Sosiologi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →Ciri-Ciri: untuk enak di baca Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
(172 revisi perantara oleh 89 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{refimprove}} |
|||
{{sosiologi}} |
{{sosiologi}} |
||
'''Sosiologi''' adalah [[ilmu]] yang membahas tentang berbagai aspek dalam [[masyarakat]] serta pengaruhnya bagi kehidupan [[manusia]]. Sosiologi pertama kali digunakan oleh [[Auguste Comte]] yang juga dikenal sebagai bapak dari sosiologi dan kemudian diperluas menjadi suatu disiplin ilmiah oleh [[Herbert Spencer]].{{Sfn|Murdiyanto|2008|p=1}} Perkembangan sosiologi sebagai ilmu dibagi menjadi empat tahap, yaitu masa [[Abad Pertengahan|abad pertengahan]], masa [[Abad Renaisans|abad renaisans]], masa sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat dengan menggunakan [[metode ilmiah]] dari keilmuan lain (abad ke-18 [[Masehi|M]]), dan masa sosiologi sebagai ilmu dengan metode ilmiah yang mandiri (abad ke-19 M).{{Sfn|Elisanti dan Rostini|2009|p=7}} Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas dan dapat diselidiki melalui metode-metode ilmiah serta dapat disusun menjadi suatu sistem yang masuk akal dan saling berhubungan. [[Objek]] kajian utama dalam sosiologi ialah struktur masyarakat, unsur sosial, [[sosialisasi]] dan [[perubahan sosial]].{{Sfn|Zaitun|2016|p=2}} Cabang-cabang ilmu sosiologi bersifat gabungan antara ilmu tentang gejala sosial yang terjadi dalam [[Masyarakat]] dengan ilmu-ilmu lainnya.{{Sfn|Sukardi dan Rohman|2009|p=9}} |
|||
'''Sosiologi''' berasal dari bahasa Latin yaitu ''Socius'' yang berarti kawan, sedangkan ''Logos'' berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "''Cours De Philosophie Positive''" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. |
|||
== Etimologi == |
|||
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. |
|||
Sosiologi merupakan gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu ''socius'' yang berarti kawan atau teman dan ''logos'' yang artinya ilmu pengetahuan.<ref>{{Cite web|last=Ridwan|first=Aang|title=Sosiologi industri: Transformasi menuju masyarakat Post-Industri|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/39066/}}</ref> |
|||
== Sejarah Perkembangan Sosiologi == |
|||
Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. |
|||
Sosiologi didirikan oleh orang [[Yunani kuno]]. Awalnya sosiologi bersatu dengan ilmu [[filsafat]] sosial. Dipisahkan karena kemudian diskusi masyarakat berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum. Seperti perang dan konflik sosial. Dalam buku Sociology: S''Ociety Diving in Society'' (2007), pada abad ke-19, seorang filsuf Prancis bernama Auguste Comte mengungkapkan keprihatinannya tentang keadaan masyarakat Prancis setelah Revolusi Prancis booming. Dampak revolusi menimbulkan perubahan positif dengan munculnya suasana demokrasi, tetapi juga membawa perubahan negatif. Perubahan negatif berupa konflik kelas yang menyebabkan anarkisme di masyarakat. Konflik dipicu oleh kurangnya pemahaman untuk mengatasi perubahan atau hukum seperti pengaturan stabilitas sosial. Dalam kondisi seperti itu, Auguste Comte menyarankan bahwa studi tentang masyarakat harus dikembangkan menjadi ilmu yang mandiri. C tis di mana sosiologi lahir sebagai cabang termuda dari ilmu-ilmu sosial. Istilah sosiologi dipopulerkan oleh Auguste Comte dalam bukunya ''Cours de Philosophe Positif'' (1830). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa objek sosiologi adalah manusia atau masyarakat luas. Sosiologi kemudian menjadi ilmu yang berkembang di [[Eropa]], terutama di Jerman dan Prrancis.<ref>{{Cite news|last=Welianto|first=Ari|date=2020-07-30|title=Sosiologi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/30/130000469/sosiologi--pengertian-sejarah-dan-ciri-cirinya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-01-09|editor-last=Welianto|editor-first=Ari}}</ref> |
|||
Di dalam proses perkembangannya sosiologi dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu ke masyarakat lainnya seperti ekonomi dan sejarah. Sosiologi yang merupakan pemikiran terhadap masyarakat lambat laun menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Banyak usaha baik bersifat ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.<ref>{{Cite book|last=Sucipto|first=Urip|date=2014|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sosiologi/uiM8DAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Banyak+usaha+baik+bersifat+ilmiah+maupun+non+ilmiah+yang+membentuk+sosiologi+sebagai+ilmu+pengetahuan+yang+berdiri+sendiri.+Faktor+pendorong+utama+munculnya+sosiologi+adalah+meningkatnya+perhatian+terhadap+kesejahteraan+masyarakat+dan+perubahan-perubahan+yang+terjadi+di+dalamnya&pg=PA5&printsec=frontcover|title=Sosiologi|location=Yogyakarta|publisher=Deepublish|isbn=978-602-2802-28-0|pages=5|url-status=live}}</ref> |
|||
== Sejarah istilah sosiologi == |
|||
{{sains}} |
|||
[[Berkas:Auguste Comte.jpg|200px|ka|jmpl|Potret [[Auguste Comte]].]] |
|||
* 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, di mana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis di mana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi. |
|||
* Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan '''fungsionalisme''' yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. |
|||
* 1876: Di Inggris '''Herbert Spencer''' mempublikasikan ''Sociology'' dan memperkenalkan pendekatan '''analogi organik''', yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. |
|||
* Karl Marx memperkenalkan pendekatan '''materialisme''' dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. |
|||
* Max Weber memperkenalkan pendekatan '''verstehen''' (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia. |
|||
* Di Amerika '''Lester F. Ward''' mempublikasikan ''Dynamic Sociology.'' |
|||
== |
== Penggunaan istilah Sosiologi == |
||
Pada awalnya, manusia menyatukan segala bidang [[pengetahuan]] sebagai bagian dari [[filsafat alam]]. Kemudian filsafat alam berkembang menjadi berbagai cabang ilmu, salah satunya ialah [[filsafat sosial]]. Filsafat sosial membahas tentang [[etika]] yang perlu ada dan diiterapkan di dalam masyarakat. Tokoh-tokohnya yaitu [[Plato]] (429–347 SM) dan [[Aristoteles]] (384-322 SM). Plato membahas tentang unsur sosiologi dalam bernegara, sedangkan Aristoteles membahas tentang etika sosial. Dalam perkembangannya, sosiologi menjadi pengetahuan yang berbeda dengan filsafat sosial. Sosiologi lebih mengutamakan pengetahuan tentang [[realitas sosial]] di dalam masyarakat, dibandingkan dengan pengetahuan tentang cara masyarakat dalam menerapkan etika.{{Sfn|Suhardi dan Sunarti|2009|p=3}} Konsep sosiologi kemudian dikembangkan oleh [[Thomas Hobbes]], [[John Locke]], dan [[Jean-Jacques Rousseau|Jean Jaques Rousseau]] melalui pemikiran tentang kontak sosial. Konsep pemikiran sosiologi ini belum dianggap sebagai ilmu hingga awal tahun 1800-an.{{Sfn|Suhardi dan Sunarti|2009|p=3-4}} |
|||
Pokok bahasan sosiologi ada empat: |
|||
Istilah sosiologi digunakan pertama kali oleh Auguste Comte dalam bukunya yang berjudul ''Cours De Philosophie Positive'' yang diterbitkan pada tahun 1838 M dan kemudian dipopulerkan oleh [[Herbert Spencer]] pada tahun 1876 melalui penerbitan bukunya yang berjudul ''Principles of Sociology''.{{Sfn|Murdiyanto|2008|p=2}} Istilah sosiologi diperoleh dari dua kata dalam [[bahasa Latin]] yaitu ''Socius'' dan ''Logos.'' Kata ''Socius'' berarti kawan, sedangkan kata ''Logos'' [[Definisi Sosiologi|berarti]] ilmu pengetahuan.<ref>{{Cite news|title=Sosiologi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/30/130000469/sosiologi--pengertian-sejarah-dan-ciri-cirinya|last=Welianto|first=Ari|editor-last=Welianto|editor-first=Ari|work=[[Kompas.com]]}}</ref> |
|||
1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. |
|||
:: Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid). |
|||
2. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. |
|||
:: Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial. |
|||
3. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. |
|||
Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (''troubles'') dan isu (''issues''). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. |
|||
:: Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi. |
|||
4. Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif. |
|||
== Definisi == |
|||
== Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi == |
|||
Masyarakat [[Eropa]] merupakan pencetus sosiologi sebagai sebuah [[disiplin ilmiah]]. Sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat memiliki batasan-batasan yang membedakannya dengan disiplin ilmiah lainnya.{{Sfn|Murdiyanto|2008|p=3}} Berikut beberapa definisi sosiologi menurut para ahli: |
|||
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut. |
|||
* '''Empiris''', yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga). |
|||
* '''Teoretis''', yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. |
|||
* '''Komulatif''', yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama. |
|||
* '''Nonetis''', yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam. |
|||
# [[Pitirim Sorokin]] : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala sosial, gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial lain..{{Sfn|Sudarmi dan Indriyanto|2009|p=5}} |
|||
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut. |
|||
# [[Albert J. Reiss, Jr]] : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kelompok-kelompok sosial yang membentuk [[organisasi sosial]] atau [[lembaga sosial]], dan pranata sosial serta dampak yang ditimbulkannya. |
|||
# [[Meta Spencer]] dan [[Alex Inkeles]] : Sosiologi adalah ilmu tentang kelompok hidup manusia. |
|||
* Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi. |
|||
# [[David Popenoe]] : Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan. |
|||
* Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science). |
|||
# [[Roucek dan Warren]] : sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok sosial.{{Sfn|Zaitun|2016|p=2}} |
|||
# [[William F. Ogburn]] dan [[Mayer F. Nimkopf]] : sosiologi adalah penelitian ilmiah tentang interaksi sosial yang menghasilkan organisasi sosial.{{Sfn|Zaitun|2016|p=2}} |
|||
# [[J.A.A Von Dorn]] dan [[C.J. Lammers]] : sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.{{Sfn|Budiati|2009|p=11}} |
|||
# [[Max Weber]] : Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.{{Sfn|Widianti|2009|p=3}} |
|||
# [[Selo Sumardjan]] dan [[Soelaeman Soemardi]] : Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.{{Sfn|Waluya|2009|p=5}} |
|||
# [[Paul B. Horton]] : sosiologi adalah ilmu yang memusatkan pemahaman mengenai kehidupan kelompok dan produk kehidupan yang dihasilkannya.{{Sfn|Murdiyanto|2008|p=4}} |
|||
# [[Soerjono Soekanto]] : sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.{{Sfn|Sudarmi dan Indriyanto|2009|p=6}} |
|||
# [[William Kornblum]] : sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi. |
|||
# [[Allan Jhonson]] : sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku sosial serta pengaruh individu terhadap individu lain dan terhadap sistem sosial.{{Sfn|Murdiyanto|2008|p=4}} |
|||
# [[Émile Durkheim]] : Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.{{Sfn|Waluya|2009|p=4}} |
|||
# [[Nursid Sumaatmadja]] : Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang [[Interaksi sosial|hubungan sosial]], artinya bahwa manusia adalah makhluk aktif yang mengadakan kontak sosial dengan interaksi sosial yang berupa tingkah laku dan dapat saling mempengaruhi. |
|||
# [[Hassan Shadily]] : Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang cara individu-individu di dalam masyarakat agar dapat hidup bersama dengan membentuk ikatan-ikatan antar individu serta cara untuk memaknai dan mengendalikan tujuan hidup bersama dengan membentuk perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan.{{Sfn|Suhardi dan Sunarti|2009|p=9}} |
|||
#[[P.J. Bouman]]: Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antarmanusia dalam hubungan antar individu dengan kelompok, sifat dan perubahan-perubahan, lembaga-lembaga serta ide-ide sosial.{{Sfn|Elisanti dan Rostini|2009|p=9}} |
|||
#[[Georg Simmel]]: Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dalam konteks individu secara khusus dan tidak terikat, namun menghasilkan interaksi sosial sebagai realitas sosial.{{Sfn|Budiati|2009|p=10}} |
|||
'''Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial'''<ref>{{Cite book|last=Purwasih|first=Joan Hesti Gita|date=2016|url=|title=Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial|location=Klaten|publisher=PT Intan Pariwara|isbn=979-28-1442-2|pages=4|url-status=live}}</ref> |
|||
Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, diperoleh dari aktivitas berpikir manuia melalui metode tertentu. Kebenaran ilmu pengetahuan dapat diuji secara kritis oleh orang lain. Secara garis besar, ilmu pengetahuan terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut. |
|||
a. Ilmu pengetahuan alam (''natural sciences),'' yaitu ilmu yang mengkaji gejala-gejala alam, baik hayati maupun nonhayati. Ilmu pengetahuan alam antara lain matematika, biologi, fisika, dan kimia. |
|||
b. Ilmu pengetahuan sosial (''social sciences),'' yaitu ilmu yang mengkaji kehidupan bersama manusia dengan sesamanya, ilmu pengetahuan sosial antara lain sosiologi, politik, hukum, dan ekonomi. |
