Kabupaten Cirebon: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 77: | Baris 77: | ||
Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di [[Jawa Barat]]. Penduduk Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Pada Tahun [[1980]] jumlah penduduk Kabupaten Cirebon baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun [[1990]] tercatat 1.648.021 jiwa. Sepuluh tahun kemudian pada tahun [[2000]] penduduk Kabupaten Cirebon menjadi 1.931.068 jiwa. Hasil sementara dari pengolahan data SP2010-L1.P212, SP2010-C2, dan SP2010-L2 (kondisi 15 Juli 2010) sebesar 2.065.142 jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki-laki dan 1.007.641 jiwa penduduk perempuan. |
Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di [[Jawa Barat]]. Penduduk Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Pada Tahun [[1980]] jumlah penduduk Kabupaten Cirebon baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun [[1990]] tercatat 1.648.021 jiwa. Sepuluh tahun kemudian pada tahun [[2000]] penduduk Kabupaten Cirebon menjadi 1.931.068 jiwa. Hasil sementara dari pengolahan data SP2010-L1.P212, SP2010-C2, dan SP2010-L2 (kondisi 15 Juli 2010) sebesar 2.065.142 jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki-laki dan 1.007.641 jiwa penduduk perempuan. |
||
Menurut angka sementara hasil [[Sensus Penduduk 2010]], Kecamatan [[Sumber, Cirebon|Sumber]] merupakan wilayah dengan jumlah penduduknya paling banyak yaitu sebesar 80.914 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan [[Gunungjati, Cirebon|Gunungjati]] yaitu sebanyak 77.712 jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan [[Pasaleman, Cirebon|Pasaleman]] yaitu sebanyak 24.912 jiwa dan Kecamatan [[Karangwareng, Cirebon|Karangwareng]] sebanyak 26.554 jiwa. |
Menurut angka sementara hasil [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], Kecamatan [[Sumber, Cirebon|Sumber]] merupakan wilayah dengan jumlah penduduknya paling banyak yaitu sebesar 80.914 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan [[Gunungjati, Cirebon|Gunungjati]] yaitu sebanyak 77.712 jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan [[Pasaleman, Cirebon|Pasaleman]] yaitu sebanyak 24.912 jiwa dan Kecamatan [[Karangwareng, Cirebon|Karangwareng]] sebanyak 26.554 jiwa. |
||
== Budaya == |
== Budaya == |
||
Baris 108: | Baris 108: | ||
=== Wisata Belanja<ref>www.cirebonkab.go.id [http://www.cirebonkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=172:wisata-belanja&catid=28:pariwisata&Itemid=169 Wisata Belanja]</ref> === |
=== Wisata Belanja<ref>www.cirebonkab.go.id [http://www.cirebonkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=172:wisata-belanja&catid=28:pariwisata&Itemid=169 Wisata Belanja]</ref> === |
||
==== Batik Trusmi ==== |
==== Batik Trusmi ==== |
||
Di Desa '''Trusmi''' dan [[Panembahan, |
Di Desa '''Trusmi''' dan [[Panembahan, Plered, Cirebon|Panembahan]], dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik khas Cirebon. Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh pembeli yang datang dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang terkenal dari kawasan ini adalah ''motif Mega Mendung''. |
||
==== Pasar Kue Setu ==== |
==== Pasar Kue Setu ==== |
||
Pasar Kue Setu terletak di Kecamatan [[Plered, Cirebon|Plered]]. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa cemilan ini diproduksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya. |
Pasar Kue Setu terletak di Kecamatan [[Plered, Cirebon|Plered]]. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa cemilan ini diproduksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya. |
||
Baris 117: | Baris 117: | ||
=== Wisata Ziarah<ref>www.cirebonkab.go.id [http://www.cirebonkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=169&Itemid=170 Pesona Wisata Ziarah Kabupaten Cirebon]</ref> === |
=== Wisata Ziarah<ref>www.cirebonkab.go.id [http://www.cirebonkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=169&Itemid=170 Pesona Wisata Ziarah Kabupaten Cirebon]</ref> === |
||
# Makam Sunan Gunung Jati |
# Makam Sunan Gunung Jati |
||
# [[Prasasti Huludayeuh|Situs Batu Tulis huludayeuh]] |
|||
# [[situs batu tulis huludayueh]] |
|||
# [[Petilasan Cimandung]] |
# [[Petilasan Cimandung]] |
||
# Situs Pasanggrahan Balong Biru |
# Situs Pasanggrahan Balong Biru |
||
# |
# Balong Keramat [[Tuk, Kedawung, Cirebon|Tuk]] |
||
# |
# Makam keramat Megu |
||
# |
# Situs Lawang Gede |
||
# Makam [[Nyi Mas Gandasari]] |
# Makam [[Nyi Mas Gandasari]] |
||
# Makam [[Syekh Magelung Sakti]] |
# Makam [[Syekh Magelung Sakti]] |
Revisi per 3 Juli 2011 08.14
Kabupaten Cirebon | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: RAME ING GAWE SUCI ING PAMRIH yang artinya Banyak bekerja tanpa megharapkan imbalan | |
![]() Peta | |
Koordinat: 6°45′28″S 108°28′50″E / 6.7578369°S 108.4804624°E | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Jawa Barat |
Ibu kota | Sumber |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. H. Dedi Supardi, MM |
Luas | |
• Total | 988,28 km2 (38,158 sq mi) |
Populasi ((2007)[1]) | |
• Total | 2.162.644 |
• Kepadatan | 2,188/km2 (5,670/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0231 |
Kode Kemendagri | 32.09 ![]() |
DAU | Rp. 930.584.969.000,- |
Situs web | www.cirebonkab.go.id |
Kabupaten Cirebon, merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak dibagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Propinsi
Jawa Tengah. Dalam sektor pertanian Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak dijalur pantura.
