Lompat ke isi

Suku Angkola: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
memperbaiki tulisan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Mmemperbaiki tulisan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
Suku Angkola atau Padang Bolak adahal hasil kemenangan masyarakat yang dipimpin Ompu Jolak Maribu Dalimunte, Tongku Malim Lemleman Harahap, Oppu Toga Langit Harahap dan Parmata Sapiak Daulay melawan Rajendra Chola, setelah kemenangan mereka, mereka mendirikan Kesultanan Aru Barumun, yang dipimpin Sultan Nabuttu Harahap. Pada abad 13 masa pemerintahan Sultan Nasinok mendapat serangan Nasution dari Pagaruyung,mereka berhasil menguasai Aru sebagian dan menamainya Mandehilang.

Sultan Husein Hrp berhasil meminta bantuan ke Malaka, dan mendatangkan orang Bugis yang sekarang jadi Lubis menggantikan Sultan Pulungan di Mandailing Julu. Sultan Husein Hrp pun berhasil menikahi putri Sultan Malaka yaitu Ince Purnama. Ketika Malaka diserang Portugis, Sultan Husein memberikan tanahnya di Riau untuk diduduki Johor pengganti Malaka yang Baru. Pada abad 14 Panglima Karim Daulay menantu Sultan Husein Hrp, mengunjungi Samudra Pasai tapi Karim Daulay dihina disana.Panglima Karim pun bekerja sama dengan Portugis untuk mengalahkan Samudra Pasai, Pasaipun kalah ditangan Aru dan Portugis. Pada Abad 15 kesultan Aceh muncul menyerang Aru, diserang sampai ke Portibi dekat Sungai Batang Pane, Sultan Ali Bincar Hrp pun tewas dan ratusan pasukan Gajahnya pun diangkut oleh Aceh, tetapi Ratu Aru Daulay selamat dia meminta bantuan ke Portugis, portugis lagi sibuk melawan Sisingamangaraja 1 di Barus, Sisingamangaraja 1pun berhasil mengusir Marga Siregar dari Toba.

Ratu Aru Daulay berhasil menikah dengan Sultan Johor, otomatis Aru sekarang dipimpin Sultan Johor. Saudara almarhum Ali Bincar Hrp tidak terima dengan pernikahan Ratu Aru Daulay, mereka pun membentuk kesultanan Aru Barumun dengan gelar Baginda sebagi pemimpinnya dengan mengundang orang Bakkara seperti Hasibuan pada abad 15. Kesultanan Aru Barumun mendapat bantuan dari portugis, Putri Hijau pun ditangkap portugis dan menembaki pasukan Aru Johor dilangkat. Kesultanan Aru Barumun berhasil memisahkan Aru Johor dan Johor, Aru johorpun kalah dibikin Aceh.

Kesultanan Aru Barumun semakin terdesak karena Aceh, Johor dan Belanda mengalahkan Portugis, Kesultanan Aru Barumun pun kehilangan wilayahnya di Sumatera timur saat Sultan Iskandar Muda yang bekerja sama dengan Belanda. Pada tahun 1803 Sultan Aru Barumun terakhir yaitu Fakhruddin Hrp gelar Baginda Soripada di Kota Pinang dan Aminuddin Hrp gelar Baginda Pamenan di Pasir Pangarayan, Rokan, Riau kedua Baginda takluk dibuat Pasukan Paderi yang di Biayai Inggris, paderi dibawah pimpinan Tuanku Tambusai dan Tuanku kota pinang yang bermahzab wahabi. Pasukan Belanda pun tiba di Tapanuli Selatan mereka membiayai masyarakat Sunny untuk melawan wahabi, paderi pun berhasil terusir dari Tapsel.Belanda juga turut menghapus perbudakan di Tapsel.

== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/01/etnik-batak-di-sumatra-utara-4635.html?m=1 Etnik Batak di Sumatra Utara]
* [http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/01/etnik-batak-di-sumatra-utara-4635.html?m=1 Etnik Batak di Sumatra Utara]

Revisi per 26 Agustus 2017 08.19

Suku Angkola atau Padang Bolak adahal hasil kemenangan masyarakat yang dipimpin Ompu Jolak Maribu Dalimunte, Tongku Malim Lemleman Harahap, Oppu Toga Langit Harahap dan Parmata Sapiak Daulay melawan Rajendra Chola, setelah kemenangan mereka, mereka mendirikan Kesultanan Aru Barumun, yang dipimpin Sultan Nabuttu Harahap. Pada abad 13 masa pemerintahan Sultan Nasinok mendapat serangan Nasution dari Pagaruyung,mereka berhasil menguasai Aru sebagian dan menamainya Mandehilang.

Sultan Husein Hrp berhasil meminta bantuan ke Malaka, dan mendatangkan orang Bugis yang sekarang jadi Lubis menggantikan Sultan Pulungan di Mandailing Julu. Sultan Husein Hrp pun berhasil menikahi putri Sultan Malaka yaitu Ince Purnama. Ketika Malaka diserang Portugis, Sultan Husein memberikan tanahnya di Riau untuk diduduki Johor pengganti Malaka yang Baru. Pada abad 14 Panglima Karim Daulay menantu Sultan Husein Hrp, mengunjungi Samudra Pasai tapi Karim Daulay dihina disana.Panglima Karim pun bekerja sama dengan Portugis untuk mengalahkan Samudra Pasai, Pasaipun kalah ditangan Aru dan Portugis. Pada Abad 15 kesultan Aceh muncul menyerang Aru, diserang sampai ke Portibi dekat Sungai Batang Pane, Sultan Ali Bincar Hrp pun tewas dan ratusan pasukan Gajahnya pun diangkut oleh Aceh, tetapi Ratu Aru Daulay selamat dia meminta bantuan ke Portugis, portugis lagi sibuk melawan Sisingamangaraja 1 di Barus, Sisingamangaraja 1pun berhasil mengusir Marga Siregar dari Toba.

Ratu Aru Daulay berhasil menikah dengan Sultan Johor, otomatis Aru sekarang dipimpin Sultan Johor. Saudara almarhum Ali Bincar Hrp tidak terima dengan pernikahan Ratu Aru Daulay, mereka pun membentuk kesultanan Aru Barumun dengan gelar Baginda sebagi pemimpinnya dengan mengundang orang Bakkara seperti Hasibuan pada abad 15. Kesultanan Aru Barumun mendapat bantuan dari portugis, Putri Hijau pun ditangkap portugis dan menembaki pasukan Aru Johor dilangkat. Kesultanan Aru Barumun berhasil memisahkan Aru Johor dan Johor, Aru johorpun kalah dibikin Aceh.

Kesultanan Aru Barumun semakin terdesak karena Aceh, Johor dan Belanda mengalahkan Portugis, Kesultanan Aru Barumun pun kehilangan wilayahnya di Sumatera timur saat Sultan Iskandar Muda yang bekerja sama dengan Belanda. Pada tahun 1803 Sultan Aru Barumun terakhir yaitu Fakhruddin Hrp gelar Baginda Soripada di Kota Pinang dan Aminuddin Hrp gelar Baginda Pamenan di Pasir Pangarayan, Rokan, Riau kedua Baginda takluk dibuat Pasukan Paderi yang di Biayai Inggris, paderi dibawah pimpinan Tuanku Tambusai dan Tuanku kota pinang yang bermahzab wahabi. Pasukan Belanda pun tiba di Tapanuli Selatan mereka membiayai masyarakat Sunny untuk melawan wahabi, paderi pun berhasil terusir dari Tapsel.Belanda juga turut menghapus perbudakan di Tapsel.

Pranala luar

Referensi