Badan Karantina Pertanian: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
(50 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2: | Baris 2: | ||
| nama = Badan Karantina Pertanian |
| nama = Badan Karantina Pertanian |
||
| kementerian/lembaga = [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia]] |
| kementerian/lembaga = [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia]] |
||
| logo = Logo |
| logo = Logo Barantan.png |
||
| ukuran_logo = 150px |
| ukuran_logo = 150px |
||
| keterangan_logo = |
| keterangan_logo = |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
| didirikan = <!-- {{Start date|tttt|bb|hh}} atau {{Start date and age|tttt|bb|hh}} (TANGGAL PENDIRIAN) --> |
| didirikan = <!-- {{Start date|tttt|bb|hh}} atau {{Start date and age|tttt|bb|hh}} (TANGGAL PENDIRIAN) --> |
||
| dasar_hukum = Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian |
| dasar_hukum = Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian |
||
| dibubarkan = |
| dibubarkan = {{Start date|2023|07|21}} |
||
| nama_sebelumnya = <!-- Nama Unit Eselon I sebelumnya--> |
| nama_sebelumnya = <!-- Nama Unit Eselon I sebelumnya--> |
||
| berubah_menjadi = |
| berubah_menjadi = [[Badan Karantina Indonesia]] |
||
| bidang_tugas = |
| bidang_tugas = |
||
| slogan = |
| slogan = Profesional, tangguh, tepercaya |
||
| pegawai = |
| pegawai = 3.809 (tahun 2019){{sfnp|Barantan|2020|p=14}} |
||
| anggaran = |
| anggaran = Rp852.815.222.000 (tahun 2019){{sfnp|Barantan|2019b|p=13}} |
||
| eselonI = Kepala Badan |
| eselonI = Kepala Badan |
||
| nama_eselonI = Ir. |
| nama_eselonI = Ir. Bambang, M.M. |
||
| sekretaris = |
| sekretaris = Sekretaris Badan |
||
| nama_sekretaris = |
| nama_sekretaris = Ir. Wisnu Haryana |
||
| eselonII = |
| eselonII = Kepala Pusat |
||
| eselonII_1 = |
| eselonII_1 = Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani |
||
| nama_eselonII_1 = |
| nama_eselonII_1 = drh. Wisnu Wasisa Putra, M.P. |
||
| eselonII_2 = |
| eselonII_2 = Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati |
||
| nama_eselonII_2 = |
| nama_eselonII_2 = Dr. Ir. A.M. Adnan, M.P. |
||
| eselonII_3 = |
| eselonII_3 = Pusat Kepatuhan, Kerja sama, dan Informasi Perkarantinaan |
||
| nama_eselonII_3 = |
| nama_eselonII_3 = Ir. Junaidi, M.M. |
||
| eselonII_4 = |
| eselonII_4 = |
||
| nama_eselonII_4 = |
| nama_eselonII_4 = |
||
| eselonII_5 = |
| eselonII_5 = |
||
| nama_eselonII_5 = |
| nama_eselonII_5 = |
||
| alamat = |
| alamat = Gedung E Kementerian Pertanian RI<br>Jl. Harsono RM No. 3 [[Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan]] |
||
| situs web = {{URL|http://karantina.pertanian.go.id/}} |
| situs web = {{URL|http://karantina.pertanian.go.id/}} |
||
| catatan = |
| catatan = |
||
}} |
}} |
||
'''Badan Karantina Pertanian''' (disingkat '''Barantan''') merupakan bekas unsur pendukung pada [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia]] yang bertugas untuk menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Sejak terbitnya Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2023 pada tanggal 20 Juli 2023, unsur-unsur dalam Badan Karantina Pertanian digabungkan dengan [[Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan]] menjadi [[Badan Karantina Indonesia]] yang merupakan [[Lembaga Pemerintah Nonkementerian|lembaga pemerintah nonkementerian]]. |
|||
'''Badan Karantina Pertanian''' (disingkat '''Barantan''') adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia]] yang bertugas untuk menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Kepala Badan Karantina Pertanian saat ini adalah Ir. [[Banun Harpini]], M.Sc. |
|||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
{{main|Karantina di Indonesia}} |
|||
=== Terminologi === |
|||
Setelah kemerdekaan negara Republik Indonesia, urusan karantina pertanian berada di bawah tanggung jawab Departemen Pertanian dengan fungsi karantina hewan, karantina ikan, dan karantina tumbuhan berada di bawah unit yang berbeda. Pada tahun 2001, Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 2001 menyatakan bahwa Badan Karantina Pertanian sebagai unit eselon Ia di Departemen Pertanian, yang terdiri atas unsur karantina hewan dan karantina tumbuhan.<ref name="sejarah">{{Cite web|url=http://karantina.pertanian.go.id/page-7-sejarah.html|title=Sejarah|last=|first=|date=|website=Badan Karantina Pertanian|publisher=|archive-url=|archive-date=|dead-url=no|access-date=11-06-2019}}</ref> Sementara itu, unsur karantina ikan dipindahkan dari Departemen Pertanian ke [[Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Departemen Kelautan dan Perikanan]] sebagai [[Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan]] (BKIPM) pada 27 September 2001. |
|||
Kata karantina berasal dari bahasa Italia, ''quaranta giorni'', yang artinya empat puluh hari. Istilah ini muncul pada abad ke-14 saat terjadi wabah [[maut hitam]] (''black death'') yang menewaskan sepertiga hingga dua pertiga penduduk [[Eropa]]. Sistem karantina pun digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Pada masa itu, kapal-kapal penumpang yang datang dari wilayah lain dilarang langsung berlabuh. Para pendatang ini harus menunggu selama empat puluh hari di suatu pulau yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa mereka tidak tertular ''black death''. Walaupun pada awalnya karantina dibuat untuk mencegah penyebaran penyakit pada manusia, namun pada perkembangan selanjutnya, konsep karantina juga digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit hewan dan tumbuhan. |
|||
Sejak tahun 2008, tepatnya setelah terbit Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, terjadi penggabungan antara karantina hewan dan karantina tumbuhan menjadi karantina pertanian dalam kerangka operasional di lapangan.Mulai saat itu, terbentuk 52 [[unit pelaksana teknis]] karantina pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia.<ref name="sejarah"/> |
|||
=== Sebelum Kemerdekaan === |
|||
