Serabi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tingkatkan kejelasan |
||
(54 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{redirects here|Surabi|dewi sapi dalam Hindu yang disebut Surabi|Kamadenu}} |
|||
⚫ | |||
[[Berkas:Serabi telur ayam.jpg|al=Pedagang Kue Serabi Di Karangsari Kebumen Jateng Indonesiab|jmpl|270x270px|Memasak serabi.]] |
|||
⚫ | |||
{{Multiple issues| |
|||
{{Original research|date=Juli 2021}} |
|||
{{More citations needed|date=Desember 2022}} |
|||
}} |
|||
{{Infobox prepared food |
|||
| name = Serabi |
|||
| image = Serabi-01.jpg |
|||
| image_size = 250px |
|||
| caption = |
|||
| alternate_name = Srabi<br>Surabi |
|||
| country = {{flag|Indonesia}} |
|||
| region = [[Pulau Jawa]] |
|||
| creator = |
|||
| course = [[Jajanan pasar]] |
|||
| type = [[Panekuk]] |
|||
| served = Hangat |
|||
| main_ingredient = Tepung beras, santan kelapa |
|||
| variations = |
|||
| calories = |
|||
| other = |
|||
}} |
|||
'''Serabi''' ([[Sanskerta]]: wangi, harum) adalah jajanan tradisional yang berasal dari [[Indonesia]] yang diperkirakan sudah dikenal sejak zaman [[Kerajaan Mataram]]. Panganan ini beberapa kali disebut dalam [[Serat Centhini]], yang ditulis para pujangga keraton [[Surakarta]] selama [[1814]]–[[1823]] atas perintah [[Pakubuwana V]], sebagai sesaji dalam prosesi ijab atau pernikahan, ruwahan, dan terutama kudapan. Pada tembang (pupuh) ke-155 bait 18, <ref>{{aut|Ranggasutrasna, R.Ng.}} ''dkk.'' (1814). ''Serat Suluk Tambangraras'' (Serat Centhini) [https://archive.org/details/seratcenthini/centhini02/page/n367/mode/2up Jil. '''II''': 368 (157:18)]</ref> diceritakan bahwa serabi merupakan salah satu dari sekian banyak jenis jajanan yang dijajakan di halaman rumah pada saat pertunjukan [[wayang kulit]] di malam hari. Disebutkan pula, bahwa sembilan macam serabi juga merupakan bagian dari aneka penganan yang perlu disiapkan sebagai ''[[sajen]]'' dalam pertunjukan wayang dan ruwatan (Pupuh 157:7–8).<ref>{{Cite web|last=Anggraini|first=Julia|date=2021-10-06|title=SERABI - Asal Usul, Resep dan Cara Mudah Membuatnya|url=https://www.pinhome.id/blog/cara-bikin-serabi/|website=Pinhome|language=en-US|access-date=2022-12-11}}</ref> |
|||
Pakar kuliner, [[Bondan Winarno]] mengatakan bahwa kemungkinan makanan ini mendapat pengaruh dari budaya kuliner India dan juga Belanda.<ref name=":0">{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2021-02-26|title=Serabi Bandung dan Serabi Solo, di Mana Perbedaannya?|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4492126/serabi-bandung-dan-serabi-solo-di-mana-perbedaannya|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-12-11}}</ref> Di [[Jawa Barat]], serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. <!--Kata "surabi" berasal dari bahasa [[Bahasa Sunda|Sunda]] yang berarti "besar" dalam [[Bahasa Indonesia]]. --[pernyataan tanpa dasar] --> Serabi yang terkenal di Indonesia adalah serabi bandung dan serabi solo.<ref name=":0" /> |
|||
Bahan dasar untuk membuat serabi adalah tepung beras, santan kelapa, dan garam. Variasi lainnya adalah serabi manis dengan gula, diberi aroma pandan atau vanila. Secara tradisional, di banyak tempat di [[pulau Jawa|Jawa]] dan [[Lampung]], serabi dimasak dengan menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang atau [[kayu api]]. Sedangkan serabi modern, seperti di Solo dimasak dengan menggunakan wajan kecil.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|title=Serabi Notosuman, Kue Warisan Leluhur|url=https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/serabi-notosuman/|website=Indonesia Kaya|access-date=2022-12-11}}</ref> |
|||
⚫ | Kue ini memiliki tekstur yang empuk dan rasanya manis.<ref>{{Cite web|title=Perbedaan Serabi dan Surabi, Jajanan Pasar Serupa Tapi Tidak Sama|url=https://kumparan.com/kumparanfood/perbedaan-serabi-dan-surabi-jajanan-pasar-serupa-tapi-tidak-sama-1yrvPwkuktX|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2022-12-11}}</ref> Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadang-kadang telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan serabi yang sedang dimasak. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak penjual yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai ''topping'' seperti sosis, keju, maupun mayones. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], dan [[Bogor]]. |
||
==Etimologi== |
|||
Serabi, srabi, atau surabi berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "wangi" atau "harum".<ref>surabhi : S. harum; wangi. Sumber: Kawi - Indonesia, Wojowasito, 1977, #1019.</ref><ref>surabhi : (S) fragrant, odorous. Sumber: Kawi Lexicon, Wojowasito, 1980, #575.</ref><ref>surabi (surabi) : (S) kw. ak. wangi, arum. Sumber: Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.</ref> |
