Lompat ke isi

Kimigayo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
YurikBot (bicara | kontrib)
 
(207 revisi perantara oleh 72 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{short description|Lagu kebangsaan Jepang}}
'''Kimi Ga Yo''' ([[bahasa Jepang]]: 君が代; [[bahasa Indonesia]]: Semoga Kekuasaan Yang Mulia Berlanjut Selama 1.000 Tahun) adalah judul [[lagu kebangsaan]] [[Jepang]].
{{Infobox anthem
|title={{lang|ja|{{ruby|君|きみ}}が{{ruby|代|よ}}}}
|transcription = ''Kimigayo''
|indonesian_title =Kekuasaan Yang Mulia
|image = Kimigayo.score.svg{{!}}border
|image_size =
|caption = Lembar musik "Kimigayo"
|prefix = Kebangsaan
|country = {{flag|Jepang}}
|author=puisi [[Waka (puisi)|''waka'']]
|lyrics_date = <br />[[Zaman Heian]] (794–1185)
|composer = [[Yoshiisa Oku]] dan [[Akimori Hayashi]] (digubah oleh [[Franz Eckert]]
|music_date = 1880)
|adopted = 1869 (musik)<br />1870 (lirik)<br />3 November 1880 (musik)
|readopted = 13 Agustus 1999
|until =
|sound = Kimi ga Yo instrumental.ogg
|sound_title = "Kimigayo" (instrumental)
}}
{{Listen
|filename = Kimi ga Yo 1930.ogg|title = "Kimigayo" (chorus)|description = Rekaman Kimigayo tahun 1930
|filename2 = Kimi ga Yo (Fenton).mid|title2 = Instrumental|description2 = Instrumen Kimigayo buatan Fenton dalam bentuk midi
}}
{{nihongo|'''Kimigayo'''<ref>Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia (Nelson) menulisnya ''Kimigayo'', begitu pula dengan MOFA dan [https://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_12.html situs pemerintah Jepang]. Alternatif penulisan menurut Kamus Jepang-Indonesia (Matsuura) adalah ''Kimi-ga-yo'', di mana tanda - berarti boleh ada spasi. Alih aksara bahasa Jepang tidak mengatur kapitalisasi dan spasi.</ref>|[[wikt:君が代|君が代]]||{{IPA-ja|kimiɡajo|language}}; "Kekuasaan Yang Mulia"}} adalah [[lagu kebangsaan]] [[Jepang]]. Liriknya termasuk yang tertua di dunia. Dengan panjang lirik hanya 30 aksara, menjadikannya sebagai lagu kebangsaan terpendek di dunia. Liriknya berasal dari sebuah antologi ''[[Waka (puisi)|waka]]'' [[zaman Heian]] berjudul ''[[Kokin Wakashū]]''.<ref>{{Cite web|title=「君が代」の歴史的変遷|url=https://www.dwc.doshisha.ac.jp/research/faculty_column/11583|website=同志社女子大学|access-date=2021-03-29}}</ref> Melodinya diubah pada tahun 1880 untuk menggantikan melodi buatan [[John William Fenton]] pada 11 tahun silam.


== Etimologi ==
Lagu ini ditulis dalam sebuah [[metrum]] Jepang waka. Ada yang berpendapat bahwa lagu sebenarnya [[puisi]] [[cinta]].
"''Kimi''" telah digunakan baik sebagai kata benda untuk menunjukkan seorang kaisar atau tuan (atau master) setidaknya sejak periode Heian.<ref name="Kōjien">新村出記念財団 (1998). Kamus [[bahasa]]『広辞苑』 ("''Kōjien''"), edisi ke-5. Dipublikasikan oleh [http://www.iwanami.co.jp/ Iwanami Shoten, Publishers].</ref><ref name="Furuta">{{cite web|url=http://www.furutasigaku.jp/jfuruta/jwagakim/jwagaki1.html |script-title=ja:君が代の源流 |website=Furuta's Historical Science Association |language=ja |access-date=10 Mei 2008 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130529041318/http://www.furutasigaku.jp/jfuruta/jwagakim/jwagaki1.html |archive-date=29 Mei 2013}} {{cite web |url=http://www.furutasigaku.jp/efuruta/ewagakim/ewagaki.html |title=Inside "Kimigayo" |access-date=10 Mei 2008 |website=Furuta's Historical Science Association}}</ref> Contohnya, protagonis {{Nihongo3||光源氏|[[Hikaru Genji]]}} dari ''[[the Tale of Genji]]'' disebut {{Nihongo3||光の君 {{lang|en|atau}} 光君|"Hikaru no Kimi" {{lang|en|atau|italic=no}} "Hikaru-gimi"}}. Namun sebelum periode Nara, kaisar sering disebut "''opokimi''" (tuan agung); jadi kontroversial apakah kata "kimi" dalam "kimigayo" awalnya berarti kaisar.


Pada [[periode Kamakura]], "Kimigayo" digunakan sebagai lagu pesta di kalangan samurai dan kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat pada periode Edo. Di bagian akhir periode Edo, "Kimigayo" digunakan di oku (harem dari Kastil Edo) dan Satsuma-han (sekarang Prefektur Kagoshima) sebagai lagu perayaan tahun baru yang umum. Dalam konteks itu, "''kimi''" tidak pernah berarti kaisar tetapi hanya shōgun Tokugawa, [[klan Shimazu]] yang sebagai penguasa Satsuma-han, tamu kehormatan atau semua anggota pesta minum yang meriah. Setelah Restorasi Meiji, para pasukan samurai dari Satsuma-han menguasai pemerintahan Kekaisaran Jepang dan mereka mengadopsi "Kimigayo" sebagai lagu kebangsaan Jepang. Sejak saat itu hingga kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, "Kimigayo" dipahami sebagai masa pemerintahan kaisar yang panjang. Dengan diadopsinya [[Konstitusi Jepang]] pada tahun 1947, kaisar tidak lagi menjadi penguasa yang diperintah oleh hak ilahi, tetapi seorang manusia yang merupakan simbol negara dan persatuan rakyat.<ref name='Williams'>{{cite book|editor=Michael Williams |editor2=Graham Humphrys |title=Citizenship Education and Lifelong Learning: Power and Place|publisher=Nova Biomedical Books|year=2003|page=126|url=https://books.google.com/books?id=FrwMHKDPUzQC&q=kimigayo&pg=PA126 |isbn=978-1-59033-863-6}}</ref> Departemen Pendidikan tidak memberikan arti baru untuk "Kimigayo" setelah perang; ini memungkinkan lagu itu berarti "orang Jepang". Kementerian juga tidak secara resmi meninggalkan arti "Kimigayo" sebelum perang.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=gUjNKxTrju4C&q=kimigayo&pg=PA1905|title=Nationalism: Critical concepts in political science|isbn=978-0-415-21756-9|last1=Hutchinson|first1=John|last2=Smith|first2=Anthony D|year=2000}}</ref>
[[Gambar:Kimigayo01.png|right|thumb|Susunan musik ''Kimi Ga Yo''.]]
===Asli ([[aksara]] [[Hiragana]])===