|||
c. Ilmu pengetahuan budaya (''humanistic study),'' yaitu ilmu yang mempelajari manifestasi atau perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia. Ilmu pengetahuan budaya antara lain kesastraan, bahasa, agama, filsafat dan kesenian. |
|||
== Hakikat == |
|||
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.<ref>Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5</ref> |
|||
* Sosiologi adalah [[ilmu sosial]], bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan. |
|||
* Sosiologi termasuk disiplin ilmiah kategori, bukan merupakan disiplin ilmiah normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi. |
|||
* Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan. |
|||
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri. |
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri. |
||
* Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia. |
* Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia. |
||
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan. |
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang [[Bukti empiris|empiris]] dan [[rasional]]. Hal ini menyangkut metode yang digunakan. |
||
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia. |
* Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia. |
||
== |
== Ciri-Ciri == |
||
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Ciri utama dari sosiologi sebagai ilmu ialah empiris, teoretis, kumulatif dan nonetis. |
|||
Kegunaan Sosiologi dalam masyarakat,antara lain: |
|||
* Untuk pembangunan |
|||
Sosiologi berguna untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan |
|||
* Untuk penelitian |
|||
Tanpa penelitian dan penyelidikan sosiologis tidak akan diperoleh perencanaan sosial yang efektif atau pemecahan masalah-masalah sosial dengan baik |
|||
1.Empiris, yaitu didasarkan pada pengamatan dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat perkiraan. |
|||
== Objek Sosiologi == |
|||
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek. |
|||
* Objek Material |
|||
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri. |
|||
* Objek Formal |
|||
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. |
|||
* Objek budaya |
|||
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain. |
|||
* Objek Agama |
|||
Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia. |
|||
2.[[Teori|Teoretis]], yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil pengamatan yang nyata dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. |
|||
== Ruang Lingkup Kajian Sosiologi == |
|||
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain: |
|||
* Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam; |
|||
* Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya; |
|||
* Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya. |
|||
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya |
|||
hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara pada masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi. |
|||
4.Kumulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama. |
|||
== Perkembangan sosiologi dari abad ke abad == |
|||
=== Perkembangan pada abad pencerahan === |
|||
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. |
|||
5. [[Nonetis]], yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.<ref>William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20</ref> |
|||
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir pada abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa ''sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya''. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini. |
|||
== Sudut pandang == |
|||
Berkembangnya ilmu pengetahuan pada abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak pada abad ini. Para ahli pada zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia. |
|||
Sosiologi merupakan ilmu yang dapat diamati dalam [[sudut pandang]] yang beragam, karena manusia merupakan makhluk yang perilakunya berubah-ubah.{{Sfn|Sukardi dan Rohman|2009|p=8}} Hal utama yang dijadikan acuan dalam menyusun sudut pandang sosiologi adalah persoalan utama dalam dunia sosial. Sosiologi memunculkan banyak sudut pandang yang beragam yang saling berkaitan sekaligus saling bersaing satu sama lainnya. Pada awalnya, sudut pandang dalam sosiologi dapat dibedakan menjadi sudut pandang [[fakta sosial]], sudut pandang definisi sosial, sudut pandang perilaku sosial. Pada perkembangan selanjutnya, muncul sudut pandang baru yaitu sudut pandang [[Positivisme|positivistik]], sudut pandang [[konstruksi sosial]], dan sudut pandang kritis.{{Sfn|Wirawan|2012|p=2}} |
|||
=== Sudut pandang fakta sosial === |
|||
Sosiologi dapat dipandang melalui fakta sosial berupa realitas sosial mengenai adanya [[struktur sosial]] dalam masyarakat. Realitas sosial ini terbentuk secara mandiri tanpa ada kaitannya dengan individu-individu yang ada dalam suatu masyarakat. Fakta sosial ini berbentuk seperangkat aturan dalam masyarakat yang terpisah dari masyarakat tetapi tetap mempengaruhi perilaku sosial dari masyarakat tersebut.{{Sfn|Wirawan|2012|p=2}} |
|||
=== Sudut pandang definisi sosial === |
|||
Sosiologi dapat dipandang dari cara dan proses berpikir manusia sebagai individu yang melakukan suatu tindakan secara bertanggung jawab untuk menemukan [[nilai sosial]] melalui interaksi sosial. Di dalam masyarakat, manusia sebagai individu tetap patuh terhadap struktur sosial dan pranat sosial yang telah ada. Sosiologi dipandang sebagai proses perilaku sosial dan interaksi sosial yang berasal dari kehendak individu. Dalam sudut pandang definisi sosial, hakikat dari realitas sosial berbentuk keinginan dan tindakan individu yang sifatnya subjektif. Sosiologi dalam sudut pandan definisi sosial mengacu pada makna yang dihasilkan oleh individu bagi masyarakatnya.{{Sfn|Wirawan|2012|p=95}} |
|||
=== Sudut pandang perilaku sosial === |
|||
Sosiologi yang dipandang melalui perilaku sosial lebih mengutamakan sifat yang dapat diamati melalui panca indera serta bersifat objektif. Acuan utama dalam sudut pandang perilaku sosial adalah interaksi sosial yang berbentuk perilaku sosial yang dapat dipelajari melalui [[pengamatan]] secara langsung. Sosiologi dalam sudut pandang perilaku sosial tidak mementingkan makna dari perilaku sosial, melainkan pengamatan dari perilaku itu sendiri secara berulang-ulang. Interaksi sosial dipandang sebagai suatu proses tanggapan dan rangsangan yang memiliki hubungan timbal balik.{{Sfn|Wirawan|2012|p=169}} |
|||
=== Sudut pandang positivistik === |
|||
Sudut pandang positivistik diperoleh dari filsafat positivistik [[René Descartes|Rene Descartes]] dan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimulai sejak abad pencerahan. Sebelum adanya sudut pandang positivistik, masyarakat sepenuhnya diatur oleh [[negara]] dan agama yang mengendalikan pemikiran yang bersifat [[metafisika]] dan teologis.{{Sfn|Septiarti, dkk.|2017|p=30}} Memasuki abad ke-14 Masehi, masyarakat Eropa khususnya [[Skotlandia]], memulai menunjukkan ketidaksesuaian antara nalar dan agama dan memilih mencari kebenaran pengetahuan melalui pembuktian secara empiris. Pemikiran ini kemudian berkembang di [[Inggris]] dan menyebar ke [[Eropa Daratan]].{{Sfn|Septiarti, dkk.|2017|p=31}} |
|||
=== Sudut pandang konstruktivistik === |
|||
Sudut pandang [[Konstruktivisme|konstuktivistik]] dihasilkan melalui proses dari perdebatan teoretik dalam sejarah perkembangan sosiologi itu sendiri. [[Teori sosial|Teori-teori sosial]] yang bersifat umum mulai diperdebatkan sehingga menghasilkan berbagai teori sosial yang bersifat khusus dan terperinci pada suatu kajian tertentu. Selain itu, sudut pandang konstruktivistik juga muncul akibat adanya perdebatan antara penggunaan metode yang subjektif atau objektif dalam ilmu sosial serta perdebatan mengenai penggunaan metode ilmiah atau pengamatan simbolik.{{Sfn|Septiarti, dkk.|2017|p=35-36}} |
|||
=== Sudut pandang kritis === |
|||
Sudut pandang kritis mulai terbentuk ketika sosiologi dianggap tidak mampu menciptakan perubahan sosial dan perubahan politik yang mampu menciptakan masyarakat yang [[adil]] dan beradab. Selain itu, sosiologi dianggap terlau mengandalkan metode ilmiah sebagai tujuannya.{{Sfn|Septiarti, dkk.|2017|p=42-43}} Para ahli teori kritis menganggap sosiologi hanya berpusat pada kajian masyarakat secara menyeluruh sehingga tidak mempedulikan peran individu, sehingga masyarakat yang adil dan beradab sulit diwujudkan melalui perubahan sosial.{{Sfn|Septiarti, dkk.|2017|p=43}} |
|||
== Pokok bahasan == |
|||
=== Fakta sosial === |
|||
[[Fakta sosial]] merupakan cara bertindak, [[Pikiran|berpikir]], dan berperasaan yang tidak dilakukan oleh individu melainkan oleh hal-hal yang berada di sekitarnya. Sifat dari fakta sosial adalah mampu memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Segala hal yang berkaitan dengan interaksi sosial merupakan bagian dari fakta sosial. Fakta-fakta ini bersifat objektif dan tidak mengandung nilai subjektif yang berasal dari manusia.{{Sfn|Soyomukti|2014|p=64}} |
|||
=== Tindakan sosial === |
|||
[[Tindakan sosial]] merupakan tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh dari perilaku orang lain atau dapat memengaruhi orang lain.{{Sfn|Soyomukti|2014|p=64}} |
|||
=== Khayalan sosiologis === |
|||
Khayalan sosiologis merupakan cara untuk memahami apa yang terjadi di dalam individu maupun di dalam masyarakat. Melalui khayalan sosiologi sejarah [[tokoh masyarakat]], sejarah masyarakat dan hubungan keduanya satu sama lain, dapat dengan mudah dipahami. Khayalan sosiologis menggunakan permasalah dan isu sebagai alat untuk memahami masyarakat dan individu di dalamnya.{{Sfn|Soyomukti|2014|p=64-65}} |
|||
=== Realitas sosial === |
|||
[[Realitas sosial]] merupakan hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan sosial. Sifat dari reaitas sosial adalah memiliki pola tertentu yang dapat dijelaskan serta saling berkaitan satu sama lain.{{Sfn|Soyomukti|2014|p=65}} |
|||
* |
|||
== Objek == |
|||
Sosiologi tidak memiliki fokus kajian pada bidang-bidang yang memiliki spesialisasi tertentu, melainkan mengkaji fenomena sosial secara umum. {{Sfn|Widianti|2009|p=4}} Objek kajian utama dalam sosiologi ialah masyarakat.{{Sfn|Zaitun|2016|p=5}} Masyarakat adalah sekelompok individu yang hidup secara bersama-sama dalam suatu wilayah dan mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki [[budaya]].<ref>{{Cite web|date=2019-03-31|title=Pengertian Masyarakat: Definisi, Fungsi, Syarat, Unsurnya [LENGKAP]|url=https://www.nesabamedia.com/pengertian-masyarakat/|website=Nesabamedia|language=id-ID|access-date=2020-11-20}}</ref> Penyelidikan terhadap masyarakat dilakukan melalui sudut pandang hubungan antara manusia dan proses yang ditimbulkannya dalam masyarakat. Sosiologi mengkaji hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara individu dengan kelompok, dan hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain. Selain itu, sosiologi juga mengkaji sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam coraknya.{{Sfn|Ruswanto|2009|p=5}} |
|||
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek, yaitu objek material, objek formal, objek budaya dan objek [[agama]].<ref name=":0">James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10</ref> Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.{{Sfn|Ruswanto|2009|p=3}} Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.{{Sfn|Ruswanto|2009|p=3}} Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain. Sedangkan objek agama menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang mempengaruhi hubungan manusia.<ref name=":0" /> |
|||
== Ruang lingkup kajian == |
|||
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji lebih mendalam pada bidang sosial dengan cara yang beragam.<ref>Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25</ref> Hampir semua gejala sosial yang terjadi di [[desa]] maupun di [[kota]], dalam individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang sesuai bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.<ref>Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic Press. Hlm. 19</ref> Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi dapat dibagi menjadi tiga bidang ilmu utama, yaitu [[ekonomi]], [[manajemen]], dan sejarah. Sosiologi dalam bidang ekonomi meliputi segala kegiatan usaha yang berhubungan dengan [[produksi]], [[Distribusi (bisnis)|distribusi]], dan penggunaan [[sumber daya alam]]. Masalah manajemen berkaitan dengan pihak-pihak yang membuat kajian tentang masyarakat, sedangkan persoalan sejarah berhubungan dengan catatan kronologi.<ref>George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28</ref> |
|||
Dalam sosiologi, informasi untuk keperluan penelitian diperoleh dari penggabungan data dari berbagai ilmu pengetahuan. Sosiologi dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah yang dapat memberikan keterangan beserta uraian tentang proses berlangsungnya kehidupan kelompok-kelompok sosial, atau kelompok manusia. Lingkungan hidup, realitas sosial serta sensasi yang dirasakan manusia dapat dijelaskan melalui sosiologi. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok serta prosesnya. Analisis sosiologi dipengaruhi oleh semua faktor tersebut dalam hubungan antara manusia.{{Sfn|Sudarmi dan Indriyanto|2009|p=11}} |
|||
== Perkembangan sosiologi == |
|||
