Lompat ke isi

Stasiun Bogor: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°35′39″S 106°47′27″E / 6.5942707°S 106.7908108°E / -6.5942707; 106.7908108
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adamkrishna (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Muthia Ramadani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 4: Baris 4:
| symbol_location = KAI
| symbol_location = KAI
| symbol = commuter
| symbol = commuter
| nomorstasiun = {{JakRSN|B|26|seq=1|size=40}}
| nomorstasiun = {{JakRSN|B|25|seq=1|size=40}}
| oldname = Station ''Buitenzorg''
| oldname = Station ''Buitenzorg''
| image = Station - panoramio (17).jpg
| image = Station - panoramio (17).jpg

Revisi per 28 Mei 2022 07.47

Stasiun Bogor
KAI Commuter
B25

Stasiun KA Bogor
Lokasi
Koordinat6°35′39″S 106°47′27″E / 6.5942707°S 106.7908108°E / -6.5942707; 106.7908108
Ketinggian+246 m
Operator
Letak
Jumlah peron7 (satu peron sisi yang agak rendah, dua peron pulau yang agak tinggi, satu peron pulau yang agak rendah, dua peron pulau yang tinggi, dan satu peron sisi yang cukup tinggi; tidak ada peron pulau di antara jalur 5 dan 6 serta jalur 7 dan 8)
Jumlah jalur8
  • jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah hulu (dari Jakarta Kota-Manggarai) dan juga jalur tunggal arah Cianjur-Padalarang
  • jalur 5: sepur lurus jalur ganda arah hilir (ke Manggarai-Jakarta Kota)
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Akses difabelYa
Gaya arsitekturIndische, Neoklasik
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka1881
Nama sebelumnyaStation Buitenzorg
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cilebut Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Bogor
Terminus
Layanan penghubung
Stasiun sebelumnya Layanan aglomerasi Stasiun berikutnya
Terminus Pangrango
Bogor-Sukabumi, p.p.
transfer di Bogor Paledang
Batutulis
menuju Sukabumi
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Musala Toilet Area merokok Galeri ATM 
Tipe persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Bogor
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20070326.02.000892
Tanggal SK2007
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
PengelolaKAI Commuter
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Bogor (BOO)—pada masa kolonial Belanda bernama Station Buitenzorg—adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A berada dalam ketingian +246 m termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini terletak di Alun Alun Kota Bogor di Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat dan menjadi stasiun paling selatan dalam pengelolaan KAI Commuter. Stasiun yang ini hanya melayani KRL Commuter Line. KRL yang melayani Stasiun Bogor adalah Lin Sentral tujuan Jakarta kota.

Stasiun ini menjadi stasiun terminus untuk perjalanan Commuter Line yang melayani kawasan Jabodetabek. Selesai dibangun pada tahun 1881, stasiun ini awalnya menghadap ke arah timur. Namun dengan berkembangnya KRL Commuter Line yang semakin padat, pintu keberangkatan untuk penumpang Commuter Line dipindahkan ke arah barat.

Stasiun ini disibukkan oleh kaum penglaju dari Bogor menuju ke Jakarta. Saat ini stasiun ini hanya melayani layanan KRL Commuter Line Bogor Line ke Stasiun Jakarta Kota.

Selain melayani kereta komuter menuju Jakarta, Stasiun Bogor juga menjadi tempat langsiran kereta api Pangrango yang diberangkatkan dari Stasiun Bogor Paledang yang berjarak 200 meter di sebelah selatan Stasiun Bogor untuk melayani rute Bogor-Sukabumi.

Sejarah

Stasiun Bogor tempo doeloe

Pada awal tahun 1870-an, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij membangun stasiun di Buitenzorg sebagai bagian terakhir dari jalur kereta api Batavia–Buitenzorg yang menghubungkan Kleine Boom dengan Buitenzorg.[3] Stasiun ini dibuka untuk pertama kalinya untuk umum pada 31 Januari 1873.[4][5][6] Tidak kurang dari 40 tahun pertama, stasiun ini dikelola oleh NIS.