Penyelenggaraan karantina pertanian di Indonesia telah berlangsung sejak zaman penjajahan [[Hindia Belanda]]. Hal ini diawali oleh adanya penyebaran penyakit karat daun kopi yang disebabkan oleh cendawan [[Hemileia vastatrix|''Hemileila vastatrix'']] dari [[Sri Lanka]]. Pemerintah kolonial berusaha untuk mencegah masuknya penyakit tersebut ke Indonesia untuk melindungi perkebunan kopi yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama mereka dengan cara menerbitkan Ordonansi 19 Desember 1877 (''Staatsblad No. 262'') yang melarang pemasukan tanaman kopi dan biji kopi dari Sri Lanka. Ordonansi tersebut merupakan pertama kali yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda dalam bidang perkarantinaan tumbuhan di Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://karantina.pertanian.go.id/pages/sejarah|title=Sejarah - Badan Karantina Pertanian - Kementerian Pertanian Republik Indonesia|last=|first=|date=|website=http://karantina.pertanian.go.id/page-7-sejarah.html|publisher=|language=id|access-date=}}</ref> |
|||
Setelah puluhan tahun diterapkan, beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum di masyarakat sehingga periu diganti. Oleh karena itu, pada tahun 2019 diterbitkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992. Pada tahun 2023, Badan Karantina Pertanian dan BKIPM digabungkan menjadi [[Badan Karantina Indonesia]], sebuah [[lembaga pemerintah nonkementerian]] yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden Indonesia.<ref>{{citation|last=Pemerintah Indonesia|title=Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2023 tentang Badan Karantina Indonesia|date=20 Juli 2023|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/255540/perpres-no-45-tahun-2023|place=Jakarta|publisher=Kementerian Sekretariat Negara}}</ref> |
|||
=== Setelah Kemerdekaan === |
|||
Setelah kemerdekaan negara Republik Indonesia, urusan perkarantinaan pertanian berada di bawah tanggung jawab Departemen Pertanian dengan fungsi karantina hewan dan karantina tumbuhan berada di bawah unit yang berbeda. Pada tahun 1992 diterbitkan [[Undang-Undang (Indonesia)|Undang-Undang]] Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan di Indonesia. Terdapat tiga buah [[Peraturan Pemerintah (Indonesia)|Peraturan Pemerintah]] yang selanjutnya diterbitkan untuk menjalankan Undang-Undang tersebut, yaitu: |
|||
* Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan, |
|||
* Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, dan |
|||
* Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan. |
|||
== Tugas dan fungsi == |
|||
Pada tahun 2008, terjadi penggabungan antara karantina hewan dan karantina tumbuhan menjadi unit eselon I bernama Badan Karantina Pertanian. Fungsi karantina ikan berpindah dari Kementerian Pertanian ke [[Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Kementerian Kelautan dan Perikanan]]. |
|||
Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan fungsi:<ref name="profil">{{Cite web|url=http://karantina.pertanian.go.id/page-8-profil-organisasi.html|title=Profil Organisasi|last=|first=|date=|website=Badan Karantina Pertanian|publisher=|archive-url=|archive-date=|access-date=11-06-2019}}</ref> |
|||
== Tugas dan Fungsi == |
|||
Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan fungsi: |
|||
# Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; |
# Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; |
||
# Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; |
# Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; |
||
Baris 65: | Baris 56: | ||
# Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. |
# Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. |
||
== Tujuan == |
=== Tujuan === |
||
Penyelenggaraan karantina pertanian ditujukan untuk:{{sfn|UU 21/2019|loc=Pasal 7}} |
|||
# |
# mencegah masuknya [[hama dan penyakit hewan karantina]] (HPHK) dan [[organisme pengganggu tumbuhan karantina]] (OPTK) dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; |
||
# |
# mencegah tersebarnya HPHK serta OPTK dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; |
||
# |
# mencegah keluarnya HPHK serta organisme pengganggu tumbuhan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; |
||
# mencegah masuk atau keluarnya pangan dan pakan yang tidak sesuai dengan standar keamanan dan mutu; |
|||
# Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah negara Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya. |
|||
# mencegah masuk dan tersebarnya [[agensia hayati]], [[spesies invasif|jenis asing invasif]], dan produk [[rekayasa genetik]] yang berpotensi mengganggu kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan kelestarian lingkungan; dan |
|||
# mencegah keluar atau masuknya tumbuhan dan satwa liar, [[spesies langka|tumbuhan dan satwa langka]], serta sumber daya genetik dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau antararea di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. |
|||
== |
== Susunan organisasi == |
||
Susunan organisasi kantor pusat Badan Karantina Pertanian yaitu:<ref>{{citation|last=Kementerian Pertanian RI|date=03-08-2015|url=http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/Permentan-43-15.pdf|title=Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|accessdate=2019-06-11|archive-date=2019-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20191104191610/http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/Permentan-43-15.pdf|dead-url=yes}}</ref> |
|||
# Sekretariat Badan |
|||
## Bagian Perencanaan |
|||
## Bagian Keuangan dan Perlengkapan |
|||
## Bagian Umum |
|||
## Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat |
|||
# Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani |
|||
## Bidang Karantina Hewan Hidup |
|||
## Bidang Karantina Produk Hewan |
|||
## Bidang Keamanan Hayati Hewani |
|||
# Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati |
|||
## Bidang Karantina Tumbuhan Benih |
|||
## Bidang Karantina Tumbuhan Nonbenih |
|||
## Bidang Keamanan Hayati Nabati |
|||
# Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan |
|||
## Bidang Kepatuhan Perkarantinaan |
|||
