Lompat ke isi

Zulkifli: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Faredoka (bicara | kontrib)
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{Infobox person
| honorific_prefix =
| honorific_prefix = Nabi
| name = {{large|Dzulkifli}}<br />{{lang|ar|{{nobold|ذو الكفل}}}}
| name = Żulkifli<br/>ذو الكفل
| honorific_suffix =
| honorific_suffix = 'alaihissalam
| title = * [[Nabi dan Rasul|Nabi]]
* ''[[Alaihis Salam|'alaihis-salam]]'' (keselamatan atasnya)
| image = Prophet Dhul Kifl Name.svg
| image = Prophet Dhul Kifl Name.svg
| image_size = 150px
| image_size = 150px
| caption = Kaligrafi Dzulkifli '''alaihis-salam'' (keselamatan atasnya)
| caption = Kaligrafi Żulkifli '''alaihis-salam'' (keselamatan atasnya)
| birth_name =
| birth_name =
| birth_date =
| birth_date =
Baris 25: Baris 23:
| father =
| father =
| relatives =
| relatives =
}}{{Nabi Islam}}
}}
'''Zulkifli''', juga ditulis sebagai '''Dzulkifli''' ({{lang-ar|ذو الكفل|Żulkifl<sup>i</sup>}}), adalah salah satu tokoh dalam Al-Qur'an. Umumnya dia dipandang sebagai nabi dan masuk dalam daftar 25 nabi. Meski demikian, sebagian ulama menyebutkan bahwa dia hanyalah orang saleh dan bukan nabi. Keterangan mengenai Zulkifli sangat sedikit di dalam Al-Qur'an dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jati diri dan kehidupannya. Tokoh yang kadang dianggap sebagai sosok yang sama dengan Zulkifli adalah [[Yehezkiel]] dan [[Siddhartha Gautama]].

'''Zulkifli''' atau '''Dzulkifli''' ({{lang-ar|ذو الكفل|}}) adalah salah satu tokoh dalam Al-Qur'an. Umumnya dia dipandang sebagai nabi dan masuk dalam daftar 25 nabi. Meski demikian, sebagian ulama menyebutkan bahwa dia hanyalah orang saleh dan bukan nabi. Keterangan mengenai Dzulkifli sangat sedikit di dalam Al-Qur'an dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jati diri dan kehidupannya. Tokoh yang kadang dianggap sebagai sosok yang sama dengan Dzulkifli adalah [[Yehezkiel]] dan [[Siddhartha Gautama]].


== Ayat ==
== Ayat ==
{{Cquote|Dan Isma'il, Idris, dan Dzulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar.<br/>— Al-Anbiya' (21): 85}}
{{Quote|Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar,|{{cite quran|21|85|style=inline}}}}


== Nama ==
== Nama ==
Dzulkifli secara harfiah bermakna "pemilik Kifli" atau "yang empunya Kifli", dengan ذُو ''dzū'' ("pemilik dari") diletakkan di depan sebelum keterangan mengenai karakteristik sosok terkait.<ref>''Encyclopedia of Islam'', ''Dhu'l-Kifl''</ref> Beberapa tokoh Al-Qur'an yang menggunakan julukan seperti itu antara lain Yunus yang disebut dengan Dzun-Nun (ذُوٱلْنُّون)<ref>Al-Anbiya' (21): 87</ref> "pemilik (ikan) Nun" atau "yang bersama dengan (ikan) Nun" dan [[Dzulqarnain]] (ذُوٱلْقَرْنَيْن) yang berarti "pemilik dua tanduk" atau "pemilik dua masa".
Zulkifli secara harfiah bermakna "pemilik Kifli" atau "yang empunya Kifli", dengan ذُو ''żū'' ("pemilik dari") diletakkan di depan sebelum keterangan mengenai karakteristik sosok terkait.<ref>''Encyclopedia of Islam'', ''Dhu'l-Kifl''</ref> Beberapa tokoh Al-Qur'an yang menggunakan julukan seperti itu antara lain Yunus yang disebut dengan ''Żun-Nūn'' (ذُوٱلْنُّون)<ref>Al-Anbiya' (21): 87</ref> "pemilik (ikan) Nun" atau "yang bersama dengan (ikan) Nun" dan ''[[Żul Qarnain|Żulqarnain]]'' (ذُوٱلْقَرْنَيْن) yang berarti "pemilik dua tanduk" atau "pemilik dua masa".


Terdapat sejumlah pendapat mengenai makna Kifl. Sebagian menyebutkan bahwa itu adalah kata Arab kuno yang berarti "ganda", juga digunakan untuk menyebut lipatan kain. Nama Dzulkifli umumnya dipahami memiliki arti "salah satu dari bagian ganda". Beberapa ulama berpendapat bahwa nama itu berarti "orang dengan ganjaran ganda" atau lebih tepatnya "orang yang menerima ganjaran dua kali lipat".<ref>John Walker takes this viewpoint in ''Who is Dhul-Kifl''?, in ''MW'', xvi, 399–401</ref> Ada juga pendapat yang memberikan keterangan lain.
Terdapat sejumlah pendapat mengenai makna Kifl. Sebagian menyebutkan bahwa itu adalah kata Arab kuno yang berarti "ganda", juga digunakan untuk menyebut lipatan kain. Nama Zulkifli umumnya dipahami memiliki arti "salah satu dari bagian ganda". Beberapa ulama berpendapat bahwa nama itu berarti "orang dengan ganjaran ganda" atau lebih tepatnya "orang yang menerima ganjaran dua kali lipat".<ref>John Walker takes this viewpoint in ''Who is Dhul-Kifl''?, in ''MW'', xvi, 399–401</ref> Ada juga pendapat yang memberikan keterangan lain.


