Sumpah Pemuda: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibranalnn (bicara | kontrib)
Artikel ini memiliki bagian-bagian yang tidak mencerminkan konten yang ensiklopedis. Malahan bagian-bagian tersebut malah tampak seperti bagian-bagian DALAM BUKU PELAJARAN SD/SMP! Tolong direvisi besar-besaran.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(390 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Sejarah Indonesia}}
[[Berkas:Kongrespemuda2.jpg|250px|thumbnail|right|Peserta Kongres Pemuda II]]
{{untuk|Museum|Museum Sumpah Pemuda}}
'''Sumpah Pemuda''' merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi [[Indonesia]] atau dikenal dengan '''Kongres Pemuda II''', dibacakan pada [[28 Oktober]] [[1928]]. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda".
{{Cleanup rewrite|date=Maret 2024}}
{{Wikisource|Putusan Kongres Pemuda-pemuda Indonesia}}
'''Sumpah Pemuda''' adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara [[Indonesia]].
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda.jpg|250px|jmpl|Gedung Museum memperingati Kongres Pemuda II]]
[[Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-20019400, Dia- Schildering ter gelegenheid van het 40-jarig jubileum van de viering van Onafhankelijkheidsdag, Henk van Rinsum, 08-1985.jpg|250px|jmpl|Lukisan di Jakarta pada tahun 1985 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda]]
Sumpah Pemuda adalah keputusan [[Kongres Pemuda Kedua]] yang diselenggarakan dua hari, 27—28 Oktober 1928 di [[Batavia]] (kini bernama [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan "tanah air Indonesia", "[[bangsa Indonesia]]", dan "[[bahasa Indonesia]]". Keputusan ini diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda-15-Jong Java.jpg|jmpl|220px|kanan|Delegasi pemuda Jawa (''Jong Java'')]]
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding [[Museum Sumpah Pemuda]]. Naskah orisinil diabadikan menggunakan [[ejaan Van Ophuijsen]].


== Proses Pembuatan Sumpah Pemuda ==
== Isi ==
'''1. Rapat pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)'''
*PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
*KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
*KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.


'''2. Rapat kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop'''
== Kongres Pemuda II ==
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari [[Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia]] (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.


'''3. Rapat ketiga di gedung Indonesische Clubgebouw''' .<ref>{{Cite web|title=SEJARAH SUMPAH PEMUDA DAN MAKNA DI DALAMNYA|url=https://lamongankab.go.id/beranda/bakesbang/post/7073|website=lamongankab.go.id|language=en|access-date=2023-10-14}}</ref>
Rapat pertama, Sabtu, [[27 Oktober]] [[1928]], di Gedung [[Katholieke Jongenlingen Bond]] (KJB), [[Lapangan Banteng]]. Dalam sambutannya, ketua PPI Soegondo (lihat [[Sugondo Djojopuspito]]) berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian [[Moehammad Yamin]] tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan


== Isi dan Makna Sumpah Pemuda ==
Rapat kedua, Minggu, [[28 Oktober]] 1928, di Gedung [[Oost-Java Bioscoop]], membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, [[Poernomowoelan]] dan [[Sarmidi Mangoensarkoro]], berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
<blockquote>
Pertama:<br/>Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.


Kedoea:<br/>Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Pada sesi berikutnya, [[Soenario]] menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.


Ketiga:<br/>Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.</blockquote>
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "[[Indonesia Raya]]" karya [[Wage Rudolf Supratman]] yang dimainkan dengan biola ''(lihat juga [[Sugondo Djojopuspito]])''. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.


Bunyi ketiga keputusan kongres dalam [[Ejaan Bahasa Indonesia]] (ejaan terbaru yang digunakan pada masa kini):
== Peserta ==
<blockquote>
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti [[Jong Java]], [[Jong Ambon]], [[Jong Celebes]], [[Jong Batak]], [[Jong Sumatranen Bond]], [[Jong Islamieten Bond]], dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda [[Tionghoa]] sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta [[Kwee Thiam Hong]] sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond.
Pertama:<br/>Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.


Kedua:<br/>Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
== Museum ==

Di Gedung Sekretariat PPI di Jalan Kramat Raya 106, tempat diputuskannya rencana Kongres Pemuda Kedua saat ini dijadikan [[Museum Sumpah Pemuda]].
Ketiga: <br/>Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, [[bahasa Indonesia]].</blockquote>Di dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa dan membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.<ref>{{Cite book|last=Adam|first=Asvi Warman|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/663099220|title=Menguak misteri sejarah|location=Jakarta|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-504-8|oclc=663099220}}</ref>

== Rumusan Kongres ==
[[File:Historical_Indonesian_Youth_Pledge,_Sumpah_Pemuda_in_1928.jpg|267x267px|right|thumb|Keputusan Kongres Sumpah Pemuda pada tahun 1928]]
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis [[Moehammad Yamin|Mohammad Yamin]] pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika [[Sunario|Mr. Sunario]] tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: ''Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie'' (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf ''setuju'' pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk ''paraf setuju'' juga.<ref>Sugondo Djojopusito: ''Ke Arah Kongres Pemuda II'', Media Muda Tahun I No. 6 & 7, halaman 9-11.</ref> Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html Secarik Kertas untuk Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180316173111/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html |date=2018-03-16 }}, Majalah Tempo, 27 Oktober 2008</ref>