## Bidang Kerja Sama Perkarantinaan |
|||
## Bidang Informasi Perkarantinaan |
|||
Pimpinan: Kepala Badan Karantina Pertanian |
|||
* Sekretariat Badan |
|||
Badan Karantina Pertanian juga memiliki unit pelaksana teknis (UPT) yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati di seluruh wilayah Indonesia. Daftar UPT Karantina Pertanian tersebut yaitu: |
|||
** Bagian Umum |
|||
* Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani |
|||
* Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati |
|||
* Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan |
|||
=== Pimpinan === |
|||
# Balai Besar Karantina Pertanian Belawan |
|||
Tabel di bawah ini berisi daftar orang yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Karantina Pertanian. |
|||
# Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta |
|||
{| class="wikitable" |
|||
# Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok |
|||
! rowspan="2" |No. |
|||
# Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya |
|||
! rowspan="2" |Nama |
|||
# Balai Besar Karantina Pertanian Makassar |
|||
! colspan="2" |Masa jabatan |
|||
# Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) |
|||
! rowspan="2" |Keterangan |
|||
# Balai Uji Terap, Teknik, dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) |
|||
|- |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru |
|||
!Mulai |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam |
|||
!Selesai |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang |
|||
|- |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi |
|||
|<center>— |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang |
|||
|Ir. A. Hidayat Rahadian, M.Si. |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Lampung |
|||
|<center>2001 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang |
|||
|<center>2002 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar |
|||
|<center>''ad interim''{{efn|Jabatan saat itu: Inspektur Jenderal Departemen Pertanian}} |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram |
|||
|- |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang |
|||
|<center>1 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak |
|||
|Dr. Ir. Delima Hasri Azahari, M.S. |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin |
|||
|<center>2002 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan |
|||
|<center>2003 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado |
|||
| |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura |
|||
|- |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan |
|||
|<center>— |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang |
|||
|Dr. drh. Sofyan Sudrajat, M.Sc. |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang |
|||
|<center>2003 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon |
|||
|<center>2003 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta |
|||
|<center>''ad interim''{{efn|Jabatan saat itu: Direktur Jenderal Bina Produksi Peternakan}} |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya |
|||
|- |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan |
|||
|<center>2 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu |
|||
|drh. Budi Tri Akoso, M.Sc., Ph.D. |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo |
|||
|<center>2003 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari |
|||
|<center>2005 |
|||
# Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate |
|||
|<center><ref>{{cite web|date=8 Desember 2003|url=https://nasional.tempo.co/read/33616/menteri-ingatkan-fungsi-utama-badan-karantina|title=Menteri Ingatkan Fungsi Utama Badan Karantina|website=Tempo|accessdate=20 Mei 2021}}</ref> |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Aceh |
|||
|- |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan |
|||
|<center>3 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu |
|||
|Ir. Syukur Iwantoro, M.S., M.B.A. |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung |
|||
|<center>2005 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap |
|||
|<center>2008 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar |
|||
|<center><ref>{{cite web|date=14 Juni 2005|title=Pejabat Struktural Badan Litbang Pertanian Mendapat Promosi Jabatan di Deptan|url=https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/217/|website=Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian|accessdate=20 Mei 2021|archive-date=2021-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210520070523/https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/217/|dead-url=yes}}</ref> |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong |
|||
|- |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda |
|||
|<center>4 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare |
|||
|Ir. Hari Priyono, M.Si. |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon |
|||
|<center>2008 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong |
|||
|<center>2010 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak |
|||
| |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika |
|||
|- |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke |
|||
|<center>5 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun |
|||
|Ir. Banun Harpini, M.Sc. |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan |
|||
|<center>2010 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende |
|||
|<center>2019 |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju |
|||
|<center><ref>{{cite web|date=1 November 2010|title=Mentan Lantik 17 Jabatan Eselon I Kementerian Pertanian Secara Serentak|url=https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/867/|website=Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian|accessdate=20 Mei 2021}}</ref> |
|||
# Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Manokwari |
|||
|- |
|||
|<center>6 |
|||
|Ir. Ali Jamil, M.P., Ph.D. |
|||
|<center>2019 |
|||
|<center>2021 |
|||