Pada tahun 1999, dalam pembahasan UU Bendera dan Lagu Kebangsaan, definisi resmi "Kimi" atau "Kimi-ga-yo" dipertanyakan berulang kali. Usulan pertama, yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet Hiromu Nonaka, menyatakan bahwa kimi berarti "kaisar sebagai simbol Jepang", dan seluruh liriknya menginginkan perdamaian dan kemakmuran Jepang. Dia menyebut status baru kaisar sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 Konstitusi Jepang sebagai alasan utama usulan tersebut.<ref name='JPRI79'>{{cite journal|title=Japan's Neo-Nationalism: The Role of the Hinomaru and Kimigayo Legislation|journal=Japan Policy Research Institute Working Paper|date=Juli 2001|first=Mayumi|last=Itoh|volume=79|url=http://www.jpri.org/publications/workingpapers/wp79.html|access-date=2010-10-13|archive-date=2018-10-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20181002192508/http://www.jpri.org/publications/workingpapers/wp79.html|dead-url=yes}}</ref> Selama sesi yang sama, Perdana Menteri Keiz Obuchi menegaskan arti ini dengan sebuah pernyataan pada tanggal 29 Juni 1999:
:&#21531;&#12364;&#20195;&#12399;
:&#21315;&#20195;&#12395;
:&#20843;&#21315;&#20195;&#12395;
:細&#30707;&#12398;
:&#24022;&#12392;&#12394;&#12426;&#12390;
:&#33492;&#12398;&#29983;&#12377;&#12414;&#12391;


<blockquote>
===Asli ([[huruf]] [[Latin]])===
Kata "''kimi''" menunjukkan arti "Kaisar", yang merupakan simbol negara dan persatuan rakyat, dan yang posisinya berasal dari kehendak yang berbasis konsensus warga negara Jepang, dengan siapa yang memegang kekuasaan berdaulat. Dan, frasa "Kimigayo" menunjukkan negara kita, Jepang, yang memiliki Kaisar bertahta sebagai simbol negara dan persatuan rakyat dengan kehendak berbasis konsensus warga negara Jepang. Dan masuk akal untuk mengambil lirik "Kimigayo" berarti harapan untuk kemakmuran dan perdamaian abadi negara.<ref name="JPRI79" /><ref name="Diet145HoR">{{cite web |author=The House of Representatives |date=1999-06-29 |url=http://kokkai.ndl.go.jp/SENTAKU/syugiin/145/0001/14506290001041c.html |title=Info of the minutes of the plenary session No.41 of the House of Representatives in the 145th Diet term |language=ja |website=National Diet Library |access-date=2008-05-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080411201108/http://kokkai.ndl.go.jp/SENTAKU/syugiin/145/0001/14506290001041c.html |archive-date=2008-04-11}}</ref>
</blockquote>


Partai-partai yang menentang Partai Demokrat Liberal, yang memegang kendali pemerintahan pada saat Obuchi menjadi perdana menteri, sangat menentang pengertian pemerintah tentang "kimi" dan "Kimigayo". Para anggota dari Partai Demokrat Jepang keberatan, karena kurangnya ikatan sejarah dengan maknanya. Kritikus terkuat adalah Kazuo Shii, ketua Partai Komunis Jepang l, yang dengan tegas menyatakan bahwa "Jepang" tidak dapat diturunkan dari "Kimigayo", karena liriknya hanya menyebutkan harapan agar kaisar memiliki pemerintahan yang panjang. Shii juga keberatan dengan penggunaan lagu tersebut sebagai lagu kebangsaan karena bagi negara demokrasi, lagu tentang kaisar tidak pantas.<ref name="JPRI79" />
:Kimi ga yo ha
:Chiyo ni,
:Yachiyo ni
:Sazare ishi no,
:Ihaho to narite,
:Koke no musu made.


== Pandangan ==
===Terjemahan Indonesia===
Menurut survei yang diadakan oleh [[TV Asahi]], mayoritas warga Jepang menganggap Kimigayo sangat penting, terlepas dari segala kontroversi yang pernah ada di masa lalu.<ref name="asahi990718">{{cite web|url=http://www.tv-asahi.co.jp/n-station/research/990717/index.html|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080523125535/http://www.tv-asahi.co.jp/n-station/research/990717/index.html|archivedate=2008-05-23|title=国旗・国歌法制化について|trans_title=About the Law of the Flag and Anthem|home=Asahi Research|publisher=TV Asahi|language=ja|date=18 Juli 1999|accessdate=2008-03-11}}</ref> Namun, menurut survei yang diadakan oleh [[Mainichi Shimbun]] di tahun yang sama, mayoritas responden mengaku tidak setuju dengan disahkannya [[Undang-Undang mengenai Bendera Nasional dan Lagu Kebangsaan (Jepang)|UU Bendera dan Lagu Kebangsaan]]. Mereka juga meminta agar [[Parlemen Jepang|Parlemen]] meninjau kembali UU tersebut.<ref name="jtVnYPkY">{{cite web|url=http://www.japantimes.co.jp/news/1999/08/09/national/flag-anthem-law-no-end-to-controversy/|title=Flag-anthem law no end to controversy|home=Japan Times|publisher=Japan Times|language={{in lang|en}}|date=1999-07-09|access-date=21 Desember 2015}}</ref> Di dunia pendidikan, banyak anak-anak yang mengeluh karena setiap hari dipaksa untuk menyanyikan lagu tersebut, padahal mereka sendiri tidak pernah diajari tentang makna dan tujuan dari lagu tersebut.<ref name="jtYKPYn">{{cite web |url=
https://www.japantimes.co.jp/news/1999/07/22/national/kimigayo-controversy-leaves-students-indifferent-confused/|title=‘Kimigayo’ controversy leaves students indifferent, confused|home=Japan Times|publisher=Japan Times|language=en|date=1999-07-09|accessdate=21 Desember 2015}}</ref>