== Pengikrar Sumpah Pemuda ==
Berikut adalah nama-nama tokoh pemuda yang ikut dalam Kongres Pemuda tersebut;<ref>{{Cite news|title=9 Tokoh Sumpah Pemuda dan 71 Orang yang Datang Pada Kongres Tersebut, Berikut Daftar Nama-Namanya|url=https://sumsel.tribunnews.com/2021/10/24/9-tokoh-sumpah-pemuda-dan-71-orang-yang-datang-pada-kongres-tersebut-berikut-daftar-nama-namanya|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2021-10-28|first=Anggraini Munanda|last=Effani}}</ref>
# Ketua: [[Sugondo Djojopuspito|Soegondo Djojopoespito]]
# Wakil Ketua: R. M. Joko Marsaid
# Sekretaris: [[Mohammad Yamin]] (menulis rumusan kongres pemuda kedua)
# Bendahara: [[Amir Sjarifoeddin]]
# Pembantu I: [[Johan Mohammad Cai]]
# Pembantu II: [[Katjasoengkana|R. Katjasoengkana]]
# Pembantu III: [[R.C.I. Sendoek|Rumondor Cornelis Lefrand Senduk]]
# Pembantu IV: [[Johannes Leimena]]
# Pembantu V: [[Mohammad Rochjani Su'ud]]

=== Peserta ===
{{col-css3-begin|3}}
* [[Abdoel Moethalib Sangadji]]
* [[Poernamawoelan]]
* [[Abdul Rachman]]
* [[Raden Soeharto]]
* Abu Hanifah
* [[Raden Soekamso]]
* [[Adnan Kapau Gani]]
* [[Ramelan]]
* [[Amir]] ([[Dienaren van Indie]])
* Saerun ([[Keng Po]])
* [[Anta Permana]]
* [[Saharjo]]
* [[Anwari]]
* [[angger panji]]
* [[Arnold Mononutu]]
* [[Ki Sarmidi Mangunsarkoro]]
* [[Assaat]]
* [[Sartono]]
* [[Bahder Djohan]]
* [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]]
* [[Dali]]
* [[Setiawan]]
* [[Darsa]]
* [[Sigit]] ([[Indonesische Studieclub]])
* [[Dien Pantouw]]
* [[Siti Sundari]]
* [[Djuanda]]
* [[Sjahpuddin Latif]]
* [[Dr. Pijper]]
* [[Sjahrial]] ([[Adviseur voor inlandsch Zaken]])
* [[Emma Poeradiredjo]]
* [[Soedjono Djoened Poesponegoro]]
* [[Halim]]
* [[R.M.]] [[Djoko Marsaid]]
* [[Hamami]]
* [[Soekamto]]
* [[Soekmono]]
* [[Joesoepadi]]
* [[Soekowati]] ([[Volksraad]])
* [[Johanna Masdani]]
* [[Paul Pinontoan]]
* [[Soemanang]]
* [[Kadir]]
* [[Soemarto]]
* [[Karto Menggolo]]
* [[Soenario]] ([[PAPI]] & [[INPO]])
* [[Kasman Singodimedjo]]
* [[Soerjadi]]
* [[Koentjoro Poerbopranoto]]
* [[Soewadji Prawirohardjo]]
* [[Martakusuma]]
* [[Soewirjo]]
* [[Masmoen Rasid]]
* [[Soeworo]]
* [[Mohammad Ali Hanafiah]]
* [[Suhara]]
* [[Mohammad Nazif]]
* [[Sujono]] ([[Volksraad]])
* [[Mohammad Roem]]
* [[Sulaeman]]
* [[Mohammad Tabrani]]
* [[Suwarni]]
* [[Mohammad Tamzil]]
* [[Tjahija]]
* [[Muhidin]] ([[Pasundan]])
* [[Van der Plaas]] (Pemerintah Belanda)
* [[Mukarno]]
* [[Wilopo]]
* [[Muwardi]]
* [[Wage Rudolf Soepratman]]
* [[Nona Tumbel]]
* Aitai Baitawi Karubaba<ref name="Adryamarthanino 2021">{{Cite news| last= Adryamarthanino| first= Verelladevanka | title=Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda |work=[[Kompas.com]] | date=2021-08-03 | url=https://www.kompas.com/ | language=id | access-date=2022-05-23}}</ref>
* Poreu Abner Ohee
* Pouw Orpa Pallo
{{col-css3-end}}
<!-- TANPA REFERENSI == Johanna Masdani Tumbuan ==
[[Johanna Masdani]] Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.