|||
== Galeri == |
|||
<gallery> |
|||
Berkas:Serabi 151227-0523 cms.JPG|Penjual serabi di depan [[Stasiun Ciamis]], Jawa Barat. |
|||
Berkas:Alat pembuat serabi kuno gula jawa.jpg|Kue serabi sedang dimasak menggunakan peralatan tradisional |
|||
Berkas:Aneka jajan pasar tradisional jawa.jpg|Serabi asin |
|||
⚫ | |||
Serabi Lombok 4.jpg|Penjual serabi di [[Lombok]] |
|||
Srabi.jpg|Tungku dan periuk serabi |
|||
Srabi Solo.jpg|Serabi Solo |
|||
Surabi ayam keju pedas.jpg|Serabi ayam-keju |
|||
</gallery> |
|||
== Referensi == |
|||
<references /> |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 7: | Baris 52: | ||
* [[Srabi Solo]], kue serabi versi Surakarta |
* [[Srabi Solo]], kue serabi versi Surakarta |
||
⚫ | |||
== Pranala luar == |
|||
{{Kue}} |
|||
[http://wikiresep.com/resep-serabi-telur Resep Serabi] |
|||
⚫ | |||
{{Topik Surakarta}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{reflist}} |
|||
⚫ | |||
{{makanan-indonesia-stub}} |
{{makanan-indonesia-stub}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:Masakan Jawa Barat]] |
|||
⚫ |
Revisi terkini sejak 30 Agustus 2024 10.09
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Serabi | |
---|---|
Nama lain | Srabi Surabi |
Jenis | Panekuk |
Sajian | Jajanan pasar |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Pulau Jawa |
Suhu penyajian | Hangat |
Bahan utama | Tepung beras, santan kelapa |
Sunting kotak info • L • B | |
Serabi (Sanskerta: wangi, harum) adalah jajanan tradisional yang berasal dari Indonesia yang diperkirakan sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Mataram. Panganan ini beberapa kali disebut dalam Serat Centhini, yang ditulis para pujangga keraton Surakarta selama 1814–1823 atas perintah Pakubuwana V, sebagai sesaji dalam prosesi ijab atau pernikahan, ruwahan, dan terutama kudapan. Pada tembang (pupuh) ke-155 bait 18, [1] diceritakan bahwa serabi merupakan salah satu dari sekian banyak jenis jajanan yang dijajakan di halaman rumah pada saat pertunjukan wayang kulit di malam hari. Disebutkan pula, bahwa sembilan macam serabi juga merupakan bagian dari aneka penganan yang perlu disiapkan sebagai sajen dalam pertunjukan wayang dan ruwatan (Pupuh 157:7–8).[2]
Pakar kuliner, Bondan Winarno mengatakan bahwa kemungkinan makanan ini mendapat pengaruh dari budaya kuliner India dan juga Belanda.[3] Di Jawa Barat, serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. Serabi yang terkenal di Indonesia adalah serabi bandung dan serabi solo.[3]
Bahan dasar untuk membuat serabi adalah tepung beras, santan kelapa, dan garam. Variasi lainnya adalah serabi manis dengan gula, diberi aroma pandan atau vanila. Secara tradisional, di banyak tempat di Jawa dan Lampung, serabi dimasak dengan menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang atau kayu api. Sedangkan serabi modern, seperti di Solo dimasak dengan menggunakan wajan kecil.[3][4]
Kue ini memiliki tekstur yang empuk dan rasanya manis.[5] Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadang-kadang telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan serabi yang sedang dimasak. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak penjual yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai topping seperti sosis, keju, maupun mayones. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Serabi, srabi, atau surabi berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "wangi" atau "harum".[6][7][8]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Penjual serabi di depan Stasiun Ciamis, Jawa Barat.
-
Kue serabi sedang dimasak menggunakan peralatan tradisional
-
Serabi asin
-
Serabi dengan siraman air gula
-
Penjual serabi di Lombok
-
Tungku dan periuk serabi
-
Serabi Solo
-
Serabi ayam-keju
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ranggasutrasna, R.Ng. dkk. (1814). Serat Suluk Tambangraras (Serat Centhini) Jil. II: 368 (157:18)
- ^ Anggraini, Julia (2021-10-06). "SERABI - Asal Usul, Resep dan Cara Mudah Membuatnya". Pinhome (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-11.
- ^ a b c Liputan6.com (2021-02-26). "Serabi Bandung dan Serabi Solo, di Mana Perbedaannya?". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-12-11.
- ^ "Serabi Notosuman, Kue Warisan Leluhur". Indonesia Kaya. Diakses tanggal 2022-12-11.
- ^ "Perbedaan Serabi dan Surabi, Jajanan Pasar Serupa Tapi Tidak Sama". kumparan. Diakses tanggal 2022-12-11.
- ^ surabhi : S. harum; wangi. Sumber: Kawi - Indonesia, Wojowasito, 1977, #1019.
- ^ surabhi : (S) fragrant, odorous. Sumber: Kawi Lexicon, Wojowasito, 1980, #575.
- ^ surabi (surabi) : (S) kw. ak. wangi, arum. Sumber: Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Kue ape atau juga disebut serabi Jakarta
- Srabi Solo, kue serabi versi Surakarta