Pada awalnya sosiologi disebut filsafat sosial karena masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam [[filsafat]], materi yang dibahas pun tidak dapat dikatakan sebagai ilmu sosiologi seperti yang dikenal sekarang. Sebab, pada saat itu materi filsafat sosial masih mengandung unsur etika yang membahas tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu, sedangkan sosiologi yang berkembang saat ini merupakan ilmu yang membicarakan bagaimana kenyataan yang ada dalam masyarakat. |
|||
=== Perkembangan pada abad pencerahan === |
|||
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti [[Sokrates]], Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir pada abad pertengahan, seperti [[Agustinus]], [[Ibnu Sina]], dan [[Thomas Aquinas]]. Mereka berpendapat bahwa ''sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya''. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini. Berkembangnya ilmu [[pengetahuan]] pada [[abad pencerahan]] (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak pada abad ini. Para ahli pada zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia. |
|||
=== Pengaruh perubahan yang terjadi pada abad pencerahan === |
=== Pengaruh perubahan yang terjadi pada abad pencerahan === |
||
Perubahan-perubahan besar pada abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi |
Pada tahun 1839, Auguste Comte menciptakan istilah sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. terhadap keseluruhan pengetahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat, hal ini disebut sebagai tahap pemikiran awal sosiologi. Perubahan-perubahan besar pada abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur [[masyarakat]] lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam [[revolusi Amerika]], [[revolusi industri]], dan [[revolusi Prancis]]. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam [[masyarakat]]. |
||
=== Gejolak abad revolusi === |
=== Gejolak abad revolusi === |
||
Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangsawan dan kaum |
Perubahan yang terjadi akibat [[revolusi]] benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. [[Bangsawan]] dan kaum [[rohaniwan]] yang semula bergelimang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. [[Raja]] yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah. |
||
[[Berkas:La Bataille du Pont d'Arcole.jpg|250px|ka|jmpl|Revolusi |
[[Berkas:La Bataille du Pont d'Arcole.jpg|250px|ka|jmpl|Revolusi Prancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas]] |
||
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini. |
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa [[perang]], [[kemiskinan]], pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini. |
||
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya |
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya: |
||
* Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya. |
* Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya. |
||
Baris 94: | Baris 134: | ||
=== Kelahiran sosiologi modern === |
=== Kelahiran sosiologi modern === |
||
Pada awal abad ke-20 Masehi, terjadi imigrasi besar-besaran dari Eropa menuju ke [[Amerika Utara]]. Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan berbagai masalah sosial berupa tindakan [[Pidana|kriminal]]. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga membentuk kota-kota baru yang maju dalam bidang [[industri]], sehingga terjadi perubahan sosial dalam masyarakat. Para ilmuwan kemudian mulai meneliti perubahan sosial ini, sehingga sosiologi mengalami perkembangan yang pesat di [[Amerika Serikat]] dan [[Kanada]]. Teori-teori sosiologi yang berkembang di Eropa mulai diganti dengan teori-teori baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat Amerika, sehingga terciptalah sosiologi modern. Pendekatan sosiologi modern mengutamakan pengetahuan empiris dengan penekanan pada fakta sosial yang dapat dipelajari dalam perubahan masyarakat. Berdasarkan fakta sosial itu, ditemukan kesimpulan yang lebih menyeluruh dan cakupannya lebih luas terhadap perubahan masyarakat.{{Sfn|Murdiyanto|2008|p=26}} |
|||
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat di mana sosiologi muncul pertama kalinya). |
|||
== Cabang keilmuan == |
|||
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan. |
|||
=== Sosiologi pengetahuan === |
|||
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern. |
|||
[[Sosiologi pengetahuan]] merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari pengetahuan dan pemikiran manusia yang berkaitan dengan proses sosial dan faktor yang mempengaruhinya dalam suatu kondisi sosial.{{Sfn|Pandaleke|2015b|p=3-4}} Istilah sosiologi pengetahuan diperkenalkan pertama kali oleh [[Max Scheler]].{{Sfn|Pandaleke|2015b|p=5}} |
|||
=== Sosiologi agama === |
|||
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam ilmu sosiologi |
|||
[[Sosiologi agama]] merupakan salah satu cabang sosiologi yang mempelajari masyarakat dari sudut pandang [[agama]] secara universal. Dalam sosiologi agama, nilai kebenaran filsafat serta [[dogma]] dalam [[teologi]] tidak dijadikan sebagai bahan kajian. Sosiologi agama mengkaji tentang kehidupan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat sebagai penggambaran dari keagamaan.{{Sfn|Pramono|2017|p=2}} Pendekatan sosiologi agama cenderung menggunakan kelebihan dan kekurangan pada suatu agama sebagai objek kajian.{{Sfn|Pramono|2017|p=5}} Objek kajian utama dalam sosiologi agama ialah hubungan antarindividu dan antarkelompok di dalam organisasi keagamaan serta hubungan antara suatu organisasi keagamaan dengan organisasi keagamaan lainnya.{{Sfn|Haryanto|2015|p=31}} Dalam sosiologi agama, keyakinan kerohanian merupakan struktur sosial yang menciptakan integrasi sosial pada individu-individu di dalam masyarakat.{{Sfn|Haryanto|2015|p=32}} |
|||
== |
=== Sosiologi hukum === |
||
[[Sosiologi hukum]] merupakan cabang ilmu sosiologi yang menjelaskan hukum secara positif dengan mempertimbangkan ilmu kemasyarakatan. Sosiologi hukum diperkenalkan pertama kali pada tahun 1882 oleh ilmuwan berkebangsaan [[Italia]] yang bernama Anzilotti. Sosiologi hukum menggabungkan pemikiran [[filsafat hukum]], [[filsafat ilmu]] dan ilmu sosial dari berbagai pemikiran dengan pendapat yang berbeda-beda. Penjelasan ilmiah dalam sosiologi hukum disampaikan dengan metode [[deskripsi]] dan [[eksplorasi]].{{Sfn|Laksana, dkk.|2017|p=1}} Dalam sosiologi hukum, masyarakat dianggap sebagai suatu [[sistem sosial]] yang menjadi tempat diterapkannya proses hukum.{{Sfn|Umanailo|2016|p=6}} Sosiologi hukum memanfaatkan pola-pola perlambangan hukum, prosedur hukum, dan sanksi, untuk menafsirkan kebiasaan-kebiasaan dan penerapan materi hukum.{{Sfn|Laksana, dkk.|2017|p=10}} Aktivitas penelitian dalam sosiologi hukum menerapkan proses berpikir yang rasional dan [[teleologi]]s.{{Sfn|Umanailo|2016|p=5}} |
|||
{{reflist}} |
|||
* |
|||
* Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, ''Introduction to Social Macrodynamics'', Moscow: URSS, 2006. . |
|||
== |
=== Sosiologi pendidikan === |
||
Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan antara manusia dalam [[pendidikan]] melalui pendekatan sosial dan menggunakan metode ilmiah.{{Sfn|Zaitun|2016|p=8}} Penggunaan istilah sosiologi pendidikan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1899 oleh [[John Dewey]] dalam bukunya yang berjudul ''School and Society.'' Konsep awal dari sosiologi pendidikan yaitu peran lembaga pendidikan sebagai pranata sosial.{{Sfn|Zaitun|2016|p=9-10}} Konsep ini kemudian dikembangkan lagi oleh Ilmuwan-ilmuwan di bidang ilmu pendidikan dan ilmu sosial yaitu A. W. Small, E. A.Kirkpatrick, C. A. Elwood, Alvin Good, dan S. T. Dutton. Pengembangan konsep berkaitan dengan peranan sosiologi bagi pendidikan, terutama pendidikan anak oleh [[keluarga]] dan masyarakat. Konsep sosiologi pendidikan mengalami perkembangan lebih lanjut setelah John Dewey kembali menerbitkan buku pada tahun 1916 yang berjudul ''Democracy and Education.''{{Sfn|Zaitun|2016|p=10}} |
|||
* Masyarakat |
|||
* Organisasi |
|||
* Kebudayaan |
|||
* Asimilasi |
|||
* Konflik |
|||
* perubahan sosial |
|||
* Sosialisasi dan Sosialisme |
|||
== |
=== Sosiologi politik === |
||
Perumusan batasan [[sosiologi politik]] dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama, sosiologi politik dijadikan sebagai sebuah [[hubungan masyarakat]] yang memiliki interaksi sosial dalam bentuk politik dan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara politik dan masyarakat.{{Sfn|Damsar|2015|p=12}} Pendekatan kedua, sosiologi politik dijadikan sebagai pendekatan bagi konsep, variabel, teori dan metodologi dalam memahami fenomena sosial. Pada pendekatan kedua, sosiologi politik menjadi penjelas bagi kegiatan politik yang merupakan bagian dari realitas sosial. Kegiatan ini melliputi pembagian kekuasaan dan kewenangan, pengambilan keputusan dalam kebijakan kehidupan publik, pemerintahan, dan negara serta pengambilan keputusan dalam [[konflik]] dan [[resolusi]] konflik.{{Sfn|Damsar|2015|p=13-14}} |
|||
* Aby, Stephen H. ''Sociology: A Guide to Reference and Information Sources, 3rd edn.'' Littleton, Colorado, Libraries Unlimited Inc., 2005, |
|||
* Babbie, Earl R.. 2003. ''The Practice of Social Research, 10th edition.'' Wadsworth, Thomson Learning Inc., |
|||
* Collins, Randall. 1994. ''Four Sociological Traditions.'' Oxford, Oxford University Press |
|||
* Coser, Lewis A., ''Masters of Sociological Thought : Ideas in Historical and Social Context'', New York, Harcourt Brace Jovanovich, 1971. . |
|||
* Giddens, Anthony. 2006. ''Sociology'' (5th edition), Polity, Cambridge. |
|||
* |
|||
* |
|||
* Merton, Robert K.. 1959. ''Social Theory and Social Structure. Toward the codification of theory and research'', Glencoe: Ill. (Revised and enlarged edition) |
|||
* Mills, C. Wright, The Sociological Imagination,1959 |
|||
* C. Wright Mills, Intellectual Craftsmanship Advices how to Work for young Sociologist |
|||
* |
|||
* Nisbet, Robert A. 1967. ''The Sociological Tradition'', London, Heinemann Educational Books. |
|||
* Ritzer, George and Douglas J. Goodman. 2004. ''Sociological Theory, Sixth Edition.'' McGraw Hill. |
|||
* Scott, John & Marshall, Gordon (eds) ''A Dictionary of Sociology'' (3rd Ed). Oxford University Press, 2005, , |
|||
* Wallace, Ruth A. & Alison Wolf. 1995. ''Contemporary Sociological Theory: Continuing the Classical Tradition'', 4th ed., Prentice-Hall. |
|||
* White, Harrison C.. 2008. ''Identity and Control. How Social Formations Emerge.'' (2nd ed., Completely rev. ed.) Princeton, Princeton University Press. |
|||
* Willis, Evan. 1996. ''The Sociological Quest: An introduction to the study of social life'', New Brunswick, New Jersey, Rutgers University Press. |
|||
== |
=== Sosiologi kesehatan === |
||
[[Sosiologi kesehatan dan penyakit|Sosiologi kesehatan]] merupakan salah satu cabang sosiologi yang berawal dari perkembangan [[Sosiologi medis|sosiologi kedokteran]]. Penyebab dibentuknya sosiologi kedokteran adalah diperlukannya faktor-faktor sosial yang menentukan pola penyebaran penyakit. Setelah terjadi perubahan sudut pandang dari penyebaran penyakit menjadi pencegahan penyakit, maka sosiologi kesehatan pun dibentuk dan terpisah dari sosiologi kedokteran.{{Sfn|Rosmalia dan Sriani|2017|p=4}} Dalam sosiologi kesehatan, pengelolaan masalah kesehatan dilakukan dengan pendekatan sosiologi.{{Sfn|Rosmalia dan Sriani|2017|p=5}} |
|||
=== Sosiologi ekonomi === |
|||
Sosiologi ekonomi merupakan salah satu cabang sosiologi yang membahas tentang cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam sosiologi ekonomi, fenomena [[ekonomi]] yang terjadi dijelaskan dengan pendekatan sosiologi. Fenomena ekonomi yang dikaji berupa proses [[produksi]], [[distribusi]], dan [[konsumsi]] [[sumber daya alam]] untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai [[Kesejahteraan sosial|kesejahteraan]]. Pendekatan sosiologis yang digunakan guna mengamati fenomena ekonomi meliputi [[kerangka acuan]], variabel, indikator, serta model sosiologi dalam menjelaskan fenomena sosial di dalam masyarakat.<ref>{{Cite journal|last=Mudiarta, K.G.|first=|date=2011|title=Perspektif dan Peran Sosiologi Ekonomi dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat|url=http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/download/3906/3248|journal=Forum Penelitian Agro Ekonomi|volume=29|issue=1|pages=56|doi=10.21082/fae.v29n1.2011.55-66|issn=2580-2674|access-date=2020-11-24|archive-date=2020-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20200727054605/http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/download/3906/3248|dead-url=yes}}</ref> |
|||
=== Sosiologi pembangunan === |
|||
Sosiologi pembangunan merupakan salah satu cabang sosiologi yang mempelajari masyarakat sebagai [[Subjek penelitian|subjek]] sekaligus objek [[Pembangunan sosial|pembangunan]]. Dalam proses pembangunan, masyarakat menjadi penyebab terjadinya pembangunan sekaligus penerima dampak dari pembangunan yang dilakukan. Pembangunan dianggap sebagai cara untuk melakukan humanisasi terhadap masyarakat.{{Sfn|Jamaludin|2016|p=1-2}} Konsep dasar dari sosiologi pembangunan dibentuk oleh [[Karl Marx]], [[Maximilian Weber|Max Weber]], dan [[Émile Durkheim|Durkheim]].{{Sfn|Jamaludin|2016|p=2}} |
|||
=== Sosiologi pedesaan === |
|||
