Lompat ke isi

Garuda Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Garuda Indonesia
IATA ICAO Kode panggil
GA GIA INDONESIA
Didirikan1 Agustus 1947; 77 tahun lalu (1947-08-01) (sebagai KLM Interinsulair Bedrijf)
Mulai beroperasi
Penghubung
Penghubung sekunder
Kota fokus
Program penumpang setiaGarudaMiles (bergabung bersama Korean Air)
AliansiSkyTeam
Anak perusahaan
Armada143
Tujuan96
SloganThe Airline of Indonesia
Perusahaan indukKementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (60.51%)[1]
Kantor pusatGaruda City Center Building Complex
Jalan M1, Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Tangerang, Banten, Indonesia[2]
Tokoh utama
  • Agus Santoso (Komisaris Utama)
  • I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Direktur Presiden dan CEO)
PendapatanKenaikan US$3.86 miliyar) (Rp53.08 triliun) (2016)
Laba bersihPenurunan US$9.36 juta (Rp128.7 iliyar) (2016)
Total asetKenaikan US$3.74 miliyar (Rp51.4 triliun) (2016)
Total ekuitasKenaikan US$1.009 miliyar (Rp13.8 triliun) (2016)
Karyawan20,000 (Maret 2016)
Situs webgaruda-indonesia.com

PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk (call sign sebagai Garuda Indonesia) (IDX: GIAA) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama wahana tunggangan Dewa Wisnu dalam mitologi India kuno. Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink), dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan 200.[3] Setahun kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional.[4] Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda menjadi pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax.[5] 1 Juni 2010 menjadi hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, di mana pembukaan kembali rute Amsterdam dilaksanakan menggunakan Pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di Dubai. Pada bulan Juni 2012, Garuda Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC, Inggris mengadakan perjanjian kerja sama dan kini merupakan sponsor global untuk Liverpool FC.[6] Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan "World Best Economy Class Seat". Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat penghargaan "World's Best Cabin Crew".[butuh rujukan]

Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi SkyTeam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung di Denpasar, Bali.[7] Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute penerbangannya menuju London.[8] Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda Indonesia saat itu, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah penghargaan sebagai maskapai "berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan menjadi anggota dari 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.

Asal nama Garuda Indonesia

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada dia memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab pertanyaan tersebut dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial yang berisi, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu").

Maka pada tanggal 28 Desember 1949, penerbangan bersejarah menggunakan pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menghadiri upacara pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan nama Garuda Indonesian Airways, yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Sejarah

Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara

Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara pada Tahun 1903 di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang lain bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan yang luar biasa seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang melakukan penerbangan dari New York menuju Paris melintasi Samudera Atlantik yang dinilai sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak hanya menggugah para masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang ulung, tapi juga mendorong para negara penjajah untuk memanfaatkan daerah jajahannya dengan melengkapi teknologi yang baru saja diadakan ini, termasuk Belanda.

Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka memperkuat sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan perusahaan tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24 Oktober 1928 dengan modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32 perusahaan dan pengusaha besar. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan untuk mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah sebanyak 4 armada dari Belanda. Setelah menempuh perjalanan yang rentang waktunya berbeda-beda, operasional pertama KNILM diresmikan pada tanggal 1 November 1928 oleh Gubernur Jenderal Belanda, De Graef yang disaksikan oleh H. Nieuwenhuis sebagai kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai kepala administrasi keuangan dan Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De Jong sebagai handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di Bandara Cililitan. Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang Dunia 2 yang diakibatkan oleh invasi Jepang ke Asia Tenggara

Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi maskapai nasional

Setelah penerbangan KNILM bubar pada bulan Maret 1942 bersamaan dengan Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, Belanda kembali mendirikan maskapai lagi yang bernama KLM Interinsulair Bedrijf pada tanggal 1 Agustus 1947 atau setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dan Belanda kembali ke Hindia Belanda. Tujuan Belanda mendirikan KLM Interinsulair Bedrijf ini adalah untuk kembali melayani daerah jajahannya dengan menggunakan pesawat Dakota sebanyak 20 unit yang merupakan bekas pakai dari KLM. Namun, tak lama kemudian pada tanggal 28 Desember 1949 sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag, KLM IIB diserahkan kepada pihak Indonesia lalu diganti namanya menjadi Garuda Indonesian Airways (GIA) (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi de facto Garuda Indonesia), di mana satu Dakota beregistrasi PK-DPD yang membawa Presiden Soekarno terbang dari Jogjakarta (ibu kota perjuangan) menuju Jakarta (ibu kota negara). Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari KLM. Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil joint venture antara pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51% saham. Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1954 ke Pemerintah Indonesia dan pada waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat, termasuk 14 pesawat DeHavilland Heron yang dibeli Garuda antara 1953-1954. Tahun 1955, Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuju Jeddah dengan rute Jakarta - Bangkok - Kolkata - Karachi - Sarjah - Jeddah menggunakan pesawat Convair CV-340.

Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara, dan jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.

Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi

Convair 990 "Majapahit" Garuda Indonesian Airways di Bandar Udara Internasional Schiphol, Amsterdam pada tahun 1965.

Memasuki dekade baru, garuda me-phase out De Havilland Heronnya pada 1960. Tidak diketahui secara pasti alasan mereka menjualnya, Garuda menjual Heron mereka kepada Fujita Airlines asal Jepang, salah satunya jatuh pada 17 Agustus 1963. Dekade ini merupakan dekade pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada tahun 1961, Garuda mendatangkan pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra, ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 dan diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang merupakan nama tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahun 1963, Garuda membuka rute penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat L-188 dengan perhentian di Hongkong, rute ini kemudian dikenal dengan nama "Emerald Route". Garuda memasuki era jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang merupakan nama kerajaan kuno di Indonesia dan menjadikan Garuda Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8. Dengan pesawat ini pula Garuda membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam melewati dengan rute Jakarta - Bangkok - Mumbai - Karachi - Kairo - Roma - Frankfurt - Amsterdam Pada tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop baru seperti, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dari hasil penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk memenuhi pasar domestik yang terus berkembang. Pada 1970, rute menuju Kairo diganti menuju Athena

Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia

Boeing 747-200 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Zurich pada bulan Mei 1985.

Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia, melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren kenaikan jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko dalam rencananya yang bernama Buy now for tomorrow profit untuk membeli pesawat berbadan lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200 dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di Benua Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi maskapai pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak). Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.

Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta. Kemudian, Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju Amerika Serikat dengan Douglas DC-10-30 bersama maskapai Continental Airlines dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-Biak-Hawaii dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda Indonesia.

Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun dan reputasi buruk

Boeing 747-400 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Frankfurt.
McDonnell Douglas MD-11 Garuda Indonesia mendarat di Hawaii sebelum melanjutkan penerbangan ke Los Angeles pada tahun 1990-an.

Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada dengan melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 yang datang pada tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai Pesawat Douglas DC-10, yang diikuti oleh berbagai seri keluarga Boeing 737 Classic yang datang tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9, serta Boeing 747-400 yang datang tahun 1994, dengan skema pembelian yang terdiri dari 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus A330-300 yang datang tahun 1996. Pada masa ini juga, Garuda Indonesia mengalami dua musibah besar yang terjadi di dua tempat yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar, yaitu peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka, Jepang, dan satunya lagi terjadi pada pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 152 yang bertempat kejadiankan di Desa Sibolangit, Sumatra Utara. Musibah yang kedua ini menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu, maskapai ini sejak 1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang juga membuat keuangan Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda harus memotong semua rute yang tidak menguntungkan, terutama rute jarak jauh menuju ke Eropa maupun Amerika. Disamping menutup rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga melakukan penyesuaian ulang terhadap rute domestik yang ada, serta mengganti jumlah pesawat yang sudah tua secara bertahap dengan menjual, mengalihkan dan memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus A300 yang ada.

Deregulasi maskapai penerbangan Indonesia yang dinaungi peraturan perundangan-undangan UU No 5/1999 (membahas tentang pembatasan praktik monopoli usaha) dan SK Menteri Perhubungan No 11/2001 (membahas tentang tata operasional awal maskapai penerbangan dengan batasan armada minimal 2 pesawat), menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan hegemoni besarnya dalam pasar penerbangan Indonesia, yang berakibat pada menurunnya pangsa kemilikan pasar Garuda Indonesia yang telah kosong dan dimanfaatkan oleh maskapai berbiaya rendah seperti, Pelita Air Service, Awair, Lion Air dan Jatayu Airlines. Hal ini makin memperparah dan menyudutkan posisi Garuda yang berada pada situasi yang sulit. Bagaimana tidak, sudah merugi sejak tahun 1994 dan terus berutang tanpa membayar, ditambah lagi dengan budaya kerja yang sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat sistem yang ada menjadi "tidak ramah dengan ide dan kreativitas" yang berakibat pada terhambatnya performa kompetitivitas Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan lain, belum lagi dengan banyaknya pejabat yang memanfaatkan hubungannya dengan maskapai ini untuk mendapat kemudahan tersendiri yang berdampak pada rendahnya indeks ketepatan waktu yang tercermin pada seringnya terjadi penundaan keberangkatan pesawat.

Maskapai penerbangan PT Indonesian Airlines Aviapatria (Indonesian Airlines) didirikan tahun 1999 dan mulai beroperasi Maret 2001. Pada September 1999, ia memperoleh izin dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penerbangan berjadwal di 46 rute. Perusahaan ini dimiliki oleh investor perorangan (75%) dan Rudy Setyopurnomo (25%), Presiden Direktur maskapai ini. Indonesian Airlines menghentikan operasinya pada tahun 2003. Setelah itu kantor pusatnya digabungkan dengan Garuda Indonesia.

Rudy Setyopurnomo kemudian bekerja pada Grup RGM Group yang mengoperasikan 4 pesawat kecil.

Hal ini belum ditambah lagi dengan berbagai kejadian-kejadian baru diberbagai negara lain, seperti Serangan 11 September 2001 yang didasari pada motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, serta meninggalnya aktivis HAM, Munir Said Thalib yang (diduga) diracuni oleh seseorang yang diyakininya "ingin mendiamkannya" di mana pelaku pembunuhan tersebut hingga hari ini kerap dihubungkan dengan Badan Intelijen Negara, serta Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200, akibat hal ini, Uni Eropa memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi semua maskapai Indonesia. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan merekomendasikan pembukaan rute Jakarta - Amsterdam.[9]

Slogan perusahaan

Slogan perusahaan yang digunakan oleh Garuda Indonesia lebih berorientasi ke arah gerakan untuk menyediakan jasa transportasi udara yang terjangkau dan menjangkau semua kawasan. Slogan sendiri berasal dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan agar mudah diingat khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa slogan membuat perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti Pan American World Airways yang mengusung tema, You can't beat experience. Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan yang setara dengan kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan Garuda Indonesia:

  • The Airline of Indonesia (1992-1998, 2012-sekarang)
  • Kini Lebih Baik (1999-2002)
  • Wawasan Nusantara (2003-2004)
  • Bangga Bersamanya (2004-2007)
  • Nusantara Bangsa (2007-2008)
  • Garuda Indonesia Experience (2009-2015)
  • Look Forward (2009-2012)

Destinasi

Pesawat Garuda parkir di Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta Terminal 3

Direktur utama perusahaan

  • Dr. E. Konijnenburg (1950–1954)
  • Ir. Soetoto (1954–1959)
  • Marsekal Iskandar (1959–1961)
  • Partono (1961–1965)
  • Soedarmono (1965–1968)
  • Wiweko Soepono (1968–1984)
  • R.A.J. Lumenta (1984-1988)
  • Soeparno (1988–1992)
  • Wage Mulyono (1992–1995)
  • Soepandi (1995–1998)
  • Robby Djohan (1998–1999)
  • Abdul Gani (1999–2002)
  • Rudy Setyopurnomo (1999-2003)
  • Indra Setiawan (2002–2005)
  • Emirsyah Satar (2005–2014)
  • Muhammad Arif Wibowo (2014–2017)
  • Pahala Nugraha Mansury (2017– 2018)
  • I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra[10] (2018 - 2019)
  • Fuad Rizal[11] (2019 -)

Rencana strategis maskapai

Rencana jangka panjang ini di desain pada masa restrukturisasi dan revitalisasi layanan maskapai Garuda Indonesia sejak Tahun 2009, dengan tujuan untuk menetapkan titik-titik penting pembangunan kualitas dan peningkatan layanan maskapai. Berikut Rencana strategis tersebut.

Masa kepemimpinan Direktur Utama Emirsyah Satar

Saat di bawah arahan Emirsyah Satar, maskapai melakukan berbagai restrukturisasi dan revitalisasi yang menyeluruh terhadap seluruh aspek maskapai. Seperti:

Melaksanakan program Quantum Leap

Program 5 tahunan ini dirancang untuk memperbaiki sistem keuangan dan meningkatkan ketahanan keuangan maskapai yang berlanjut pada beberapa perkembangan signifikan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu:

Melakukan refresh corporation identity

Garuda Indonesia seiring dengan program transformasi bisnis dan pengembangan pembangunan korporasi Quantum Leap, melakukan berbagai penyegaran ulang kembali Maskapai lewat seragam dan logo baru. Peresmian logo baru yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2009 yang juga bersamaan dengan dibukanya kantor baru Garuda Indonesia dikawasan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta ini ikut menampilkan seragam baru yang merupakan hasil kerja sama tim perancang seragam awak kabin terbaru yang terdiri dari, Josephine Werratie Komara sebagai desainer pakaian, Irma Hadisurya sebagai penasihat warna dan Ted Sulistio sebagai desainer teknis pakaian serta Dianti Poetranto, mantan pramugari. Pelibatan berbagai kalangan yang dilakukan oleh maskapai bertujuan untuk memberikan konsep terbaru Garuda yang bernama Garuda Indonesia Experience yang terdiri dari 5 poin utama (Sight, Sound, Taste, Scent, Sound) yang mencerminkan hal terbaik dari Indonesia. Sementara itu, untuk logo yang didesain oleh Landor Associates, tidak terlalu banyak perubahan yang dibuat, tetapi justru gaya tulisan yang diubah sebgaai refleksi maskapai yang lebih modern, bersih dan bersinergi. Konsep sayap alam berwarna biru aqua, menjadi pilihan terbaik yang bertujuan untuk memberikan semangat profesionalisme dan kebersahabatan Indonesia, sebagai wujud perubahan maskapai ke arah lebih baik.