|<center><ref>{{cite web|date=4 Februari 2019|title=Mentan Lantik Ali Jamil Menjadi Kepala Barantan|url=https://karantina.pertanian.go.id/berita-721-mentan-lantik-ali-jamil-menjadi-kepala-barantan.html|website=Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian|accessdate=20 Mei 2021}}</ref> |
|||
|- |
|||
|<center>7 |
|||
|Ir. Bambang Wahyu Dwiantoro, M.M. |
|||
|<center>2021 |
|||
|<center>2023 |
|||
| |
|||
|} |
|||
== Unit pelaksana teknis == |
|||
Badan Karantina Pertanian juga memiliki unit pelaksana teknis (UPT) yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati di seluruh wilayah Indonesia. Daftar UPT Karantina Pertanian tersebut yaitu:<ref>{{Cite web|url=http://karantina.pertanian.go.id/page-10-unit-pelaksana-teknis.html|title=Unit Pelaksana Teknis|last=|first=|date=|website=Badan Karantina Pertanian|publisher=|archive-url=|archive-date=|dead-url=no|access-date=11-06-2019}}</ref> |
|||
{| class="wikitable sortable" style="font-size:95%;" |
|||
|- |
|||
! No. |
|||
! Nama UPT |
|||
! Kabupaten/Kota |
|||
! Provinsi |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |1. |
|||
|Balai Besar Karantina Pertanian Belawan |
|||
|[[Kota Medan|Medan]] |
|||
|[[Sumatera Utara]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |2. |
|||
|Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta |
|||
|[[Kota Tangerang|Tangerang]] |
|||
|[[Banten]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |3. |
|||
|Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok |
|||
|[[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]] |
|||
|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |4. |
|||
|Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya |
|||
|[[Kota Surabaya|Surabaya]] |
|||
|[[Jawa Timur]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |5. |
|||
|Balai Besar Karantina Pertanian Makassar |
|||
|[[Kota Makassar|Makassar]] |
|||
|[[Sulawesi Selatan]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |6. |
|||
|Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian |
|||
|[[Kota Administrasi Jakarta Timur|Jakarta Timur]] |
|||
|DKI Jakarta |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |7. |
|||
|Balai Uji Terap, Teknik, dan Metode Karantina Pertanian |
|||
|[[Kabupaten Bekasi|Bekasi]] |
|||
|[[Jawa Barat]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |8. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru |
|||
|[[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]] |
|||
|[[Riau]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |9. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam |
|||
|[[Kota Batam|Batam]] |
|||
|[[Kepulauan Riau]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |10. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang |
|||
|[[Kota Padang|Padang]] |
|||
|[[Sumatera Barat]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |11. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi |
|||
|[[Kota Jambi|Jambi]] |
|||
|[[Jambi]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |12. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang |
|||
|[[Kota Palembang|Palembang]] |
|||
|[[Sumatera Selatan]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |13. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Lampung |
|||
|[[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]] |
|||
|[[Lampung]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |14. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang |
|||
|[[Kota Semarang|Semarang]] |
|||
|[[Jawa Tengah]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |15. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar |
|||
|[[Kota Denpasar|Denpasar]] |
|||
|[[Bali]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |16. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram |
|||
|[[Kota Mataram|Mataram]] |
|||
|[[Nusa Tenggara Barat]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |17. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang |
|||
|[[Kota Kupang|Kupang]] |
|||
|[[Nusa Tenggara Timur]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |18. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak |
|||
|[[Kota Pontianak|Pontianak]] |
|||
|[[Kalimantan Barat]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |19. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin |
|||
|[[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]] |
|||
|[[Kalimantan Selatan]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |20. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan |
|||
|[[Kota Balikpapan|Balikpapan]] |
|||
|[[Kalimantan Timur]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |21. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado |
|||
|[[Kota Manado|Manado]] |
|||
|[[Sulawesi Utara]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |22. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura |
|||
|[[Kota Jayapura|Jayapura]] |
|||
|[[Papua]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |23. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan |
|||
|[[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]] |
|||
|Sumatera Utara |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |24. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang |
|||
|[[Kota Tanjungpinang|Tanjungpinang]] |
|||
|Kepulauan Riau |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |25. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang |
|||
|[[Kota Pangkalpinang|Pangkalpinang]] |
|||
|[[Kepulauan Bangka Belitung]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |26. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon |
|||
|[[Kota Cilegon|Cilegon]] |
|||
|[[Banten]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |27. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta |
|||
|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] |
|||
|[[Daerah Istimewa Yogyakarta]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |28. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya |
|||
|[[Kota Palangka Raya|Palangka Raya]] |
|||
|[[Kalimantan Tengah]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |29. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan |
|||
|[[Kota Tarakan|Tarakan]] |
|||
|[[Kalimantan Utara]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |30. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu |
|||
|[[Kota Palu|Palu]] |
|||
|[[Sulawesi Tengah]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |31. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo |
|||
|[[Kota Gorontalo|Gorontalo]] |
|||
|[[Gorontalo]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |32. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari |
|||
|[[Kota Kendari|Kendari]] |
|||
|[[Sulawesi Tenggara]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |33. |
|||
|Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate |
|||
|[[Kota Ternate|Ternate]] |
|||
|[[Maluku Utara]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |34. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Aceh |
|||
|[[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]] |
|||
|[[Aceh]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |35. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan |
|||
|[[Kota Tanjungbalai|Tanjungbalai]] |
|||
|Sumatera Utara |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |36. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu |
|||
|[[Kota Bengkulu|Bengkulu]] |
|||
|[[Bengkulu]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |37. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung |
|||
|[[Kota Bandung|Bandung]] |
|||
|Jawa Barat |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |38. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap |
|||
|[[Kota Cilacap|Cilacap]] |
|||
|Jawa Tengah |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |39. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar |
|||
|[[Sumbawa Besar (kota)|Sumbawa]] |
|||
|Nusa Tenggara Barat |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |40. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong |
|||
|[[Kabupaten Sanggau|Sanggau]] |
|||
|Kalimantan Barat |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |41. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda |
|||
|[[Kota Samarinda|Samarinda]] |
|||
|Kalimantan Timur |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |42. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare |
|||
|[[Kota Parepare|Parepare]] |
|||
|Sulawesi Selatan |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |43. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon |
|||
|[[Kota Ambon|Ambon]] |
|||
|[[Maluku]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |44. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong |
|||
|[[Kota Sorong|Sorong]] |
|||
|[[Papua Barat]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |45. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak |
|||
|[[Kabupaten Biak Numfor|Biak Numfor]] |
|||
|Papua |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |46. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika |
|||
|[[Kabupaten Mimika|Mimika]] |
|||
|Papua |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |47. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke |
|||
|[[Kabupaten Merauke|Merauke]] |
|||
|Papua |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |48. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun |
|||
|[[Kabupaten Karimun|Karimun]] |
|||
|Kepulauan Riau |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |49. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan |
|||
|[[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]] |
|||
|Jawa Timur |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |50. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende |
|||
|[[Kabupaten Ende|Ende]] |
|||
|Nusa Tenggara Timur |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |51. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju |
|||
|[[Kabupaten Mamuju|Mamuju]] |
|||
|[[Sulawesi Barat]] |
|||
|- |
|||
| style="text-align: center;" |52. |
|||
|Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Manokwari |
|||
|[[Kabupaten Manokwari|Manokwari]] |
|||
|Papua Barat |
|||
|} |
|||
{{Switcher |
|||
| |
|||
{{location map+|Indonesia|float=left |width=900 |caption=Peta lokasi UPTKP di Indonesia |places= |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=3.78393 |long=98.69147 |label=Belawan|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-6.12442 |long=106.6587 |label=Soekarno-Hatta|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-6.10948 |long=106.88426 |label=Tanjung Priok|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-7.38081 |long=112.74429 |label=Surabaya|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-5.1253 |long=119.50374 |label=Makassar|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-6.19359 |long=106.88239 |label=Uji Standar|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-6.31462 |long=107.06097 |label=Uji Terap|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=0.51018 |long=101.45433 |label=Pekanbaru|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=1.12467 |long=104.05883 |label=Batam|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-0.97768 |long=100.38039 |label=Padang|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-1.63112 |long=103.64174 |label=Jambi|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-2.94826 |long=104.73099 |label=Palembang|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-5.45037 |long=105.314 |label=Lampung|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-6.95348 |long=110.42823 |label=Semarang|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-8.71072 |long=115.21726 |label=Denpasar|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-8.72615 |long=116.07559 |label=Mataram|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-10.19563 |long=123.53128 |label=Kupang|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-0.01521 |long=109.32895 |label=Pontianak|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-3.32431 |long=114.5635 |label=Banjarmasin|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-1.25784 |long=116.90068 |label=Balikpapan|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=1.53446 |long=124.92186 |label=Manado|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-2.59996 |long=140.68202 |label=Jayapura|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=3.59499 |long=98.67237 |label=Medan|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=0.91819 |long=104.47817 |label=Tanjungpinang|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-2.10149 |long=106.12642 |label=Pangkal Pinang|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-5.96391 |long=106.00633 |label=Cilegon|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-7.78365 |long=110.41741 |label=Yogyakarta|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-2.23971 |long=113.87754 |label=Palangkaraya|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=3.28546 |long=117.59497 |label=Tarakan|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-0.9152|long=119.89892 |label=Palu|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=0.55859 |long=123.05679 |label=Gorontalo|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-3.96628 |long=122.45922 |label=Kendari|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=0.8108 |long=127.38571 |label=Ternate|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=5.57245 |long=95.34181 |label=Aceh|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=2.97758 |long=99.79765 |label=Tanjungbalai Asahan|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-3.8564 |long=102.33846 |label=Bengkulu|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-6.94412 |long=107.64948 |label=Bandung|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-7.64131 |long=109.036483 |label=Cilacap|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-8.4567504 |long=117.3534402 |label=Sumbawa Besar|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=0.9723292 |long=110.3564644 |label=Entikong|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-0.4512303|long=117.1588574 |label=Samarinda|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-4.0129003 |long=119.6183939 |label=Parepare|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-3.6375754 |long=128.2021148 |label=Ambon|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-0.8896379 |long=131.286312 |label=Sorong|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-1.1636339 |long=136.0570371 |label=Biak|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-4.5870398 |long=136.8742443 |label=Timika|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-8.5374344 |long=140.4336975 |label=Merauke|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=1.0349379 |long=103.379079 |label=Tanjung Balai Karimun|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-7.162729 |long=112.7197071|label=Bangkalan|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-8.8550526 |long=121.6597432|label=Ende|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-2.673535 |long=118.85352129 |label=Mamuju|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia|lat=-0.8667711 |long=134.0742892|label=Manokwari|position=left}} |
|||
}} |
|||
|Tampilkan peta Indonesia |
|||
| |
|||
{{location map+|Indonesia Java|float=left |width=900 |caption=Peta lokasi UPTKP di P. Jawa dan Madura|places= |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-6.12442 |long=106.6587 |label=Soekarno-Hatta|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-6.10948 |long=106.88426 |label=TanjungPriok|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-7.38081 |long=112.74429 |label=Surabaya|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-6.19359 |long=106.88239 |label=Uji Standar|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-6.31462 |long=107.06097 |label=Uji Terap|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-6.95348 |long=110.42823 |label=Semarang|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-5.96391 |long=106.00633 |label=Cilegon|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-7.78365 |long=110.41741 |label=Yogyakarta|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-6.94412 |long=107.64948 |label=Bandung|position=right}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-7.64131 |long=109.036483 |label=Cilacap|position=left}} |
|||
{{location map~ |Indonesia Java|lat=-7.162729 |long=112.7197071|label=Bangkalan|position=right}} |
|||
}} |
|||
|Tampilkan peta P. Jawa dan Madura |
|||
}} |
|||
{{clear}} |
|||
== Catatan == |
|||
{{notelist}} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
=== Catatan kaki === |
|||
{{reflist}} |
|||
{{reflist|2}} |
|||
=== Daftar pustaka === |
|||
* {{cite book|last=Badan Karantina Pertanian|year=2015|title=Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019|url=http://karantina.pertanian.go.id/fileman/Uploads/Documents/Humas/Informasi%20Setiap%20Saat/Narasi_Renstra_BARANTAN_2015_201.pdf|location=Jakarta|publisher=Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia|ref={{sfnref|Barantan|2015}}}} |
|||
* {{cite book |last=Badan Karantina Pertanian|first= |date=2019|title=Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian Tahun 2018|url=http://karantina.pertanian.go.id/fileman/Uploads/Documents/Perencanaan/LAPORAN_TAHUNAN_BARANTAN_2018.pdf|location=Jakarta|publisher=Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia|ref={{sfnref|Barantan|2019a}}}} |
|||
* {{cite book |last=Badan Karantina Pertanian|first= |date=2019|title=Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Badan Karantina Pertanian Tahun 2019|url=http://karantina.pertanian.go.id/fileman/Uploads/Documents/Perencanaan/PEDOMAN_UMUM_PELAKSANAAN_KEGIATA.pdf|location=Jakarta|publisher=Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia|ref={{sfnref|Barantan|2019b}}}} |
|||
* {{cite book |last=Badan Karantina Pertanian|first= |date=2020|title=Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian Tahun 2019|url=https://karantina.pertanian.go.id/fileman/Uploads/Documents/Perencanaan/LAPTAH_Barantan_2019.pdf|location=Jakarta|publisher=Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia|ref={{sfnref|Barantan|2020}}}} |
