitnya [[sekularisme]], perselisihan Katolik-Protestan umumnya terbatas pada ranah intelektual.<ref name=":0">{{Cite book|title= Etika Ekonomi Kristen: Sejarah dan Implikasinya|last= Finn|first=Daniel|publisher=Benteng Augsburg|tahun=2013|location=Minneapolis|pages=161}}</ref><ref name=":1" />
Hubungan ini dimulai pada abad ke-16 dengan dimulainya [[Reformasi]] dan dengan demikian [[Protestan]]. Sejumlah faktor berkontribusi terhadap Reformasi Protestan. Yakni, ketidaksepakatan mengenai [[Keselamatan dalam Kekristenan|sifat keselamatan]] dan sejumlah [[doktrin Kristen|doktrin]] termasuk [[penjualan surat pengampunan dosa]] dan masih banyak lagi. Perselisihan ini menyebabkan [[Skisma dalam Kekristenan|perpecahan]] yang mana umat Protestan memilih untuk memisahkan diri dari [[Gereja Katolik Roma]] dan menghasilkan [[Konsili Trente]] (1545–1563) yang memperjelas pendekatan Katolik terhadap [[Protestanisme]] sejak saat itu, menyatakan segala bentuk Protestantisme [[Bidat dalam Gereja Katolik|sesat]]. Serangkaian peristiwa penting terjadi yang memecah belah [[Eropa]] dan berpuncak pada peralihan sejumlah negara dari [[Gereja Katolik|Katolik]] ke Protestan sebagai agama negara mereka. Namun, banyak di antara mereka yang tetap beragama Katolik, dan beberapa daerah kembali menganut agama Katolik akibat [[Kontra-Reformasi]]. Sebagian besar perpecahan dan peristiwa yang diakibatkannya dapat dikategorikan sebagai kekerasan dan kekacauan. Namun, dengan bangkitnya [[sekularisme]], perselisihan Katolik-Protestan umumnya terbatas pada ranah intelektual.<ref name=":0">{{Cite book|title= Etika Ekonomi Kristen: Sejarah dan Implikasinya|last= Finn|first=Daniel|publisher=Benteng Augsburg|tahun=2013|location=Minneapolis|pages=161}}</ref><ref name=":1" />

Revisi per 30 Mei 2024 00.37

Hubungan Katolik–Protestan mengacu pada hubungan dan dialog sosial, politik dan teologis antara Katolik dan Protestan.

Hubungan ini dimulai pada abad ke-16 dengan dimulainya Reformasi dan dengan demikian Protestan. Sejumlah faktor berkontribusi terhadap Reformasi Protestan. Yakni, ketidaksepakatan mengenai sifat keselamatan dan sejumlah doktrin termasuk penjualan surat pengampunan dosa dan masih banyak lagi. Perselisihan ini menyebabkan perpecahan yang mana umat Protestan memilih untuk memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma dan menghasilkan Konsili Trente (1545–1563) yang memperjelas pendekatan Katolik terhadap Protestanisme sejak saat itu, menyatakan segala bentuk Protestantisme sesat. Serangkaian peristiwa penting terjadi yang memecah belah Eropa dan berpuncak pada peralihan sejumlah negara dari Katolik ke Protestan sebagai agama negara mereka. Namun, banyak di antara mereka yang tetap beragama Katolik, dan beberapa daerah kembali menganut agama Katolik akibat Kontra-Reformasi. Sebagian besar perpecahan dan peristiwa yang diakibatkannya dapat dikategorikan sebagai kekerasan dan kekacauan. Namun, dengan bangkitnya sekularisme, perselisihan Katolik-Protestan umumnya terbatas pada ranah intelektual.[1][2]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Finn, Daniel. Etika Ekonomi Kristen: Sejarah dan Implikasinya. Minneapolis: Benteng Augsburg. hlm. 161. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :1