Lompat ke isi

Suku Banggai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rama Maay (bicara | kontrib)
Lihat pula: menghapus Banggai Tano Monondok dari 'Lihat pula'
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(38 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox ethnic group
'''Suku Banggai''' merupakan suku asli yang mendiami [[Kepulauan Banggai]] di [[Kabupaten Banggai]] di Provinsi [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Suku Banggai terdiri dari dua kelompok, yaitu '''Suku Banggai Kepulauan''' yang berada di wilayah kepulauan Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, dan '''Suku Sea-Sea''' atau '''Suku Banggai Pegunungan''' yang berada di wilayah pegunungan daratan utama di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
|group = '''Suku Banggai'''
|poptime = 178.000
|image =
|popplace = [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]
|langs = [[Bahasa Banggai]]
|rels = [[Islam]] (mayoritas), [[Kristen Protestan]]
|related = [[Suku Saluan]], [[Suku Balantak]]
}}
'''Suku Banggai''' merupakan suku yang mendiami hampir seluruh wilayah [[Kabupaten Banggai Kepulauan]], [[Kabupaten Banggai Laut]], dan sebagian wilayah [[Kabupaten Banggai]].


Pendahulu suku Banggai berasal dari [[Kabupaten Banggai Laut|Banggai Laut]] yang dahulunya adalah bekas [[Kerajaan Banggai]] dan juga dari [[Kabupaten Banggai Kepulauan|Banggai Kepulauan]]. Suku Banggai terbagi menjadi dua yaitu [[Suku Sea-sea]] yang tinggal di pegunungan dan suku Banggai yang tinggal di pesisir pantai.
Di Kabupaten Banggai sebenarnya terdapat tiga suku bangsa utama yaitu Suku Banggai, [[Suku Saluan]] dan [[Suku Balantak]], tetapi ketiga suku ini berbeda dan masing-masing memiliki adat dan kebudayaan sendiri-sendiri. Suku Banggai dianggap sebagai penduduk asli wilayah ini. Sedangkan suku Saluan dan suku Balantak, merupakan pendatang dari wilayah lain di luar wilayah Banggai.<ref name="A">[http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1246/suku-banggai-sulawesi-tengah Suku Banggai Sulawesi Tengah] diakses 12 Februari 2016</ref>

Suku Banggai mempunyai kemiripan bahasa, budaya dan tradisi dengan [[Suku Saluan]] dan [[Suku Balantak]] yang mendiami [[Kabupaten Banggai]]. Hampir seluruh orang Banggai memeluk agama [[Islam]]. Pekerjaan suku Banggai biasanya sebagai [[petani]], [[nelayan]], [[Pejabat Negara|pejabat pemerintahan]], dan sebagainya.<ref>{{Cite web|last=Fauzian|first=M|date=2021-05-01|title=Suku Banggai, Puak Maritim Tunggal di Sulawesi Tengah|url=https://majalahpeluang.com/suku-banggai-puak-maritim-tunggal-di-sulawesi-tengah/|website=Majalahpeluang.com|language=id|access-date=2023-01-17|archive-date=2023-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230117035411/https://majalahpeluang.com/suku-banggai-puak-maritim-tunggal-di-sulawesi-tengah/|dead-url=yes}}</ref>