== Keterangan ==
== Keterangan ==
Nama Dzulkifli [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan dalam Al-Qur'an]] sebanyak dua kali.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Dzulkifli disebutkan dua kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
Nama Zulkifli [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan dalam Al-Qur'an]] sebanyak dua kali.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Dzulkifli disebutkan dua kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
# Al-Anbiya' (21): 85
# Al-Anbiya' (21): 85
# Shad (38): 48}} Namanya selalu dirangkaikan dengan [[Isma'il]], disebut sekali bersama [[Idris]], dan sekali bersama [[Ilyasa|Ilyasa']]. Dzulkifli disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai orang yang sabar, saleh, mendapat rahmat,<ref>Al-Anbiya' (21): 85-86</ref> dan termasuk orang-orang pilihan yang paling baik,<ref>Shad (38): 48</ref> tetapi tidak ada keterangan mengenai jati diri atau kisahnya.
# Shad (38): 48}} Namanya selalu dirangkaikan dengan [[Isma'il]], disebut sekali bersama [[Idris]], dan sekali bersama [[Ilyasa|Ilyasa']]. Zulkifli disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai orang yang sabar, saleh, mendapat rahmat,<ref>Al-Anbiya' (21): 85-86</ref> dan termasuk orang-orang pilihan yang paling baik,<ref>Shad (38): 48</ref> tetapi tidak ada keterangan mengenai jati diri atau kisahnya.


=== Riwayat ===
=== Riwayat ===
Terdapat sejumlah keterangan yang berbeda-beda dalam berbagai literatur Muslim mengenai Dzulkifli, baik latar belakang, jati diri, maupun kisahnya. Semuanya tidak berasal dari Al-Qur'an dan hadits, tapi dari tafsiran para ulama dan beberapa sumber lain. Beberapa keterangan tersebut menyebutkan bahwa Dzulkifli adalah:
Terdapat sejumlah keterangan yang berbeda-beda dalam berbagai literatur Muslim mengenai Zulkifli , baik latar belakang, jati diri, maupun kisahnya. Semuanya tidak berasal dari Al-Qur'an dan hadits, tapi dari tafsiran para ulama dan beberapa sumber lain. Beberapa keterangan tersebut menyebutkan bahwa Zulkifli adalah:
* Bisyr bin Ayyub
* Bisyr bin Ayyub
* Penerus Ilyasa'
* Penerus Ilyasa'
Baris 52: Baris 49:


==== Putra Ayyub ====
==== Putra Ayyub ====
Sebagian menyatakan bahwa dia adalah Bisyr atau Basyar, putra [[Ayyub]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=395}} Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Ayyub adalah leluhur bangsa [[Romawi Kuno]]<ref name="Wheeler171">Brandon M. Wheeler, ''Historical Dictionary of Prophets in Islam and Judaism'', ''Job'', hlm. 171.</ref> atau berdakwah pada bangsa Romawi, sehingga Dzulkifli juga kerap dikaitkan dengan Romawi sebagai penerus tugas dakwah Ayyub.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=394-395}}
Sebagian menyatakan bahwa dia adalah Bisyr atau Basyar, putra [[Ayyub]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=395}} Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Ayyub adalah leluhur bangsa [[Romawi Kuno]]<ref name="Wheeler171">Brandon M. Wheeler, ''Historical Dictionary of Prophets in Islam and Judaism'', ''Job'', hlm. 171.</ref> atau berdakwah pada bangsa Romawi, sehingga Zulkifli juga kerap dikaitkan dengan Romawi sebagai penerus tugas dakwah Ayyub.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=394-395}}


==== Penerus Ilyasa' ====
==== Penerus Ilyasa' ====
Baris 63: Baris 60:
Esok harinya, laki-laki tersebut memutuskan sengketa di antara kaumnya, tetapi kakek itu tidak ada juga. Saat lelaki itu hendak tidur siang, barulah kakek itu datang. Saat ditanya alasannya tidak datang di majelis sebelumnya, kakek itu beralasan bahwa kaumnya menjanjikan akan memberikan hak kakek itu, sehingga dia tidak jadi datang ke majelis, tapi kemudian mereka mengingkarinya lagi. Laki-laki tersebut meminta kakek itu untuk datang lagi saat sore. Kembali lelaki itu tidak bisa tidur siang lantaran percakapannya dengan kakek itu.
Esok harinya, laki-laki tersebut memutuskan sengketa di antara kaumnya, tetapi kakek itu tidak ada juga. Saat lelaki itu hendak tidur siang, barulah kakek itu datang. Saat ditanya alasannya tidak datang di majelis sebelumnya, kakek itu beralasan bahwa kaumnya menjanjikan akan memberikan hak kakek itu, sehingga dia tidak jadi datang ke majelis, tapi kemudian mereka mengingkarinya lagi. Laki-laki tersebut meminta kakek itu untuk datang lagi saat sore. Kembali lelaki itu tidak bisa tidur siang lantaran percakapannya dengan kakek itu.


Namun saat sore, kakek itu tidak datang lagi. Dikarenakan sangat mengantuk dan ingin istirahat, laki-laki itu kemudian meminta orang-orang untuk tidak membiarkan seorangpun mengganggu waktu istirahatnya. Saat kakek itu kembali, penjaga benar-benar melarang kakek itu untuk bertamu. Kakek yang merupakan jelmaan setan itu kemudian masuk ke dalam rumah melalui sebuah lubang. Lelaki itu kemudian berkata, "Wahai fulan, bukankah aku telah bilang kepadamu, jangan menggangguku ketika aku sedang tidur?" Namun setelah tahu bahwa pintu rumahnya terkunci, barulah tersadar kalau kakek itu adalah jelmaan setan. Dia berusaha membuat lelaki itu marah, tetapi gagal. Lelaki yang diganggu kakek jelmaan setan dalam kisah tersebut diidentifikasikan sebagai Dzulkifli.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=398-400}} Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an maupun hadits, tapi merupakan tafsiran sebagian ulama.
Namun saat sore, kakek itu tidak datang lagi. Dikarenakan sangat mengantuk dan ingin istirahat, laki-laki itu kemudian meminta orang-orang untuk tidak membiarkan seorangpun mengganggu waktu istirahatnya. Saat kakek itu kembali, penjaga benar-benar melarang kakek itu untuk bertamu. Kakek yang merupakan jelmaan setan itu kemudian masuk ke dalam rumah melalui sebuah lubang. Lelaki itu kemudian berkata, "Wahai fulan, bukankah aku telah bilang kepadamu, jangan menggangguku ketika aku sedang tidur?" Namun setelah tahu bahwa pintu rumahnya terkunci, barulah tersadar kalau kakek itu adalah jelmaan setan. Dia berusaha membuat lelaki itu marah, tetapi gagal. Lelaki yang diganggu kakek jelmaan setan dalam kisah tersebut diidentifikasikan sebagai Zulkifli .{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=398-400}} Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an maupun hadits, tapi merupakan tafsiran sebagian ulama.


Sebagian ulama menceritakan bahwa seorang [[sahabat Nabi]], [[Abu Musa Al-Asy'ari]], menyatakan bahwa Dzulkifli bukanlah seorang nabi, tapi orang saleh yang shalat seratus kali. Dzulkifli menjamin untuk menjalankan perintah agama sepeninggal Ilyasa'.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=400}}
Sebagian ulama menceritakan bahwa seorang [[sahabat Nabi]], [[Abu Musa Al-Asy'ari]], menyatakan bahwa Zulkifli bukanlah seorang nabi, tapi orang saleh yang shalat seratus kali. Zulkifli menjamin untuk menjalankan perintah agama sepeninggal Ilyasa'.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=400}}


==== Yehezkiel ====
==== Yehezkiel ====
Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Dzulkifli adalah sosok yang sama dengan [[Yehezkiel]], nabi Bani Israil yang hidup pada masa [[Pembuangan ke Babilonia|pengasingan bangsa Yahudi ke Babilonia]]. Dalam literatur Islam, Yehezkiel biasanya disebut dengan ejaan Arabnya, [[Hazqiyal]] atau Hizqil.
Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Zulkifli adalah sosok yang sama dengan [[Yehezkiel]], nabi Bani Israil yang hidup pada masa [[Pembuangan ke Babilonia|pengasingan bangsa Yahudi ke Babilonia]]. Dalam literatur Islam, Yehezkiel biasanya disebut dengan ejaan Arabnya, [[Hazqiyal]] atau Hizqil.


Yehezkiel diperkirakan hidup dua ratus tahun lebih setelah Ilyasa', lahir dan besar pada masa-masa akhir [[Kerajaan Yehuda]]. Pada tahun 597 SM, Yerusalem jatuh ke tangan [[Kekaisaran Babilonia Baru]] di bawah kekuasaan [[Nebukadnezar II]]. Yehezkiel termasuk mereka yang kemudian ditangkap dan dibawa ke Babilonia. Empat atau lima tahun kemudian,<ref>{{Alkitab|Yehezkiel 1: 2-3}}</ref> Yehezkiel diangkat sebagai nabi untuk berdakwah pada Bani Israil di pengasingan.<ref>{{Alkitab|Yehezkiel 2: 3-4}}</ref> Dia meninggal di Babilonia dan dipercaya dimakamkan di tempat yang kemudian disebut Al-Kifl di kawasan [[Irak|Iraq]].
Yehezkiel diperkirakan hidup dua ratus tahun lebih setelah Ilyasa', lahir dan besar pada masa-masa akhir [[Kerajaan Yehuda]]. Pada tahun 597 SM, Yerusalem jatuh ke tangan [[Kekaisaran Babilonia Baru]] di bawah kekuasaan [[Nebukadnezar II]]. Yehezkiel termasuk mereka yang kemudian ditangkap dan dibawa ke Babilonia. Empat atau lima tahun kemudian,<ref>{{Alkitab|Yehezkiel 1: 2-3}}</ref> Yehezkiel diangkat sebagai nabi untuk berdakwah pada Bani Israil di pengasingan.<ref>{{Alkitab|Yehezkiel 2: 3-4}}</ref> Dia meninggal di Babilonia dan dipercaya dimakamkan di tempat yang kemudian disebut Al-Kifl di kawasan [[Irak|Iraq]].


