Suku Ende: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
== Agama dan kepercayaan == |
== Agama dan kepercayaan == |
||
[[File:KITLV A1421 - Inlands huis te Endeh op Flores, KITLV 182838.tiff|thumb| |
[[File:KITLV A1421 - Inlands huis te Endeh op Flores, KITLV 182838.tiff|thumb|Masyarakat Ende di depan sebuah bangunan tradisional.]] |
||
Masyarakat Ende dibagi menjadi dua kelompok, yakni pesisir dan pegunungan.{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}} Kebanyakan dari mereka menganut [[Islam]] atau [[Kekristenan]],{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}}<ref name=mbete>{{Cite book|first=Aron|last=Meko Mbete|title=Khazanah budaya Lio-Ende|year=2006|access-date=4 Januari 2023|isbn=978-979-3790-35-0|location=[[Ende]], Indonesia|publisher=[[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Dinas Pendidikan dan Kebudayaan]] Kabupaten Ende|pages=40|oclc=150222811|url=https://catalogue.nla.gov.au/catalog/4202207|language=id}}</ref> tetapi mereka juga tetap mempertahankan kepercayaan tradisional ([[Ritual kesuburan|kultus agraria]] dan [[Penghormatan orang yang telah meninggal|kultus leluhur]]).<ref name="Narody" /> Ada kepercayaan terhadap wujud tertinggi ''nggaë'' (tuhan), hantu (''nitu''), dan penyihir (''porho'').{{sfnp|Nakagawa|1993|s=86}} Mereka merupakan keturunan penduduk asli Pulau Flores. Pada [[Abad Pertengahan]], mereka berada di bawah pengaruh kemaharajaan [[Majapahit]].<ref name="Narody" /> Pengaruh Islam umumnya hanya terdapat pada penduduk pesisir.{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}} Islam menyebar diantara masyarakat Ende pada abad ke-16 dan 17.{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}} |
Masyarakat Ende dibagi menjadi dua kelompok, yakni pesisir dan pegunungan.{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}} Kebanyakan dari mereka menganut [[Islam]] atau [[Kekristenan]],{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}}<ref name=mbete>{{Cite book|first=Aron|last=Meko Mbete|title=Khazanah budaya Lio-Ende|year=2006|access-date=4 Januari 2023|isbn=978-979-3790-35-0|location=[[Ende]], Indonesia|publisher=[[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Dinas Pendidikan dan Kebudayaan]] Kabupaten Ende|pages=40|oclc=150222811|url=https://catalogue.nla.gov.au/catalog/4202207|language=id}}</ref> tetapi mereka juga tetap mempertahankan kepercayaan tradisional ([[Ritual kesuburan|kultus agraria]] dan [[Penghormatan orang yang telah meninggal|kultus leluhur]]).<ref name="Narody" /> Ada kepercayaan terhadap wujud tertinggi ''nggaë'' (tuhan), hantu (''nitu''), dan penyihir (''porho'').{{sfnp|Nakagawa|1993|s=86}} Mereka merupakan keturunan penduduk asli Pulau Flores. Pada [[Abad Pertengahan]], mereka berada di bawah pengaruh kemaharajaan [[Majapahit]].<ref name="Narody" /> Pengaruh Islam umumnya hanya terdapat pada penduduk pesisir.{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}} Islam menyebar diantara masyarakat Ende pada abad ke-16 dan 17.{{sfnp|Nakagawa|1993|s=84}} |
||
Revisi terkini sejak 3 Januari 2024 23.46
Ata Ende, Ata Jaö | |
---|---|
![]() Peta sebaran kelompok etnis dan bahasa di Pulau Flores dan pulau-pulau kecil sekitarnya; suku Ende terletak di selatan wilayah suku Lio. | |
Jumlah populasi | |
150.000 (1998)[1] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Pulau Flores (Ende) | |
Bahasa | |
Ende, Indonesia | |
Agama | |
Islam dan Kekristenan (terutama Katolik) | |
Kelompok etnik terkait | |
Lio • Sikka • Nage |
Suku Ende (Ata Ende, Ata Jaö)[2] adalah kelompok etnis yang mendiami bagian tengah-selatan Pulau Flores, Indonesia. Populasinya berjumlah 150.000 jiwa pada tahun 1998. Masyarakat suku Ende berbicara dalam bahasa Ende dari rumpun Austronesia, serta terbagi menjadi dua dialek.[1][3] Mereka termasuk dalam kelompok masyarakat berbahasa Bima–Sumba.[1] Secara tradisional, masyarakat Ende juga mempraktikkan pertanian manual berdasarkan sistem tebang-bakar. Di beberapa tempat mereka menggunakan irigasi buatan.[1]
Agama dan kepercayaan
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/05/KITLV_A1421_-_Inlands_huis_te_Endeh_op_Flores%2C_KITLV_182838.tiff/lossy-page1-220px-KITLV_A1421_-_Inlands_huis_te_Endeh_op_Flores%2C_KITLV_182838.tiff.jpg)
Masyarakat Ende dibagi menjadi dua kelompok, yakni pesisir dan pegunungan.[2] Kebanyakan dari mereka menganut Islam atau Kekristenan,[2][4] tetapi mereka juga tetap mempertahankan kepercayaan tradisional (kultus agraria dan kultus leluhur).[1] Ada kepercayaan terhadap wujud tertinggi nggaë (tuhan), hantu (nitu), dan penyihir (porho).[2] Mereka merupakan keturunan penduduk asli Pulau Flores. Pada Abad Pertengahan, mereka berada di bawah pengaruh kemaharajaan Majapahit.[1] Pengaruh Islam umumnya hanya terdapat pada penduduk pesisir.[2] Islam menyebar diantara masyarakat Ende pada abad ke-16 dan 17.[2]
Lihat juga
Referensi
- ^ a b c d e f Biernowa, A.A.; Aleksandrowicz Tiszkow, Walerij (1998). "Endie". Narody i rieligii mira: encykłopiedija (dalam bahasa Rusia). Moskow, Rusia: Bolszaja rossijskaja encykłopiedija. hlm. 653. ISBN 978-5-85270-155-8. OCLC 40821169.
- ^ a b c d e f Nakagawa (1993).
- ^ (Inggris) Suku Ende di Ethnologue
- ^ Meko Mbete, Aron (2006). Khazanah budaya Lio-Ende. Ende, Indonesia: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende. hlm. 40. ISBN 978-979-3790-35-0. OCLC 150222811. Diakses tanggal 4 Januari 2023.
Bibliografi
- Nakagawa, Satoshi; Levinson, David (1993). "Endenese". Encyclopedia of World Cultures (dalam bahasa Inggris). 5: East and Southeast Asia. Boston, Amerika Serikat: G.K. Hall. hlm. 84–86. ISBN 081688840X. OCLC 22492614. Diakses tanggal 2023-07-07.