|||
* {{citation|last=Pemerintah Indonesia|first=|title=Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan|url=https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/175977/UU_Nomor_21_Tahun_2019.pdf|year=2019|series=Lembaran Negara RI Tahun 2019 Nomor 200, Tambahan Lembaran RI Negara Nomor 6411|publisher=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|location=Jakarta|ref={{sfnRef|UU 21/2019}}|accessdate=2019-11-14|archive-date=2019-11-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20191115071132/https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/175977/UU_Nomor_21_Tahun_2019.pdf|dead-url=yes}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
Baris 155: | Baris 509: | ||
{{Kementerian Pertanian Republik Indonesia}} |
{{Kementerian Pertanian Republik Indonesia}} |
||
{{Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan}} |
|||
{{indo-stub}} |
|||
[[Kategori: |
[[Kategori:Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Kementerian Pertanian Indonesia]] |
||
[[Kategori:Bekas lembaga pemerintahan Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Pembubaran tahun 2023 di Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 7 Oktober 2024 18.09
Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia | |
---|---|
Gambaran umum | |
Dasar hukum | Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian |
Dibubarkan | 21 Juli 2023 |
Nomenklatur pengganti | Badan Karantina Indonesia |
Slogan | Profesional, tangguh, tepercaya |
Pegawai | 3.809 (tahun 2019)[1] |
Alokasi APBN | Rp852.815.222.000 (tahun 2019)[2] |
Susunan organisasi | |
Kepala Badan | Ir. Bambang, M.M. |
Sekretaris Badan | Ir. Wisnu Haryana |
Kepala Pusat | |
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani | drh. Wisnu Wasisa Putra, M.P. |
Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati | Dr. Ir. A.M. Adnan, M.P. |
Pusat Kepatuhan, Kerja sama, dan Informasi Perkarantinaan | Ir. Junaidi, M.M. |
Kantor pusat | |
Gedung E Kementerian Pertanian RI Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan | |
Situs web | |
karantina |
Badan Karantina Pertanian (disingkat Barantan) merupakan bekas unsur pendukung pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang bertugas untuk menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Sejak terbitnya Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2023 pada tanggal 20 Juli 2023, unsur-unsur dalam Badan Karantina Pertanian digabungkan dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan menjadi Badan Karantina Indonesia yang merupakan lembaga pemerintah nonkementerian.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Setelah kemerdekaan negara Republik Indonesia, urusan karantina pertanian berada di bawah tanggung jawab Departemen Pertanian dengan fungsi karantina hewan, karantina ikan, dan karantina tumbuhan berada di bawah unit yang berbeda. Pada tahun 2001, Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 2001 menyatakan bahwa Badan Karantina Pertanian sebagai unit eselon Ia di Departemen Pertanian, yang terdiri atas unsur karantina hewan dan karantina tumbuhan.[3] Sementara itu, unsur karantina ikan dipindahkan dari Departemen Pertanian ke Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) pada 27 September 2001.
Sejak tahun 2008, tepatnya setelah terbit Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, terjadi penggabungan antara karantina hewan dan karantina tumbuhan menjadi karantina pertanian dalam kerangka operasional di lapangan.Mulai saat itu, terbentuk 52 unit pelaksana teknis karantina pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia.[3]
Setelah puluhan tahun diterapkan, beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum di masyarakat sehingga periu diganti. Oleh karena itu, pada tahun 2019 diterbitkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992. Pada tahun 2023, Badan Karantina Pertanian dan BKIPM digabungkan menjadi Badan Karantina Indonesia, sebuah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden Indonesia.[4]
Tugas dan fungsi
[sunting | sunting sumber]Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan fungsi:[5]
- Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
- Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
- Peningkatan sistem perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati;
- Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
- Pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian; dan
- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Tujuan
[sunting | sunting sumber]Penyelenggaraan karantina pertanian ditujukan untuk:[6]
- mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- mencegah tersebarnya HPHK serta OPTK dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- mencegah keluarnya HPHK serta organisme pengganggu tumbuhan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- mencegah masuk atau keluarnya pangan dan pakan yang tidak sesuai dengan standar keamanan dan mutu;
- mencegah masuk dan tersebarnya agensia hayati, jenis asing invasif, dan produk rekayasa genetik yang berpotensi mengganggu kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan kelestarian lingkungan; dan
- mencegah keluar atau masuknya tumbuhan dan satwa liar, tumbuhan dan satwa langka, serta sumber daya genetik dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau antararea di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Susunan organisasi
[sunting | sunting sumber]Susunan organisasi kantor pusat Badan Karantina Pertanian yaitu:[7]
Pimpinan: Kepala Badan Karantina Pertanian
- Sekretariat Badan
- Bagian Umum
- Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
- Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
- Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan
Pimpinan
[sunting | sunting sumber]Tabel di bawah ini berisi daftar orang yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Karantina Pertanian.