[[Berkas:قبة ضريح ذو الكفل.jpg|jmpl|kiri|Kubah kerucut di makam di kompleks Masjid An-Nukhailah, Iraq. Tempat tersebut diyakini sebagai makam Dzulkifli.]]
[[Berkas:قبة ضريح ذو الكفل.jpg|jmpl|kiri|Kubah kerucut di makam di kompleks Masjid An-Nukhailah, Iraq. Tempat tersebut diyakini sebagai makam Zulkifli .]]
[[Abdullah Yusuf Ali]] mendukung pendapat [[Kartografi|kartografer]] Denmark Karsten Niebuhr yang menyebutkan bahwa Kifli ({{lang|ar|الكفل}}) adalah bentuk Arab dari Yehezkiel ({{lang-he-n|יְחֶזְקֵאל}} ''Yəḥezqē’l''),<ref>''Reisebeschreibung nach Arabian'' Copenhagen, 1778, ii. 264–266</ref><ref>[[Abdullah Yusuf Ali]], ''The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary'', Note. '''2743'''</ref> sehingga menurut pendapat ini, Dzulkifli bukanlah julukan, melainkan nama. Namun terlepas kebenaran pendapat ini, Yehezkiel biasanya juga dipandang sebagai nabi oleh para ulama, seperti Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Ibnu Ishaq, dan Ibnu Kutaibah. Ibnu Katsir dalam karyanya, ''Qashashul Anbiya''', menuliskan mengenai Dzulkifli dan Yehezkiel (Hazqiyal) dalam dua bab berbeda.
[[Abdullah Yusuf Ali]] mendukung pendapat [[Kartografi|kartografer]] Denmark Karsten Niebuhr yang menyebutkan bahwa Kifli ({{lang|ar|الكفل}}) adalah bentuk Arab dari Yehezkiel ({{lang-he-n|יְחֶזְקֵאל}} ''Yəḥezqē’l''),<ref>''Reisebeschreibung nach Arabian'' Copenhagen, 1778, ii. 264–266</ref><ref>[[Abdullah Yusuf Ali]], ''The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary'', Note. '''2743'''</ref> sehingga menurut pendapat ini, Zulkifli bukanlah julukan, melainkan nama. Namun terlepas kebenaran pendapat ini, Yehezkiel biasanya juga dipandang sebagai nabi oleh para ulama, seperti Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Ibnu Ishaq, dan Ibnu Kutaibah. Ibnu Katsir dalam karyanya, ''Qashashul Anbiya''', menuliskan mengenai Zulkifli dan Yehezkiel (Hazqiyal) dalam dua bab berbeda.


==== Siddhartha Gautama ====
==== Siddhattha Gotama ====
Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Dzulkifli adalah [[Siddhartha Gautama]], tokoh pusat dalam [[agama Buddha]]. Perkiraan masa kehidupannya berkisar pada rentang abad ke-6 sampai ke-5 SM. Pendapat ini didasarkan bahwa Kifl dianggap sebagai pelafalan Arab dari Kapil, kependekan dari [[Kapilavastu (kota kuno)|Kapilavastu]],<ref>Hamid Abdul Qadir, ''Buddha the Great: His Life and Philosophy''</ref> ibu kota [[Sakya (klan)|Sakya]] dan tempat tinggal Siddhartha sebelum meninggalkan istana.<ref name=EoB2010>{{cite book|last=Trainor|first=K|editor-last=Keown|editor-first=D|editor2-last=Prebish|editor2-first=CS|title=Encyclopedia of Buddhism|chapter=Kapilavastu|pages=436–7|publisher=Routledge|location=Milton Park, UK|year=2010|isbn=978-0-415-55624-8|url=https://books.google.com/books?id=NFpcAgAAQBAJ&q=kapil#v=onepage&q=kapilavatthu&f=false}}</ref>
Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Zulkifli adalah [[Siddhattha Gotama]], tokoh pusat dalam [[agama Buddha]]. Perkiraan masa kehidupannya berkisar pada rentang abad ke-6 sampai ke-5 SM. Pendapat ini didasarkan bahwa Kifl dianggap sebagai pelafalan Arab dari Kapil, kependekan dari [[Kapilavatthu]],<ref>Hamid Abdul Qadir, ''Buddha the Great: His Life and Philosophy''</ref> ibu kota [[Sakya (klan)|Sakya]] dan tempat tinggal Siddhattha Gotama sebelum meninggalkan istana.<ref name=EoB2010>{{cite book|last=Trainor|first=K|editor-last=Keown|editor-first=D|editor2-last=Prebish|editor2-first=CS|title=Encyclopedia of Buddhism|chapter=Kapilavastu|pages=436–7|publisher=Routledge|location=Milton Park, UK|year=2010|isbn=978-0-415-55624-8|url=https://books.google.com/books?id=NFpcAgAAQBAJ&q=kapil#v=onepage&q=kapilavatthu&f=false}}</ref>