== Kepercayaan ==
== Kepercayaan ==
Menurut data [[Badan Pusat Statistik|BPS]] di tahun 2015, penduduk [[Kabupaten Banggai]] sebagian besar beragama Islam dengan persentase 72,36 % pemeluk agama Kristen 24,51%, pemeluk agama hindu dan Budha 3,13%.<ref name="B">[https://banggaikab.bps.go.id/statictable/2017/03/08/175/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-dan-agama-yang-dianut-di-kabupaten-banggai-2015.html BPS Kab. Banggai - Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kabupaten Banggai, 2015] diakses 12 Februari 2016</ref> Penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah adalah [[Abdullah Raqile]] yang lebih dikenal dengan [[Dato Karamah]] seorang Ulama dari [[Sumatra Barat]]. Agama Kristen pertama kali disebarkan oleh Missionaris dari [[belanda]] yaitu A. C. Cruyt dan Adrian di wilayah kabupaten Poso dan bagian selatan kabupaten Donggala. Sedangkan agama Hindu dan Budha dibawa oleh para transmigran asal [[Bali]]. <ref name="W">[http://www.sultengprov.go.id/profil-sulteng/sekilas-sulteng/65-tentang-propinsi-sulawesi-tengah Sekilas tentang Provinsi Sulawesi Tengah] diakses 12 Februari 2016</ref>
Menurut data [[Badan Pusat Statistik|BPS]] pada tahun 2015, penduduk [[Kabupaten Banggai]] sebagian besar beragama Islam dengan persentase 72,36 % pemeluk agama Kristen 24,51%, pemeluk agama hindu dan Budha 3,13%.<ref name="B">[https://banggaikab.bps.go.id/statictable/2017/03/08/175/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-dan-agama-yang-dianut-di-kabupaten-banggai-2015.html BPS Kab. Banggai - Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kabupaten Banggai, 2015] diakses 12 Februari 2016</ref> Penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah adalah [[Abdullah Raqile]] yang lebih dikenal dengan [[Dato Karamah]] seorang Ulama dari [[Sumatera Barat]]. Agama Kristen pertama kali disebarkan oleh Missionaris dari [[belanda]] yaitu [[Albertus Christiaan Kruyt|A. C. Cruyt]] dan Adrian di wilayah [[Kabupaten Poso|Poso]] dan bagian selatan [[Kabupaten Donggala|Donggala]]. Sedangkan agama Hindu dan Budha dibawa oleh para transmigran asal [[Bali]] dan [[Indonesia Barat]].<ref name="W">[http://www.sultengprov.go.id/profil-sulteng/sekilas-sulteng/65-tentang-propinsi-sulawesi-tengah Sekilas tentang Provinsi Sulawesi Tengah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180919111711/http://www.sultengprov.go.id/profil-sulteng/sekilas-sulteng/65-tentang-propinsi-sulawesi-tengah |date=2018-09-19 }} diakses 12 Februari 2016</ref>


== Budaya ==
== Budaya ==
Baris 15: Baris 26:
== Ekonomi ==
== Ekonomi ==
=== Mata Pencaharian ===
=== Mata Pencaharian ===
Suku Banggai sudah mengenal pertanian misalnya tanaman [[padi]], [[jagung]], [[coklat]], [[ubi]] dan lain-lain. Selain pertanian juga menjadi [[nelayan]], dan kegiatan lain adalah berburu (''Baasu''), yang merupakan salah satu kegiatan dari zaman pra-kerajaan Banggai. Dan kegiatan yang sampai sekarang ini dan dijumpai adalah berburu terutama di kawasan [[Pulau Peling]] daerah pedalaman.<ref name="T">[http://ciricara.com/2015/03/11/apa-itu-suku-banggai/Mata pencaharian Suku Banggai ] diakses 12 Februari 2016</ref>
Suku Banggai sudah mengenal pertanian misalnya tanaman [[padi]], [[jagung]], [[coklat]], [[ubi]] dan lain-lain. Selain pertanian juga menjadi [[nelayan]], dan kegiatan lain adalah berburu (''Baasu''), yang merupakan salah satu kegiatan dari zaman pra-kerajaan Banggai. Dan kegiatan yang sampai sekarang ini dan dijumpai adalah berburu terutama di kawasan [[Pulau Peleng]] daerah pedalaman.<ref name="T">[http://ciricara.com/2015/03/11/apa-itu-suku-banggai/Mata pencaharian Suku Banggai ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160306165135/http://ciricara.com/2015/03/11/apa-itu-suku-banggai/Mata/ |date=2016-03-06 }} diakses 12 Februari 2016</ref>

== Lihat pula ==
* [[Bete kaluk]]
* [[Suku Balantak]]
* [[Suku Saluan]]
* [[Mitologi Banggai]]


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 21: Baris 38:


{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{Suku bangsa di Indonesia}}

[[Kategori:Sejarah Sulawesi Tengah]]
[[Kategori:Sejarah Sulawesi Tengah]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sulawesi Tengah|B]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sulawesi Tengah|B]]

Revisi terkini sejak 15 September 2024 03.49

Suku Banggai
Daerah dengan populasi signifikan
Sulawesi Tengah, Indonesia
Bahasa
Bahasa Banggai
Agama
Islam (mayoritas), Kristen Protestan
Kelompok etnik terkait
Suku Saluan, Suku Balantak

Suku Banggai merupakan suku yang mendiami hampir seluruh wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut, dan sebagian wilayah Kabupaten Banggai.

Pendahulu suku Banggai berasal dari Banggai Laut yang dahulunya adalah bekas Kerajaan Banggai dan juga dari Banggai Kepulauan. Suku Banggai terbagi menjadi dua yaitu Suku Sea-sea yang tinggal di pegunungan dan suku Banggai yang tinggal di pesisir pantai.