Sosiologi pedesaan merupakan bagian dari ilmu sosiologi terapan yang ditujukan bagi masyarakat pedesaan.{{Sfn|Murdiyanto|2008|p=1}} Pada masa klasik sosiologi pedesaan diartikan sebagai keadaan sosial dari desa-[[desa]] di Eropa yang menggambarkan perbedaannya secara jelas bila dibandingkan dengan keadaan [[kota]]. Pada masa modern, sosiologi pedesaan diartikan sebagai cara masyarakat pedesaan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan kapitalisme yang mempengaruhi pertanian.{{Sfn|Zid dan Alkhudri|2016|p=2}} Perkembangan ilmu sosiologi pedesaan berlangsung pesat di Amerika Serikat melalui [[Karya Tulis Ilmiah|karya tulis ilmiah]] T. Lynn Smith dan Paul E. Zopf pada tahun 1970 serta pada tahun 1972 melalui karya tulis ilmiah Galeski.{{Sfn|Zid dan Alkhudri|2016|p=3}} |
|||
=== Sosiologi perkotaan === |
|||
Sosiologi perkotaan merupakan salah satu cabang sosiologi yang mempelajari tentang gejala sosial akibat dari [[interaksi sosial]] yang terjadi di dalam [[kawasan perkotaan]]. Objek kajian utama dalam sosiologi perkotaan adalah interaksi yang terjadi pada [[masyarakat]] perkotaan yang dipengaruhi oleh lingkungan kota.{{Sfn|Pandaleke|2015a|p=4}} Kajian tentang sosiologi perkotaan mulai dibahas pertama kali oleh Chicago School dalam buku pedoman tentang [[ekologi manusia]]. Pada tahun 1950, Chicago School kemudian menerbitkan buku pedoman tentang sosiologi urban.{{Sfn|Pandaleke|2015a|p=5}} Kajian dalam sosiologi perkotaan melingkupi keterangan umum tentang perkotaan, [[Urbanisasi|urbanisas]]<nowiki/>i, pembagian kawasan perkotaan, masyarakat perkotaan, permasalahan urban, dan [[struktur sosial]].{{Sfn|Pandaleke|2015a|p=5-6}} |
|||
== Kegunaan == |
|||
Teori-teori dalam ilmu sosiologi dapat digunakan untuk untuk menjadi rangkuman pengetahuan mengenai hal-hal yang diketahui dan telah teruji kebenarannya dalam ilmu sosial. Rangkuman pengetahuan ini kemudian dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melengkapi kekurangan-kekurangan individu terhadap pengetahuan sosial. Pengetahuan yang lengkap ini kemudian dapat memperjelas fakta sosial serta dapat membentuk susunan konsep tentang arah perkembangan masyarakat. Teori-teori sosiologi juga dapat dimanfaatkan dalam rangka pembangunan masyarakat. Perencanaan pembangunan masyarakat harus diawali dengan pengumpulan informasi berupa data masyarakat yang akan dikembangkan. Selanjutnya, diperlukan informasi tentang dampak yang dapat ditimbulkan akibat pengembangan masyarakat melalui pembangunan. Data yang diperlukan secara lebih rinci berupa pola interaksi sosial, kelompok-kelompok sosial, maupun tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam [[Pembangunan sosial|pembangunan]]. Data tentang kebudayaan yang dapat memperlambat atau mempercepat proses pembangunan juga diperlukan.{{Sfn|Soyomukti|2014|p=104-105}} |
|||
Penerapan teori sosiologi dalam kehidupan nyata untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan [[lingkungan sosial]]. Masalah-masalah sosial dan pembangunan juga menjadi mudah untuk diselesaikan karena adanya data yang akurat yang diperoleh pemerintah melalui pemeriksaan yang ketat. Tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dilakukan dengan teliti. Tahap perencanaan data didasarkan pada nilai sosial dan aspirasi yang ada atau mungkin ada dalam masyarakat jika kebijakan dilaksanakan. Kekuatan sosial yang penting dan berpengaruh juga harus diketahui keberadaannya pada saat pelaksanaan pembangunan dan kebijakan. Sedangkan, tahap evaluasi melibatkan dampak-dampak dari kebijakan terhadap pola interaksi sosial dan kondisi masyarakat yang ada. Teori sosiologi juga dapat membantu siapa pun yang ingin berperan atau tampil dalam masyarakat dengan cara memahami nilai-nilai dan kekuatan-kekuatan yang penting yang dapat digunakan atau dirangkul untuk bersama membangun peran sosial. Selain itu, teori sosiologi dapat membantu mengenali adanya perbedaan sosial antara kelompok dan mempermudah terciptanya pluralitas masyarakat yang stabil demi pembangunan dan kemajuan bersama.{{Sfn|Soyomukti|2014|p=105-106}} |
|||
== Referensi dan pranala luar == |
|||
{{reflist}} |
|||
;Asosiasi Profesional |
;Asosiasi Profesional |
||
{{Refbegin|2}} |
|||
{{cabang ilmu sosial}} |
|||
* [http://www.afsanet.org/ ''African Sociological Association'' (AfSA)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070705042046/http://www.afsanet.org/ |date=2007-07-05 }} |
|||
* [http://www.asanet.org/ ''American Sociological Association'' (ASA)] |
|||
* [http://uhaweb.hartford.edu/doane/ahsweb1.htm ''Association for Humanist Sociology'' (AHS)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141111185014/http://uhaweb.hartford.edu/doane/ahsweb1.htm |date=2014-11-11 }} |
|||
* [http://www.tasa.org.au/ ''Australian Sociological Association'' (TASA)] |
|||
* [http://www.bangladeshsociology.org/ ''Bangladesh Sociological Society'' (BSS)] |
|||
* [http://www.britsoc.co.uk/ ''British Sociological Association'' (BSA)] |
|||
* [http://www.csaa.ca/ ''Canadian Sociological Association'' (CSA)] |
|||
* [http://www.acsalf.ca/ ''Canadian Association of French-speaking Sociologists and Anthropologists''] |
|||
* [http://www.valt.helsinki.fi/esa/ ''European Sociological Association'' (ESA)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080102040658/http://www.valt.helsinki.fi/esa/ |date=2008-01-02 }} |
|||
* [http://www.afs-socio.fr/ ''French Sociological Association''] |
|||
* [http://www.soziologie.de/ ''German Sociological Association'' (DGS)] |
|||
* [http://www.insoso.org/ ''Indian Sociological Society'' (ISS)] |
|||
* [http://www.iisoc.org/ ''International Institute of Sociology'' (IIS)] |
|||
* [http://www.ucm.es/info/isa/ ''International Sociological Association'' (ISA)] |
|||
* [http://www.alas.fsoc.uba.ar/index.html ''Latin American Sociological Association'' (ALAS)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100107083812/http://www.alas.fsoc.uba.ar/index.html |date=2010-01-07 }} |
|||
* [http://www.aps.pt/ ''Portuguese Sociological Association'' (APS)] |
|||
* [http://www.sociology.ie/ ''Sociological Association of Ireland'' (SAI)] |
|||
* [http://www.sasaonline.org.za/ ''South African Sociological Association'' (SASA)] |
|||
{{Refend}} |
|||
{{Ilmu sosial}} |
|||
== Pustaka == |
|||
#{{cite book|last=Budiati, A. C.|first=|date=2009|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kontekstual_Kelas_10_Atik_Catur_Budiati_2009.pdf|title=Sosiologi Kontekstual: Untuk SMA dan MA Kelas X|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-219-1|pages=|ref={{sfnref|Budiati|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-20|archive-date=2021-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122163105/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kontekstual_Kelas_10_Atik_Catur_Budiati_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Damsar|first=|date=|year=2015|url=https://iqbalunimed.files.wordpress.com/2019/02/pengantar-sosiologi-politik.pdf|title=Pengantar Sosiologi Politik Edisi Revisi|location=Jakarta|publisher=Prenadamedia Group|isbn=978-602-9413-16-8|edition=4|pages=|ref={{sfnref|Damsar|2015}}|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
|||
#{{cite book|last=Elisanti dan Rostini, T.|first=|date=2009|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Elisanti_Tintin_Rostini_2009.pdf|title=Sosiologi 1: untuk SMA / MA Kelas X|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-744-8|pages=|ref={{sfnref|Elisanti dan Rostini|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-20|archive-date=2021-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122164302/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Elisanti_Tintin_Rostini_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Haryanto|first=Sindung|date=|year=2015|url=https://iqbalunimed.files.wordpress.com/2018/12/Sosiologi-Agama-Dari-Klasik-Hingga-Postmodern.pdf|title=Sosiologi Agama: Dari Klasik hingga Postmodern|location=Sleman|publisher=Ar-Ruzz Media|isbn=978-602-313-028-3|pages=|ref={{sfnref|Haryanto|2015}}|url-status=live|access-date=2020-11-24|archive-date=2020-12-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20201209084354/https://iqbalunimed.files.wordpress.com/2018/12/Sosiologi-Agama-Dari-Klasik-Hingga-Postmodern.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Jamaludin, A. N.|first=|date=|year=2016|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/3650/1/SOSIOLOGI%20PEMBANGUNAN.pdf|title=Sosiologi Pembangunan|location=Bandung|publisher=CV. Pustaka Setia|isbn=978-979-076-604-4|pages=|ref={{sfnref|Jamaludin|2016}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Laksana, dkk.|first=|date=|year=2017|url=https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/9175b128df486a0090485c936b7ce232.pdf|title=Buku Ajar Sosiologi Hukum|location=Tabanan|publisher=Pustaka Ekspresi|isbn=978-602-5408-02-1|pages=|ref={{sfnref|Laksana, dkk.|2017}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Murdiyanto, E.|first=|date=|year=2008|url=http://repository.upnyk.ac.id/3224/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf|title=Sosiologi Perdesaan: Pengantar untuk Memahami Masyarakat Desa|location=Yogyakarta|publisher=Wimaya Press|isbn=978-979-8918-88-9|pages=|ref={{sfnref|Murdiyanto|2008}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Pandaleke|first=Alfien|date=|year=2015a|url=https://www.academia.edu/21650364/Sosiologi_Perkotaan_Dr_Dra_Alfien_Pandaleke_M_Si|title=Sosiologi Perkotaan|location=Bogor|publisher=Maxindo Internasional|isbn=978-602-72508-0-2|pages=|ref={{sfnref|Pandaleke|2015b}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Pandaleke, Alfien|first=|date=|year=2015b|url=https://archive.org/download/11.BUKUSOSIOLOGIPENGETAHUANDR.Dra.AlfienPandalekeSE.MSI/11.%20BUKU%20SOSIOLOGI%20PENGETAHUAN_DR.Dra.Alfien%20Pandaleke%2CSE.%20MSI.pdf|title=Sosiologi Pengetahuan|location=Malang|publisher=CV. Diaspora Publisher|isbn=978-602-72371-1-7|pages=|ref={{sfnref|Pandaleke|2015b}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Pramono, M. F.|first=|date=|year=2017|url=http://repo.unida.gontor.ac.id/75/1/SOSIOLOGI%20AGAMA-%20BUKU%20AJAR_compressed%20%282%29.pdf|title=Sosiologi Agama dalam Konteks Indonesia|location=Ponorogo|publisher=Unida Gontor Press|isbn=978-602-60033-8-6|pages=|ref={{sfnref|Pramono|2017}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Rosmalia, D., dan Sriani, Y.|first=|date=|year=2017|url=http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/sosiologi_bab1-3.pdf|title=Sosiologi Kesehatan|location=Jakarta Selatan|publisher=Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan|isbn=|pages=|ref={{sfnref|Rosmalia dan Sriani|2017}}|url-status=live|access-date=2020-11-24|archive-date=2022-11-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20221117054411/https://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/sosiologi_bab1-3.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Ruswanto|first=|date=|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kelas_10_Ruswanto_2009.pdf|title=Sosiologi: SMA / MA Kelas X|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-746-2|pages=|ref={{sfnref|Ruswanto|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-20|archive-date=2020-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20201107094644/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kelas_10_Ruswanto_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Septiarti, dkk.|first=|date=|year=2017|url=http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326892/pendidikan/Sosio%20Antro%20Pend_Buku.pdf|title=Sosiologi dan Antropologi Pendidikan|location=Yogyakarta|publisher=UNY Press|isbn=978-602-6338-47-1|pages=|ref={{sfnref|Septiarti, dkk.|2017}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Soyomukti|first=Nurani|date=|year=2014|url=https://iqbalunimed.files.wordpress.com/2018/12/Pengantar-Sosiologi.pdf|title=Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-Kajian Strategis|location=Sleman|publisher=Ar-Ruzz Media|isbn=978-979-25-4801-3|pages=|ref={{sfnref|Soyomukti|2014}}|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
|||