Geografi
Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarklan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°30’ – 7°00’ Lintang Selatan dan 108°40’ - 108°48’ Bujur Timur. Bagian utara merupakan dataran rendah, sedang bagian barat daya berupa pegunungan, yakni lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi oleh :
- Utara Kabupaten Indramayu
- Barat Laut Kabupaten Majalengka,
- Selatan Kabupaten Kuningan
- Sebelah Timur Kota Cirebon dan Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
Sejarah
Sejarah Pemerintahan Bupati (1800 sampai sekarang)
- 1800-1808 R. Sinuk (Muchamad)
- 1808-1828 R. Ngabei Suradiningrat
- 1828-1843 Kanjeng Kyai R. Adipati Baudenda Suradiningrat
- 1843-1847 R. Tumenggung Baudenda Suradiningrat
- 1847-1877 R. Adipati Surya Dirja
- 1877-1902 R. Adipati Suraadiningrat
- 1902-1918 R. Adipati Salmon Salam Suryadiningrat
- 1920-1927 R.M. Panji Aryiodinoto
- 1928-1942 R.Tg. Suriadi (Aria, Adipati, Pangeran)
- 1942-1943 M. Sewaka
- 1943-1945 M. Oemar Said
- 1945-1947 Mr. R. Ma'mun Sumadipraja
- 1947-1950 R. Sidik Baratadirdja
- 1950-1951 R. Mochamad Michrad
- 1951-1954 M. Radi Martadinata
- 1954-1956 R. Moestofa Soerjadi
- 1956-1957 R. Djoko Sa'id Prawiro Widjojo (Pj. Bupati)
- 1957-1958 R. Sulaeman Tanudiradja (Kepala Daerah)
- 1957-1958 Machbub Badjurie (Kepala Daerah)
- 1958-1960 R. Kamar Suriawidjaya (Pj. Bupati Cirebon)
- 1960-1965 R. Harum Zainal Abidin
- 1965-1966 R. Soemitro (Pj. Bupati Kepala Daerah Cirebon)
- 1966-1973 Kol. Inf. H.R. Anwar Soetisna
- 1973-1978 Kol. Inf. Hasan Soegandhi
- 1978-1983 Drs. H. Mr. Gunawan Bratasasmita
- 1983-1988 Kol. Caj. H. Memed Tohir
- 1988-1993 Kol. Art. H. Suwendho
- 1993-1998 Kol. Kav. H. Rachmat Djoehana
- 1998-2003 H. Sutisna SH
- 2003-2008 Drs. H. Dedi Supardi, MM
- 2008-Sekarang Drs. H. Dedi Supardi, MM
Pembagian administratif
Kabupaten Cirebon terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi lagi atas 412 desa dan 12 kelurahan. Pusat pemerintahan Kabipaten Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang baru terbentuk pada tahun 2007 adalah Kecamatan Jamblang (Pemekaran Kecamatan Klangenan sebelah timur), Kecamatan Suranenggala (Pemekaran Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan Kecamatan Greged (Pemekaran Kecamatan Beber sebelah timur).
Kependudukan
Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Pada Tahun 1980 jumlah penduduk Kabupaten Cirebon baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun 1990 tercatat 1.648.021 jiwa. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Cirebon menjadi 1.931.068 jiwa. Hasil sementara dari pengolahan data SP2010-L1.P212, SP2010-C2, dan SP2010-L2 (kondisi 15 Juli 2010) sebesar 2.065.142 jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki-laki dan 1.007.641 jiwa penduduk perempuan.
Menurut angka sementara hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, Kecamatan Sumber merupakan wilayah dengan jumlah penduduknya paling banyak yaitu sebesar 80.914 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan Gunungjati yaitu sebanyak 77.712 jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan Pasaleman yaitu sebanyak 24.912 jiwa dan Kecamatan Karangwareng sebanyak 26.554 jiwa.
Budaya
Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Cirebon merupakan perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas masyarakat Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung dan Sandiwara Cirebonan.
Kota ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya Topeng Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan dan Batik.
Salah satu ciri khas batik asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif Mega Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.