Tahun 1881, Staatsspoorwegen (SS) membangun Stasiun Buitenzorg yang kedua sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api Bogor–Bandung–BanjarKutoarjo–Yogyakarta. Pembangunan jalur kereta api ini mengharuskan adanya peran pemerintah mengingat biaya pembangunannya lebih mahal daripada pembangunan lintas datar.[7] Dengan menunjuk David Maarschalk sebagai kepala jawatan, dibangunlah jalur kereta api tahap pertama SS, yaitu pembangunan lintas selatan Jawa serta pembangunan jalur SurabayaPasuruan–Malang. Per 5 Oktober 1881, jalur kereta api segmen pertama, Bogor–Cicurug, telah selesai. Per tanggal 17 Mei 1884, jalur telah sampai di Bandung.[8]

Pada tahun 1913 jalur kereta api Batavia–Buitenzorg dibeli oleh SS.[9] Dahulu, sebuah lapangan luas bernama Taman Wilhelmina pernah menjadi bagian dari stasiun Bogor.[10]

Renovasi stasiun pernah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2009. Bangunan stasiun yang bertuliskan "1881" ini, yang menghadap Jalan Nyi Raja Permas ini pernah tidak difungsikan sebagai pintu masuk stasiun untuk umum dengan pintu stasiun dipindah menghadap Jalan Mayor Oking.[10] Setelah dibangun Alun-alun Kota Bogor pintu masuk tersebut difungsikan kembali diikuti dengan peresmian taman kota oleh gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto pada 18 Desember 2021.

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki dua bangunan yang berdampingan. Bangunan utamanya adalah bangunan area masuk ke stasiun, lobi, kantor administrasi, tempat penjualan tiket, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, bangunan keduanya adalah bangunan overcapping yang menaungi peron dan dua jalur kereta api.[3]

Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api. Jalur 3 merupakan sepur lurus arah Depok–Jakarta sekaligus sepur raya jalur tunggal arah Cianjur–Padalarang. Jalur 5 merupakan sepur lurus jalur ganda arah hilir (dari Depok–Jakarta).

G Bangunan utama stasiun (keberangkatan dan kedatangan)
P

Lantai peron

Peron sisi
Jalur 1 Langsiran dari dan ke Depo KRL Bogor
Jalur 2 Jalur ujung      Commuter Line Bogor
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 2 dan kiri di jalur 3
Jalur 3      Commuter Line Bogor tujuan Jakarta Kota (Cilebut)
Sepur lurus jalur ganda ke arah Depok–Jakarta

Sepur lurus jalur tunggal arah Sukabumi

Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 3 dan kiri di jalur 4
Jalur 4      Commuter Line Bogor tujuan Jakarta Kota (Cilebut)
Jalur langsiran KA Pangrango
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 4 dan kiri di jalur 5
Jalur 5 Jalur ujung      Commuter Line Bogor

Sepur lurus jalur ganda dari arah Depok–Jakarta
Jalur langsiran KA Pangrango

Jalur 6 Jalur ujung      Commuter Line Bogor
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta di jalur 6 dan kiri di jalur 7
Jalur 7 (Cilebut)      Commuter Line Bogor tujuan Jakarta Kota
Jalur 8 Jalur ujung      Commuter Line Bogor
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan kereta
G Bangunan keberangkatan dan kedatangan penumpang

Arsitektur bangunan lama stasiun

Stasiun ini kental dengan nuansa Eropa; kaya akan ornamental geometris seperti awan, kaki-kaki singa, dan relung yang terpengaruh gaya Yunani Klasik dengan unsur simetris dan serba geometris. Gaya bangunan stasiun adalah Indische Empire dengan sentuhan pintu masuk dan lobi utama bergaya Neoklasik[3]

Pada ruang VIP berdiri prasasti dari marmer setinggi 1 meter. Monumen ini sebagai simbol tanda ucapan selamat pagi dari para karyawan SS kepada David Maarschalk yang memasuki masa pensiun atas usahanya mengembangkan jalur kereta api di Jawa. Prasasti ini dibuat sebagai pengganti patung David Maarschalk yang dulunya berada di tempat prasasti ini.[3]