==== Bangsa Amori ====
==== Bangsa Amori ====
Baris 82: Baris 79:


=== Keterangan tambahan ===
=== Keterangan tambahan ===
Sebagian literatur Muslim menggabungkan beberapa pendapat di atas sekaligus, menyebutkan Dzulkifli sebagai Bisyr bin Ayyub, kemudian menjadi penerus Ilyasa', dan dimakamkan di Al-Kifl setelah wafat. Meski demikian, penggabungan ini bermasalah dari sisi kronologi waktu. Ayyub merupakan cicit [[Esau]], kakak kembar [[Ya'qub]], menurut sebagian pendapat.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=385-386}} Di sisi lain, Ilyasa' adalah keturunan jauh Ya'qub, hidup pada abad ke-9 SM atau sekitar seribu tahun setelah masa Ya'qub. Ilyasa' hidup saat [[Kerajaan Israel (Samaria)|Kerajaan Samaria]] masih utuh dan tinggal di sana pada masa kekuasaan Raja [[Yoram (raja Israel)|Yoram]], [[Yehu]], dan [[Yoahas (raja Israel)|Yoahas]].<ref name="autogenerated1996">Achtemeijer, Paul L. ed., and Dennis R. Bratcher, Ph.D. "Elisha." HaperCollins' Bible Dictionary. New York, New York: HarperCollins Publishers, 1996.</ref> Di sisi lain, sosok yang dimakamkan di Al-Kifl, Yehezkiel, lahir pada masa-masa akhir Kerajaan Yehuda, yakni pada abad ke-7 SM, atau sekitar dua abad setelah masa Ilyasa'.
Sebagian literatur Muslim menggabungkan beberapa pendapat di atas sekaligus, menyebutkan Zulkifli sebagai Bisyr bin Ayyub, kemudian menjadi penerus Ilyasa', dan dimakamkan di Al-Kifl setelah wafat. Meski demikian, penggabungan ini bermasalah dari sisi kronologi waktu. Ayyub merupakan cicit [[Esau]], kakak kembar [[Ya'qub]], menurut sebagian pendapat.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=385-386}} Di sisi lain, Ilyasa' adalah keturunan jauh Ya'qub, hidup pada abad ke-9 SM atau sekitar seribu tahun setelah masa Ya'qub. Ilyasa' hidup saat [[Kerajaan Israel (Samaria)|Kerajaan Samaria]] masih utuh dan tinggal di sana pada masa kekuasaan Raja [[Yoram (raja Israel)|Yoram]], [[Yehu]], dan [[Yoahas (raja Israel)|Yoahas]].<ref name="autogenerated1996">Achtemeijer, Paul L. ed., and Dennis R. Bratcher, Ph.D. "Elisha." HaperCollins' Bible Dictionary. New York, New York: HarperCollins Publishers, 1996.</ref> Di sisi lain, sosok yang dimakamkan di Al-Kifl, Yehezkiel, lahir pada masa-masa akhir Kerajaan Yehuda, yakni pada abad ke-7 SM, atau sekitar dua abad setelah masa Ilyasa'.


== Makam ==
== Makam ==
Sebuah tempat di Al-Kifl, kota di tepi sungai [[Eufrat]], [[Iraq]], diyakini sebagai makam Dzulkifli. Awalnya tempat itu dikaitkan dengan Yehezkiel karena diyakini Yehezkiel dimakamkan di tempat tersebut.<ref name=JE>{{cite web|url=http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=562&letter=E |title=Jewishencyclopedia.com |publisher=Jewishencyclopedia.com |date= |accessdate=2012-06-22}}</ref> Pada tahun 1316 M (715-716 H), Sultan [[Ilkhanat]] [[Öljaitü]] memperoleh hak perwalian atas makam tersebut dari komunitas Yahudi. Hal ini menjadikan nama Yehezkiel yang melekat pada makam tersebut diganti dengan Dzulkifli lantaran dua nama tersebut dipandang sebagai satu orang yang sama. Setelahnya, dibangunlah Masjid An-Nukhailah dan makam Dzulkifli menjadi bagian dari kompleks masjid tersebut.<ref name="Ar">[https://web.archive.org/web/20060525120345/http://archnet.org/library/sites/one-site.tcl?site_id=7827 Dhu'l Kifl Shrine]. ''Archnet''. Retrieved January 10, 2018.</ref><ref>{{cite web |url=http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=7827 |title=Archived copy |accessdate=2013-08-18 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120728084756/http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=7827 |archivedate=2012-07-28 }}</ref>
Sebuah tempat di Al-Kifl, kota di tepi sungai [[Eufrat]], [[Iraq]], diyakini sebagai makam Zulkifli . Awalnya tempat itu dikaitkan dengan Yehezkiel karena diyakini Yehezkiel dimakamkan di tempat tersebut.<ref name=JE>{{cite web|url=http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=562&letter=E |title=Jewishencyclopedia.com |publisher=Jewishencyclopedia.com |date= |accessdate=2012-06-22}}</ref> Pada tahun 1316 M (715-716 H), Sultan [[Ilkhanat]] [[Öljaitü]] memperoleh hak perwalian atas makam tersebut dari komunitas Yahudi. Hal ini menjadikan nama Yehezkiel yang melekat pada makam tersebut diganti dengan Zulkifli lantaran dua nama tersebut dipandang sebagai satu orang yang sama. Setelahnya, dibangunlah Masjid An-Nukhailah dan makam Zulkifli menjadi bagian dari kompleks masjid tersebut.<ref name="Ar">[https://web.archive.org/web/20060525120345/http://archnet.org/library/sites/one-site.tcl?site_id=7827 Dhu'l Kifl Shrine]. ''Archnet''. Retrieved January 10, 2018.</ref><ref>{{cite web |url=http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=7827 |title=Archived copy |accessdate=2013-08-18 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120728084756/http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=7827 |archivedate=2012-07-28 }}</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 94: Baris 91:
** [[Musa]]
** [[Musa]]
** [[Harun]]
** [[Harun]]
*[[Nabi dan Rasul|Nabi-nabi]] Lainnya
*[[Nabi dan Rasul|Nabi-nabi]] Ulul 'Azmi
** [[Adam]]
** [[Nuh]]
** [[Nuh]]
** [[Ibrahim]]
** [[Ibrahim]]
Baris 119: Baris 115:
{{Tokoh yang disebut namanya dalam Alquran}}
{{Tokoh yang disebut namanya dalam Alquran}}
{{DEFAULTSORT:AS, Dzulkifli}}
{{DEFAULTSORT:AS, Dzulkifli}}
[[Kategori:Tokoh Al-Qur'an]]
[[Kategori:Nabi Islam|Zulkifli]]