Melakukan Penawaran Publik Perdana

Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA. Susunan kepemilikan Garuda secara rinci disajikan dengan struktur sebagai berikut:

  • Pemerintah Republik Indonesia (69,14%)
  • Investor Domestik (24,34%)
  • Investor Internasional (6,12%)
  • Karyawan (0,4%)

Sementara itu, berdasarkan rasio harga beli dengan standar mahal-murah. Garuda Indonesia memang memiliki rasio harga beli saham yang lebih mahal (26 kali) dibanding maskapai Asia Tenggara lainnya, seperti Singapore Airlines (14,06 kali), Malaysia Airlines (7,06) dan Air Asia (9,71 kali) serta China Southern (13,54 kali). Hal ini menjadi daya potensi kemampuan maskapai untuk meningkatkan aspek yang sifatnya direct point to passanger.

Masuk Aliansi Skyteam

Garuda Indonesia pada pertengahan tahun 2010, mengutarakan keinginannya untuk masuk kedalam salah satu dari 3 aliansi besar dunia. Hal ini membuat Garuda menjadikan aliansi sebagai langkah penting untuk mempersiapkan kehadirannya di kancah Internasional sekaligus fondasi dasar agar memeiliki konektivitas yang luas dan menjangkau seluruh bagian didunia, yang akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Skyteam. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk masuk salah satunya adalah, registrasi IOSA, akses penumpang ke Lounge, mempunyai pengakuan dari berbagai institusi yang memiliki kapabilitas yang melakukan penilaian pada kinerja maskapai. Garuda Indonesia, secara resmi telah bergabung dengan Aliansi Skyteam pada tanggal 5 Maret 2014 di Bali.

Ekspansi Internasional

Garuda Indonesia setelah melakukan berbagai penyesuaian secara manajerial, finansial dan operasional akhirnya, Garuda kembali melangkah ke program ekspansi Internasional yang diawali dengan pembukaan rute menuju Amsterdam yang dilakukan secara bersamaan oleh maskapai seperti di atas tadi, dengan bermodalkan Airbus A330-200, maskapai lama kelamaan mendapat jumlah peminat yang lumayan tinggi dibeberapa kawasan, sehingga maskapai memutuskan untuk mulai meningkatkan frekuensi terbang menuju ke beberapa daerah, terutama Jepang, Australia dan Singapura. Disamping itu,maskapai juga mendatangkan armada Boeing 777-300ER terbaru untuk memenuhi keempat daerah pasar yang terus berkembang tersebut. Pada 12 Desember 2016, Garuda membuka kembali rute ke Mumbai melalui Bangkok

Masa kepemimpinan Direktur Utama Arif Wibowo

Ekspansi rute

Saat ini, maskapai di bawah arahan Pahala, mulai menggencarkan rencana ekspansinya. Terutama, di berbagai kota di benua biru selain Amsterdam dan London dengan dibukanya beberapa pilihan yang akan direncanakan akan dibuka yaitu, Frankfurt dan Paris[12], Warsawa[13] dan Port Moresby.[14]

Restrukturisasi keuangan

Di samping pelaksanaan ekspansi, Garuda Indonesia juga melakukan semacam restrukturisasi yang sejenis seperti sebelumnya, tetapi memiliki cakupan yang kecil yang bernama Quick Wins[15] yang bertujuan untuk meningkatkan potensi keuntungan dalam pengembangan rute yang ada dengan menggencarkan frekuensi penerbangan ke daerah yang memiliki peminat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melakukan restrukturisasi pengeluaran biaya tanpa mengurangi kualitas yang ada dan melakukan berbagai strategi yang tepat dalam rangka untuk mengurangi kerugian yang dialami sebelumnya. Diwujudkannya kontrak kerja sama antar bank bersama maskapai dalam hal Cross Currency Swap (Kerja sama yang berintikan pada perlindungan nilai tukar antar kurs uang)[16] dan Cash Management (Kerja sama yang berdasar pada tata kelola keuangan yang dibantu oleh pihak terkontrak)[17] menjadi jaminan maskapai penerbangan terhadap terjaganya ekuitas keuangan maskapai yang terus bertambah seiring dengan berkurangnya pengeluaran yang tidak perlu sebagai dampak dari efisiensi operasional perusahaan.

Pelaksanaan kegiatan strategis maskapai

Kemudian, setelah melakukan berbagai penguatan sistem keuangan manajemen. Garuda Indonesia melakukan rilis sukuk sebesar US$ 500 Juta Dolar[18] untuk membiayai pemesanan pesawat Airbus A350, Boeing 737 MAX 8 dan Boeing 787-9 dengan jumlah masing masing sebanyak 30 armada dengan keterangan pesanan pasti dan pesanan pilihan lewat Letter of Intent (LoI) yang bertujuan untuk mengadakan kerja sama pengadaan armada yang disebut tadi. Pemesanan ini dilakukan menyeimbangkan pasar Garuda Indonesia yang hanya berfokus pada layanan penuh. Airbus A330 diandalkan oleh maskapai sebagai modal untuk bersaing dengan maskapai LCC seperti, Indonesia AirAsia X dan Lion Air yang konfigurasinya akan dijadikan kelas ekonomi total dengan jarak operasional menengah-jauh.

Sementara itu, untuk pendalaman yang lebih teknis. Arif Wibowo dalam wawancaranya disela-sela acara AGM (Annual Grand Meeting) IATA di Miami 9 Juni 2015 yang lalu, terkait rencana kedepan setelah melakukan pembelian pesawat terbaru itu, Garuda akan melakukan penyesuaian pesawat dan rute, terutama 6 armada Boeing 777-300ER versi 3 kelas yang ada. Garuda Indonesia optimistis rute yang akan dibuka oleh Garuda, terutama ke Eropa akan membuat persaingan lebih ngeri-ngeri sedap, karena Garuda akan menghadirkan pesawat berkonfigurasi 3 kelas tersebut dalam rute jarak jauh secara nonstop tanpa transit (Hal ini berlainan dengan 3 maskapai Eropa {Air France, KLM dan Lufthansa} yang membuka rute ke Indonesia, semuanya menggunakan transit di Kuala Lumpur dan Singapura). Sehingga hal ini memungkinkan Garuda Indonesia untuk bersaing lebih tinggi, karena Garuda akan hadir di antara mereka dengan rute nonstop tanpa transit, yang tentunya akan membuat persaingan yang ketat, terutama dalam rute yang pasarnya terus berkembang. Tetapi, setelah melihat situasi Tahun 2015 yang lalu tidak kondusif secara internal maupun eksternal dan menggeliatnya perkembangan maskapai dikawasan teluk atau timur tengah yang diwakili oleh Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar Airways.[19] Garuda Indonesia akhirnya memutuskan untuk menunda pembukaan rute kembali menuju Paris dan Frankfurt[20][21] setelah sempat berkali-kali tertunda dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hal ini membuat Garuda harus mengalihkan pandangan ekspansinya turun satu tingkat, yaitu berekspansi dikawasan Timur Tengah dan Asia Timur.[22] Dalam perencanaan Garuda Indonesia, maskapai akan melakukan rotasi ulang terhadap pesawat yang ada dengan menggunakan 4 armada Boeing 777-300ER versi 2 kelas menuju Saudi Arabia dan Shanghai, alasannya adalah rendahnya peminat First Class di dalam rute tersebut menjadi penyebab pengalihan pesawat untuk memperkuat kehadiran Garuda Indonesia di dua rute Eropa Garuda Indonesia saat ini, Amsterdam dan London. Selain itu, armada Airbus A330-300 akan diretrofit oleh perusahaan untuk memenuhi penerbangan charter dan reguler dari Solo[23], Surabaya[24], Balikpapan[25], Makassar, dan Medan menuju Jeddah dengan mengubah konfigurasi 2 kelas menjadi satu kelas dengan jumlah kursi sebanyak 360 kursi.[26]