Suku Banggai mempunyai kemiripan bahasa, budaya dan tradisi dengan Suku Saluan dan Suku Balantak yang mendiami Kabupaten Banggai. Hampir seluruh orang Banggai memeluk agama Islam. Pekerjaan suku Banggai biasanya sebagai petani, nelayan, pejabat pemerintahan, dan sebagainya.[1]

Kepercayaan

[sunting | sunting sumber]

Menurut data BPS pada tahun 2015, penduduk Kabupaten Banggai sebagian besar beragama Islam dengan persentase 72,36 % pemeluk agama Kristen 24,51%, pemeluk agama hindu dan Budha 3,13%.[2] Penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah adalah Abdullah Raqile yang lebih dikenal dengan Dato Karamah seorang Ulama dari Sumatera Barat. Agama Kristen pertama kali disebarkan oleh Missionaris dari belanda yaitu A. C. Cruyt dan Adrian di wilayah Poso dan bagian selatan Donggala. Sedangkan agama Hindu dan Budha dibawa oleh para transmigran asal Bali dan Indonesia Barat.[3]

Adat dan Kesenian

[sunting | sunting sumber]

Berbagai macam adat serta kebudayaan dari suku Banggai sangat melekat dalam masyarakat yang memang sangat menarik, musik yang di antaranya; batongan, kanjar, libul dan lain sebagainya, juga ada tarian, yang termasuk Onsulen, Balatindak, Ridan. Cerita rakyat atau legenda yang sangat banyak yang di kenal dengan nama Banunut, lagu atau puisi yaitu Baode, Paupe. dan masih banyak lagi kesenian tradisional lainnya.[4]

Ada pun beberapa tradisi yang masih dipegang secara menyeluruh dari suku Banggai, misalnya pada saat perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad saw, para masyarakat suku Banggai akan membuat sejenis kue yang di beri nama Kala-kalas, ada juga yang menyebutnya kaakaras. Kue ini tebuat dari tepung beras yang bentuk jadinya di goreng, dan kue ini sangat unik sekali, bahkan hanya akan di jumpai pada saat perayaan Maulid Nabi saw saja. Selain itu, masih banyak tradisi lainnya, Upacara Adat misalnya, upacara pelantikan Tomundo, upacara pelantikan Basalo, dan lain sebagainya. Tradisi-tradisi dalam masyarakat pun bahkan beragam, masyarakat yang tinggal di tepian pantai dengan masyarakat yang tinggal di pedalaman akan memberikan suatu gambaran yang jauh berbeda, kesenian, upacara adat, bahkan kehidupan adat sehari-haripun tidak banyak menunjukan kesamaan, contohnya, ada sebuah upacara adat atau perayaan ketika para nelayan telah menangkap ikan, yang cara menangkapnya di kenal dengan nama sero, sedangkan di pedalaman akan ada penanaman sejenis Umbi yang memang satu-satunya di dunia ini hanya terdapat dan berasal dari Banggai, sehingga di kenal dengan nama Ubi Banggai, ini akan memberikan suatu cerita tersendiri yang sangat menakjubkan, yang di mulai dari proses hingga selesai, akan banyak sisi-sisi kehidupan tradisi yang memberikan gaya artistik yang sangat berharga.[4]

Mata Pencaharian

[sunting | sunting sumber]

Suku Banggai sudah mengenal pertanian misalnya tanaman padi, jagung, coklat, ubi dan lain-lain. Selain pertanian juga menjadi nelayan, dan kegiatan lain adalah berburu (Baasu), yang merupakan salah satu kegiatan dari zaman pra-kerajaan Banggai. Dan kegiatan yang sampai sekarang ini dan dijumpai adalah berburu terutama di kawasan Pulau Peleng daerah pedalaman.[5]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fauzian, M (2021-05-01). "Suku Banggai, Puak Maritim Tunggal di Sulawesi Tengah". Majalahpeluang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-17. Diakses tanggal 2023-01-17. 
  2. ^ BPS Kab. Banggai - Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kabupaten Banggai, 2015 diakses 12 Februari 2016
  3. ^ Sekilas tentang Provinsi Sulawesi Tengah Diarsipkan 2018-09-19 di Wayback Machine. diakses 12 Februari 2016
  4. ^ a b Kesenian dan Kebudayaan diakses 12 Februari 2016
  5. ^ pencaharian Suku Banggai Diarsipkan 2016-03-06 di Wayback Machine. diakses 12 Februari 2016