Revisi terkini sejak 3 Juli 2024 12.52

Nabi
Żulkifli
ذو الكفل

'alaihissalam
Kaligrafi Żulkifli 'alaihis-salam (keselamatan atasnya)
MakamQabr Dzu'l Kifl, Iraq
PendahuluHarun
PenggantiDawud

Zulkifli, juga ditulis sebagai Dzulkifli (bahasa Arab: ذو الكفل, translit. Żulkifli), adalah salah satu tokoh dalam Al-Qur'an. Umumnya dia dipandang sebagai nabi dan masuk dalam daftar 25 nabi. Meski demikian, sebagian ulama menyebutkan bahwa dia hanyalah orang saleh dan bukan nabi. Keterangan mengenai Zulkifli sangat sedikit di dalam Al-Qur'an dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jati diri dan kehidupannya. Tokoh yang kadang dianggap sebagai sosok yang sama dengan Zulkifli adalah Yehezkiel dan Siddhartha Gautama.

Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar,

Zulkifli secara harfiah bermakna "pemilik Kifli" atau "yang empunya Kifli", dengan ذُو żū ("pemilik dari") diletakkan di depan sebelum keterangan mengenai karakteristik sosok terkait.[1] Beberapa tokoh Al-Qur'an yang menggunakan julukan seperti itu antara lain Yunus yang disebut dengan Żun-Nūn (ذُوٱلْنُّون)[2] "pemilik (ikan) Nun" atau "yang bersama dengan (ikan) Nun" dan Żulqarnain (ذُوٱلْقَرْنَيْن) yang berarti "pemilik dua tanduk" atau "pemilik dua masa".

Terdapat sejumlah pendapat mengenai makna Kifl. Sebagian menyebutkan bahwa itu adalah kata Arab kuno yang berarti "ganda", juga digunakan untuk menyebut lipatan kain. Nama Zulkifli umumnya dipahami memiliki arti "salah satu dari bagian ganda". Beberapa ulama berpendapat bahwa nama itu berarti "orang dengan ganjaran ganda" atau lebih tepatnya "orang yang menerima ganjaran dua kali lipat".[3] Ada juga pendapat yang memberikan keterangan lain.

Keterangan

[sunting | sunting sumber]

Nama Zulkifli disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak dua kali.[a] Namanya selalu dirangkaikan dengan Isma'il, disebut sekali bersama Idris, dan sekali bersama Ilyasa'. Zulkifli disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai orang yang sabar, saleh, mendapat rahmat,[4] dan termasuk orang-orang pilihan yang paling baik,[5] tetapi tidak ada keterangan mengenai jati diri atau kisahnya.

Terdapat sejumlah keterangan yang berbeda-beda dalam berbagai literatur Muslim mengenai Zulkifli , baik latar belakang, jati diri, maupun kisahnya. Semuanya tidak berasal dari Al-Qur'an dan hadits, tapi dari tafsiran para ulama dan beberapa sumber lain. Beberapa keterangan tersebut menyebutkan bahwa Zulkifli adalah:

  • Bisyr bin Ayyub
  • Penerus Ilyasa'
  • Yehezkiel
  • Siddhartha Gautama

Beberapa pendapat yang disebutkan ini pada dasarnya berdiri sendiri-sendiri dan tidak dapat digabungkan, karena terdapat perbedaan waktu dan tempat.