Selain itu, Jo juga menjadi saksi sejarah detik-detik [[Proklamasi Indonesia]] yang dilakukan oleh [[Bung Karno]] dan [[Bung Hatta]] pada [[17 Agustus 1945]]. [[Johanna Masdani Tumbuan]] juga ikut serta menyusun konsep pembangunan [[Tugu Proklamasi]] yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an. Baca juga pada [[Sejarah Perjuangan Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda]] oleh David DS Lumoindong.-->
== Nilai - Nilai Sumpah Pemuda ==
'''1. Cinta Bangsa Dan Tanah Air'''

'''2. Persatuan'''

'''3. Menerima Dan Menghargai Perbedaan'''

'''4. Sikap Rela Berkorban'''

'''5. Mengutamakan Kepentingan Bangsa'''

'''6. Nilai Semangat Persaudaraan'''

'''7. Semangat Gotong Royong'''

== Peringatan ==
{{Wikisource|Halaman:TDKGM 01.222 (2 2) Pembaharuan Keputusan Presiden Indonesia No. 316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur beserta penjelasannya.pdf/1}}
Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai '''Hari Sumpah Pemuda''', yaitu hari nasional bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah [[Indonesia]] melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

== Lihat pula ==
* [[Kongres Pemuda]]
*[[Kongres Pemuda Indonesia]]
* [[Sumpah Pemuda Keturunan Arab]]
* [[Sejarah Indonesia]]
*[[Kongres Pemuda Seluruh Indonesia]]

== Referensi ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.museumsumpahpemuda.go.id situs resmi Museum Sumpah Pemuda]
* {{id}} [http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ Situs resmi Museum Sumpah Pemuda] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121005163325/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ |date=2012-10-05 }}
* {{id}} [http://www.wisatanet.com/travel_wisataku.php?kode=1&id=53 Museum Sumpah Pemuda - Bekas Kos, Pemersatu Bangsa]


{{Hari raya Indonesia}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Peristiwa 1928]]
[[Kategori:Peristiwa 1928]]
[[Kategori:Kebangkitan Nasional Indonesia]]

[[Kategori:Hindia Belanda dalam tahun 1928]]
[[en:Sumpah Pemuda]]

Revisi terkini sejak 27 Maret 2024 09.44

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Gedung Museum memperingati Kongres Pemuda II
Lukisan di Jakarta pada tahun 1985 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27—28 Oktober 1928 di Batavia (kini bernama Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.

Delegasi pemuda Jawa (Jong Java)

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Naskah orisinil diabadikan menggunakan ejaan Van Ophuijsen.

Proses Pembuatan Sumpah Pemuda[sunting | sunting sumber]

1. Rapat pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)

2. Rapat kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop

3. Rapat ketiga di gedung Indonesische Clubgebouw .[1]

Isi dan Makna Sumpah Pemuda[sunting | sunting sumber]

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Bunyi ketiga keputusan kongres dalam Ejaan Bahasa Indonesia (ejaan terbaru yang digunakan pada masa kini):

Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Di dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa dan membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.[2]

Rumusan Kongres[sunting | sunting sumber]

Keputusan Kongres Sumpah Pemuda pada tahun 1928

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Mohammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.[3] Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[4]

Pengikrar Sumpah Pemuda[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah nama-nama tokoh pemuda yang ikut dalam Kongres Pemuda tersebut;[5]

  1. Ketua: Soegondo Djojopoespito
  2. Wakil Ketua: R. M. Joko Marsaid
  3. Sekretaris: Mohammad Yamin (menulis rumusan kongres pemuda kedua)
  4. Bendahara: Amir Sjarifoeddin
  5. Pembantu I: Johan Mohammad Cai
  6. Pembantu II: R. Katjasoengkana
  7. Pembantu III: Rumondor Cornelis Lefrand Senduk
  8. Pembantu IV: Johannes Leimena
  9. Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud

Peserta[sunting | sunting sumber]

Nilai - Nilai Sumpah Pemuda[sunting | sunting sumber]

1. Cinta Bangsa Dan Tanah Air

2. Persatuan

3. Menerima Dan Menghargai Perbedaan

4. Sikap Rela Berkorban

5. Mengutamakan Kepentingan Bangsa

6. Nilai Semangat Persaudaraan

7. Semangat Gotong Royong

Peringatan[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "SEJARAH SUMPAH PEMUDA DAN MAKNA DI DALAMNYA". lamongankab.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-14. 
  2. ^ Adam, Asvi Warman (2010). Menguak misteri sejarah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-504-8. OCLC 663099220. 
  3. ^ Sugondo Djojopusito: Ke Arah Kongres Pemuda II, Media Muda Tahun I No. 6 & 7, halaman 9-11.
  4. ^ Secarik Kertas untuk Indonesia Diarsipkan 2018-03-16 di Wayback Machine., Majalah Tempo, 27 Oktober 2008
  5. ^ Effani, Anggraini Munanda. "9 Tokoh Sumpah Pemuda dan 71 Orang yang Datang Pada Kongres Tersebut, Berikut Daftar Nama-Namanya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-10-28. 
  6. ^ Adryamarthanino, Verelladevanka (2021-08-03). "Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-23. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]