No. | Nama | Masa jabatan | Keterangan | |
---|---|---|---|---|
Mulai | Selesai | |||
Ir. A. Hidayat Rahadian, M.Si. | ||||
Dr. Ir. Delima Hasri Azahari, M.S. | ||||
Dr. drh. Sofyan Sudrajat, M.Sc. | ||||
drh. Budi Tri Akoso, M.Sc., Ph.D. | ||||
Ir. Syukur Iwantoro, M.S., M.B.A. | ||||
Ir. Hari Priyono, M.Si. | ||||
Ir. Banun Harpini, M.Sc. | ||||
Ir. Ali Jamil, M.P., Ph.D. | ||||
Ir. Bambang Wahyu Dwiantoro, M.M. |
Unit pelaksana teknis
[sunting | sunting sumber]Badan Karantina Pertanian juga memiliki unit pelaksana teknis (UPT) yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati di seluruh wilayah Indonesia. Daftar UPT Karantina Pertanian tersebut yaitu:[12]
No. | Nama UPT | Kabupaten/Kota | Provinsi |
---|---|---|---|
1. | Balai Besar Karantina Pertanian Belawan | Medan | Sumatera Utara |
2. | Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta | Tangerang | Banten |
3. | Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok | Jakarta Utara | DKI Jakarta |
4. | Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya | Surabaya | Jawa Timur |
5. | Balai Besar Karantina Pertanian Makassar | Makassar | Sulawesi Selatan |
6. | Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian | Jakarta Timur | DKI Jakarta |
7. | Balai Uji Terap, Teknik, dan Metode Karantina Pertanian | Bekasi | Jawa Barat |
8. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru | Pekanbaru | Riau |
9. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam | Batam | Kepulauan Riau |
10. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang | Padang | Sumatera Barat |
11. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi | Jambi | Jambi |
12. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang | Palembang | Sumatera Selatan |
13. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Lampung | Bandar Lampung | Lampung |
14. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang | Semarang | Jawa Tengah |
15. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar | Denpasar | Bali |
16. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram | Mataram | Nusa Tenggara Barat |
17. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang | Kupang | Nusa Tenggara Timur |
18. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak | Pontianak | Kalimantan Barat |
19. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin | Banjarmasin | Kalimantan Selatan |
20. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan | Balikpapan | Kalimantan Timur |
21. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado | Manado | Sulawesi Utara |
22. | Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura | Jayapura | Papua |
23. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan | Deli Serdang | Sumatera Utara |
24. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang | Tanjungpinang | Kepulauan Riau |
25. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang | Pangkalpinang | Kepulauan Bangka Belitung |
26. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon | Cilegon | Banten |
27. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta | Yogyakarta | Daerah Istimewa Yogyakarta |
28. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya | Palangka Raya | Kalimantan Tengah |
29. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan | Tarakan | Kalimantan Utara |
30. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu | Palu | Sulawesi Tengah |
31. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo | Gorontalo | Gorontalo |
32. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari | Kendari | Sulawesi Tenggara |
33. | Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate | Ternate | Maluku Utara |
34. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Aceh | Banda Aceh | Aceh |
35. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan | Tanjungbalai | Sumatera Utara |
36. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu | Bengkulu | Bengkulu |
37. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung | Bandung | Jawa Barat |
38. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap | Cilacap | Jawa Tengah |
39. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar | Sumbawa | Nusa Tenggara Barat |
40. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong | Sanggau | Kalimantan Barat |
41. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda | Samarinda | Kalimantan Timur |
42. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare | Parepare | Sulawesi Selatan |
43. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon | Ambon | Maluku |
44. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong | Sorong | Papua Barat |
45. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak | Biak Numfor | Papua |
46. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika | Mimika | Papua |
47. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke | Merauke | Papua |
48. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun | Karimun | Kepulauan Riau |
49. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan | Bangkalan | Jawa Timur |
50. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende | Ende | Nusa Tenggara Timur |
51. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju | Mamuju | Sulawesi Barat |
52. | Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Manokwari | Manokwari | Papua Barat |
Catatan
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Barantan (2020), hlm. 14.
- ^ Barantan (2019b), hlm. 13.
- ^ a b "Sejarah". Badan Karantina Pertanian. Diakses tanggal 11-06-2019.
- ^ Pemerintah Indonesia (20 Juli 2023), Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2023 tentang Badan Karantina Indonesia, Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara
- ^ "Profil Organisasi". Badan Karantina Pertanian. Diakses tanggal 11-06-2019.
- ^ UU 21/2019, Pasal 7.
- ^ Kementerian Pertanian RI (03-08-2015), Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (PDF), Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-11-04, diakses tanggal 2019-06-11
- ^ "Menteri Ingatkan Fungsi Utama Badan Karantina". Tempo. 8 Desember 2003. Diakses tanggal 20 Mei 2021.
- ^ "Pejabat Struktural Badan Litbang Pertanian Mendapat Promosi Jabatan di Deptan". Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. 14 Juni 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-20. Diakses tanggal 20 Mei 2021.
- ^ "Mentan Lantik 17 Jabatan Eselon I Kementerian Pertanian Secara Serentak". Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. 1 November 2010. Diakses tanggal 20 Mei 2021.
- ^ "Mentan Lantik Ali Jamil Menjadi Kepala Barantan". Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian. 4 Februari 2019. Diakses tanggal 20 Mei 2021.
- ^ "Unit Pelaksana Teknis". Badan Karantina Pertanian. Diakses tanggal 11-06-2019.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Badan Karantina Pertanian (2015). Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019 (PDF). Jakarta: Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
- Badan Karantina Pertanian (2019). Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian Tahun 2018 (PDF). Jakarta: Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
- Badan Karantina Pertanian (2019). Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Badan Karantina Pertanian Tahun 2019 (PDF). Jakarta: Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
- Badan Karantina Pertanian (2020). Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian Tahun 2019 (PDF). Jakarta: Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
- Pemerintah Indonesia (2019), Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (PDF), Lembaran Negara RI Tahun 2019 Nomor 200, Tambahan Lembaran RI Negara Nomor 6411, Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-11-15, diakses tanggal 2019-11-14
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs web resmi Badan Karantina Pertanian