Lompat ke isi

Sumpah Pemuda: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faidho (bicara | kontrib)
k Pengubahan bagian Catatan kaki menjadi Referensi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh 140.213.9.173 (bicara) ke revisi terakhir oleh Rinai Natsumi
Tag: Pengembalian
 
(47 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|museum|Museum Sumpah Pemuda}}
[[File:Historical_Indonesian_Youth_Pledge,_Sumpah_Pemuda_in_1928.jpg|267x267px|right|thumb|Keputusan Kongres Sumpah Pemuda pada tahun 1928]]
'''Sumpah Pemuda''', yang secara resmi disebut sebagai '''Keputusan Kongres Pemuda Indonesia''' ([[ejaan van Ophuijsen]]: ''Poetoesan Congres Pemoeda-pemoeda Indonesia'') adalah ikrar yang diucapkan oleh pemuda-pemudi Indonesia pada 28 Oktober 1928, yang menetapkan jati diri bangsa Indonesia.<ref name="RICKLEFS">Ricklefs (1982) p177</ref> Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan [[kemerdekaan Indonesia]]. Ikrar ini merupakan bentuk pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia oleh pemuda dan pemudi di Indonesia dengan pernyataan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. <ref>{{Cite journal|last=Santoso|first=Gunawan|last2=Khairasyani|first2=Intan|last3=Listiani|first3=Shinta|last4=Rachmadani|first4=Nia Octavia|last5=Sakiinah|first5=Almirah Nur|last6=Hanjani|first6=Syahkira Shinta|last7=Kamilah|first7=Dinda Putri|last8=Ainni|first8=Putri Nur|date=Juni 2023|title=Sumpah Pemuda Sebagai Persatuan Bangsa Untuk Membangun Negara Yang Berdikari|url=https://jupetra.org/index.php/jpt/article/view/359/131|journal=Jurnal Pendidikan Tranformatif (Jupetra)|volume=02|issue=02|pages=360-370|doi=https://doi.org/10.9000/jpt.v2i2.359|issn=2963-3176}}</ref>

== Sejarah ==
{{Sejarah Indonesia}}
{{Sejarah Indonesia}}
{{untuk|Museum|Museum Sumpah Pemuda}}
{{main|Kebangkitan Nasional Indonesia|Kongres Pemuda Kedua}}
Kongres pemuda pertama diadakan di Batavia (sekarang [[Jakarta]]), ibu kota Hindia Belanda pada tahun 1926. Kongres ini tidak menghasilkan keputusan resmi apapun, tetapi menyatakan sebuah gagasan Indonesia yang bersatu. Mimpi kemerdekaan Indonesia mengilhami semua pemuda Indonesia untuk menyatukan upaya mereka dalam memobilisasi organisasi pemuda ke dalam satu forum.<ref>{{Cite book|title=Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 8|volume=2|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2017|isbn=978-602-282-960-7|page=98|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7035/1/buku%20siswa%20PPKN_resize.pdf#page=109 <!-- http://repositori.kemdikbud.go.id/7035/ -->|language=id}}</ref> Ketika itu, situasinya tegang karena pemerintah kolonial Belanda baru saja menumpas pemberontakan dari kelompok komunis dan kelompok agama di [[Cilegon]], [[Banten]], dan [[Sumatera Barat]]. [[Wage Rudolf Supratman]], pada saat itu juga menggubah dan merekam lagu "Indonesia" (cikal bakal lagu "[[Indonesia Raya]]") dengan bantuan Yo Kim Tjan, pemilik toko musik Populaire di Pasar Baru. Sebelumnya, WR Supratman meminta Firma Odeon (yang milik orang Belanda) dan Tio Tek Hong, pemilik toko vinil di Pasar Baru, untuk melakukan perekaman lagu tersebut, namun ditolak dengan alasan mereka takut pada pemerintah kolonial Belanda. Pada akhirnya lagu "Indonesia" direkam secara diam-diam di rumah Yo Kim Tjan di dekat Bilangan Gunung Sahari pada tahun 1927.<ref name="Eko Kompas 2020">{{cite web | last=Eko | first=Prasetyo | title=Peran Sie Kong Lian dan Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda | website=Tutur Visual - Kompas.id | date=2020-10-28 | url=https://interaktif.kompas.id/baca/peran-sie-kong-lian-dan-pemuda-papua-dalam-sumpah-pemuda/ | language=id | access-date=2022-04-15}}</ref>
{{Wikisource|Putusan Kongres Pemuda-pemuda Indonesia}}
'''Sumpah Pemuda''' adalah satu tonggak utama dalam sejarah [[Kebangkitan Nasional Indonesia|pergerakan kemerdekaan Indonesia]]. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara [[Indonesia]].
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda.jpg|250px|jmpl|Gedung Museum memperingati Kongres Pemuda II]]
[[Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-20019400, Dia- Schildering ter gelegenheid van het 40-jarig jubileum van de viering van Onafhankelijkheidsdag, Henk van Rinsum, 08-1985.jpg|250px|jmpl|Lukisan di Jakarta pada tahun 1985 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda]]
Sumpah Pemuda adalah keputusan [[Kongres Pemuda Kedua]] yang diselenggarakan dua hari, 27—28 Oktober 1928 di [[Batavia]] (kini bernama [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan "tanah air Indonesia", "[[bangsa Indonesia]]", dan "[[bahasa Indonesia]]". Keputusan ini diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda-15-Jong Java.jpg|jmpl|220px|kanan|Delegasi pemuda Jawa (''Jong Java'')]]
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding [[Museum Sumpah Pemuda]].<ref>{{Cite web |url=http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm |title=Museum Sumpah Pemuda |access-date=2009-09-27 |archive-date=2009-06-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090625190339/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm |dead-url=yes }}</ref> Naskah orisinil diabadikan menggunakan [[ejaan Van Ophuijsen]].