==Lirik==
:Semoga kekuasaan Yang Mulia,
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
:Berlanjut selama seribu (tahun),
|bgcolor="#032EA1"|<div style="color:#FFFFFF"><center>'''Lirik resmi'''</center></div>
:8000 generasi,
|bgcolor="#032EA1"|<div style="color:#FFFFFF"><center>'''Kana (Hiragana)'''</center></div>
:Sampai kerikil,
|bgcolor="#E00025"|<div style="color:#FFFFFF"><center>'''Romaji'''<ref>{{cite web|url=http://web-japan.org/factsheet/en/pdf/11NFlagAnthem.pdf|title=National Flag and Anthem|format=PDF|website=Web Japan|publisher=Japanese Ministry of Foreign Affairs|year=2000|access-date=2009-12-11}}</ref></center></div>
:Berubah menjadi batu karang,
|bgcolor="#E00025"|<div style="color:#FFFFFF"><center>'''IPA'''</center></div>
:Yang diselimuti [[lumut]].
|bgcolor="#032EA1"|<div style="color:#FFFFFF"><center>'''Terjemahan langsung'''</center></div>
|bgcolor="#032EA1"|<div style="color:#FFFFFF"><center>'''Tafsiran'''</center></div>
|- style="vertical-align:top; white-space:nowrap;"
|<poem>{{lang|ja|{{ruby|君|きみ}}が{{ruby|代|よ}}は
千代に八千代に
さざれ{{ruby|石|いし}}の
いわおとなりて
こけのむすまで}}</poem>
|<poem>{{lang|ja|きみがよは
ちよにやちよに
さざれいしの
いわおとなりて
こけのむすまで}}</poem>
|<poem>''Kimigayo va''
''Çiyo ni yaçiyo ni''
''Sazare-işi no''
''Ivao to narite''
''Koke no mısı made''</poem>
|<poem>{{IPA-ja|kimiɡajo ɰa|}}
{{IPA-ja|tɕiꜜjo ɲi jaꜜtɕijo ɲi|}}
{{IPA-ja|sazaɾeꜜiɕi no|}}
{{IPA-ja|iɰa.o to naɾite|}}
{{IPA-ja|kokeꜜ no mɯꜜsɯ made|}}</poem>
|<poem>(Semoga) kekuasaan [[kaisar Jepang|Yang Mulia]]
(Terus berlanjut hingga) seribu, delapan ribu generasi
Hingga batu kecil
(Berubah) menjadi batu besar
(Yang) diselimuti lumut</poem>
|<poem>Semoga Kaisar
dan Negara Jepang
kekal abadi
selama-lamanya.</poem>
|}


==Pranala luar==
==Kontroversi==
Kimigayo dianggap sebagai lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Marshall|first=Alex|year=2016|url=https://books.google.com/books?id=GeasCAAAQBAJ|title=Republic or Death! Travels in Search of National Anthems|location=London|publisher=Windmill Books|isbn=9780099592235|pages=99–100|quote="Semua lagu kebangsaan menimbulkan kontroversi di beberapa poin... Tapi tidak peduli seberapa panas kontroversi seperti itu, tidak ada yang menyamai Kimigayo. Ini adalah konflik yang telah terjadi di sekolah-sekolah Jepang selama lebih dari 70 tahun. Guru kehilangan pekerjaan karenanya. Mereka telah menerima ancaman pembunuhan karenanya. Para orang tua dibiarkan linglung olehnya, mengkhawatirkan masa depan anak-anak mereka. Dan ya, Toshihiro Ishikawa bunuh diri karenanya."|url-status=live}}</ref> Selain karena sejarahnya yang kelam, juga karena penerapannya di [[Pendidikan di Jepang|dunia pendidikan]] yang terasa dipaksakan.<ref name='Wesiman'>{{vcite news|author=Weisman, Steven R.|author.=|title=For Japanese, Flag and Anthem Sometimes Divide|date=1990-04-29|publisher=|url=https://www.nytimes.com/1990/04/29/world/for-japanese-flag-and-anthem-sometimes-divide.html#end_copy|work=The New York Times|pages=|accessdate=2010-01-02|language=}}</ref> Berikut daftar kasus kontroversial yang pernah terjadi:
*Dengarkan [http://www.asahi-jc.com/sounds/kimigayo.ra Kimi ga yo] (format .ra)


# Dinas Pendidikan Prefektur Tokyo mewajibkan semua sekolah negeri di Tokyo untuk mengibarkan [[Hinomaru]] dan menyanyikan Kimigayo setiap mengadakan acara sekolah. Kepala sekolah dan/atau guru yang menolak perintah tersebut terancam dipecat.<ref name="guardian060605">{{vcite news|url=https://www.theguardian.com/world/2006/jun/05/worlddispatch.japan|title=A touchy subject|work=Guardian Unlimited|publisher=The Guardian|author=McCurry, Justin|date=2006-06-05|accessdate=2008-01-14}}</ref>
[[kategori:Jepang]]
# Pada tahun 1999, beberapa guru bersitegang dengan Dinas Pendidikan Kota Hiroshima karena mereka menolak untuk menyanyikan Kimigayo. Puncaknya, salah satu wakil kepala sekolah memutuskan untuk bunuh diri.<ref name=":0" />
[[kategori:Lagu kebangsaan]]
# Pada tahun 2010, 32 orang guru menolak menyanyikan lagu Kimigayo, ditambah 9 orang guru di tahun 2011, dan 8 orang guru di tahun 2012. Wali kota Osaka saat itu, [[Tōru Hashimoto|Hashimoto Toru]] berkomentar, "Akhirnya, para penista (lagu kebangsaan) yang selama ini berada di bawah tanah satu persatu mulai muncul ke permukaan." Para guru akhirnya dihukum.<ref>{{cite web|title=Teachers Who Refused To Sing National Anthem Face Punishment|url=http://www.japancrush.com/2013/stories/teachers-who-refused-to-sing-national-anthem-face-punishment.html|website=japanCRUSH|publisher=Beth|access-date=March 6, 2013}}</ref>