Dalam langkah lebih lanjut, maskapai dalam mewujudkan rencana ekspansi Internasional akan mengalihkan Bandara tujuan untuk London dari Bandar Udara Internasional London Gatwick menuju Bandara Internasional London Heathrow, karena letaknya yang berada dekat pada pusat kota London dan jumlah anggota aliansi maskapai yang banyak bisa lebih memberikan kemudahan Garuda Indonesia untuk memiliki konektivitas dan meningkatkan performa kulitas dan kuantitas maskapai.[27][28] Pengalihan tujuan terbang menuju London Heatrow terhitung mulai terlaksana pada Tanggal 31 Maret 2016 dengan pemberhentian di Singapura.[29][30] Sementara itu, Garuda Indonesia juga melakukan penambahan frekuensi terbang menuju Amsterdam dari 5 kali dalam seminggu menjadi 6 kali seminggu, dengan rincian 3 penerbangan dilayani secara nonstop dan 3 penerbangan sisanya dilayani secara transit lewat Singapura.[31]

Sementara itu, disaat Garuda Indonesia melakukan perhitungan ulang terkait menurunnya harga minyak dunia[32][33] dan dibebaskannya bea pajak masuk komponen impor[34] yang telah dialihbebankan dari maskapai penerbangan nasional kepada pemerintah pada tahun 2015 yang lalu, menjadi alasan utama Garuda Indonesia untuk mencetak laba lebih besar dari tahun lalu hingga mencapai sebesar Rp 84 Triliun [35][36] di mana Garuda Indonesia berhasi mencetak laba pada tahun 2015 hingga Rp 1,01 triliun[37], memicu Garuda Indonesia untuk mengisi potensi dan peluang pengembangan minat pasar penerbangan Indonesia.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata Indonesia, menuturkan lebih lanjut bahwa Garuda Indonesia masih dalam tahap wait and see sebelum mengoperasikan penerbangan reguler dari Indonesia ke India. Meski begitu, Garuda Indonesia sudah membuka peluang layanan penerbangan charter dari Indonesia ke India maupun sebaliknya, hal ini didukung atas keberhasilan maskapai dalam memenuhi permintaan pasar Negeri tirai bambu yang jumlah penumpangnya terus meningkat[38] dengan melakukan intensifikasi kualitas dan ekstensifikasi rute lewat charterisasi 10 rute sekunder di Negara Republik Rakyat Tiongkok[39][40] yang berdampak pada makin beragamnya cara untuk mencapai Indonesia maupun China baik dari dan ke negara tersebut dengan rute reguler maupun carter.[41][42][43][44][45] Oleh karena alasan itu, jika pasar India memang memiliki ketertarikan dan minat pasar yang besar pada penerbangan charter menuju Indonesia, Garuda Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan opsi terbang secara reguler.[46]

Sementara itu, disaat yang bersamaan. Kota lain di Timur Tengah yang juga jumlah penumpangnya mengalami peningkatan dan diminati para penumpang Garuda Indonesia adalah Istanbul, Turki. Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan "permintaan pasar penerbangan dari Jakarta ke Istanbul sudah mulai tumbuh. Namun jumlah penumpang harus terus didorong agar lebih tinggi lagi sehingga ekonomis untuk diterbangi secara nonstop",urai Arif. Lebih lanjut oleh Arif, rute penerbangan Jakarta-Istanbul memang sangat potensial untuk dilayani. Pihak manajemen Garuda Indonesia pun terus melakukan perhitungan mengenai peluang pembukaan rute penerbangan itu. “Jakarta-Istanbul termasuk rute potensial yang sedang kami perhitungkan dengan baik dan cermat. Namun, rute itu masih dalam status 'wait and see' seiring dengan situasi akhir-akhir ini di Eropa dan Timur Tengah,” perjelas Arif.[47]

Garuda Indonesia, baru-baru ini telah memutuskan untuk berpindah tempat operasional maskapai penerbangan dari Terminal 2E dan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Terminal 3 Ultimate yang akan diresmikan Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara pada Bulan Agustus 2016. Pada pemakaiannya kedepan, Terminal 3 Ultimate diprioritaskan untuk melayani rute dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, maskapai penerbangan sesama anggota aliansi SkyTeam, dan maskapai penerbangan lain yang melayani penerbangan internasional. Hal ini juga berdampak pada kocok ulang letak operasional maskapai penerbangan AirAsia dan Lion Air yang selama ini menempati Terminal 3, berpindah tempat ke Terminal 1 dan Terminal 2. Lion Air secara keseluruhan akan mengoperasionalkan penerbangannya secara penuh di Terminal 1, sedangkan AirAsia beroperasi di Terminal 2.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II, Faik Fahmi. Pada tahap awal, Terminal 3 Ultimate didesain hanya untuk menampung penumpang sebanyak 15 juta orang per tahun. Namun, perusahaan akan terus melakukan pengembangan sehingga terminal ini kedepannya bisa menampung kapasitas jumlah penumpang hingga 25 juta orang per tahun. Apabila dirinci lebih dalam, dari total kapasitas 25 juta penumpang itu, 18 juta penumpang dialokasikan untuk Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan anggota SkyTeam, sedangkan maskapai lain dengan rute penerbangan internasional mendapatkan jatah kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Menurut Faik, Angkasa Pura II memang sengaja memberikan Terminal 3 Ultimate kepada Garuda Indonesia untuk melayani rute penerbangan domestik, karena jika hanya untuk melayani penerbangan internasional kapasitas daya tampung bandaranya terlalu besar. Padahal, jumlah penumpang penerbangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta hanya mencapai 12 juta penumpang per tahun.[48]

Unit pelatihan terpadu & unit bisnis strategis

Seiring dengan berlakunya Quantum Leap dan Quick Wins, Garuda Indonesia mendirikan beberapa UBS dan menggaet beberapa usaha strategis untuk mendukung operasional, seperti[49]:

  • PT Abacus Distribution Systems Indonesia[50]
  • PT Aero Systems Indonesia[51]

Dan berikut beberapa Unit Bisnis Strategis yang Garuda Indonesia bawahi:

  • Garuda Indonesia Training Center[52]
  • Garuda Indonesia Cargo[53]
  • Garuda Sentra Medika[54]