[[Berkas:MuseumSumpahPemuda-15-Jong Java.jpg|jmpl|220px|ki|Delegasi pemuda Jawa (''Jong Java'')]]
== Isi dan Makna Sumpah Pemuda ==
Pada bulan Oktober 1928, [[Kongres Pemuda Kedua|kongres pemuda Indonesia kedua]] diadakan di tiga lokasi. Sidang pertama diadakan pada tanggal 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongelingenbond, dengan harapan agar kongres tersebut dapat mengilhami rasa persatuan. Sidang kedua membahas isu-isu pendidikan dan diadakan di gedung Oost Java Bioscoop. Sidang ketiga sekaligus terakhir diadakan pada tanggal 28 Oktober di Jalan Kramat Raya No, 106, yang merupakan rumah milik Sie Kong Lian.<ref name="Eko Kompas 2020">{{cite web | last=Eko | first=Prasetyo | title=Peran Sie Kong Lian dan Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda | website=Tutur Visual - Kompas.id | date=2020-10-28 | url=https://interaktif.kompas.id/baca/peran-sie-kong-lian-dan-pemuda-papua-dalam-sumpah-pemuda/ | language=id | access-date=2022-04-15}}</ref> Acara ini ditutup dengan mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola, dan dinyanyikan oleh putri [[Haji Agus Salim]], Theodora Atia "Dolly" Salim, tetapi dimodifikasi sedikit agar tidak memprovokasi pemerintah kolonial Belanda.<ref name="Raditya 2021">{{cite web | last=Raditya | first=Iswara N | title=Fakta-fakta Menarik Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 | website=tirto.id | date=2021-10-26 | url=https://tirto.id/fakta-fakta-menarik-sejarah-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-1928-f6qx | language=id | access-date=2022-04-15}}</ref> Kongres kemudian ditutup dengan pembacaan ikrar Sumpah Pemuda.
<blockquote>
Pertama:<br/>Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.


== Rumusan dan isi ==
Kedoea:<br/>Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis [[Moehammad Yamin|Mohammad Yamin]] pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika [[Sunario|Mr. Sunario]] tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: ''Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie'' (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf ''setuju'' pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk ''paraf setuju'' juga.<ref>Sugondo Djojopusito: ''Ke Arah Kongres Pemuda II'', Media Muda Tahun I No. 6 & 7, halaman 9-11.</ref> Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html Secarik Kertas untuk Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180316173111/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html |date=2018-03-16 }}, Majalah Tempo, 27 Oktober 2008</ref>


Rumusan final untuk ketiga keputusan Sumpah Pemuda ditulis dalam ejaan van Ophuijsen sebagai berikut.
Ketiga:<br/>Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.</blockquote>
{{Cquote|
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.</blockquote>
}}
Bunyi ketiga keputusan kongres dalam [[Ejaan Bahasa Indonesia]] (ejaan terbaru yang disempurnakan dan digunakan dimasa kini):