Lagu kebangsaan Jepang dianggap sebagai lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia karena sejarah pascaperangnya. [[Pendidikan di Jepang|Dunia pendidikan]] sejak lama terjebak dalam pusaran kontroversi lagu kebangsaan dan bendera nasional. Mewajibkan sekolah-sekolah di bawah naungannya untuk mengumandangkan Kimigayo dan mengibarkan bendera Hinomaru setiap acara sekolah. Perintah tersebut mengharuskan guru sekolah untuk menghormati kedua simbol tersebut atau berisiko kehilangan pekerjaan bila tidak dilaksanakan. Pada tahun 1999, beberapa guru di [[Hiroshima, Hiroshima|Hiroshima]] menolak untuk menyanyikan lagu kebangsaan ketika Dinas Pendidikan Hiroshima mewajibkannya. Saat ketegangan muncul di antara mereka, seorang wakil kepala sekolah memilih bunuh diri. Kejadian serupa terjadi di Osaka pada tahun 2010, di mana 32 orang guru menolak untuk menyanyikan lagu tersebut dalam sebuah upacara. Pada tahun 2011, sembilan orang guru bergabung dengan aksi penolakan, bersama delapan guru lainnya pada tahun 2012.<ref>{{cite web|title=8 Osaka teachers to be punished for refusal to sing national anthem|url=http://www.japantoday.com/category/national/view/8-osaka-teachers-face-punishment-over-refusal-to-sing-national-anthem|website=Japan Today|publisher=Japan Today|access-date=February 25, 2012}}</ref> Wali kota Osaka saat itu, , menyebut "syukurlah para oknum guru yang menistakan lagu kebangsaan satu persatu " Beberapa memprotes bahwa aturan tersebut melanggar [[Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia]] [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] dan klausul "kebebasan berpikir, berkeyakinan dan hati nurani" dalam [[Konstitusi Jepang]],<ref name="Grossman">{{cite book|last1=Grossman|last2=Lee|first2=Wing On|last3=Kennedy§first3=Kerry|title=Citizenship Curriculum in Asia and the Pacific|publisher=Springer|year=2008|page=85|url=https://books.google.com/books?id=btkuYUgXLRIC&q=kimigayo&pg=PA85|access-date=2010-10-12|isbn=978-1-4020-8744-8}}</ref> namun dinas pendidikan berdalih sekolah adalah lembaga negeri sehingga mereka memiliki kewajiban untuk mengajari siswanya bagaimana menjadi warga negara Jepang yang baik. Para guru gagal mengajukan tuntutan pidana terhadap Gubernur Tokyo [[Shintarō Ishihara]] dan para pejabat senior karena mewajibkan guru untuk menghormati Hinomaru dan Kimigayo.<ref name="ishihara">{{vcite web|url=http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20060105b2.html|title=Ishihara's Hinomaru order called legit|work=The Japan Times Online|publisher=[[The Japan Times]]|date=2006-01-05|accessdate=2007-12-04|archivedate=2011-06-06|archiveurl=https://web.archive.org/web/20110606091411/http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20060105b2.html}}</ref> Setelah melalui banyak perdebatan, [[Persatuan Guru Jepang]] akhirnya memilih menerima aturan tersebut. Sedangkan Persatuan Guru dan Staf Seluruh Jepang bersikukuh menolak aturan tersebut diimplementasikan dalam dunia pendidikan.<ref>{{Harvnb|Heenan|1998|p=206}}</ref>
[[ar:نشيد وطني ياباني]]

[[da:Kimi Ga Yo]]
Pada tahun 2006, Katsuhisa Fujita, seorang pensiunan guru di Tokyo, diancam dengan hukuman penjara dan denda 200.000 [[yen]] (sekitar 17 juta [[rupiah]]) setelah ia dituduh mengganggu upacara kelulusan di Sekolah Menengah Itabashi dengan mendesak para peserta untuk tetap duduk selama lagu kebangsaan dikumandangkan.<ref>{{cite web
[[de:Kimi Ga Yo]]
|author = Kyodo News
[[en:Kimi Ga Yo]]
|date = 2006-05-24
[[eo:Kimi Ga Yo]]
|url = http://home.kyodo.co.jp/modules/fstStory/index.php?storyid=248658
[[es:Kimi Ga Yo]]
|title = Feature: Upcoming verdict on retired teacher draws attention
[[fi:Kimi Ga Yo]]
|work = [http://home.kyodo.co.jp/ Kyodo News On The Web]
[[fr:Kimi ga yo]]
|publisher = Published by Kyodo News
[[he:המנון יפן]]
|access-date = 2006-07-29
[[hr:Kimigayo]]
|url-status = dead
[[hu:Japán himnusz]]
|archive-url = https://web.archive.org/web/20060618201400/http://home.kyodo.co.jp/modules/fstStory/index.php?storyid=248658
[[it:Kimi ga yo]]
|archive-date = 2006-06-18
[[ja:君が代]]
}}</ref> Pada saat Fujita dijatuhi hukuman, 345 guru telah dihukum karena menolak ambil bagian dalam acara yang berhubungan dengan lagu kebangsaan, meskipun Fujita adalah satu-satunya orang yang dihukum sehubungan dengan hal itu.<ref>{{cite news | title = Japanese teacher fined for anthem protest | date = 2006-05-31 | publisher = AFP | url = http://www.taipeitimes.com/News/world/archives/2006/05/31/2003310932 | work = [[The Taipei Times]] | access-date = 2010-10-14}}</ref> Pada tanggal 21 September 2006, Pengadilan Distrik Tokyo memerintahkan Pemerintah Metropolitan Tokyo untuk membayar kompensasi kepada para guru yang telah dijatuhi hukuman di bawah arahan Dewan Pendidikan Tokyo. [[Perdana Menteri Jepang|Perdana Menteri]] [[Junichiro Koizumi]] berkomentar, "Merupakan hal yang sangat wajar untuk memperlakukan lagu kebangsaan secara khidmat". Pemerintah Metropolitan kemudian mengajukan banding atas keputusan tersebut.<ref>{{cite web
[[ko:일본의 국가]]
|date=2006-09-23
[[lt:Japonijos himnas]]
|url=http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20060923a2.html
[[ms:Kimigayo]]
|title=City Hall to appeal 'Kimigayo' ruling
[[nl:Kimi Ga Yo]]
|work=The Japan Times Online
[[no:Kimi Ga Yo]]
|publisher=[[The Japan Times]]
[[pl:Hymn Japonii]]
|access-date=2007-10-25
[[pt:Hino nacional do Japão]]
}}</ref> Sejak 23 Oktober 2003 hingga 2008, 410 guru dan pekerja sekolah dihukum karena menolak berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan sesuai perintah kepala sekolah.<ref>{{cite news | title = 2 teachers punished for refusing to stand up, recite 'Kimigayo' | date = 2008-05-24 | url = http://www.japantoday.com/category/national/view/2-teachers-punished-for-refusing-to-stand-up-recite-kimigayo | archive-url = http://arquivo.pt/wayback/20091015193543/http://www.japantoday.com/category/national/view/2-teachers-punished-for-refusing-to-stand-up-recite-kimigayo | url-status = dead | archive-date = 2009-10-15 | work = Kyodo News | publisher = Japan Today | access-date = 2010-10-14}}</ref> Guru juga bisa dihukum jika siswanya tidak berdiri saat Kimigayo dikumandangkan saat upacara sekolah.<ref name="Grossman" />
[[ro:Kimi Ga Yo]]