Putra Ayyub

[sunting | sunting sumber]

Sebagian menyatakan bahwa dia adalah Bisyr atau Basyar, putra Ayyub.[6] Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Ayyub adalah leluhur bangsa Romawi Kuno[7] atau berdakwah pada bangsa Romawi, sehingga Zulkifli juga kerap dikaitkan dengan Romawi sebagai penerus tugas dakwah Ayyub.[8]

Penerus Ilyasa'

[sunting | sunting sumber]

Pendapat lain menerangkan bahwa dia adalah orang yang meneruskan tugas Ilyasa' (Elisa) dalam membimbing Bani Israil. Ilyasa' sendiri adalah keturunan jauh Ya'qub dan hidup pada abad ke-9 SM.

Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan[9][10] bahwa setelah Ilyasa' sudah tua, dia mencari orang yang bisa meneruskannya membimbing masyarakat. Dia kemudian mengumpulkan orang-orang untuk mencari penerusnya di antara mereka, dengan syarat bahwa dia bisa selalu puasa di siang hari, ibadah malam, dan tidak marah. Seorang lelaki yang dianggap hina mengajukan diri, tetapi Ilyasa' menolak kesanggupan orang tersebut. Kemudian seorang lelaki lain mengajukan diri dan Ilyasa' menerimanya.

Suatu ketika, setan menjelma sebagai kakek-kakek renta yang miskin. Dia mendatangi lelaki penerus Ilyasa' ini pada tengah hari pada jadwal lelaki tersebut tidur siang. Lelaki ini tidak tidur pada siang ataupun malam hari selain saat tidur siang tersebut. Setelah dipersilakan masuk, kakek tersebut menceritakan pada lelaki tersebut kalau dirinya dizalimi oleh kaumnya. Kakek tersebut bercerita sangat lama sampai sore sehingga laki-laki tersebut tidak bisa tidur siang. Laki-laki tersebut kemudian meminta kakek itu untuk hadir di majelisnya pada sore hari untuk memutuskan perkara. Namun setelah sore, kakek itu tidak hadir.

Esok harinya, laki-laki tersebut memutuskan sengketa di antara kaumnya, tetapi kakek itu tidak ada juga. Saat lelaki itu hendak tidur siang, barulah kakek itu datang. Saat ditanya alasannya tidak datang di majelis sebelumnya, kakek itu beralasan bahwa kaumnya menjanjikan akan memberikan hak kakek itu, sehingga dia tidak jadi datang ke majelis, tapi kemudian mereka mengingkarinya lagi. Laki-laki tersebut meminta kakek itu untuk datang lagi saat sore. Kembali lelaki itu tidak bisa tidur siang lantaran percakapannya dengan kakek itu.

Namun saat sore, kakek itu tidak datang lagi. Dikarenakan sangat mengantuk dan ingin istirahat, laki-laki itu kemudian meminta orang-orang untuk tidak membiarkan seorangpun mengganggu waktu istirahatnya. Saat kakek itu kembali, penjaga benar-benar melarang kakek itu untuk bertamu. Kakek yang merupakan jelmaan setan itu kemudian masuk ke dalam rumah melalui sebuah lubang. Lelaki itu kemudian berkata, "Wahai fulan, bukankah aku telah bilang kepadamu, jangan menggangguku ketika aku sedang tidur?" Namun setelah tahu bahwa pintu rumahnya terkunci, barulah tersadar kalau kakek itu adalah jelmaan setan. Dia berusaha membuat lelaki itu marah, tetapi gagal. Lelaki yang diganggu kakek jelmaan setan dalam kisah tersebut diidentifikasikan sebagai Zulkifli .[11] Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an maupun hadits, tapi merupakan tafsiran sebagian ulama.

Sebagian ulama menceritakan bahwa seorang sahabat Nabi, Abu Musa Al-Asy'ari, menyatakan bahwa Zulkifli bukanlah seorang nabi, tapi orang saleh yang shalat seratus kali. Zulkifli menjamin untuk menjalankan perintah agama sepeninggal Ilyasa'.[12]

Yehezkiel

[sunting | sunting sumber]

Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Zulkifli adalah sosok yang sama dengan Yehezkiel, nabi Bani Israil yang hidup pada masa pengasingan bangsa Yahudi ke Babilonia. Dalam literatur Islam, Yehezkiel biasanya disebut dengan ejaan Arabnya, Hazqiyal atau Hizqil.

Yehezkiel diperkirakan hidup dua ratus tahun lebih setelah Ilyasa', lahir dan besar pada masa-masa akhir Kerajaan Yehuda. Pada tahun 597 SM, Yerusalem jatuh ke tangan Kekaisaran Babilonia Baru di bawah kekuasaan Nebukadnezar II. Yehezkiel termasuk mereka yang kemudian ditangkap dan dibawa ke Babilonia. Empat atau lima tahun kemudian,[13] Yehezkiel diangkat sebagai nabi untuk berdakwah pada Bani Israil di pengasingan.[14] Dia meninggal di Babilonia dan dipercaya dimakamkan di tempat yang kemudian disebut Al-Kifl di kawasan Iraq.

Kubah kerucut di makam di kompleks Masjid An-Nukhailah, Iraq. Tempat tersebut diyakini sebagai makam Zulkifli .