{{Cquote|
Bunyi ketiga keputusan kongres dalam [[Ejaan Bahasa Indonesia]] (ejaan terbaru yang digunakan pada masa kini):
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
<blockquote>
Pertama:<br/>Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, [[bahasa Indonesia]].}}

Kedua:<br/>Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: <br/>Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, [[bahasa Indonesia]].</blockquote>Didalam buku [http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=1224 Menguak Misteri Sejarah] (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa dan membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.<ref>{{Cite book|last=Adam|first=Asvi Warman|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/663099220|title=Menguak misteri sejarah|location=Jakarta|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-504-8|oclc=663099220}}</ref>

== Rumusan Kongres ==
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis [[Moehammad Yamin]] pada secarik kertas yang disodorkan kepada [[Sugondo Djojopuspito|Soegondo]] ketika [[Sunario|Mr. Sunario]] tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan [[Gerakan Pramuka Indonesia|kepanduan]]) sambil berbisik kepada Soegondo: ''Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie'' (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf ''setuju'' pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk ''paraf setuju'' juga.<ref>Sugondo Djojopusito: ''Ke Arah Kongres Pemuda II'', Media Muda Tahun I No. 6 & 7, halaman 9-11.</ref> Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html Secarik Kertas untuk Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180316173111/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html |date=2018-03-16 }}, Majalah Tempo, 27 Oktober 2008</ref>

== Pengikrar Sumpah Pemuda ==
Berikut adalah nama-nama tokoh pemuda yang ikut dalam Kongres Pemuda tersebut;<ref>{{Cite news|title=9 Tokoh Sumpah Pemuda dan 71 Orang yang Datang Pada Kongres Tersebut, Berikut Daftar Nama-Namanya|url=https://sumsel.tribunnews.com/2021/10/24/9-tokoh-sumpah-pemuda-dan-71-orang-yang-datang-pada-kongres-tersebut-berikut-daftar-nama-namanya|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2021-10-28|first=Anggraini Munanda|last=Effani}}</ref>
# Ketua: [[Sugondo Djojopuspito|Soegondo Djojopoespito]]
# Wakil Ketua: [[Djoko Marsaid|R. M. Joko Marsaid]]
# Sekretaris: [[Mohammad Yamin]] (menulis rumusan kongres pemuda kedua)
# Bendahara: [[Amir Sjarifoeddin]]
# Pembantu I: [[Johan Mohammad Cai]]
# Pembantu II: [[Katjasoengkana|R. Katjasoengkana]]
# Pembantu III: [[R.C.I. Sendoek|Rumondor Cornelis Lefrand Senduk]]
# Pembantu IV: [[Johannes Leimena]]
# Pembantu V: [[Mohammad Rochjani Su'ud]]

=== Peserta ===
{{col-css3-begin|3}}
* [[Abdoel Moethalib Sangadji]]
* [[Poernamawoelan]]
* [[Abdul Rachman]]
* [[Raden Soeharto]]
* Abu Hanifah
* [[Raden Soekamso]]
* [[Adnan Kapau Gani]]
* [[Ramelan]]
* [[Amir]] ([[Dienaren van Indie]])
* Saerun ([[Keng Po]])
* [[Anta Permana]]
* [[Saharjo]]
* [[Anwari]]
* [[angger panji]]
* [[Arnold Mononutu]]
* [[Ki Sarmidi Mangunsarkoro]]
* [[Assaat]]
* [[Sartono]]
* [[Bahder Djohan]]
* [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]]
* [[Dali]]
* [[Setiawan]]
* [[Darsa]]
* [[Sigit]] ([[Indonesische Studieclub]])
* [[Dien Pantouw]]
* [[Siti Sundari]]
* [[Djuanda]]
* [[Sjahpuddin Latif]]
* [[Dr. Pijper]]
* [[Sjahrial]] ([[Adviseur voor inlandsch Zaken]])
* [[Emma Poeradiredjo]]
* [[Soedjono Djoened Poesponegoro]]
* [[Halim]]
* [[R.M.]] [[Djoko Marsaid]]
* [[Hamami]]
* [[Soekamto]]
* [[Soekmono]]
* [[Joesoepadi]]
* [[Soekowati]] ([[Volksraad]])
* [[Johanna Masdani]]
* [[Paul Pinontoan]]
* [[Soemanang]]
* [[Kadir]]
* [[Soemarto]]
* [[Karto Menggolo]]
* [[Soenario]] ([[PAPI]] & [[INPO]])
* [[Kasman Singodimedjo]]
* [[Soerjadi]]
* [[Koentjoro Poerbopranoto]]
* [[Soewadji Prawirohardjo]]
* [[Martakusuma]]
* [[Soewirjo]]
* [[Masmoen Rasid]]
* [[Soeworo]]
* [[Mohammad Ali Hanafiah]]
* [[Suhara]]
* [[Mohammad Nazif]]
* [[Sujono]] ([[Volksraad]])
* [[Mohammad Roem]]
* [[Sulaeman]]
* [[Mohammad Tabrani]]
* [[Suwarni]]
* [[Mohammad Tamzil]]
* [[Tjahija]]
* [[Muhidin]] ([[Pasundan]])
* [[Van der Plaas]] (Pemerintah Belanda)
* [[Mukarno]]
* [[Wilopo]]
* [[Muwardi]]
* [[Wage Rudolf Soepratman]]
* [[Nona Tumbel]]
* Aitai Baitawi Karubaba<ref name="Adryamarthanino 2021">{{Cite news| last= Adryamarthanino| first= Verelladevanka | title=Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda |work=[[Kompas.com]] | date=2021-08-03 | url=https://www.kompas.com/ | language=id | access-date=2022-05-23}}</ref>
* Poreu Abner Ohee
* Pouw Orpa Pallo
{{col-css3-end}}
<!-- TANPA REFERENSI == Johanna Masdani Tumbuan ==
[[Johanna Masdani]] Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.