[[simple:Kimi Ga Yo]]
Pada tanggal 30 Mei 2011 dan 6 Juni 2011, dua panelis [[Mahkamah Agung Jepang]] memutuskan bahwa kewajiban guru untuk berdiri di depan [[Hinomaru]] dan menyanyikan Kimigayo selama upacara sekolah sudah sesuai dengan amanat konstitusi. Dalam membuat keputusan, panel meratifikasi keputusan [[Pengadilan Tinggi Tokyo]] dalam memutuskan 13 guru yang mengajukan banding setelah didisiplinkan antara tahun 2003 dan 2005 karena menolak untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan.<ref>{{cite web|author=Kyodo News|title=Top court again backs 'Kimigayo' orders|url=http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/nn20110608b1.html|work=The Japan Times Online|publisher=[[The Japan Times]]|access-date=15 October 2011}}</ref>
[[sl:Kimi Ga Yo]]

[[sr:Кими Га Јо]]
Di luar dunia pendidikan, ada kontroversi mengenai Kimigayo segera setelah berlakunya undang-undang tahun 1999. Sebulan setelah undang-undang itu diberlakukan, rekaman yang berisi penampilan Kimigayo oleh musisi rock Jepang [[Kiyoshiro Imawano]] dihapus oleh Polydor Records dari albumnya ''Fuyu no Jujika''. Polydor tidak ingin dituntut pasal penistaan terhadap negara oleh [[Uyoku dantai|kelompok sayap kanan]]. Menanggapi hal tersebut, Imawano kembali merilis album tersebut melalui label independen dengan lagu yang sama.<ref name="billboard">{{cite news | first=Steve | last=McClure | title=Polydor Censors Japanese Rocker | date=1999-09-25 | publisher=Billboard | url =https://books.google.com/books?id=cAgEAAAAMBAJ&q=Kimigayo&pg=PA73 | work =Billboard Magazine | page =73 | access-date = 2009-08-25 }}</ref>
[[sv:Kimi Ga Yo]]

[[vi:Kimi Ga Yo]]
==Lihat juga==
[[zh:君之代]]
{{Portal|Musik|Jepang}}
* [[Bendera Jepang]]
* [[Lambang Kekaisaran Jepang]]
* [[Bendera Matahari Terbit]]
* [[Umi Yukaba]] - himne [[Angkatan Laut Bela Diri Jepang]]
{{Clear}}

== Referensi ==
;Catatan
{{Reflist}}
;Daftar Pustaka
{{Refbegin|colwidth=60em}}
* {{vcite book|author=Aspinall, Robert W|title=Teachers' Unions and the Politics of Education in Japan|publisher=State University of New York Press|year=2001|url=https://books.google.com/books?id=zsdFCz-Il3EC&pg=PA125&dq=Japanese+flag+respect+foreign&lr=&as_brr=3&client=firefox-a&cd=16#v=onepage&q=Japanese%20flag%20respect%20foreign&f=false|isbn=0-7914-5050-3|ref={{harvid|Aspinall|2001}}}}
* {{vcite book|author=Calichman, Richard T|title=Contemporary Japanese Thought|publisher=Columbia University Press|year=2005|url=https://books.google.com/books?id=yIfWCkSfOdoC&pg=PA211&dq=kimigayo&cd=1#v=onepage&q=kimigayo&f=false|isbn=0-231-13621-8|ref={{harvid|Calichman|2005}}}}
* {{vcite book|author=Goodman, Roger; Ian Neary|title=Case Studies on Human Rights in Japan|publisher=Routledge|year=1996|url=https://books.google.com/books?id=73sE6NkXPbAC&pg=PA81&dq=Japanese+flag+homes&lr=&as_brr=3&client=firefox-a&cd=82#v=onepage&q=&f=false|isbn=978-1-873410-35-6|ref={{harvid|Goodman, Neary|1996}}}}
* {{citation|author=Hebert, David G.|title=Wind Bands and Cultural Identity in Japanese Schools|volume=9|page=239|publisher=Springer|year=2011|isbn=978-94-007-2178-4|ref={{harvid|Hebert|2011}}|doi= 10.1007/978-94-007-2178-4_16|chapter= National Identity in the Japanese School Band|series=Landscapes: the Arts, Aesthetics, and Education}}
* {{vcite book|author=Heenan, Patrick|title=The Japan Handbook|publisher=Routledge|year=1998|url=https://books.google.com/books?id=qNawsKPltbwC&pg=PA206&dq=Japan+flag+schools&lr=&as_brr=3&client=firefox-a&cd=7#v=onepage&q=Japan%20flag%20schools&f=false|isbn=1-57958-055-6|ref={{harvid|Heenan|1998}}}}
* {{vcite book|author=Itoh, Mayumi|year=2003|title=The Hatoyama Dynasty: Japanese Political Leadership Through the Generations|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=1-4039-6331-2|ref={{harvid|Itoh|2003}}}}
* {{vcite book|author=Trevor, Malcolm|title=Japan&nbsp;– Restless Competitor The Pursuit of Economic Nationalism|publisher=Routledge|year=2001|url=https://books.google.com/books?id=PrAoHzoP1QkC&pg=PA78&dq=flag+japan+emperor&lr=&as_brr=3&client=firefox-a&cd=16#v=onepage&q=flag%20japan%20emperor&f=false|isbn=978-1-903350-02-7|ref={{harvid|Trevor|2001}}}}
{{Refend}}
* Marshall, Alex. ''[https://books.google.com/books/about/Republic_or_Death.html?id=GeasCAAAQBAJ Republic or Death! Travels in Search of National Anthems]'', Windmill Books, 2016, {{ISBN|9781473507531}} {{OCLC|919397311}}–contains chapter on the song, and its meaning today focusing on controversies
;Perundang-undangan
{{Refbegin|colwidth=60em}}
* {{vcite web|title=国旗及び国歌に関する法律 (法律第百二十七号)|trans_title=Act on National Flag and Anthem, Act No.&nbsp;127|url=https://elaws.e-gov.go.jp/document?lawid=411AC0000000127|accessdate=2021-03-30|date=1999-08-13|publisher=Government of Japan|language={{in lang|ja}}}}
{{Refend}}
== Pranala luar ==
* Web-Japan.org [http://web-japan.org/factsheet/en/pdf/11NFlagAnthem.pdf Bendera Nasional dan Lagu Kebangsaan]
* [http://nationalanthems.me/japan-kimigayo/ Kimigayo: streaming audio, lyrics and information]
* About.com [http://japanese.about.com/library/weekly/aa030400.htm Lagu kebangsaan Jepang - Kimigayo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150906113947/http://japanese.about.com/library/weekly/aa030400.htm |date=2015-09-06 }}