Abdullah Yusuf Ali mendukung pendapat kartografer Denmark Karsten Niebuhr yang menyebutkan bahwa Kifli (الكفل) adalah bentuk Arab dari Yehezkiel (Ibrani: יְחֶזְקֵאל Yəḥezqē’l),[15][16] sehingga menurut pendapat ini, Zulkifli bukanlah julukan, melainkan nama. Namun terlepas kebenaran pendapat ini, Yehezkiel biasanya juga dipandang sebagai nabi oleh para ulama, seperti Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Ibnu Ishaq, dan Ibnu Kutaibah. Ibnu Katsir dalam karyanya, Qashashul Anbiya', menuliskan mengenai Zulkifli dan Yehezkiel (Hazqiyal) dalam dua bab berbeda.

Siddhattha Gotama

[sunting | sunting sumber]

Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Zulkifli adalah Siddhattha Gotama, tokoh pusat dalam agama Buddha. Perkiraan masa kehidupannya berkisar pada rentang abad ke-6 sampai ke-5 SM. Pendapat ini didasarkan bahwa Kifl dianggap sebagai pelafalan Arab dari Kapil, kependekan dari Kapilavatthu,[17] ibu kota Sakya dan tempat tinggal Siddhattha Gotama sebelum meninggalkan istana.[18]

Bangsa Amori

[sunting | sunting sumber]

Dzulkifli juga kadang disebut sebagai nabi bangsa Amori.

Keterangan tambahan

[sunting | sunting sumber]

Sebagian literatur Muslim menggabungkan beberapa pendapat di atas sekaligus, menyebutkan Zulkifli sebagai Bisyr bin Ayyub, kemudian menjadi penerus Ilyasa', dan dimakamkan di Al-Kifl setelah wafat. Meski demikian, penggabungan ini bermasalah dari sisi kronologi waktu. Ayyub merupakan cicit Esau, kakak kembar Ya'qub, menurut sebagian pendapat.[19] Di sisi lain, Ilyasa' adalah keturunan jauh Ya'qub, hidup pada abad ke-9 SM atau sekitar seribu tahun setelah masa Ya'qub. Ilyasa' hidup saat Kerajaan Samaria masih utuh dan tinggal di sana pada masa kekuasaan Raja Yoram, Yehu, dan Yoahas.[20] Di sisi lain, sosok yang dimakamkan di Al-Kifl, Yehezkiel, lahir pada masa-masa akhir Kerajaan Yehuda, yakni pada abad ke-7 SM, atau sekitar dua abad setelah masa Ilyasa'.

Sebuah tempat di Al-Kifl, kota di tepi sungai Eufrat, Iraq, diyakini sebagai makam Zulkifli . Awalnya tempat itu dikaitkan dengan Yehezkiel karena diyakini Yehezkiel dimakamkan di tempat tersebut.[21] Pada tahun 1316 M (715-716 H), Sultan Ilkhanat Öljaitü memperoleh hak perwalian atas makam tersebut dari komunitas Yahudi. Hal ini menjadikan nama Yehezkiel yang melekat pada makam tersebut diganti dengan Zulkifli lantaran dua nama tersebut dipandang sebagai satu orang yang sama. Setelahnya, dibangunlah Masjid An-Nukhailah dan makam Zulkifli menjadi bagian dari kompleks masjid tersebut.[22][23]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dalam Al-Qur'an, nama Dzulkifli disebutkan dua kali, yakni pada surah:
    1. Al-Anbiya' (21): 85
    2. Shad (38): 48
  1. ^ Encyclopedia of Islam, Dhu'l-Kifl
  2. ^ Al-Anbiya' (21): 87
  3. ^ John Walker takes this viewpoint in Who is Dhul-Kifl?, in MW, xvi, 399–401
  4. ^ Al-Anbiya' (21): 85-86
  5. ^ Shad (38): 48
  6. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 395.
  7. ^ Brandon M. Wheeler, Historical Dictionary of Prophets in Islam and Judaism, Job, hlm. 171.
  8. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 394-395.
  9. ^ Tafsir Ath-Thabari (17/74)
  10. ^ Tafsir Ibnu Abi Hatim (13702)
  11. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 398-400.
  12. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 400.
  13. ^ Yehezkiel 1: 2–3
  14. ^ Yehezkiel 2: 3–4
  15. ^ Reisebeschreibung nach Arabian Copenhagen, 1778, ii. 264–266
  16. ^ Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary, Note. 2743
  17. ^ Hamid Abdul Qadir, Buddha the Great: His Life and Philosophy
  18. ^ Trainor, K (2010). "Kapilavastu". Dalam Keown, D; Prebish, CS. Encyclopedia of Buddhism. Milton Park, UK: Routledge. hlm. 436–7. ISBN 978-0-415-55624-8. 
  19. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 385-386.
  20. ^ Achtemeijer, Paul L. ed., and Dennis R. Bratcher, Ph.D. "Elisha." HaperCollins' Bible Dictionary. New York, New York: HarperCollins Publishers, 1996.
  21. ^ "Jewishencyclopedia.com". Jewishencyclopedia.com. Diakses tanggal 2012-06-22. 
  22. ^ Dhu'l Kifl Shrine. Archnet. Retrieved January 10, 2018.
  23. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-28. Diakses tanggal 2013-08-18. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7. 
  • Ensiklopedia Islam, 1993, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Lema "Nabi Zulkifli AS".

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]