Kemerajaan dan kerajaan Allah: Perbedaan antara revisi
Tag: halaman dengan galat kutipan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[File:St Peter's 2.jpg|thumb|150px|[[Kaca patri]] karya [[Reginald Hallward]], menampilkan {{Alkitab|Matius 5:3}}, "[[Ucapan bahagia| |
[[File:St Peter's 2.jpg|thumb|150px|[[Kaca patri]] karya [[Reginald Hallward]], menampilkan nas {{Alkitab|Matius 5:3}}, "[[Ucapan bahagia|diberkatilah orang yang miskin dalam roh sebab mereka yang mempunyai Kerajaan Surga]]".]] |
||
{{Utopia}} |
{{Utopia}} |
||
Konsep '''kemerajaan Allah''' dapat dijumpai di dalam semua [[agama abrahamik|agama ibrahimi]], dan dalam beberapa kasus dapat pula dijumpai pemakaian istilah '''kerajaan Allah''' dan '''kerajaan Surga'''. Gagasan kemerajaan [[Allah (Kristen)|Allah]] bersumber dari [[Alkitab Ibrani]] yang memuat perkataan "kerajaan-Nya" meskipun tidak memuat istilah "Kerajaan Allah".<ref>"Abrahamic Faiths, Ethnicity and Ethnic Conflicts" (Cultural Heritage and Contemporary Change. Seri I, Culture and Values, Jld. 7) oleh Paul Peachey, George F. McLean dan John Kromkowski (Juni 1997) {{ISBN|1565181042}} hlm. 315</ref><ref name=Wright/> |
Konsep '''kemerajaan Allah''' dapat dijumpai di dalam semua [[agama abrahamik|agama ibrahimi]], dan dalam beberapa kasus dapat pula dijumpai pemakaian istilah '''kerajaan Allah''' dan '''kerajaan Surga'''. Gagasan kemerajaan [[Allah (Kristen)|Allah]] bersumber dari [[Alkitab Ibrani]] yang memuat perkataan "kerajaan-Nya" meskipun tidak memuat istilah "Kerajaan Allah".<ref>"Abrahamic Faiths, Ethnicity and Ethnic Conflicts" (Cultural Heritage and Contemporary Change. Seri I, Culture and Values, Jld. 7) oleh Paul Peachey, George F. McLean dan John Kromkowski (Juni 1997) {{ISBN|1565181042}} hlm. 315</ref><ref name=Wright/> |
Revisi per 5 Juni 2024 01.46
Bagian dari seri tentang |
Utopia |
---|
Mitos dan Religius |
Fiksi utopis |
Teoretis |
Gagasan |
Realitas yang berhubungan dengan utopia |
Konsep kemerajaan Allah dapat dijumpai di dalam semua agama ibrahimi, dan dalam beberapa kasus dapat pula dijumpai pemakaian istilah kerajaan Allah dan kerajaan Surga. Gagasan kemerajaan Allah bersumber dari Alkitab Ibrani yang memuat perkataan "kerajaan-Nya" meskipun tidak memuat istilah "Kerajaan Allah".[1][2]
Istilah "Kerajaan Allah" maupun "Kerajaan Surga" yang semakna dengannya di dalam Injil Matius merupakan salah satu unsur utama dari ajaran Yesus di dalam Perjanjian Baru. Injil Markus mengindikasikan bahwa injil adalah kabar baik tentang Kerajaan Allah. Istilah tersebut tidak dapat dipisahkan dari kemerajaan Kristus atas segala makhluk. Kerajaan "surga" muncul di dalam Injil Matius terutama lantaran keengganan orang Yahudi untuk melisankan "nama" (Allah). Yesus tidak mengajarkan perihal Kerajaan Allah per se sebanyak mengajarkan perihal kedatangan kembali kerajaan tersebut. Gagasan tentang kedatangan kembali kerajaan Allah (seperti pada zaman Musa) sudah menjadi gagasan bernada menghasut di "Kanaan", kawasan Israel-Palestina-Libanon sekarang ini, 60 tahun sebelum Yesus lahir, dan masih terus menggelorakan semangat sampai hampir seratus tahun lamanya sesudah Yesus wafat.[3] Dengan mengacu kepada ajaran Perjanjian Lama, penyifatan hubungan Allah dengan manusia di dalam ajaran agama Kristen pada hakikatnya melibatkan gagasan "Kemerajaan Allah".[4][5]
Al-Qur'an tidak memuat istilah "kerajaan Allah", tetapi memuat ayat Kursi yang mengatakan bahwa singgasana Allah meliputi langit dan bumi. Al-Qur'an juga mengatakan bahwa Nabi Ibrahim diperlihatkan "kerajaan langit" dan bumi.[6] Pustaka-pustaka agama Baháʼí juga memakai istilah "kerajaan Allah".[7]
Alkitab Ibrani
Istilah "kerajaan TUHAN" muncul dua kali di dalam Alkitab Ibrani, yaitu di dalam nas 1 Tawarikh 28:5 dan nas 2 Tawarikh 13:8. Selain itu, istilah "kerajaan-Nya" dan "kerajaan-Mu" kadang-kadang pula dipakai ketika mengacu kepada Allah.[2] Sebagai contoh, kalimat "ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan" digunakan di dalam nas 1 Tawarikh 29:10–12 dan kalimat "kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal" digunakan di dalam nas Daniel 3:33 (nas Daniel 4:3 menurut versi penomoran ayat Alkitab Kristen).[8] Ada pula nas-nas semisal Keluaran 19:6 yang menunjukkan betapa Israel, selaku umat pilihan Allah, dipandang sebagai sebuah kerajaan, mengingatkan orang kepada sejumlah tafsir Kristen yang memandang kerajaan Allah sebagai dunia Kristen.