{{Sister project links|Kimigayo}}
{{-}}
{{s-start}}
{{succession box
|title = Kimigayo
|before = –
|years = Lagu kebangsaan Jepang<br>(1868–sekarang)
|after = -
}}
{{succession box
|title = Kimigayo
|before = –
|years = Lagu kebangsaan Taiwan<br>(1895-1945)
|after = [[Lagu Kebangsaan Republik Tiongkok|Tiga Prinsip Rakyat]]<br>{{nobold|(1945–sekarang)}}
}}
{{succession box
|title = Kimigayo
|before = [[Lagu kebangsaan Kekaisaran Korea]]<br>{{nobold|(1902–1910)}}
|years = Lagu kebangsaan Korea<br>(1910–1945)
|after = [[Aegukga]]<br>{{nobold|(1948–sekarang, di Korea Selatan)}}<hr>[[Aegukka]]<br>{{nobold|(1948–sekarang, di Korea Utara)}}
}}
{{s-end}}

{{Topik_Jepang}}
{{Lagu kebangsaan di Asia}}
{{Kekaisaran_Jepang}}
{{National anthems of Korea}}

{{Authority control}}

[[Kategori:Jepang]]
[[Kategori:Lagu kebangsaan]]

Revisi terkini sejak 24 April 2023 15.45

Kimigayo
B. Indonesia: Kekuasaan Yang Mulia
(きみ) ()
Lembar musik "Kimigayo"

Lagu kebangsaan  Jepang
Penulis lirikpuisi waka,
Zaman Heian (794–1185)
KomponisYoshiisa Oku dan Akimori Hayashi (digubah oleh Franz Eckert, 1880)
Penggunaan1869 (musik)
1870 (lirik)
3 November 1880 (musik)
Penggunaan ulang13 Agustus 1999
Sampel audio
"Kimigayo" (instrumental)

Kimigayo[1] (君が代, pengucapan bahasa Jepang: [kimiɡajo]; "Kekuasaan Yang Mulia") adalah lagu kebangsaan Jepang. Liriknya termasuk yang tertua di dunia. Dengan panjang lirik hanya 30 aksara, menjadikannya sebagai lagu kebangsaan terpendek di dunia. Liriknya berasal dari sebuah antologi waka zaman Heian berjudul Kokin Wakashū.[2] Melodinya diubah pada tahun 1880 untuk menggantikan melodi buatan John William Fenton pada 11 tahun silam.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

"Kimi" telah digunakan baik sebagai kata benda untuk menunjukkan seorang kaisar atau tuan (atau master) setidaknya sejak periode Heian.[3][4] Contohnya, protagonis Hikaru Genji (光源氏) dari the Tale of Genji disebut "Hikaru no Kimi" atau "Hikaru-gimi" (光の君 atau 光君). Namun sebelum periode Nara, kaisar sering disebut "opokimi" (tuan agung); jadi kontroversial apakah kata "kimi" dalam "kimigayo" awalnya berarti kaisar.

Pada periode Kamakura, "Kimigayo" digunakan sebagai lagu pesta di kalangan samurai dan kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat pada periode Edo. Di bagian akhir periode Edo, "Kimigayo" digunakan di oku (harem dari Kastil Edo) dan Satsuma-han (sekarang Prefektur Kagoshima) sebagai lagu perayaan tahun baru yang umum. Dalam konteks itu, "kimi" tidak pernah berarti kaisar tetapi hanya shōgun Tokugawa, klan Shimazu yang sebagai penguasa Satsuma-han, tamu kehormatan atau semua anggota pesta minum yang meriah. Setelah Restorasi Meiji, para pasukan samurai dari Satsuma-han menguasai pemerintahan Kekaisaran Jepang dan mereka mengadopsi "Kimigayo" sebagai lagu kebangsaan Jepang. Sejak saat itu hingga kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, "Kimigayo" dipahami sebagai masa pemerintahan kaisar yang panjang. Dengan diadopsinya Konstitusi Jepang pada tahun 1947, kaisar tidak lagi menjadi penguasa yang diperintah oleh hak ilahi, tetapi seorang manusia yang merupakan simbol negara dan persatuan rakyat.[5] Departemen Pendidikan tidak memberikan arti baru untuk "Kimigayo" setelah perang; ini memungkinkan lagu itu berarti "orang Jepang". Kementerian juga tidak secara resmi meninggalkan arti "Kimigayo" sebelum perang.[6]

Pada tahun 1999, dalam pembahasan UU Bendera dan Lagu Kebangsaan, definisi resmi "Kimi" atau "Kimi-ga-yo" dipertanyakan berulang kali. Usulan pertama, yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet Hiromu Nonaka, menyatakan bahwa kimi berarti "kaisar sebagai simbol Jepang", dan seluruh liriknya menginginkan perdamaian dan kemakmuran Jepang. Dia menyebut status baru kaisar sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 Konstitusi Jepang sebagai alasan utama usulan tersebut.[7] Selama sesi yang sama, Perdana Menteri Keiz Obuchi menegaskan arti ini dengan sebuah pernyataan pada tanggal 29 Juni 1999:

Kata "kimi" menunjukkan arti "Kaisar", yang merupakan simbol negara dan persatuan rakyat, dan yang posisinya berasal dari kehendak yang berbasis konsensus warga negara Jepang, dengan siapa yang memegang kekuasaan berdaulat. Dan, frasa "Kimigayo" menunjukkan negara kita, Jepang, yang memiliki Kaisar bertahta sebagai simbol negara dan persatuan rakyat dengan kehendak berbasis konsensus warga negara Jepang. Dan masuk akal untuk mengambil lirik "Kimigayo" berarti harapan untuk kemakmuran dan perdamaian abadi negara.[7][8]

Partai-partai yang menentang Partai Demokrat Liberal, yang memegang kendali pemerintahan pada saat Obuchi menjadi perdana menteri, sangat menentang pengertian pemerintah tentang "kimi" dan "Kimigayo". Para anggota dari Partai Demokrat Jepang keberatan, karena kurangnya ikatan sejarah dengan maknanya. Kritikus terkuat adalah Kazuo Shii, ketua Partai Komunis Jepang l, yang dengan tegas menyatakan bahwa "Jepang" tidak dapat diturunkan dari "Kimigayo", karena liriknya hanya menyebutkan harapan agar kaisar memiliki pemerintahan yang panjang. Shii juga keberatan dengan penggunaan lagu tersebut sebagai lagu kebangsaan karena bagi negara demokrasi, lagu tentang kaisar tidak pantas.[7]

Pandangan[sunting | sunting sumber]

Menurut survei yang diadakan oleh TV Asahi, mayoritas warga Jepang menganggap Kimigayo sangat penting, terlepas dari segala kontroversi yang pernah ada di masa lalu.[9] Namun, menurut survei yang diadakan oleh Mainichi Shimbun di tahun yang sama, mayoritas responden mengaku tidak setuju dengan disahkannya UU Bendera dan Lagu Kebangsaan. Mereka juga meminta agar Parlemen meninjau kembali UU tersebut.[10] Di dunia pendidikan, banyak anak-anak yang mengeluh karena setiap hari dipaksa untuk menyanyikan lagu tersebut, padahal mereka sendiri tidak pernah diajari tentang makna dan tujuan dari lagu tersebut.[11]