#{{cite book|last=Sudarmi, S., dan Indriyanto, W.|first=|date=2009|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Sri_Sudarmi_W_Indriyanto_2009.pdf|title=Sosiologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-209-2|pages=|ref={{sfnref|Sudarmi dan Indriyanto|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-20|archive-date=2021-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122145915/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Sri_Sudarmi_W_Indriyanto_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Suhardi dan Sunarti, S.|first=|date=2009|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Suhardi_Sri_Sunarti_2009.pdf|title=Sosiologi 1: Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-208-5|pages=|ref={{sfnref|Suhardi dan Sunarti|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-12|archive-date=2020-09-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20200930003138/http://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Suhardi_Sri_Sunarti_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Sukardi, J.S., dan Rohman, A.|first=|date=2009|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kelas_10_Joko_Sri_Sukardi_Arif_Rohman_2009.pdf|title=Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-747-9|pages=|ref={{sfnref|Sukardi dan Rohman|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-20|archive-date=2020-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20201105230952/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kelas_10_Joko_Sri_Sukardi_Arif_Rohman_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Umanailo, M. C. B.|first=|date=|year=2016|url=https://osf.io/5ymwh/download|title=Sosiologi Hukum|location=Namlea|publisher=FAM Publishing|isbn=978-602-335-213-5|pages=|ref={{sfnref|Umanailo|2016}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Waluya, B.|first=|date=2009|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Menyelami_Fenomena_Sosial_di_Masyarakat_Kelas_10_Bagja_Waluya_2009.pdf|title=Sosiologi 1: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-738-7|pages=|ref={{sfnref|Waluya|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-20|archive-date=2020-11-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20201127231715/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Menyelami_Fenomena_Sosial_di_Masyarakat_Kelas_10_Bagja_Waluya_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Widianti, W.|first=|date=2009|year=2009|url=https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Wida_Widianti_2009.pdf|title=Sosiologi 1 : untuk SMA dan MA Kelas X|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-745-5|pages=|ref={{sfnref|Widianti|2009}}|url-status=live|access-date=2020-11-20|archive-date=2021-01-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20210123162259/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_1_Kelas_10_Wida_Widianti_2009.pdf|dead-url=yes}} |
|||
#{{cite book|last=Wirawan, I.B.|first=|date=|year=2012|url=https://books.google.co.id/books/about/Teori_teori_Sosial_dalam_Tiga_Paradigma.html?id=AP5lnQAACAAJ&redir_esc=y|title=Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma: Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial|location=Jakarta|publisher=Prenadamedia Group|isbn=978-602-9413-63-2|ref={{sfnref|Wirawan|2012}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Zaitun|first=|date=|year=2016|url=http://repository.uin-suska.ac.id/8620/1/Sosiologi%20Pendidikan%20%28Teori%20dan%20Aplikasinya%29.pdf|title=Sosiologi Pendidikan (Teori dan Aplikasinya)|location=Pekanbaru|publisher=Kreasi Edukasi|isbn=|pages=|ref={{sfnref|Zaitun|2016}}|url-status=live}} |
|||
#{{cite book|last=Zid, M., dan Alkhudri, A.T.|first=|date=|year=2016|url=http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Buku_Sosiologi_Pedesaan_teoretis_dan_perkembangan_kajian_pedesaan_di_indonesia_Muhammad_Zid.pdf|title=Sosiologi Pedesaan: Teoritisasi dan Perkembangan Kajian Pedesaan di Indonesia|location=Jakarta|publisher=PT Raja Grafindo Persada|isbn=|pages=|ref={{sfnref|Zid dan Alkhudri|2016}}|url-status=live}} |
|||
== Lihat juga == |
|||
* [[Masyarakat]] |
|||
* [[Organisasi]] |
|||
* [[Kebudayaan]] |
|||
* [[Asimilasi (sosial)|Asimilasi]] |
|||
* [[Konflik]] |
|||
* [[perubahan sosial]] |
|||
* [[Sosialisasi]] dan [[Sosialisme]] |
|||
* [[Sosiologi organisasi]] |
|||
== Bacaan lanjutan == |
|||
* {{cite book|last=Aby, Stephen H.|first=|date=|year=2005|url=https://archive.org/details/sociologyguideto00abys|title=Sociology: A Guide to Reference and Information Sources Sociology: A Guide to Reference and Information Sources|location=Littleton|publisher=Libraries Unlimited Inc.|isbn=1-56308-947-5|edition=3|pages=|oclc=57475961|url-status=live}} |
|||
*{{cite book|last=Babbie|first=Earl R.|date=|year=2003|url=|title=The Practice of Social Research|location=Wadsworth|publisher=Thomsin Learning Inc.|isbn=0-534-62029-9|pages=|url-status=live|edition=10|oclc=51917727}} |
|||
*{{cite book|last=Collins|first=Randall|date=|year=1994|url=|title=Four Sociological Traditions|location=Oxford|publisher=Oxfor University Press|isbn=0-19-508208-7|pages=|url-status=live|oclc=28411490}} |
|||
*{{cite book|last=Coser|first=Lewis A.|date=|year=1971|url=https://archive.org/details/mastersofsociolo00cose|title=Masters of Sociological Thought: Ideas in Historical and Social Context|location=New York|publisher=Harcourt Brace Jovanovich|isbn=0-15-555128-0|pages=|url-status=live}} |
|||
*{{cite book|last=Giddens|first=Anthony|date=|year=2006|url=https://archive.org/details/sociology0005gidd|title=Sociology|location=Cambridge|publisher=Polity|isbn=0-7456-3378-1|pages=|url-status=live|edition=5|oclc=63186308}} |
|||
*{{Cite book|year=1989|author=Landis, Judson R|title=Sociology: Concepts and Characteristics|place=Belmont, California|edition=7|publisher=Wadsworth|isbn=0-534-10158-5|postscript=<!-- Bot inserted parameter. Either remove it; or change its value to "." for the cite to end in a ".", as necessary. -->|url=https://archive.org/details/sociologyconcept00land_0|first=|date=|pages=|url-status=live}} |
|||
*{{Cite book|year=1991|author=Macionis, John J|title=Sociology|edition=3|place=Englewood Cliffs, New Jersey|publisher=Prentice Hall|isbn=0-13-820358-X|postscript=<!-- Bot inserted parameter. Either remove it; or change its value to "." for the cite to end in a ".", as necessary. -->|url=https://archive.org/details/sociology0003maci|first=|date=|pages=|url-status=live}} |
|||
*{{cite book|last=Merton|first=Robert K.|date=|year=1959|url=|title=Social Theory and Social Structure: Toward The Codification of Theory and Research|location=Glencoe|publisher=Free Press|isbn=|pages=|url-status=live|edition=3|oclc=4536864}} |
|||
*{{cite book|last=Mills|first=C. Wright|date=|year=1959|url=https://archive.org/details/sociologicalimag00mill_0|title=The Sociological Imagination|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=|pages=|url-status=live|edition=|oclc=165883}} |
|||
*{{cite book|last=Mills|first=C. Wright|date=|url=http://ddl.uwinnipeg.ca/res_des/files/readings/cwmills-intel_craft.pdf|title=Intellectual Craftsmanship Advices How to Work for Young Sociologist|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live|access-date=2011-10-07|archive-date=2006-11-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20061106060908/http://ddl.uwinnipeg.ca/res_des/files/readings/cwmills-intel_craft.pdf|dead-url=yes}} |
|||
*{{Cite book|last=Mitchell|first=Geoffrey Duncan|title=A Hundred Years of Sociology: A Concise History of the Major Figures, Ideas, and Schools of Sociological Thought|url=https://archive.org/details/hundredyearsofso0000mitc_x2z8|year=2007, originally published in 1968|publisher=Transaction Publishers|location=New Brunswick, New Jersey|isbn=978-0-202-36168-0|oclc=145146341}} |
|||
*{{cite book|last=NIsbet|first=Robert A.|date=|year=1967|url=|title=The Sociological Tradition|location=London|publisher=Heinemann Educational Books|isbn=1-56000-667-6|pages=|url-status=live|edition=|oclc=26934810}} |
|||
*{{cite book|last=Ritzer, George dan Douglas J. Goodman|first=|date=|year=2004|url=https://archive.org/details/classicalsociolo00ritz|title=Sociological Theory|location=New York|publisher=McGraw Hill|isbn=0-07-281718-6|pages=|url-status=live|edition=9|oclc=52240022}} |
|||
*{{cite book|last=Scott, John dan Marshall, Gordon (ed)|first=|date=|year=2005|url=|title=A Dictionary of Sociology|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-860986-8|pages=|url-status=live|edition=3|oclc=60370982}} |
|||
*{{cite book|last=Wallace, Ruth A., dan Alison Wolf|first=|date=|year=1995|url=|title=Contemporary Sociological Theory: Continuing the Classical Tradition|location=Upper Saddle River|publisher=Prentice Hall|isbn=0-13-036245-X|pages=|url-status=live|edition=4|oclc=31604842}} |
|||
*{{cite book|last=White|first=Harrison C.|date=|year=2008|url=https://archive.org/details/identitycontrolh0000whit|title=Identity and Control: How Social Formations Emerge|location=Princeton|publisher=Princeton University Press|isbn=978-0-691-13714-8|pages=|url-status=live|edition=2|oclc=174138884}} |
|||
*{{cite book|last=Willis|first=Evan|date=|year=1996|url=https://archive.org/details/sociologicalques0000will|title=The Sociological Quest: An introduction to the Study of Social Life|location=New Brunswick|publisher=Rutgers University Press|isbn=0-8135-2367-2|pages=|url-status=live|edition=|oclc=34633406}} |
|||
{{Ilmu sosial}} |
|||
[[Kategori:Sosiologi| ]] |
[[Kategori:Sosiologi| ]] |
Revisi terkini sejak 23 Agustus 2024 00.29
Sosiologi |
---|
Portal |
Teori dan Sejarah |
Metode penelitian |
Topik dan Cabang |
agama ·
budaya ·
demografi |
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam masyarakat serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte yang juga dikenal sebagai bapak dari sosiologi dan kemudian diperluas menjadi suatu disiplin ilmiah oleh Herbert Spencer.[1] Perkembangan sosiologi sebagai ilmu dibagi menjadi empat tahap, yaitu masa abad pertengahan, masa abad renaisans, masa sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat dengan menggunakan metode ilmiah dari keilmuan lain (abad ke-18 M), dan masa sosiologi sebagai ilmu dengan metode ilmiah yang mandiri (abad ke-19 M).[2] Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas dan dapat diselidiki melalui metode-metode ilmiah serta dapat disusun menjadi suatu sistem yang masuk akal dan saling berhubungan. Objek kajian utama dalam sosiologi ialah struktur masyarakat, unsur sosial, sosialisasi dan perubahan sosial.[3] Cabang-cabang ilmu sosiologi bersifat gabungan antara ilmu tentang gejala sosial yang terjadi dalam Masyarakat dengan ilmu-ilmu lainnya.[4]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Sosiologi merupakan gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu socius yang berarti kawan atau teman dan logos yang artinya ilmu pengetahuan.[5]
Sejarah Perkembangan Sosiologi
[sunting | sunting sumber]Sosiologi didirikan oleh orang Yunani kuno. Awalnya sosiologi bersatu dengan ilmu filsafat sosial. Dipisahkan karena kemudian diskusi masyarakat berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum. Seperti perang dan konflik sosial. Dalam buku Sociology: SOciety Diving in Society (2007), pada abad ke-19, seorang filsuf Prancis bernama Auguste Comte mengungkapkan keprihatinannya tentang keadaan masyarakat Prancis setelah Revolusi Prancis booming. Dampak revolusi menimbulkan perubahan positif dengan munculnya suasana demokrasi, tetapi juga membawa perubahan negatif. Perubahan negatif berupa konflik kelas yang menyebabkan anarkisme di masyarakat. Konflik dipicu oleh kurangnya pemahaman untuk mengatasi perubahan atau hukum seperti pengaturan stabilitas sosial. Dalam kondisi seperti itu, Auguste Comte menyarankan bahwa studi tentang masyarakat harus dikembangkan menjadi ilmu yang mandiri. C tis di mana sosiologi lahir sebagai cabang termuda dari ilmu-ilmu sosial. Istilah sosiologi dipopulerkan oleh Auguste Comte dalam bukunya Cours de Philosophe Positif (1830). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa objek sosiologi adalah manusia atau masyarakat luas. Sosiologi kemudian menjadi ilmu yang berkembang di Eropa, terutama di Jerman dan Prrancis.[6]
Di dalam proses perkembangannya sosiologi dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu ke masyarakat lainnya seperti ekonomi dan sejarah. Sosiologi yang merupakan pemikiran terhadap masyarakat lambat laun menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Banyak usaha baik bersifat ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.[7]
Penggunaan istilah Sosiologi
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya, manusia menyatukan segala bidang pengetahuan sebagai bagian dari filsafat alam. Kemudian filsafat alam berkembang menjadi berbagai cabang ilmu, salah satunya ialah filsafat sosial. Filsafat sosial membahas tentang etika yang perlu ada dan diiterapkan di dalam masyarakat. Tokoh-tokohnya yaitu Plato (429–347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Plato membahas tentang unsur sosiologi dalam bernegara, sedangkan Aristoteles membahas tentang etika sosial. Dalam perkembangannya, sosiologi menjadi pengetahuan yang berbeda dengan filsafat sosial. Sosiologi lebih mengutamakan pengetahuan tentang realitas sosial di dalam masyarakat, dibandingkan dengan pengetahuan tentang cara masyarakat dalam menerapkan etika.[8] Konsep sosiologi kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau melalui pemikiran tentang kontak sosial. Konsep pemikiran sosiologi ini belum dianggap sebagai ilmu hingga awal tahun 1800-an.[9]
Istilah sosiologi digunakan pertama kali oleh Auguste Comte dalam bukunya yang berjudul Cours De Philosophie Positive yang diterbitkan pada tahun 1838 M dan kemudian dipopulerkan oleh Herbert Spencer pada tahun 1876 melalui penerbitan bukunya yang berjudul Principles of Sociology.[10] Istilah sosiologi diperoleh dari dua kata dalam bahasa Latin yaitu Socius dan Logos. Kata Socius berarti kawan, sedangkan kata Logos berarti ilmu pengetahuan.[11]
Definisi
[sunting | sunting sumber]Masyarakat Eropa merupakan pencetus sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmiah. Sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat memiliki batasan-batasan yang membedakannya dengan disiplin ilmiah lainnya.[12] Berikut beberapa definisi sosiologi menurut para ahli:
- Pitirim Sorokin : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala sosial, gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial lain..[13]
- Albert J. Reiss, Jr : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kelompok-kelompok sosial yang membentuk organisasi sosial atau lembaga sosial, dan pranata sosial serta dampak yang ditimbulkannya.