Bentuk atap pelana dan gerbang melengkung pada fasad depan memberikan kesan anggun bangunan. Dindingnya berupa bata plesteran dengan guratan bergaris serta adanya moulding cornice yang membingkai atap jurai di atasnya. Jendela dan pintu terbuat dari kayu dengan ukuran yang kuat sehingga memberikan kesan klasik bangunan. Peron stasiun dipayungi overcapping yang terbuat dari besi bergelombang yang ditopang kerangka baja.[3] Stasiun ini memiliki dua lantai yang dihubungkan dengan tangga meliuk-liuk.[3]

Saat ini, meski bangunan utama stasiun relatif tidak berubah, overcapping stasiun telah mengalami perubahan. Tritisan atap stasiun kini telah sebagian dilubangi dan dipotong, dan kerangka bajanya juga diiris sebagian di atas jalur 3 untuk mengakomodasi kabel listrik aliran atas saat KRL Batavia–Buitenzorg dioperasikan. KRL tersebut mulai beroperasi tahun 1925 untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.[11]

Layanan kereta api

Komuter

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
BISKITA-Trans Pakuan  2F  Terminal Bubulak-Ciawi (via Cidangiang)
 3F  Terminal Bubulak-Sukasari
 5F  Ciparigi-Stasiun Bogor
JR Connexion (Perum PPD) x7 Stasiun Bogor-Stasiun Juanda
x8 Stasiun Bogor-Stasiun Manggarai
x9 Stasiun Bogor-Stasiun Tebet
x10 Stasiun Bogor-Stasiun Tanah Abang
Angkot Kota Bogor[12] 02 Terminal Bubulak-Ciawi (via Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Pajajaran)
03 Terminal Bubulak-Ciawi (via Jl. Otto Iskandardinata - Jl. Suryakencana)
05 Terminal Merdeka-Ciparigi
14 Terminal Bubulak-Katulampa
16 Pasar Anyar-Kedung Badak
17 Pasar Anyar-Curug
18 Pasar Anyar-Terminal Bubulak
19 Terminal Merdeka-Situgede
20 Stasiun Bogor-Terminal Bubulak
32 Terminal Merdeka-Pamoyanan
Angkutan Kabupaten Bogor F05 Ciomas-Terminal Merdeka
F06 Pasar Parung-Terminal Merdeka
F06A Pasar Ciampea-Terminal Merdeka
F07 Terminal Bojong Gede-Pasar Anyar

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b c d e f Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 1 – 14. ISBN 978-602-18839-3-8. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber. "Menggali Jejak Stasiun Batavia Noord dan Batavia Zuid". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-06-15. 
  5. ^ Lohanda, Mona. (2007). Sejarah para pembesar mengatur Batavia (edisi ke-Cet. 1). Depok: Masup Jakarta. ISBN 978-979-25-7295-7. OCLC 225750927. 
  6. ^ Burgerlijke Openbare Werken (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij. 
  7. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  8. ^ Staatsspoorwegen (1932). Staatsspoorwegen in Nederlandsch-Indië: Jaarstatistieken over de jaren 1931 en 1932. Burgerlijke Openbare Werken. 
  9. ^ Tjandrasasmita, U. (2000). Sejarah perkembangan Kota Jakarta. Jakarta: Dinas Museum dan Pemugaran. 
  10. ^ a b Pratiwi, R.; Soviana, N.; Sudarsih, A. (2014). "Bogor (BOO): Stasiun Buitenzorg Lama dan Baru". Majalah KA. 97: 22–24. 
  11. ^ Reitsma, S.A. (1925). Buku Peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia-Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting. 
  12. ^ Wiguna, Alfiar. "Rute Trayek Angkot Kota Bogor". Pemerintah Kota Bogor. Dinas Komunikasi dan Infomatika Kota Bogor. Diakses tanggal 2018-06-27. 

Lihat pula

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI Commuter dan jadwal KRL

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Manggarai–Padalarang".