Sponsorship

Berkas:LFC - Garuda.jpg
Poster Garuda Indonesia dengan Liverpool FC

Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia menandatangani perjanjian sponsorship selama 3 tahun dengan klub Liga Inggris Liverpool FC. Persetujuan tersebut memberi Garuda hak sebagai Official Partner Liverpool Football Club (Mitra Resmi Liverpool FC) dan Official Global Airline Partner of Liverpool Football Club (Mitra Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC). Tambahannya, selama musim kompetisi 2012-2013, setiap pertandingan kandang Liverpool di Anfield, akan diputar video iklan Garuda berdurasi 6 menit.Kerja sama dengan Liverpool ini akan memberikan Garuda Indonesia media exposure untuk meningkatkan brand awareness di pasar internasional secara lebih efektif dengan manfaat yang lebih maksimal, mengingat brand Garuda Indonesia akan mendapatkan frekuensi penayangan yang lebih tinggi dengan durasi tayang lebih lama. Pada tahun 2013, Liverpool melakukan tur Asia dengan salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Melalui kunjungan tour tersebut, diharapkan kunjungan ini akan meningkatkan kualitas persepak bolaan di Indonesia.[55]

Selain itu, untuk mendukung target kunjungan 20 juta turis tahun 2019. Garuda Indonesia akan memperbanyak jumlah armada pesawat yang terpasang logo ‘Wonderful Indonesia’ pada pesawatnya mulai tahun ini. Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata Rapublik Indonesia, Jakarta menuturkan, pada bulan Februari 2016 setidaknya akan ada lima pesawat Garuda Indonesia tambahan yang sudah terpasang logo Wonderful Indonesia sebagai wujud kerja sama antara Garuda Indonesia dan Kementerian Pariwisata. “Semoga bisa mendukung kepariwisataan Indonesia,” ujar Handayani. Selain itu, Garuda Indonesia akan memberikan dukungan kepariwisataan dalam bentuk pengembangan rute penerbangan dengan memperkuat rute-rute penerbangan yang menjadi unggulan di sektor pariwisata, seperti Labuan Bajo, Lombok, dan Wakatobi.[56]

Garuda Indonesia Experience

Program penumpang setia

GarudaMiles

Merupakan program maskapai bagi para penumpang yang setia menggunakan Garuda. Penumpang maskapai bisa mendapatkan Miles setiap melakukan penerbangan yang dilakukan bersama Garuda bersama partner yang akumulasinya dapat ditukarkan menjadi Award Ticket yang memberi setiap penumpang kesempatan untuk mencoba destinasi favorit atau Upgrade Awards penumpang dari kelas ekonomi ke bisnis pada penerbangan pilihan Anda.

Sebagai anggota GarudaMiles, penumpang juga dapat menikmati banyak keuntungan dan keistimewaan eksklusif, seperti: check-in khusus di Bandara keberangkatan, peningkatan kuota bagasi dan prioritas bagasi serta prioritas waktu tunggu untuk reservasi tiket tentunya, akses untuk lounge Garuda Indonesia, dan penawaran menarik dari partner Garuda Indonesia di seluruh dunia.[57]

Layanan sebelum penerbangan

First Class Lounge

Lounge yang terbaru ini merupakan bentuk perwujudan Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengalaman para penumpang maskapai yang ingin merasakan kenikmatan First Class setelah ditiadakan selama 28 tahun, kini telah dikembalikan untuk memberikan kesan "segala layanan yang dilakukan merupakan yang terbaik dari segala aspek yang ada di Indonesia". Lounge ini memiliki berbagai fasilitas yang berkelas dunia kualitasnya seperti, hidangan selamat datang yang terdiri dari minuman dan makanan, Wi-fi dan Spa selagi menunggu penerbangan dengan dibantu oleh First Class Assistant

Disamping itu, penumpang juga dapat menikmati ketenangan anda sambil tidur dengan duduk di kursi panjang yang terletak di quiet room dan jika Anda bersama sekeluarga, juga terdapat ruang keluarga. Garuda Indonesia sejak awal telah meneliti dan meniti setiap detail telah dirancang khusus untuk memberi kenyamanan penumpang. Apabila Anda ingin melakukan hal lain, tersedia berbagai bahan bacaan, perpustakaan kecil, ruangan merokok, pantry, ruang sholat (Mushola), ruang perawatan bayi, dan toilet. Setelah menikmati kenyamanan First Class Lounge, Anda tentunya akan diantar menuju pesawat dengan keistimewaan menggunakan layanan prioritas pada saat boarding atau pada saat transfer dan transit sebagai bentuk layanan Garuda Indonesia First Class.[58]

Business Class Lounge

Executive Lounge at Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport

Berlanjut di Lounge yang kedua, dalam Lounge Business Class terdapat beberapa gerai khusus dan fasilitas penunjang para penumpang seperti business center, wireless internet connection, refreshing area, reflexology machine, shower, nursery room dan ruang beribadah. Selain fasilitas, amskapai juga menyediakan menu makanan dan minuman untuk dinikmati oleh para penumpang. Setiap minggu, maskapai selalu menyajikan menu yang berbeda untuk mempromosikan berbagai variasi makanan Indonesia yang beraneka macam. Tidak hanya itu saja, maskapai untuk membuat penumpang lebih nyaman dalam menunggu dengan melengkapi gerai mini bar. Saat ini, Garuda Indonesia memiliki dua Executive Lounge yang berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Ngurah Rai, Executive Lounge berlaku untuk penumpang kelas Executive Class, anggota GarudaMiles Platinum dan anggota GarudaMiles Gold.[59]

Layanan dalam penerbangan

Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah satunya bertujuan untuk melakukan re-branding, mulai melakukan perbaikan layanan dalam kursi pesawat selama penerbangan jarak jauh maupun dekat dengan mendatangkan pesawat baru berkursikan nyaman nan empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta colokan listrik dalam memberikan kenyamanan dalam penerbangan untuk menyamakan kualitas fasilitas kursi dalam penerbangan dengan maskapai internasional kelas dunia seperti Emirates, Etihad Airways dan Qatar Airways. Garuda juga memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan penumpang dalam pesawat.

Kelas utama/first class

Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah seperti:[60]

  • Sliding door disetiap suite.
  • Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal, dengan luas 82 inci dan lebar 22 inci yang dapat diubah menjadi tempat tidur datar (180°) dan dilengkapi dengan matras, selimut, bantal, dan lengkap dengan ottoman.
  • Meja yang bisa digunakan untuk menikmati hidangan menu yang disajikan.
  • Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan penggunaan.
  • Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan untuk mempermudah percakapan dengan penumpang suite yang berada di sebelahnya.
  • In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD, dilengkapi dengan remote control dan headphone kedap suara.
  • Lemari penyimpanan pribadi.
  • Lampu baca pribadi.

Kelas bisnis/executive class

Garuda Indonesia Boeing 777-300ER Executive Class

Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:

  • Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat dan dilengkapi dengan sandaran tangan 11 inci.
  • Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi,
  • Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.

Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama. Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737, termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 terbaru memiliki ruang kaki 41" hingga 44" dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.

Kelas ekonomi/economy class

Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.

Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Garuda Indonesia menyediakan makanan gratis di atas pesawat berupa makanan ringan serta minuman untuk penerbangan kurang dari 60 menit. Untuk penerbangan lebih dari 60 menit akan ditambah dengan makanan hangat tanpa dipungut biaya tambahan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.

Layanan Wi-Fi

Diperkenalkan pertama kali di dalam armada Boeing 777-300ER Tahun 2013, Garuda Indonesia menyediakan jasa Wi-Fi di dalam rute jarak jauhnya, terutama rute ke Eropa. Pada Akhir 2013, Garuda memasang Wi-Fi di armada A330-200 dan A330-300 baru yang akan datang. Rencananya, Garuda Indonesia akan memperluas jaringan Wi-Fi ini ke semua armada mereka.[61]

Penghargaan maskapai

Terdapat beberapa penghargaan yang diberikan kepada Garuda Indonesia antara lain, yaitu:

  • Four Star Rated Airlines (Skytrax Rating Awards 2010).[62]
  • World's Most Improved Airlines (Skytrax Awards 2010).[63]
  • Asia's Leading Airlines Services Quality (CAPA Awards 2010).
  • Best International Airlines (Roy Morgan Survei in January, February & July 2012).
  • The World's Best Regional Airline (Skytrax Awards 2012).
  • ASEAN Premium Airlines (Frost& Sullivan Survei 2012).[64]
  • Best Asia & Australasia Airlines (Passanger Choice Awards 2013).[65]
  • World Best Airline Food on Long Haul Flight & Top 5 Airline Food on Short Haul Flight (Asia Pacific Airline Food Awards 2013).[66]
  • The World's Best Economy Class & Best Economy Class Airline Seat (Skytrax Awards 2013).[67]
  • World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2014).[68]
  • Five Star Airlines (Skytrax Awards 2014).[69]
  • World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2015).[70]
  • Five Star Airlines (Skytrax Awards 2016).[71]
  • World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2017).[72]
  • World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2018)

Diharapkan dengan di raihnya penghargaan tersebut, Garuda Indonesia sebagai maskapai terbesar nasional dan kebanggaan Indonesia bisa memberikan pelayanan yang lebih di dalam penerbangan.

Kerjasama aliansi, code share agreement & destinasi

Garuda Indonesia menawarkan penerbangan ke Australia, Asia Tenggara, Asia Timur dan Eropa serta Timur Tengah. Garuda Indonesia melayani 125 kota tujuan (domestik dan internasional) di 28 negara di 4 benua besar dunia termasuk juga 70 tujuan internasional melalui codeshare agreement dengan maskapai berikut (maskapai bertanda * adalah anggota aliansi Skyteam):

Garuda Indonesia juga bekerja sama dengan anak perusahaan Etihad Airways yang berkiprah dalam otobus, yaitu Etihad Bus Services yang melayani rute antara Abu Dhabi-Dubai. Baru-baru ini juga, Garuda Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Pelni untuk mendukung program kepariwisataan Indonesia yang bertajuk "Wonderful Indonesia" untuk mengajak para turis mengunjungi Kepulauan Karimunjawa yang dilayani setiap 2 kali dalam sebulan, yaitu pada hari jum'at minggu pertama dan hari jum'at minggu ketiga yang efektif mulai berlaku pada tanggal 9 Januari 2016.[99]

Garuda Explore dan Garuda Explore Jet

Pada tahun 2013, Garuda Indonesia mendirikan sub-brand baru yang bernama Explore. Sub-brand ini didirikan atas rencana pemerintah untuk meningkatkan konektivitas antar kota di Indonesia melalui penerbangan dengan jangkauan rute didaerah terpencil, Garuda mengambil tempat dipangkalan maskapai yang terletak di 5 Kota selain Jakarta seperti, Medan, Balikpapan, Makassar, Denpasar dan Surabaya dengan armada yang terdiri dari ATR 72-600 dan CRJ 1000 NexGen.

Garuda Indonesia dan Skyteam

Pada pertengahan Tahun 2009, Garuda Indonesia menyampaikan ketertarikannya untuk bergabung di dalam Aliansi Skyteam. Pada Bulan Desember 2009, Korean Air, KLM dan Delta Air Lines menjadi sponsor utama pendukung Garuda agar bergabung dengan Skyteam. Tahun berikutnya, Garuda Indonesia menandatangani persetujuan yang berisi tentang komitmen gabung Aliansi yang akhirnya secara resmi bergabung pada Tahun 2014.

Armada

Armada Garuda Indonesia Explore dan Explore Jet untuk rute perintis.
Armada Garuda Indonesia untuk rute Domestik, Regional dan Internasional.

Saat ini, Armada Garuda Indonesia menggunakan pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 777-300ER untuk menerbangi rute Amsterdam, Asia Timur (China,Korea Selatan dan Jepang) dan Australia (Perth,Melbourne dan Sydney). kemudian, ATR 72-600, Boeing 737-800 dan Bombardier CRJ1000 NextGen digunakan untuk menerbangi rute domestik dan regional.

Berikut daftar armada Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:

Armada Garuda Indonesia
Pesawat Beroperasi Pesanan Kelas Catatan
F C Y Total
Airbus A330-200 7 36 186 222
Airbus A330-300 17 360 360 (PK-GPF SkyTeam Livery) (PK-GHD Retro 1969-1985 Livery)
36 215 251
24 263 287
Airbus A330-800neo 4
TBA
2019 Pemesanan LOI, Empat Pesawat ini akan dipesan dari tahun 2021-2022.
Airbus A330-900neo 2 12 24 277 301 (PK-GHE Great experience with A330-900neo sticker)
Airbus A350-900 30
TBA
2015 Pemesanan LOI di Paris Air Show
ATR 72-600 13[100] 70 70 Pesawat penghubung untuk Indonesia's Secondary City dan dioperasikan oleh Garuda Explore
Akan Ditransfer oleh Citilink[101]
Boeing 737-800 73[100] 12 150 162
8 162 170
Boeing 737 MAX 8 1[100] 8 162 170 Pesanan awal untuk 50 pesawat.
Pesanan tersisa untuk 49 dibatalkan setelah 2019 di seluruh dunia Larangan terbang Boeing 737 MAX 2019.[102]
Pertimbangkan untuk beralih ke Airbus A350-900XWB, Boeing 737 MAX 10, Boeing 777-9X dan Boeing 787-9 Dreamliner.
Boeing 777-300ER 10[100] 8 38 268 314 (PK-GII SkyTeam Livery) (PK-GIK Retro 1969-1985 Livery)
26 367 393
Boeing 787-9 30
TBA
2015 Pemesanan LOI di Paris Air Show
Bombardier CRJ1000 18[100] 12 84 96 (PK-GRA SkyTeam Livery)
Armada Cargo Garuda Indonesia
Airbus A330-200F 1 Cargo Dikonversi dari pesawat penumpang.
Boeing 737-500F 2 Cargo Dikonversi dari pesawat penumpang.
Boeing 737-800BCF 2 Cargo Dipesan mulai tahun 2020.[103]
Total 143 79
Sebelumnya beroperasi[104]
Pesawat Diperkenalkan Dipensiunkan Catatan
Airbus A300B4-200FF 1982 2009 Pengguna Pertama.
Satu Penerbangan Jatuh di Medan sebagai penerbangan 152.
Airbus A300-600R 1990 2009
Boeing 737–300 1989 2009 Digantikan pesawat Boeing 737-800 dan Bombardier CRJ1000 NextGen.
Boeing 737–400 1992 2009 Digantikan pesawat 737-800.
Dua dijual ke angkatan udara sebagai Pesawat VIP transport.
Satu [[Garuda Indonesia Penerbangan 200|Jatuh di Yogyakarta sebagai Penerbangan 200.
Boeing 737–500 1997 2009 digantikan Pesawat Boeing 737-800 dan Bombardier CRJ1000 NextGen.
Pesawat terakhir aka dijual ke angkatan udara sebagai Pesawat VIP transport.
Boeing 747–200 1980 2009 Digantikan pesawat Boeing 747-400.
Boeing 747–400 1994 2009[105] Digantikan pesawat Boeing 777-300ER.
Consolidated PBY-5A Catalina 1950 1953
Convair 240 1950 1999
Convair 340 1950 1999 Digunakan pertama kali untuk penerbangan Haji dan dioperasikan oleh Armada ini.
Convair CV-440 1950 1999
Convair CV-990 1963 1999 Pesawat jet pertama.
Satu pesawat jatuh di Bombay.
de Havilland Heron 1952 1956 Pengguna Pertama. Pesawat pertama yang diterbangkan oleh Garuda Indonesia.
Douglas DC-8-50 1966 1980
Fokker F27-200 1969 2009 Satu pesawat kecelakaan di Lampung.
Fokker F28 Mk-1000 1970 2009 Digantikan oleh Fokker F28 Mk-3000.
tiga hancur pada tahun 1975-1982.
Fokker F28 Mk-3000 1970 2009 Pengguna Pertama.
Fokker F28 Mk-4000 1970 2009
Lockheed L-188 Electra 1961 1999 Satu pesawat jatuh di Manado sebagai Penerbangan 708.
McDonnell Douglas DC-9-30 1970 2009 Digantikan oleh Boeing 737.
Satu pesawat berada di Museum Transportasi, TMII.
McDonnell Douglas DC-10-30 1976 2009 2?[106] Satu pesawat tergelincir di Fukuoka sebagai penerbangan 865.
McDonnell Douglas MD-11 1990 2009

Galeri

Peristiwa yang menimpa Garuda Indonesia

Beberapa peristiwa yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:

Referensi

  1. ^ Garuda Indonesia. garuda-indonesia.com (2016)
  2. ^ "Contact Us". Garuda Indonesia. Diakses tanggal 13 October 2016. 
  3. ^ "List of airlines banned within the EU". European Commission's "Transport" website. Diakses tanggal 21 Juni 2009. 
  4. ^ "Garuda Indonesia Joins SkyTeam". Flight Blight. 28 November 2010. Diakses tanggal 7 Januari 2011. 
  5. ^ Garuda meraih penghargaan World's Most Improved Airline "Garuda Raih Worlds Most Improved Airline" Periksa nilai |url= (bantuan). Kompas.com. 24 Mei 2010. 
  6. ^ "Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FC". Garuda Indonesia. 12 Juli 2012. 
  7. ^ "Garuda Indonesia resmi menjadi anggota ke-20 aliansi global SkyTeam". Garuda Indonesia. 5 Maret 2014. 
  8. ^ Garuda Indonesia layani penerbangan langsung pertama dari Indonesia ke Eropa
  9. ^ The European Airline Banlist: Garuda to apply for Amsterdam flights
  10. ^ "RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) - Garuda Indonesia". www.garuda-indonesia.com. Diakses tanggal 2018-09-30. 
  11. ^ Media, Kompas Cyber. "Ditunjuk Jadi Plt Dirut Garuda, Ini Profil Fuad Rizal". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-12-06. 
  12. ^ Primadhyta, Safyra (14 April 2015). "Garuda Indonesia Jajaki Penerbangan ke Paris dan Frankfurt". CNN Indonesia. 
  13. ^ "Garuda and LOT Polish Airlines Agree on New Jakarta-Warsaw Flight Route". Jakarta Globe. 
  14. ^ Hasibuan, Anggi (12 Mei 2015). "Garuda-Air Nugini Buka Rute Jakarta-Port Moresby". Metrotvnews.com. 
  15. ^ "Laksanakan Program "Quick Wins", Garuda Indonesia Catat Pertumbuhan Positif di Awal Tahun 2015". Garuda Indonesia. 20 Maret 2015. 
  16. ^ "Garuda Indonesia Perluas Kemitraan Lindung Nilai dengan Bank Internasional Indonesia, Bank Mega, ANZ Indonesia dan Standard Chartered Bank Indonesia". Garuda Indonesia. 14 April 2015. 
  17. ^ "Garuda Indonesia Laksanakan Kerjasama "Cash Management" Bersama BRI,BII, Standard Chartered Bank dan Citibank". Garuda Indonesia. 
  18. ^ "Garuda Indonesia priced USD500m Sukuk in late May-2015". Centreforaviation.com. 15 Juni 2015. 
  19. ^ "Garuda Sebut Maskapai Timur Tengah Serbu Pasar Indonesia". Indo-aviation.com. 15 November 2015. 
  20. ^ "Garuda Batalkan Rencana Penerbangan ke Frankfurt dan Paris". Indo-aviation.com. 20 November 2015. 
  21. ^ "Garuda Indonesia Belum Akan Tambah Destinasi Baru di Eropa". Indo-aviation.com. 17 Januari 2016. 
  22. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/15/tahun-depan-garuda-tambah-penerbangan-ke-china-dan-timur-tengah/
  23. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/12/februari-2016-garuda-indonesia-layani-rute-solo-jeddah/
  24. ^ http://www.beritasatu.com/ekonomi/177527-garuda-buka-penerbangan-langsung-surabayajeddah.html
  25. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/02/garuda-indonesia-luncurkan-rute-baru-balikpapan-jeddah/
  26. ^ http://centreforaviation.com/analysis/garuda-resumes-international-expansion-with-787-9s-a350s-2-class-777-300ers-single-class-a330s-229960
  27. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/17/garuda-indonesia-segera-pindahkan-operasi-ke-london-heathrow/
  28. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/05/garuda-ungkap-tiga-alasan-pindah-dari-london-gatwick-ke-heathrow/
  29. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/11/pertengahan-2016-garuda-terbang-nonstop-jakarta-london/
  30. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/24/garuda-terbang-ke-london-heathrow-mulai-31-maret-2016/
  31. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/24/mulai-27-maret-2016-garuda-tambah-penerbangan-ke-amsterdam/
  32. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/14/harga-minyak-rendah-diprediksi-untungkan-garuda-indonesia/
  33. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/16/harga-avtur-turun-direktur-utama-garuda-indonesia-senang/
  34. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/22/bea-masuk-suku-cadang-dibebaskan-garuda-bisa-berhemat-10-persen/
  35. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/07/harga-minyak-rendah-laba-garuda-bisa-capai-rp-1-triliun-pada-2015/
  36. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/15/garuda-indonesia-targetkan-pendapatan-rp-84-triliun-tahun-ini/
  37. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/17/garuda-kantongi-laba-bersih-rp-101-triliun-di-tahun-2015/
  38. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/15/garuda-indonesia-minat-traveling-warga-china-sangat-tinggi/
  39. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/11/garuda-indonesia-layani-penerbangan-charter-ke-10-kota-di-tiongkok/
  40. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/13/februari-april-2016-garuda-tambah-penerbangan-charter-ke-china/
  41. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/31/garuda-indonesia-segera-terbangi-rute-denpasar-beijing/
  42. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/28/garuda-terbangi-rute-denpasar-shanghai-mulai-12-januari-2016/
  43. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/20/garuda-luncurkan-rute-denpasar-guangzhou-pada-22-november-2015/
  44. ^ http://indo-aviation.com/2015/09/23/garuda-berencana-hubungkan-medan-dengan-beijing/
  45. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/24/garuda-akan-terbangkan-boeing-777-300er-pada-rute-jakarta-shanghai/
  46. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/02/garuda-indonesia-nilai-pasar-india-punya-potensi-bagus/
  47. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/07/garuda-indonesia-pertimbangkan-pembukaan-rute-jakarta-istanbul/
  48. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/18/garuda-indonesia-dan-skyteam-akan-beroperasi-di-terminal-3-ultimate/
  49. ^ Garuda Indonesia SBU
  50. ^ Abacus Distribution Systems Indonesia
  51. ^ Tentang PT Aero Systems Indonesia (ASYST)
  52. ^ Garuda Indonesia Training Center
  53. ^ Garuda Indonesia Cargo
  54. ^ Garuda Sentral Medika
  55. ^ "Garuda forms partnership with Liverpool FC". Diakses tanggal 11 Juli 2012. 
  56. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/31/garuda-indonesia-akan-tempel-logo-wonderful-indonesia-di-pesawat/
  57. ^ https://garudamiles.com/TopHome-id-ID/tentang-garudamiles/
  58. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/garuda-indonesia-experience/first-class/lounge/index.page
  59. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/garuda-indonesia-experience/on-ground/premium-service/lounge/index.page
  60. ^ Garuda Indonesia Experience
  61. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/05/garuda-berencana-sediakan-wi-fi-gratis-di-semua-pesawat/
  62. ^ Garuda Indonesia wins Best International Airline
  63. ^ Garuda Indonesia raih The Worlds Most Improves Airline Award pada tahun 2010
  64. ^ Garuda Indonesia raih dua penghargaan internasional
  65. ^ Garuda kini jadi maskapai terbaik Asia dan Australia
  66. ^ Garuda Indonesia terima penghargaan maskapai dengan makanan terlezat
  67. ^ Garuda raih Worlds Best Economy Class 2013 dari Skytrax
  68. ^ Garuda Indonesia awared The Worlds Best Cabin Staff
  69. ^ Artikel:"Prestasi Terakhir Emirsyah Satar di Garuda Indonesia" di metrotvnews.com
  70. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/garuda-indonesia-cabin-crew-once-again-voted-worlds-best-cabin-crew-2015.page?
  71. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/ga-pertahankan-gelar-maskapai-bintang-5.page?
  72. ^ "Untuk Keempat Kalinya, Garuda Indonesia Kembali Dinobatkan sebagai "World's Best Cabin Crew"". Garuda Indonesia. 20 Juni 2017. Diakses tanggal 22 Juni 2017. 
  73. ^ http://www.air-journal.fr/2015-03-03-aeroflot-partage-avec-garuda-indonesia-plonge-dans-le-rouge-5138597.html
  74. ^ Centre for Aviation: Garuda Indonesia & Aeromexico poised to become first Southeast Asia-Latin America codeshare partner
  75. ^ Air France increases cooperation with Garuda Indonesia
  76. ^ Garuda Indonesia dan Air Niugini Buka Jalur Penerbangan
  77. ^ http://www.ch-aviation.com/portal/news/37974-air-timor-partners-garuda-for-indonesia-flights
  78. ^ Bangkok Airways and Garuda Indonesia announce Codeshare Agreement
  79. ^ ANA and Garuda Indonesia agree comprehensive partnership
  80. ^ Garuda Indonesia and China Airlines sign MOU
  81. ^ China Southern Airlines & Garuda Indonesia ink new code share pledge; carriers to offer new services nn Jakarta/Guangzhou run
  82. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/kerjasama-komersial-garuda-indonesia-dan-czech-airlines.page?
  83. ^ Garuda Indonesia - Delta Air Lines jalin kerjasama
  84. ^ Garuda Indonesia signs codeshare with Etihad Airways
  85. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/hongkong-airlines-and-garuda-indonesia-enter-a-codeshare.page?
  86. ^ Shipping Online:Korean Air expands codeshare with Garuda Indonesia Airlines
  87. ^ Partners of Kenya Airways
  88. ^ KLM expands Garuda s codeshare service to Australia in S14
  89. ^ http://indo-aviation.com/2015/05/12/garuda-jalin-kerja-sama-codeshare-dengan-lot-polish-airlines/
  90. ^ Malaysia Airlines resumes codeshare agreement with Garuda Indonesia
  91. ^ Garuda Indonesia, MAI sign code share agreement
  92. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/ga-laksanakan-kerjasama-codeshare-dengan-oman-air.page?
  93. ^ PAL, Garuda start code-sharing scheme
  94. ^ Garuda Indonesia/Royal Brunei begins codeshare service
  95. ^ Codeshare partners of Singapore Airlines
  96. ^ http://indo-aviation.com/2014/09/20/garuda-akan-kerja-sama-dengan-tap-portugal-pada-rute-jakarta-lisbon/
  97. ^ Code share between Turkish Airlines and Garuda Indonesia
  98. ^ Codeshare flights of Vietnam Airlines
  99. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/03/garuda-dan-pelni-kerjasama-sediakan-paket-wisata-ke-karimunjawa/
  100. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Fleet Revitalization
  101. ^ "Garuda Indonesia Alihkan 2 Unit Pesawat ke Citilink - Market Bisnis.com". 1 February 2019. Diakses tanggal 5 February 2019. 
  102. ^ "Indonesia's Garuda cancels 49-plane Boeing 737 order after crashes". AFP. 2019-03-22. Diakses tanggal 2019-03-22. 
  103. ^ "Garuda Indonesia to lease two B737-800 freighters from GECAS". Ch–Aviation. 2019-10-18. 
  104. ^ "Garuda Indonesia". Garuda Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 May 2013. Diakses tanggal 17 June 2013. 
  105. ^ https://www.flightglobal.com/news/articles/picture-garuda-indonesia-retires-last-boeing-747-40-441955/
  106. ^ "Garuda PK-GIB (McDonnell Douglas DC-10 - MSN 46919) | Airfleets aviation". www.airfleets.net. Diakses tanggal 2015-07-23. 
  107. ^ Tempo Interaktif Pilot Garuda Diduga Meninggal Karena Serangan Jantung
  108. ^ Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA
  109. ^ Penumpang Garuda Indonesia meninggal di udara
  110. ^ http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/03/nj76e6-pesawat-garuda-indonesia-tergelincir-di-bandara-lombok

Pranala luar

  • (Inggris) Armada Indonesian Airlines