Motif Mega Mendung adalah ciptaan Pangeran Cakrabuana (1452-1479), yang hingga kini masih kerap digunakan. Motif tersebut didapat dari pengaruh keraton-keraton di Cirebon. Karena pada awalnya, seni batik Cirebon hanya dikenal di kalangan keraton. Sekarang dicirebon, batik motif mega mendung telah banyak digunakan berbagai kalangan. Selain itu terdapat juga motif-motif batik yang disesuaikan dengan ciri khas penduduk pesisir.[2]
Bahasa
Penduduk Cirebon di bagian utara umumnya menggunakan Bahasa Jawa Dialek Cirebon sebagai bahasa sehari-hari. Dialek Cirebon merupakan ragam Bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar, yang dituturkan di pesisir timur Jawa Barat. Sedangkan penduduk di bagian selatan pada umumnya telah terpengaruh oleh budaya Sunda.
Transportasi
Cirebon berada di jalur pantura, sebagai pintu gerbang utama provinsi Jawa Barat di sebelah timur, yakni di kecamatan Losari. Pada waktu musim mudik, jalur ini merupakan salah satu yang terpadat di Indonesia. Cirebon juga terapat jalan tol Palimanan-Kanci.
Prasarana
- Stasiun kereta api (Stasiun kejaksan),(Stasiun perujakan),(Sta. Ciledug, Karangsuwung, Sindanglaut, Waruduwur, Losari, Babakan, Cangkring, Bangodua, Arjawinangun, dan Kaliwedi).
- Terminal ((Terminal Harjamukti)Ciledug dan Weru).
Sarana
- Bus: jurusan Ciledug-Cirebon, jurusan Cirebon-Jakarta, Cirebon-Kuningan, Cirebon-Bandung, dan seluruh kota-kota di pulau jawa.
- Elf: jurusan Ciledug-Cirebon via Babakan, Ciledug-Cirebon via Sindang Laut, Sindang Laut-Cirebon, Babakan-Cirebon, Losari-Cirebon, Losari-Tegal, cirebon-rajagaluh via palimanan, cirebon-kadipaten via palimanan, cirebon-gegesik via arjawinangun.
- Angkutan Kota: GP (Gunung Sari-Plered), GS (Gunung Sari-Sumber), GC (Gunung Sari-Ciperna), GM (Gunung Sari-Mundu), GG (Gunung Sari-Celancang), Celancang-Bakung, Plered-Celancang, Plered-Sumber, Plered-Arjawinangun, Plered-Gunung Jati, Plumbon-Sumber, Sumber-Jamblang, Sumber-Kramat, Sumber-Wanasaba.
Pariwisata
Wisata Belanja[3]
Batik Trusmi
Di Desa Trusmi dan Panembahan, dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik khas Cirebon. Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh pembeli yang datang dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang terkenal dari kawasan ini adalah motif Mega Mendung.
Pasar Kue Setu
Pasar Kue Setu terletak di Kecamatan Plered. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa cemilan ini diproduksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya.
Cemilan khas Cirebon yang sangat cocok dijadikan oleh-oleh ini mayoritas bernama unik, diantaranya kerupuk kulit kerbau/rambak, kerupuk melarat, kerupuk geol, kerupuk upil, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, jagung marning, rengginang mini, emping, kelitik, kue atom, maypilow, kembang andul, ladu, simpil, gapit, otokowok, opak, welus, sagon dan masih banyak lagi.
Di sekitar Plered ini banyak pula ditemui penjual sandal karet, yang penjualannya sudah menyebar ke seluruh nusantara.
Wisata Ziarah[4]
- Makam Sunan Gunung Jati
- Situs Batu Tulis huludayeuh
- Petilasan Cimandung
- Situs Pasanggrahan Balong Biru
- Balong Keramat Tuk
- Makam keramat Megu
- Situs Lawang Gede
- Makam Nyi Mas Gandasari
- Makam Syekh Magelung Sakti
- Makam Talun
- Makam Buyut Trusmi
Galeri kuliner
-
Tahu Gejrot, tahu goreng dengan taburan gula merah
-
Usus sapi rebus, "Sup Empal Gentong"
-
Sega Jamblang ("Nasi Jamblang"), hidangan-hidangan untuk menemani nasi yang disajikan di daun jati
-
Tempe mendoan, tempe dilapisi adonan yang digoreng
-
Intip (makanan ringan manis dari beras)
-
Tjampolay minuman legendaris asal Cirebon, Pertama kali dibuat oleh Tan Tjek Tjiu pada 11 Juli 1936.[5]
Referensi
- ^ http://jabar.bps.go.id/Tabel/penduduk/JumlahPenduduk.html Jumlah Penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2007 versi BPS Provinsi Jawa Barat
- ^ Motif Batik Cirebon
- ^ www.cirebonkab.go.id Wisata Belanja
- ^ www.cirebonkab.go.id Pesona Wisata Ziarah Kabupaten Cirebon
- ^ Siroop Tjap Buah Tjampolay, Khas Cirebon