- Meta Spencer dan Alex Inkeles : Sosiologi adalah ilmu tentang kelompok hidup manusia.
- David Popenoe : Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
- Roucek dan Warren : sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok sosial.[3]
- William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf : sosiologi adalah penelitian ilmiah tentang interaksi sosial yang menghasilkan organisasi sosial.[3]
- J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers : sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.[14]
- Max Weber : Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.[15]
- Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi : Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.[16]
- Paul B. Horton : sosiologi adalah ilmu yang memusatkan pemahaman mengenai kehidupan kelompok dan produk kehidupan yang dihasilkannya.[17]
- Soerjono Soekanto : sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.[18]
- William Kornblum : sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
- Allan Jhonson : sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku sosial serta pengaruh individu terhadap individu lain dan terhadap sistem sosial.[17]
- Émile Durkheim : Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.[19]
- Nursid Sumaatmadja : Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan sosial, artinya bahwa manusia adalah makhluk aktif yang mengadakan kontak sosial dengan interaksi sosial yang berupa tingkah laku dan dapat saling mempengaruhi.
- Hassan Shadily : Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang cara individu-individu di dalam masyarakat agar dapat hidup bersama dengan membentuk ikatan-ikatan antar individu serta cara untuk memaknai dan mengendalikan tujuan hidup bersama dengan membentuk perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan.[20]
- P.J. Bouman: Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antarmanusia dalam hubungan antar individu dengan kelompok, sifat dan perubahan-perubahan, lembaga-lembaga serta ide-ide sosial.[21]
- Georg Simmel: Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dalam konteks individu secara khusus dan tidak terikat, namun menghasilkan interaksi sosial sebagai realitas sosial.[22]
Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial[23]
Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, diperoleh dari aktivitas berpikir manuia melalui metode tertentu. Kebenaran ilmu pengetahuan dapat diuji secara kritis oleh orang lain. Secara garis besar, ilmu pengetahuan terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
a. Ilmu pengetahuan alam (natural sciences), yaitu ilmu yang mengkaji gejala-gejala alam, baik hayati maupun nonhayati. Ilmu pengetahuan alam antara lain matematika, biologi, fisika, dan kimia.
b. Ilmu pengetahuan sosial (social sciences), yaitu ilmu yang mengkaji kehidupan bersama manusia dengan sesamanya, ilmu pengetahuan sosial antara lain sosiologi, politik, hukum, dan ekonomi.
c. Ilmu pengetahuan budaya (humanistic study), yaitu ilmu yang mempelajari manifestasi atau perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia. Ilmu pengetahuan budaya antara lain kesastraan, bahasa, agama, filsafat dan kesenian.
Hakikat
[sunting | sunting sumber]Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.[24]
- Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
- Sosiologi termasuk disiplin ilmiah kategori, bukan merupakan disiplin ilmiah normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
- Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Ciri-Ciri
[sunting | sunting sumber]Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Ciri utama dari sosiologi sebagai ilmu ialah empiris, teoretis, kumulatif dan nonetis.
1.Empiris, yaitu didasarkan pada pengamatan dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat perkiraan.
2.Teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil pengamatan yang nyata dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
4.Kumulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
5. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.[25]
Sudut pandang
[sunting | sunting sumber]Sosiologi merupakan ilmu yang dapat diamati dalam sudut pandang yang beragam, karena manusia merupakan makhluk yang perilakunya berubah-ubah.[26] Hal utama yang dijadikan acuan dalam menyusun sudut pandang sosiologi adalah persoalan utama dalam dunia sosial. Sosiologi memunculkan banyak sudut pandang yang beragam yang saling berkaitan sekaligus saling bersaing satu sama lainnya. Pada awalnya, sudut pandang dalam sosiologi dapat dibedakan menjadi sudut pandang fakta sosial, sudut pandang definisi sosial, sudut pandang perilaku sosial. Pada perkembangan selanjutnya, muncul sudut pandang baru yaitu sudut pandang positivistik, sudut pandang konstruksi sosial, dan sudut pandang kritis.[27]
Sudut pandang fakta sosial
[sunting | sunting sumber]Sosiologi dapat dipandang melalui fakta sosial berupa realitas sosial mengenai adanya struktur sosial dalam masyarakat. Realitas sosial ini terbentuk secara mandiri tanpa ada kaitannya dengan individu-individu yang ada dalam suatu masyarakat. Fakta sosial ini berbentuk seperangkat aturan dalam masyarakat yang terpisah dari masyarakat tetapi tetap mempengaruhi perilaku sosial dari masyarakat tersebut.[27]
Sudut pandang definisi sosial
[sunting | sunting sumber]Sosiologi dapat dipandang dari cara dan proses berpikir manusia sebagai individu yang melakukan suatu tindakan secara bertanggung jawab untuk menemukan nilai sosial melalui interaksi sosial. Di dalam masyarakat, manusia sebagai individu tetap patuh terhadap struktur sosial dan pranat sosial yang telah ada. Sosiologi dipandang sebagai proses perilaku sosial dan interaksi sosial yang berasal dari kehendak individu. Dalam sudut pandang definisi sosial, hakikat dari realitas sosial berbentuk keinginan dan tindakan individu yang sifatnya subjektif. Sosiologi dalam sudut pandan definisi sosial mengacu pada makna yang dihasilkan oleh individu bagi masyarakatnya.[28]
Sudut pandang perilaku sosial
[sunting | sunting sumber]Sosiologi yang dipandang melalui perilaku sosial lebih mengutamakan sifat yang dapat diamati melalui panca indera serta bersifat objektif. Acuan utama dalam sudut pandang perilaku sosial adalah interaksi sosial yang berbentuk perilaku sosial yang dapat dipelajari melalui pengamatan secara langsung. Sosiologi dalam sudut pandang perilaku sosial tidak mementingkan makna dari perilaku sosial, melainkan pengamatan dari perilaku itu sendiri secara berulang-ulang. Interaksi sosial dipandang sebagai suatu proses tanggapan dan rangsangan yang memiliki hubungan timbal balik.[29]
Sudut pandang positivistik
[sunting | sunting sumber]Sudut pandang positivistik diperoleh dari filsafat positivistik Rene Descartes dan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimulai sejak abad pencerahan. Sebelum adanya sudut pandang positivistik, masyarakat sepenuhnya diatur oleh negara dan agama yang mengendalikan pemikiran yang bersifat metafisika dan teologis.[30] Memasuki abad ke-14 Masehi, masyarakat Eropa khususnya Skotlandia, memulai menunjukkan ketidaksesuaian antara nalar dan agama dan memilih mencari kebenaran pengetahuan melalui pembuktian secara empiris. Pemikiran ini kemudian berkembang di Inggris dan menyebar ke Eropa Daratan.[31]
Sudut pandang konstruktivistik
[sunting | sunting sumber]Sudut pandang konstuktivistik dihasilkan melalui proses dari perdebatan teoretik dalam sejarah perkembangan sosiologi itu sendiri. Teori-teori sosial yang bersifat umum mulai diperdebatkan sehingga menghasilkan berbagai teori sosial yang bersifat khusus dan terperinci pada suatu kajian tertentu. Selain itu, sudut pandang konstruktivistik juga muncul akibat adanya perdebatan antara penggunaan metode yang subjektif atau objektif dalam ilmu sosial serta perdebatan mengenai penggunaan metode ilmiah atau pengamatan simbolik.[32]
Sudut pandang kritis
[sunting | sunting sumber]Sudut pandang kritis mulai terbentuk ketika sosiologi dianggap tidak mampu menciptakan perubahan sosial dan perubahan politik yang mampu menciptakan masyarakat yang adil dan beradab. Selain itu, sosiologi dianggap terlau mengandalkan metode ilmiah sebagai tujuannya.[33] Para ahli teori kritis menganggap sosiologi hanya berpusat pada kajian masyarakat secara menyeluruh sehingga tidak mempedulikan peran individu, sehingga masyarakat yang adil dan beradab sulit diwujudkan melalui perubahan sosial.[34]
Pokok bahasan
[sunting | sunting sumber]Fakta sosial
[sunting | sunting sumber]Fakta sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang tidak dilakukan oleh individu melainkan oleh hal-hal yang berada di sekitarnya. Sifat dari fakta sosial adalah mampu memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Segala hal yang berkaitan dengan interaksi sosial merupakan bagian dari fakta sosial. Fakta-fakta ini bersifat objektif dan tidak mengandung nilai subjektif yang berasal dari manusia.[35]
Tindakan sosial
[sunting | sunting sumber]Tindakan sosial merupakan tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh dari perilaku orang lain atau dapat memengaruhi orang lain.[35]
Khayalan sosiologis
[sunting | sunting sumber]Khayalan sosiologis merupakan cara untuk memahami apa yang terjadi di dalam individu maupun di dalam masyarakat. Melalui khayalan sosiologi sejarah tokoh masyarakat, sejarah masyarakat dan hubungan keduanya satu sama lain, dapat dengan mudah dipahami. Khayalan sosiologis menggunakan permasalah dan isu sebagai alat untuk memahami masyarakat dan individu di dalamnya.[36]
Realitas sosial
[sunting | sunting sumber]Realitas sosial merupakan hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan sosial. Sifat dari reaitas sosial adalah memiliki pola tertentu yang dapat dijelaskan serta saling berkaitan satu sama lain.[37]
Objek
[sunting | sunting sumber]Sosiologi tidak memiliki fokus kajian pada bidang-bidang yang memiliki spesialisasi tertentu, melainkan mengkaji fenomena sosial secara umum. [38] Objek kajian utama dalam sosiologi ialah masyarakat.[39] Masyarakat adalah sekelompok individu yang hidup secara bersama-sama dalam suatu wilayah dan mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.[40] Penyelidikan terhadap masyarakat dilakukan melalui sudut pandang hubungan antara manusia dan proses yang ditimbulkannya dalam masyarakat. Sosiologi mengkaji hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara individu dengan kelompok, dan hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain. Selain itu, sosiologi juga mengkaji sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam coraknya.[41]
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek, yaitu objek material, objek formal, objek budaya dan objek agama.[42] Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.[43] Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.[43] Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain. Sedangkan objek agama menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang mempengaruhi hubungan manusia.[42]
Ruang lingkup kajian
[sunting | sunting sumber]Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji lebih mendalam pada bidang sosial dengan cara yang beragam.[44] Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota, dalam individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang sesuai bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.[45] Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi dapat dibagi menjadi tiga bidang ilmu utama, yaitu ekonomi, manajemen, dan sejarah. Sosiologi dalam bidang ekonomi meliputi segala kegiatan usaha yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan penggunaan sumber daya alam. Masalah manajemen berkaitan dengan pihak-pihak yang membuat kajian tentang masyarakat, sedangkan persoalan sejarah berhubungan dengan catatan kronologi.[46]
Dalam sosiologi, informasi untuk keperluan penelitian diperoleh dari penggabungan data dari berbagai ilmu pengetahuan. Sosiologi dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah yang dapat memberikan keterangan beserta uraian tentang proses berlangsungnya kehidupan kelompok-kelompok sosial, atau kelompok manusia. Lingkungan hidup, realitas sosial serta sensasi yang dirasakan manusia dapat dijelaskan melalui sosiologi. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok serta prosesnya. Analisis sosiologi dipengaruhi oleh semua faktor tersebut dalam hubungan antara manusia.[47]
Perkembangan sosiologi
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya sosiologi disebut filsafat sosial karena masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam filsafat, materi yang dibahas pun tidak dapat dikatakan sebagai ilmu sosiologi seperti yang dikenal sekarang. Sebab, pada saat itu materi filsafat sosial masih mengandung unsur etika yang membahas tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu, sedangkan sosiologi yang berkembang saat ini merupakan ilmu yang membicarakan bagaimana kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Perkembangan pada abad pencerahan
[sunting | sunting sumber]Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir pada abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini. Berkembangnya ilmu pengetahuan pada abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak pada abad ini. Para ahli pada zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
Pengaruh perubahan yang terjadi pada abad pencerahan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1839, Auguste Comte menciptakan istilah sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. terhadap keseluruhan pengetahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat, hal ini disebut sebagai tahap pemikiran awal sosiologi. Perubahan-perubahan besar pada abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Prancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.