Lirik[sunting | sunting sumber]

Lirik resmi
Kana (Hiragana)
Romaji[12]
IPA
Terjemahan langsung
Tafsiran

(きみ) ()
千代に八千代に
さざれ (いし)
いわおとなりて
こけのむすまで

きみがよは
ちよにやちよに
さざれいしの
いわおとなりて
こけのむすまで

Kimigayo va
Çiyo ni yaçiyo ni
Sazare-işi no
Ivao to narite
Koke no mısı made

(Semoga) kekuasaan Yang Mulia
(Terus berlanjut hingga) seribu, delapan ribu generasi
Hingga batu kecil
(Berubah) menjadi batu besar
(Yang) diselimuti lumut

Semoga Kaisar
dan Negara Jepang
kekal abadi
selama-lamanya.

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Kimigayo dianggap sebagai lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia.[13] Selain karena sejarahnya yang kelam, juga karena penerapannya di dunia pendidikan yang terasa dipaksakan.[14] Berikut daftar kasus kontroversial yang pernah terjadi:

  1. Dinas Pendidikan Prefektur Tokyo mewajibkan semua sekolah negeri di Tokyo untuk mengibarkan Hinomaru dan menyanyikan Kimigayo setiap mengadakan acara sekolah. Kepala sekolah dan/atau guru yang menolak perintah tersebut terancam dipecat.[15]
  2. Pada tahun 1999, beberapa guru bersitegang dengan Dinas Pendidikan Kota Hiroshima karena mereka menolak untuk menyanyikan Kimigayo. Puncaknya, salah satu wakil kepala sekolah memutuskan untuk bunuh diri.[13]
  3. Pada tahun 2010, 32 orang guru menolak menyanyikan lagu Kimigayo, ditambah 9 orang guru di tahun 2011, dan 8 orang guru di tahun 2012. Wali kota Osaka saat itu, Hashimoto Toru berkomentar, "Akhirnya, para penista (lagu kebangsaan) yang selama ini berada di bawah tanah satu persatu mulai muncul ke permukaan." Para guru akhirnya dihukum.[16]

Lagu kebangsaan Jepang dianggap sebagai lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia karena sejarah pascaperangnya. Dunia pendidikan sejak lama terjebak dalam pusaran kontroversi lagu kebangsaan dan bendera nasional. Mewajibkan sekolah-sekolah di bawah naungannya untuk mengumandangkan Kimigayo dan mengibarkan bendera Hinomaru setiap acara sekolah. Perintah tersebut mengharuskan guru sekolah untuk menghormati kedua simbol tersebut atau berisiko kehilangan pekerjaan bila tidak dilaksanakan. Pada tahun 1999, beberapa guru di Hiroshima menolak untuk menyanyikan lagu kebangsaan ketika Dinas Pendidikan Hiroshima mewajibkannya. Saat ketegangan muncul di antara mereka, seorang wakil kepala sekolah memilih bunuh diri. Kejadian serupa terjadi di Osaka pada tahun 2010, di mana 32 orang guru menolak untuk menyanyikan lagu tersebut dalam sebuah upacara. Pada tahun 2011, sembilan orang guru bergabung dengan aksi penolakan, bersama delapan guru lainnya pada tahun 2012.[17] Wali kota Osaka saat itu, , menyebut "syukurlah para oknum guru yang menistakan lagu kebangsaan satu persatu " Beberapa memprotes bahwa aturan tersebut melanggar Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan klausul "kebebasan berpikir, berkeyakinan dan hati nurani" dalam Konstitusi Jepang,[18] namun dinas pendidikan berdalih sekolah adalah lembaga negeri sehingga mereka memiliki kewajiban untuk mengajari siswanya bagaimana menjadi warga negara Jepang yang baik. Para guru gagal mengajukan tuntutan pidana terhadap Gubernur Tokyo Shintarō Ishihara dan para pejabat senior karena mewajibkan guru untuk menghormati Hinomaru dan Kimigayo.[19] Setelah melalui banyak perdebatan, Persatuan Guru Jepang akhirnya memilih menerima aturan tersebut. Sedangkan Persatuan Guru dan Staf Seluruh Jepang bersikukuh menolak aturan tersebut diimplementasikan dalam dunia pendidikan.[20]

Pada tahun 2006, Katsuhisa Fujita, seorang pensiunan guru di Tokyo, diancam dengan hukuman penjara dan denda 200.000 yen (sekitar 17 juta rupiah) setelah ia dituduh mengganggu upacara kelulusan di Sekolah Menengah Itabashi dengan mendesak para peserta untuk tetap duduk selama lagu kebangsaan dikumandangkan.[21] Pada saat Fujita dijatuhi hukuman, 345 guru telah dihukum karena menolak ambil bagian dalam acara yang berhubungan dengan lagu kebangsaan, meskipun Fujita adalah satu-satunya orang yang dihukum sehubungan dengan hal itu.[22] Pada tanggal 21 September 2006, Pengadilan Distrik Tokyo memerintahkan Pemerintah Metropolitan Tokyo untuk membayar kompensasi kepada para guru yang telah dijatuhi hukuman di bawah arahan Dewan Pendidikan Tokyo. Perdana Menteri Junichiro Koizumi berkomentar, "Merupakan hal yang sangat wajar untuk memperlakukan lagu kebangsaan secara khidmat". Pemerintah Metropolitan kemudian mengajukan banding atas keputusan tersebut.[23] Sejak 23 Oktober 2003 hingga 2008, 410 guru dan pekerja sekolah dihukum karena menolak berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan sesuai perintah kepala sekolah.[24] Guru juga bisa dihukum jika siswanya tidak berdiri saat Kimigayo dikumandangkan saat upacara sekolah.[18]

Pada tanggal 30 Mei 2011 dan 6 Juni 2011, dua panelis Mahkamah Agung Jepang memutuskan bahwa kewajiban guru untuk berdiri di depan Hinomaru dan menyanyikan Kimigayo selama upacara sekolah sudah sesuai dengan amanat konstitusi. Dalam membuat keputusan, panel meratifikasi keputusan Pengadilan Tinggi Tokyo dalam memutuskan 13 guru yang mengajukan banding setelah didisiplinkan antara tahun 2003 dan 2005 karena menolak untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan.[25]

