Gempa bumi Banten 2019
Waktu UTC | 2019-08-02 12:03:27 |
---|---|
ISC | |
USGS-ANSS | |
Tanggal setempat | 2 Agustus 2019 |
Waktu setempat | 19:03:27 WIB |
Kekuatan | 7,9 Mw |
Kedalaman | 7 km (4,3 mi) |
Episentrum | 7°32′S 104°35′E / 7.54°S 104.58°E |
Intensitas maks. | XI (Ekstrem) |
Tsunami | Ya (20 Meter) |
Landslides | Ya |
Gempa awal | 3,5 Skala Ricther |
Gempa susulan | 6,9 Skala Ricther |
Korban | 1.120 orang tewas 4 orang luka-luka 1.050 orang mengungsi |
Gempa bumi Banten 2019 adalah sebuah gempa dengan magnitudo 7,9[1][2] yang melanda Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2019, Pukul 19.05 WIB di Samudera Hindia. Pusat gempa berjarak 164 km dari Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten dengan kedalaman 48 Km. Guncangan gempa bumi ini dirasakan sebagian besar masyarakat di pulau Jawa dan sebagian Sumatra bagian selatan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, berdasar data Unites States Geological Survey (USGS), gempa itu berkekuatan magnitudo 7,9. Adapun pusat gempa versi data USGS ada di kedalaman 7,8 km serta pada koordinat 104.806° BT dan 7.29° LS. Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi itu adalah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung. Kawasan itu pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. batuan berumur Kuarter dan Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas dan belum kompak sehingga dapat memperkuat efek guncangan gempa bumi.[3]
Dampak dan guncangan
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. |
Guncangan terkuat dirasakan di wilayah bagian selatan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak berupa guncangan IV-V MMI. Kemudian IV-V MMI di Sukabumi, Bandar Lampung, Jakarta, Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Bogor dan Bekasi. Serta dirasakan II-III MMI di Bandung, Purwakarta, Tanggamus, Krui, Garut, Cilacap, Kebumen, Semarang dan Bantul. Sementara gempa dirasakan di Kediri, Kotabumi, Pesawaran, Malang dan Denpasar berupa I-II MMI. BNPB mencatat dampak gempa ini mengakibatkan 5 orang meninggal dunia karena sakit, panik dan kelelahan. Korban meninggal 2 orang warga Kabupaten lebak, 2 orang dari Kabupaten Sukabumi dan 1 orang dari Kabupaten Pandeglang[4].
Selain itu terdapat 4 orang mengalami luka-luka dan 1.050 orang sempat mengungsi namun kemudian sudah kembali ke rumah[5]. Gempa ini juga menyebabkan ratusan rumah rusak. Diantaranya di Banten dilaporkan 2 rumah rusak sedang dan 116 rusak ringan, terbanyak di Kabupaten Pandeglang. Di Jawa Barat terdapat 13 rumah rusak berat, 30 rusak sedang dan 62 rusak ringan, terbanyak di Kabupaten Sukabumi yakni 6 rumah rusak berat, 22 rusak sedang dan 43 rusak ringan. Sementara itu sebanyak 10 unit fasilitas umum juga rusak, 4 diantaranya tempat ibadah[6].
Potensi tsunami
Gempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini Tsunami untuk wilayah pesisir selatan dan barat provinsi Banten, Lampung, selatan Jawa Barat bagian barat dan Bengkulu dengan ketinggian 0-3 meter dengan perkiraan gelombang tsunami mencapai bibir pantai pada pukul 19.35 WIB[7][8]. Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pada Jumat, 2 Agustus 2019, pukul 21:37 WIB[9].
Berikut ini daftar daerah yang berpotensi tsunami usai terjadi gempa Banten magnitudo 7,4 pada 2 Agustus 2019 malam:[3]
I. SIAGA Tsunami
- Pandeglang Bagian Selatan (Banten)
- Pandeglang Pulau Panaitan (Banten)
- Lampung-Barat Pesisi-Selatan (Lampung)II. WASPADA Tsunami
- Pandeglang Bagian Utara (Banten)
- Tanggamus Pulau Tabuan (Lampung)
- Sukabumi Ujung-Genteng (Jawa Barat)
- Tanggamus Bagian TImur (Lampung)
- Lampung-Selatan Kep. Krakatau (Lampung)
- Lampung-Selatan Kep. Legundi (Lampung)
- Lampung-Barat Pesisir-Tengah (Lampung)
- Lampung-Barat Pesisir-Utara (Lampung)
- Bengkulu-Utara Pulau Enggano (Bengkulu)
- Kaur (bengkulu)
- Lampung-Selatan Kep. Sebuku (Lampung)
- Bengkulu-Selatan (Bengkulu)
- Serang Bagian Barat (Banten)
- Seluma (Bengkulu)
Penyebab
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal yang terjadi di zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia di selatan Banten[10][3]. Namun demikian, sumbernya bukan berada di bidang kontak subduksi tersebut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik[11] dengan arah sobekan batuan tegak lurus utara-selatan[12]
Lihat pula
Referensi
- ^ BMKG Jelaskan Alasan Mutakhirkan Magnitudo Gempa Banten Jadi 7,9
- ^ Gempa 7,4 SR Berpusat di Banten, Berpotensi Tsunami
- ^ a b c Idhom, Addi M (02 Agustus 2019). "Penyebab Gempa Banten Magnitudo 7,4 Malam Ini Menurut PVMBG". tirto.id. Diakses tanggal 19 februari 2021.
- ^ BNPB: 5 Orang Meninggal Dunia Dampak Gempa M 6,9 di Banten
- ^ BNPB Pastikan Seluruh Pengungsi Gempa Banten Sudah Pulang ke Rumah
- ^ Ini Daftar Kerusakan di Wilayah Terdampak Gempa M 6,9 Banten
- ^ Daerah-daerah Berstatus Waspada Tsunami usai Gempa Banten
- ^ BMKG Imbau Waspada Tsunami Ketinggian 0,5 M Usai Gempa Banten
- ^ BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Usai Gempa Banten
- ^ Gempa Dipicu Penunjaman Lempeng Indo-Australia ke Eurasia
- ^ Ini Penyebab Gempa Banten yang Berpotensi Tsunami
- ^ Kenapa Gempa Banten Tidak Hasilkan Tsunami?