Gejolak abad revolusi
[sunting | sunting sumber]Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangsawan dan kaum rohaniwan yang semula bergelimang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya:
- Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
- Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
- Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.
Kelahiran sosiologi modern
[sunting | sunting sumber]Pada awal abad ke-20 Masehi, terjadi imigrasi besar-besaran dari Eropa menuju ke Amerika Utara. Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan berbagai masalah sosial berupa tindakan kriminal. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga membentuk kota-kota baru yang maju dalam bidang industri, sehingga terjadi perubahan sosial dalam masyarakat. Para ilmuwan kemudian mulai meneliti perubahan sosial ini, sehingga sosiologi mengalami perkembangan yang pesat di Amerika Serikat dan Kanada. Teori-teori sosiologi yang berkembang di Eropa mulai diganti dengan teori-teori baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat Amerika, sehingga terciptalah sosiologi modern. Pendekatan sosiologi modern mengutamakan pengetahuan empiris dengan penekanan pada fakta sosial yang dapat dipelajari dalam perubahan masyarakat. Berdasarkan fakta sosial itu, ditemukan kesimpulan yang lebih menyeluruh dan cakupannya lebih luas terhadap perubahan masyarakat.[48]
Cabang keilmuan
[sunting | sunting sumber]Sosiologi pengetahuan
[sunting | sunting sumber]Sosiologi pengetahuan merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari pengetahuan dan pemikiran manusia yang berkaitan dengan proses sosial dan faktor yang mempengaruhinya dalam suatu kondisi sosial.[49] Istilah sosiologi pengetahuan diperkenalkan pertama kali oleh Max Scheler.[50]
Sosiologi agama
[sunting | sunting sumber]Sosiologi agama merupakan salah satu cabang sosiologi yang mempelajari masyarakat dari sudut pandang agama secara universal. Dalam sosiologi agama, nilai kebenaran filsafat serta dogma dalam teologi tidak dijadikan sebagai bahan kajian. Sosiologi agama mengkaji tentang kehidupan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat sebagai penggambaran dari keagamaan.[51] Pendekatan sosiologi agama cenderung menggunakan kelebihan dan kekurangan pada suatu agama sebagai objek kajian.[52] Objek kajian utama dalam sosiologi agama ialah hubungan antarindividu dan antarkelompok di dalam organisasi keagamaan serta hubungan antara suatu organisasi keagamaan dengan organisasi keagamaan lainnya.[53] Dalam sosiologi agama, keyakinan kerohanian merupakan struktur sosial yang menciptakan integrasi sosial pada individu-individu di dalam masyarakat.[54]
Sosiologi hukum
[sunting | sunting sumber]Sosiologi hukum merupakan cabang ilmu sosiologi yang menjelaskan hukum secara positif dengan mempertimbangkan ilmu kemasyarakatan. Sosiologi hukum diperkenalkan pertama kali pada tahun 1882 oleh ilmuwan berkebangsaan Italia yang bernama Anzilotti. Sosiologi hukum menggabungkan pemikiran filsafat hukum, filsafat ilmu dan ilmu sosial dari berbagai pemikiran dengan pendapat yang berbeda-beda. Penjelasan ilmiah dalam sosiologi hukum disampaikan dengan metode deskripsi dan eksplorasi.[55] Dalam sosiologi hukum, masyarakat dianggap sebagai suatu sistem sosial yang menjadi tempat diterapkannya proses hukum.[56] Sosiologi hukum memanfaatkan pola-pola perlambangan hukum, prosedur hukum, dan sanksi, untuk menafsirkan kebiasaan-kebiasaan dan penerapan materi hukum.[57] Aktivitas penelitian dalam sosiologi hukum menerapkan proses berpikir yang rasional dan teleologis.[58]
Sosiologi pendidikan
[sunting | sunting sumber]Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan antara manusia dalam pendidikan melalui pendekatan sosial dan menggunakan metode ilmiah.[59] Penggunaan istilah sosiologi pendidikan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1899 oleh John Dewey dalam bukunya yang berjudul School and Society. Konsep awal dari sosiologi pendidikan yaitu peran lembaga pendidikan sebagai pranata sosial.[60] Konsep ini kemudian dikembangkan lagi oleh Ilmuwan-ilmuwan di bidang ilmu pendidikan dan ilmu sosial yaitu A. W. Small, E. A.Kirkpatrick, C. A. Elwood, Alvin Good, dan S. T. Dutton. Pengembangan konsep berkaitan dengan peranan sosiologi bagi pendidikan, terutama pendidikan anak oleh keluarga dan masyarakat. Konsep sosiologi pendidikan mengalami perkembangan lebih lanjut setelah John Dewey kembali menerbitkan buku pada tahun 1916 yang berjudul Democracy and Education.[61]
Sosiologi politik
[sunting | sunting sumber]Perumusan batasan sosiologi politik dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama, sosiologi politik dijadikan sebagai sebuah hubungan masyarakat yang memiliki interaksi sosial dalam bentuk politik dan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara politik dan masyarakat.[62] Pendekatan kedua, sosiologi politik dijadikan sebagai pendekatan bagi konsep, variabel, teori dan metodologi dalam memahami fenomena sosial. Pada pendekatan kedua, sosiologi politik menjadi penjelas bagi kegiatan politik yang merupakan bagian dari realitas sosial. Kegiatan ini melliputi pembagian kekuasaan dan kewenangan, pengambilan keputusan dalam kebijakan kehidupan publik, pemerintahan, dan negara serta pengambilan keputusan dalam konflik dan resolusi konflik.[63]
Sosiologi kesehatan
[sunting | sunting sumber]Sosiologi kesehatan merupakan salah satu cabang sosiologi yang berawal dari perkembangan sosiologi kedokteran. Penyebab dibentuknya sosiologi kedokteran adalah diperlukannya faktor-faktor sosial yang menentukan pola penyebaran penyakit. Setelah terjadi perubahan sudut pandang dari penyebaran penyakit menjadi pencegahan penyakit, maka sosiologi kesehatan pun dibentuk dan terpisah dari sosiologi kedokteran.[64] Dalam sosiologi kesehatan, pengelolaan masalah kesehatan dilakukan dengan pendekatan sosiologi.[65]
Sosiologi ekonomi
[sunting | sunting sumber]Sosiologi ekonomi merupakan salah satu cabang sosiologi yang membahas tentang cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam sosiologi ekonomi, fenomena ekonomi yang terjadi dijelaskan dengan pendekatan sosiologi. Fenomena ekonomi yang dikaji berupa proses produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kesejahteraan. Pendekatan sosiologis yang digunakan guna mengamati fenomena ekonomi meliputi kerangka acuan, variabel, indikator, serta model sosiologi dalam menjelaskan fenomena sosial di dalam masyarakat.[66]
Sosiologi pembangunan
[sunting | sunting sumber]Sosiologi pembangunan merupakan salah satu cabang sosiologi yang mempelajari masyarakat sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Dalam proses pembangunan, masyarakat menjadi penyebab terjadinya pembangunan sekaligus penerima dampak dari pembangunan yang dilakukan. Pembangunan dianggap sebagai cara untuk melakukan humanisasi terhadap masyarakat.[67] Konsep dasar dari sosiologi pembangunan dibentuk oleh Karl Marx, Max Weber, dan Durkheim.[68]
Sosiologi pedesaan
[sunting | sunting sumber]Sosiologi pedesaan merupakan bagian dari ilmu sosiologi terapan yang ditujukan bagi masyarakat pedesaan.[1] Pada masa klasik sosiologi pedesaan diartikan sebagai keadaan sosial dari desa-desa di Eropa yang menggambarkan perbedaannya secara jelas bila dibandingkan dengan keadaan kota. Pada masa modern, sosiologi pedesaan diartikan sebagai cara masyarakat pedesaan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan kapitalisme yang mempengaruhi pertanian.[69] Perkembangan ilmu sosiologi pedesaan berlangsung pesat di Amerika Serikat melalui karya tulis ilmiah T. Lynn Smith dan Paul E. Zopf pada tahun 1970 serta pada tahun 1972 melalui karya tulis ilmiah Galeski.[70]
Sosiologi perkotaan
[sunting | sunting sumber]Sosiologi perkotaan merupakan salah satu cabang sosiologi yang mempelajari tentang gejala sosial akibat dari interaksi sosial yang terjadi di dalam kawasan perkotaan. Objek kajian utama dalam sosiologi perkotaan adalah interaksi yang terjadi pada masyarakat perkotaan yang dipengaruhi oleh lingkungan kota.[71] Kajian tentang sosiologi perkotaan mulai dibahas pertama kali oleh Chicago School dalam buku pedoman tentang ekologi manusia. Pada tahun 1950, Chicago School kemudian menerbitkan buku pedoman tentang sosiologi urban.[72] Kajian dalam sosiologi perkotaan melingkupi keterangan umum tentang perkotaan, urbanisasi, pembagian kawasan perkotaan, masyarakat perkotaan, permasalahan urban, dan struktur sosial.[73]
Kegunaan
[sunting | sunting sumber]Teori-teori dalam ilmu sosiologi dapat digunakan untuk untuk menjadi rangkuman pengetahuan mengenai hal-hal yang diketahui dan telah teruji kebenarannya dalam ilmu sosial. Rangkuman pengetahuan ini kemudian dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melengkapi kekurangan-kekurangan individu terhadap pengetahuan sosial. Pengetahuan yang lengkap ini kemudian dapat memperjelas fakta sosial serta dapat membentuk susunan konsep tentang arah perkembangan masyarakat. Teori-teori sosiologi juga dapat dimanfaatkan dalam rangka pembangunan masyarakat. Perencanaan pembangunan masyarakat harus diawali dengan pengumpulan informasi berupa data masyarakat yang akan dikembangkan. Selanjutnya, diperlukan informasi tentang dampak yang dapat ditimbulkan akibat pengembangan masyarakat melalui pembangunan. Data yang diperlukan secara lebih rinci berupa pola interaksi sosial, kelompok-kelompok sosial, maupun tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam pembangunan. Data tentang kebudayaan yang dapat memperlambat atau mempercepat proses pembangunan juga diperlukan.[74]
Penerapan teori sosiologi dalam kehidupan nyata untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial. Masalah-masalah sosial dan pembangunan juga menjadi mudah untuk diselesaikan karena adanya data yang akurat yang diperoleh pemerintah melalui pemeriksaan yang ketat. Tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dilakukan dengan teliti. Tahap perencanaan data didasarkan pada nilai sosial dan aspirasi yang ada atau mungkin ada dalam masyarakat jika kebijakan dilaksanakan. Kekuatan sosial yang penting dan berpengaruh juga harus diketahui keberadaannya pada saat pelaksanaan pembangunan dan kebijakan. Sedangkan, tahap evaluasi melibatkan dampak-dampak dari kebijakan terhadap pola interaksi sosial dan kondisi masyarakat yang ada. Teori sosiologi juga dapat membantu siapa pun yang ingin berperan atau tampil dalam masyarakat dengan cara memahami nilai-nilai dan kekuatan-kekuatan yang penting yang dapat digunakan atau dirangkul untuk bersama membangun peran sosial. Selain itu, teori sosiologi dapat membantu mengenali adanya perbedaan sosial antara kelompok dan mempermudah terciptanya pluralitas masyarakat yang stabil demi pembangunan dan kemajuan bersama.[75]
Referensi dan pranala luar
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Murdiyanto 2008, hlm. 1.