Di luar dunia pendidikan, ada kontroversi mengenai Kimigayo segera setelah berlakunya undang-undang tahun 1999. Sebulan setelah undang-undang itu diberlakukan, rekaman yang berisi penampilan Kimigayo oleh musisi rock Jepang Kiyoshiro Imawano dihapus oleh Polydor Records dari albumnya Fuyu no Jujika. Polydor tidak ingin dituntut pasal penistaan terhadap negara oleh kelompok sayap kanan. Menanggapi hal tersebut, Imawano kembali merilis album tersebut melalui label independen dengan lagu yang sama.[26]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan
  1. ^ Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia (Nelson) menulisnya Kimigayo, begitu pula dengan MOFA dan situs pemerintah Jepang. Alternatif penulisan menurut Kamus Jepang-Indonesia (Matsuura) adalah Kimi-ga-yo, di mana tanda - berarti boleh ada spasi. Alih aksara bahasa Jepang tidak mengatur kapitalisasi dan spasi.
  2. ^ "「君が代」の歴史的変遷". 同志社女子大学. Diakses tanggal 2021-03-29. 
  3. ^ 新村出記念財団 (1998). Kamus bahasa『広辞苑』 ("Kōjien"), edisi ke-5. Dipublikasikan oleh Iwanami Shoten, Publishers.
  4. ^ 君が代の源流. Furuta's Historical Science Association (dalam bahasa Jepang). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Mei 2013. Diakses tanggal 10 Mei 2008.  "Inside "Kimigayo"". Furuta's Historical Science Association. Diakses tanggal 10 Mei 2008. 
  5. ^ Michael Williams; Graham Humphrys, ed. (2003). Citizenship Education and Lifelong Learning: Power and Place. Nova Biomedical Books. hlm. 126. ISBN 978-1-59033-863-6. 
  6. ^ Hutchinson, John; Smith, Anthony D (2000). Nationalism: Critical concepts in political science. ISBN 978-0-415-21756-9. 
  7. ^ a b c Itoh, Mayumi (Juli 2001). "Japan's Neo-Nationalism: The Role of the Hinomaru and Kimigayo Legislation". Japan Policy Research Institute Working Paper. 79. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-02. Diakses tanggal 2010-10-13. 
  8. ^ The House of Representatives (1999-06-29). "Info of the minutes of the plenary session No.41 of the House of Representatives in the 145th Diet term". National Diet Library (dalam bahasa Jepang). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-11. Diakses tanggal 2008-05-10. 
  9. ^ "国旗・国歌法制化について" (dalam bahasa Jepang). TV Asahi. 18 Juli 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-23. Diakses tanggal 2008-03-11. 
  10. ^ "Flag-anthem law no end to controversy" (dalam bahasa (dalam bahasa Inggris)). Japan Times. 1999-07-09. Diakses tanggal 21 Desember 2015. 
  11. ^ "'Kimigayo' controversy leaves students indifferent, confused" (dalam bahasa Inggris). Japan Times. 1999-07-09. Diakses tanggal 21 Desember 2015. 
  12. ^ "National Flag and Anthem" (PDF). Web Japan. Japanese Ministry of Foreign Affairs. 2000. Diakses tanggal 2009-12-11. 
  13. ^ a b Marshall, Alex (2016). Republic or Death! Travels in Search of National Anthems. London: Windmill Books. hlm. 99–100. ISBN 9780099592235. Semua lagu kebangsaan menimbulkan kontroversi di beberapa poin... Tapi tidak peduli seberapa panas kontroversi seperti itu, tidak ada yang menyamai Kimigayo. Ini adalah konflik yang telah terjadi di sekolah-sekolah Jepang selama lebih dari 70 tahun. Guru kehilangan pekerjaan karenanya. Mereka telah menerima ancaman pembunuhan karenanya. Para orang tua dibiarkan linglung olehnya, mengkhawatirkan masa depan anak-anak mereka. Dan ya, Toshihiro Ishikawa bunuh diri karenanya. 
  14. ^ Weisman, Steven R. For Japanese, Flag and Anthem Sometimes Divide. The New York Times. 1990-04-29 [cited 2010-01-02].
  15. ^ McCurry, Justin. A touchy subject. Guardian Unlimited. 2006-06-05 [cited 2008-01-14]. The Guardian.
  16. ^ "Teachers Who Refused To Sing National Anthem Face Punishment". japanCRUSH. Beth. Diakses tanggal March 6, 2013. 
  17. ^ "8 Osaka teachers to be punished for refusal to sing national anthem". Japan Today. Japan Today. Diakses tanggal February 25, 2012. 
  18. ^ a b Grossman; Lee, Wing On; Kennedy§first3=Kerry (2008). Citizenship Curriculum in Asia and the Pacific. Springer. hlm. 85. ISBN 978-1-4020-8744-8. Diakses tanggal 2010-10-12. 
  19. ^ The Japan Times. Ishihara's Hinomaru order called legit; 2006-01-05 [archived 2011-06-06; cited 2007-12-04].
  20. ^ Heenan 1998, hlm. 206
  21. ^ Kyodo News (2006-05-24). "Feature: Upcoming verdict on retired teacher draws attention". Kyodo News On The Web. Published by Kyodo News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-18. Diakses tanggal 2006-07-29.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  22. ^ "Japanese teacher fined for anthem protest". The Taipei Times. AFP. 2006-05-31. Diakses tanggal 2010-10-14. 
  23. ^ "City Hall to appeal 'Kimigayo' ruling". The Japan Times Online. The Japan Times. 2006-09-23. Diakses tanggal 2007-10-25. 
  24. ^ "2 teachers punished for refusing to stand up, recite 'Kimigayo'". Kyodo News. Japan Today. 2008-05-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-15. Diakses tanggal 2010-10-14. 
  25. ^ Kyodo News. "Top court again backs 'Kimigayo' orders". The Japan Times Online. The Japan Times. Diakses tanggal 15 October 2011. 
  26. ^ McClure, Steve (1999-09-25). "Polydor Censors Japanese Rocker". Billboard Magazine. Billboard. hlm. 73. Diakses tanggal 2009-08-25. 
Daftar Pustaka
Perundang-undangan

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Didahului oleh:
Kimigayo
Lagu kebangsaan Jepang
(1868–sekarang)
Diteruskan oleh:
-
Didahului oleh:
Kimigayo
Lagu kebangsaan Taiwan
(1895-1945)
Diteruskan oleh:
Tiga Prinsip Rakyat
(1945–sekarang)
Didahului oleh:
Lagu kebangsaan Kekaisaran Korea
(1902–1910)
Kimigayo
Lagu kebangsaan Korea
(1910–1945)
Diteruskan oleh:
Aegukga
(1948–sekarang, di Korea Selatan)
Aegukka
(1948–sekarang, di Korea Utara)