Selain itu, Jo juga menjadi saksi sejarah detik-detik [[Proklamasi Indonesia]] yang dilakukan oleh [[Bung Karno]] dan [[Bung Hatta]] pada [[17 Agustus 1945]]. [[Johanna Masdani Tumbuan]] juga ikut serta menyusun konsep pembangunan [[Tugu Proklamasi]] yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an. Baca juga pada [[Sejarah Perjuangan Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda]] oleh David DS Lumoindong.-->


== Peringatan ==
== Peringatan ==
[[Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-20019400, Dia- Schildering ter gelegenheid van het 40-jarig jubileum van de viering van Onafhankelijkheidsdag, Henk van Rinsum, 08-1985.jpg|250px|jmpl|Lukisan di Jakarta pada tahun 1985 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda]]
{{Wikisource|Halaman:TDKGM 01.222 (2 2) Pembaharuan Keputusan Presiden Indonesia No. 316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur beserta penjelasannya.pdf/1}}
{{Wikisource|Halaman:TDKGM 01.222 (2 2) Pembaharuan Keputusan Presiden Indonesia No. 316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur beserta penjelasannya.pdf/1}}
Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai '''Hari Sumpah Pemuda''', yaitu hari nasional bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah [[Indonesia]] melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.
Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai '''Hari Sumpah Pemuda''', yaitu hari nasional bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah [[Indonesia]] melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

== Lihat pula ==
* [[Kongres Pemuda]]
* [[Sumpah Pemuda Keturunan Arab]]
* [[Sejarah Indonesia]]
*[[Kongres Pemuda Seluruh Indonesia]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 130: Baris 42:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{Wikisource|Putusan Kongres Pemuda-pemuda Indonesia}}
* {{id}} [http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ Situs resmi Museum Sumpah Pemuda] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121005163325/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ |date=2012-10-05 }}
* {{id}} [http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ Situs resmi Museum Sumpah Pemuda] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121005163325/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ |date=2012-10-05 }}

== Lihat pula ==
* [[Kongres Pemuda]]
*[[Kongres Pemuda Indonesia]]
* [[Sumpah Pemuda Keturunan Arab]]
* [[Sejarah Indonesia]]
*[[Kongres Pemuda Seluruh Indonesia]]


{{Hari raya Indonesia}}
{{Hari raya Indonesia}}

Revisi terkini sejak 31 Oktober 2024 06.40

Keputusan Kongres Sumpah Pemuda pada tahun 1928

Sumpah Pemuda, yang secara resmi disebut sebagai Keputusan Kongres Pemuda Indonesia (ejaan van Ophuijsen: Poetoesan Congres Pemoeda-pemoeda Indonesia) adalah ikrar yang diucapkan oleh pemuda-pemudi Indonesia pada 28 Oktober 1928, yang menetapkan jati diri bangsa Indonesia.[1] Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini merupakan bentuk pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia oleh pemuda dan pemudi di Indonesia dengan pernyataan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. [2]