- ^ Elisanti dan Rostini 2009, hlm. 7.
- ^ a b c Zaitun 2016, hlm. 2.
- ^ Sukardi dan Rohman 2009, hlm. 9.
- ^ Ridwan, Aang. "Sosiologi industri: Transformasi menuju masyarakat Post-Industri".
- ^ Welianto, Ari (2020-07-30). Welianto, Ari, ed. "Sosiologi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-09.
- ^ Sucipto, Urip (2014). Sosiologi. Yogyakarta: Deepublish. hlm. 5. ISBN 978-602-2802-28-0.
- ^ Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 3.
- ^ Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 3-4.
- ^ Murdiyanto 2008, hlm. 2.
- ^ Welianto, Ari. Welianto, Ari, ed. "Sosiologi: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya". Kompas.com.
- ^ Murdiyanto 2008, hlm. 3.
- ^ Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 5.
- ^ Budiati 2009, hlm. 11.
- ^ Widianti 2009, hlm. 3.
- ^ Waluya 2009, hlm. 5.
- ^ a b Murdiyanto 2008, hlm. 4.
- ^ Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 6.
- ^ Waluya 2009, hlm. 4.
- ^ Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 9.
- ^ Elisanti dan Rostini 2009, hlm. 9.
- ^ Budiati 2009, hlm. 10.
- ^ Purwasih, Joan Hesti Gita (2016). Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten: PT Intan Pariwara. hlm. 4. ISBN 979-28-1442-2 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - ^ Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5
- ^ William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
- ^ Sukardi dan Rohman 2009, hlm. 8.
- ^ a b Wirawan 2012, hlm. 2.
- ^ Wirawan 2012, hlm. 95.
- ^ Wirawan 2012, hlm. 169.
- ^ Septiarti, dkk. 2017, hlm. 30.
- ^ Septiarti, dkk. 2017, hlm. 31.
- ^ Septiarti, dkk. 2017, hlm. 35-36.
- ^ Septiarti, dkk. 2017, hlm. 42-43.
- ^ Septiarti, dkk. 2017, hlm. 43.
- ^ a b Soyomukti 2014, hlm. 64.
- ^ Soyomukti 2014, hlm. 64-65.
- ^ Soyomukti 2014, hlm. 65.
- ^ Widianti 2009, hlm. 4.
- ^ Zaitun 2016, hlm. 5.
- ^ "Pengertian Masyarakat: Definisi, Fungsi, Syarat, Unsurnya [LENGKAP]". Nesabamedia. 2019-03-31. Diakses tanggal 2020-11-20.
- ^ Ruswanto 2009, hlm. 5.
- ^ a b James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
- ^ a b Ruswanto 2009, hlm. 3.
- ^ Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25
- ^ Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic Press. Hlm. 19
- ^ George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28
- ^ Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 11.
- ^ Murdiyanto 2008, hlm. 26.
- ^ Pandaleke 2015b, hlm. 3-4.
- ^ Pandaleke 2015b, hlm. 5.
- ^ Pramono 2017, hlm. 2.
- ^ Pramono 2017, hlm. 5.
- ^ Haryanto 2015, hlm. 31.
- ^ Haryanto 2015, hlm. 32.
- ^ Laksana, dkk. 2017, hlm. 1.
- ^ Umanailo 2016, hlm. 6.
- ^ Laksana, dkk. 2017, hlm. 10.
- ^ Umanailo 2016, hlm. 5.
- ^ Zaitun 2016, hlm. 8.
- ^ Zaitun 2016, hlm. 9-10.
- ^ Zaitun 2016, hlm. 10.
- ^ Damsar 2015, hlm. 12.
- ^ Damsar 2015, hlm. 13-14.
- ^ Rosmalia dan Sriani 2017, hlm. 4.
- ^ Rosmalia dan Sriani 2017, hlm. 5.
- ^ Mudiarta, K.G. (2011). "Perspektif dan Peran Sosiologi Ekonomi dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat". Forum Penelitian Agro Ekonomi. 29 (1): 56. doi:10.21082/fae.v29n1.2011.55-66. ISSN 2580-2674. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-27. Diakses tanggal 2020-11-24.
- ^ Jamaludin 2016, hlm. 1-2.
- ^ Jamaludin 2016, hlm. 2.
- ^ Zid dan Alkhudri 2016, hlm. 2.
- ^ Zid dan Alkhudri 2016, hlm. 3.
- ^ Pandaleke 2015a, hlm. 4.
- ^ Pandaleke 2015a, hlm. 5.
- ^ Pandaleke 2015a, hlm. 5-6.
- ^ Soyomukti 2014, hlm. 104-105.
- ^ Soyomukti 2014, hlm. 105-106.
- Asosiasi Profesional
- African Sociological Association (AfSA) Diarsipkan 2007-07-05 di Wayback Machine.
- American Sociological Association (ASA)
- Association for Humanist Sociology (AHS) Diarsipkan 2014-11-11 di Wayback Machine.
- Australian Sociological Association (TASA)
- Bangladesh Sociological Society (BSS)
- British Sociological Association (BSA)
- Canadian Sociological Association (CSA)
- Canadian Association of French-speaking Sociologists and Anthropologists
- European Sociological Association (ESA) Diarsipkan 2008-01-02 di Wayback Machine.
- French Sociological Association
- German Sociological Association (DGS)
- Indian Sociological Society (ISS)
- International Institute of Sociology (IIS)
- International Sociological Association (ISA)
- Latin American Sociological Association (ALAS) Diarsipkan 2010-01-07 di Wayback Machine.
- Portuguese Sociological Association (APS)
- Sociological Association of Ireland (SAI)
- South African Sociological Association (SASA)
Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Budiati, A. C. (2009). Sosiologi Kontekstual: Untuk SMA dan MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-219-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-11-20.
- Damsar (2015). Pengantar Sosiologi Politik Edisi Revisi (PDF) (edisi ke-4). Jakarta: Prenadamedia Group. ISBN 978-602-9413-16-8. [pranala nonaktif permanen]
- Elisanti dan Rostini, T. (2009). Sosiologi 1: untuk SMA / MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-744-8. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-11-20.
- Haryanto, Sindung (2015). Sosiologi Agama: Dari Klasik hingga Postmodern (PDF). Sleman: Ar-Ruzz Media. ISBN 978-602-313-028-3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-12-09. Diakses tanggal 2020-11-24.
- Jamaludin, A. N. (2016). Sosiologi Pembangunan (PDF). Bandung: CV. Pustaka Setia. ISBN 978-979-076-604-4.
- Laksana, dkk. (2017). Buku Ajar Sosiologi Hukum (PDF). Tabanan: Pustaka Ekspresi. ISBN 978-602-5408-02-1.
- Murdiyanto, E. (2008). Sosiologi Perdesaan: Pengantar untuk Memahami Masyarakat Desa (PDF). Yogyakarta: Wimaya Press. ISBN 978-979-8918-88-9.
- Pandaleke, Alfien (2015a). Sosiologi Perkotaan. Bogor: Maxindo Internasional. ISBN 978-602-72508-0-2.
- Pandaleke, Alfien (2015b). Sosiologi Pengetahuan (PDF). Malang: CV. Diaspora Publisher. ISBN 978-602-72371-1-7.
- Pramono, M. F. (2017). Sosiologi Agama dalam Konteks Indonesia (PDF). Ponorogo: Unida Gontor Press. ISBN 978-602-60033-8-6.
- Rosmalia, D., dan Sriani, Y. (2017). Sosiologi Kesehatan (PDF). Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-11-17. Diakses tanggal 2020-11-24.
- Ruswanto (2009). Sosiologi: SMA / MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-746-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-07. Diakses tanggal 2020-11-20.
- Septiarti, dkk. (2017). Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (PDF). Yogyakarta: UNY Press. ISBN 978-602-6338-47-1.
- Soyomukti, Nurani (2014). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-Kajian Strategis (PDF). Sleman: Ar-Ruzz Media. ISBN 978-979-25-4801-3. [pranala nonaktif permanen]
- Sudarmi, S., dan Indriyanto, W. (2009). Sosiologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-209-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-11-20.
- Suhardi dan Sunarti, S. (2009). Sosiologi 1: Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-208-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-09-30. Diakses tanggal 2020-11-12.
- Sukardi, J.S., dan Rohman, A. (2009). Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-747-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-05. Diakses tanggal 2020-11-20.
- Umanailo, M. C. B. (2016). Sosiologi Hukum. Namlea: FAM Publishing. ISBN 978-602-335-213-5.
- Waluya, B. (2009). Sosiologi 1: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-738-7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-27. Diakses tanggal 2020-11-20.
- Widianti, W. (2009). Sosiologi 1 : untuk SMA dan MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-745-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 2020-11-20.
- Wirawan, I.B. (2012). Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma: Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial. Jakarta: Prenadamedia Group. ISBN 978-602-9413-63-2.
- Zaitun (2016). Sosiologi Pendidikan (Teori dan Aplikasinya) (PDF). Pekanbaru: Kreasi Edukasi.
- Zid, M., dan Alkhudri, A.T. (2016). Sosiologi Pedesaan: Teoritisasi dan Perkembangan Kajian Pedesaan di Indonesia (PDF). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Masyarakat
- Organisasi
- Kebudayaan
- Asimilasi
- Konflik
- perubahan sosial
- Sosialisasi dan Sosialisme
- Sosiologi organisasi
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Aby, Stephen H. (2005). Sociology: A Guide to Reference and Information Sources Sociology: A Guide to Reference and Information Sources (edisi ke-3). Littleton: Libraries Unlimited Inc. ISBN 1-56308-947-5. OCLC 57475961.
- Babbie, Earl R. (2003). The Practice of Social Research (edisi ke-10). Wadsworth: Thomsin Learning Inc. ISBN 0-534-62029-9. OCLC 51917727.
- Collins, Randall (1994). Four Sociological Traditions. Oxford: Oxfor University Press. ISBN 0-19-508208-7. OCLC 28411490.
- Coser, Lewis A. (1971). Masters of Sociological Thought: Ideas in Historical and Social Context. New York: Harcourt Brace Jovanovich. ISBN 0-15-555128-0.
- Giddens, Anthony (2006). Sociology (edisi ke-5). Cambridge: Polity. ISBN 0-7456-3378-1. OCLC 63186308.
- Landis, Judson R (1989). Sociology: Concepts and Characteristics (edisi ke-7). Belmont, California: Wadsworth. ISBN 0-534-10158-5.
- Macionis, John J (1991). Sociology (edisi ke-3). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-820358-X.
- Merton, Robert K. (1959). Social Theory and Social Structure: Toward The Codification of Theory and Research (edisi ke-3). Glencoe: Free Press. OCLC 4536864.
- Mills, C. Wright (1959). The Sociological Imagination. Oxford: Oxford University Press. OCLC 165883.
- Mills, C. Wright. Intellectual Craftsmanship Advices How to Work for Young Sociologist (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-11-06. Diakses tanggal 2011-10-07.
- Mitchell, Geoffrey Duncan (2007, originally published in 1968). A Hundred Years of Sociology: A Concise History of the Major Figures, Ideas, and Schools of Sociological Thought. New Brunswick, New Jersey: Transaction Publishers. ISBN 978-0-202-36168-0. OCLC 145146341.
- NIsbet, Robert A. (1967). The Sociological Tradition. London: Heinemann Educational Books. ISBN 1-56000-667-6. OCLC 26934810.
- Ritzer, George dan Douglas J. Goodman (2004). Sociological Theory (edisi ke-9). New York: McGraw Hill. ISBN 0-07-281718-6. OCLC 52240022.
- Scott, John dan Marshall, Gordon (ed) (2005). A Dictionary of Sociology (edisi ke-3). Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-860986-8. OCLC 60370982.
- Wallace, Ruth A., dan Alison Wolf (1995). Contemporary Sociological Theory: Continuing the Classical Tradition (edisi ke-4). Upper Saddle River: Prentice Hall. ISBN 0-13-036245-X. OCLC 31604842.
- White, Harrison C. (2008). Identity and Control: How Social Formations Emerge (edisi ke-2). Princeton: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-13714-8. OCLC 174138884.
- Willis, Evan (1996). The Sociological Quest: An introduction to the Study of Social Life. New Brunswick: Rutgers University Press. ISBN 0-8135-2367-2. OCLC 34633406.