"Kata Ibrani malkut [...] pertama-tama mengacu kepada suatu pemerintahan, kekuasaan, atau kepemimpinan tertinggi, dan yang kedua mengacu kepada wilayah tempat pemerintahan dijalankan. [...] Bilamana dipakai untuk menyifatkan Allah, kata malkut hampir selalu mengacu kepada kewenangan pemerintahan-Nya selaku Raja samawi."[9] "Mazmur kenaikan takhta" (Mazmur 45, Mazmur 93, Mazmur 96, Mazmur 97–99) menyediakan suatu latar bagi pandangan semacam ini dengan maklumat "TUHAN adalah Raja".[5]
Baik nas 1 Raja–Raja 22:19, Yesaya 6, Yehezkiel 1, maupun Daniel 7:9 berbicara tentang Takhta Allah, kendati beberapa filsuf semisal Saadia Gaon dan Maimonides menafsirkan penyebutan "takhta" semacam itu sebagai kiasan.[10]
Kesusastraan periode antarperjanjian
Frasa Kerajaan Allah tidak lazim dijumpai di dalam kesusastraan antarperjanjian. Bilamana muncul, misalnya di dalam Mazmur Salomo dan Kebijaksanaan Salomo, frasa tersebut biasanya mengacu kepada "pemerintahan Allah, bukan kepada wilayah yang diperintah-Nya, bukan pula kepada zaman baru, [bukan pula kepada ...] tatanan pemerintahan mesias yang kelak akan dibentuk oleh Orang Yang Diurapi Tuhan".[11]
Baca juga
Rujukan
- ^ "Abrahamic Faiths, Ethnicity and Ethnic Conflicts" (Cultural Heritage and Contemporary Change. Seri I, Culture and Values, Jld. 7) oleh Paul Peachey, George F. McLean dan John Kromkowski (Juni 1997) ISBN 1565181042 hlm. 315
- ^ a b France, R. T. (2005). "Kingdom of God". Dalam Vanhoozer, Kevin J.; Bartholomew, Craig G.; Treier, Daniel J.; Wright, Nicholas Thomas. Dictionary for Theological Interpretation of the Bible. Grand Rapids: Baker Book House. hlm. 420–422. ISBN 978-0-8010-2694-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Januari 2021. Diakses tanggal 19 Juli 2016.
- ^ The Gospel of Matthew oleh R.T. France (21 Agustus 2007) ISBN 080282501X hlmn. 101–103
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMercer490
- ^ a b Dictionary of Biblical Imagery oleh Leland Ryken, James C. Wilhoit dan Tremper Longman III (11 November 1998) ISBN 0830814515 hlmn. 478–479
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaProphet27
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBGems
- ^ Psalms: Interpretation oleh James Mays 2011 ISBN 0664234399 hlmn. 438–439
- ^ George Eldon Ladd, The Presence of the Future: The Eschatology of Biblical Realism, Eerdmans (Grand Rapids: 1974), 46–47.
- ^ Bowker, John (2005). "Throne of God". The concise Oxford dictionary of world religions (edisi ke-2005). Oxford University Press. ISBN 0-19-861053-X.
- ^ George Eldon Ladd, The Presence of the Future: The Eschatology of Biblical Realism, Eerdmans (Grand Rapids: 1974), 130.
Pranala luar
- Artikel Kerajaan Allah di Catholic Encyclopedia
- Artikel Kerajaan Allah di Jewish Encyclopedia
- Strong’s Greek Dictionary
- Selman, Martin J. (1989). "The Kingdom of God in the Old Testament" (PDF). Tyndale Bulletin. 40 (2): 161–83. doi:10.53751/001c.30539. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 Januari 2012.