Kongres pemuda pertama diadakan di Batavia (sekarang Jakarta), ibu kota Hindia Belanda pada tahun 1926. Kongres ini tidak menghasilkan keputusan resmi apapun, tetapi menyatakan sebuah gagasan Indonesia yang bersatu. Mimpi kemerdekaan Indonesia mengilhami semua pemuda Indonesia untuk menyatukan upaya mereka dalam memobilisasi organisasi pemuda ke dalam satu forum.[3] Ketika itu, situasinya tegang karena pemerintah kolonial Belanda baru saja menumpas pemberontakan dari kelompok komunis dan kelompok agama di Cilegon, Banten, dan Sumatera Barat. Wage Rudolf Supratman, pada saat itu juga menggubah dan merekam lagu "Indonesia" (cikal bakal lagu "Indonesia Raya") dengan bantuan Yo Kim Tjan, pemilik toko musik Populaire di Pasar Baru. Sebelumnya, WR Supratman meminta Firma Odeon (yang milik orang Belanda) dan Tio Tek Hong, pemilik toko vinil di Pasar Baru, untuk melakukan perekaman lagu tersebut, namun ditolak dengan alasan mereka takut pada pemerintah kolonial Belanda. Pada akhirnya lagu "Indonesia" direkam secara diam-diam di rumah Yo Kim Tjan di dekat Bilangan Gunung Sahari pada tahun 1927.[4]

Delegasi pemuda Jawa (Jong Java)

Pada bulan Oktober 1928, kongres pemuda Indonesia kedua diadakan di tiga lokasi. Sidang pertama diadakan pada tanggal 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongelingenbond, dengan harapan agar kongres tersebut dapat mengilhami rasa persatuan. Sidang kedua membahas isu-isu pendidikan dan diadakan di gedung Oost Java Bioscoop. Sidang ketiga sekaligus terakhir diadakan pada tanggal 28 Oktober di Jalan Kramat Raya No, 106, yang merupakan rumah milik Sie Kong Lian.[4] Acara ini ditutup dengan mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola, dan dinyanyikan oleh putri Haji Agus Salim, Theodora Atia "Dolly" Salim, tetapi dimodifikasi sedikit agar tidak memprovokasi pemerintah kolonial Belanda.[5] Kongres kemudian ditutup dengan pembacaan ikrar Sumpah Pemuda.

Rumusan dan isi

[sunting | sunting sumber]

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Mohammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.[6] Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[7]

Rumusan final untuk ketiga keputusan Sumpah Pemuda ditulis dalam ejaan van Ophuijsen sebagai berikut.

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Bunyi ketiga keputusan kongres dalam Ejaan Bahasa Indonesia (ejaan terbaru yang disempurnakan dan digunakan dimasa kini):

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Peringatan

[sunting | sunting sumber]
Lukisan di Jakarta pada tahun 1985 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda

Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ricklefs (1982) p177
  2. ^ Santoso, Gunawan; Khairasyani, Intan; Listiani, Shinta; Rachmadani, Nia Octavia; Sakiinah, Almirah Nur; Hanjani, Syahkira Shinta; Kamilah, Dinda Putri; Ainni, Putri Nur (Juni 2023). "Sumpah Pemuda Sebagai Persatuan Bangsa Untuk Membangun Negara Yang Berdikari". Jurnal Pendidikan Tranformatif (Jupetra). 02 (02): 360–370. doi:https://doi.org/10.9000/jpt.v2i2.359 Periksa nilai |doi= (bantuan). ISSN 2963-3176. 
  3. ^ Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 8 (PDF). 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. hlm. 98. ISBN 978-602-282-960-7. 
  4. ^ a b Eko, Prasetyo (2020-10-28). "Peran Sie Kong Lian dan Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda". Tutur Visual - Kompas.id. Diakses tanggal 2022-04-15. 
  5. ^ Raditya, Iswara N (2021-10-26). "Fakta-fakta Menarik Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928". tirto.id. Diakses tanggal 2022-04-15. 
  6. ^ Sugondo Djojopusito: Ke Arah Kongres Pemuda II, Media Muda Tahun I No. 6 & 7, halaman 9-11.
  7. ^ Secarik Kertas untuk Indonesia Diarsipkan 2018-03-16 di Wayback Machine., Majalah Tempo, 27 Oktober 2008

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]