Transjakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibu kota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (230,9 km), serta memiliki 243 stasiun BRT (sebelumnya disebut halte) yang tersebar dalam 13 koridor (jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam di sebagian koridornya.[1]
Transjakarta dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional Transjakarta (Pramudi, petugas bus, petugas stasiun BRT, dan petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang.[2] Jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012, Jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang.[3]
Pada tahun 2011, sistem ini mencapai kinerja puncak tahunan dengan bus membawa 114,7 juta penumpang dan kemudian pada tahun-tahun berikutnya jumlahnya menurun dan pada tahun 2014, bus membawa 111,6 juta penumpang, sementara pada tahun 2015 melayani 102,95 juta penumpang. Pada 2016, rekor baru 123,73 juta penumpang tercapai.[4][5] Biaya ongkosnya tetap Rp3.500 per penumpang sejak awal beroperasi.[6]
Transjakarta memiliki sistem BRT terpanjang di dunia (230,9 km panjangnya) pada tahun 2017,[7] dengan 13 koridor utama dan 10 rute lintas koridor.[8] Tiga koridor lagi dijadwalkan dimulai pada tahun 2014 atau 2015 dan sebagian akan meningkat sedangkan koridor yang ada berada pada tingkat dasar.[9] Selain itu ada 18 rute pengumpan yang terus melewati akhir busway eksklusif ke kota-kota di sekitar Jakarta dan menggunakan bus khusus yang memungkinkan untuk naik di tingkat dasar atau platform stasiun Transjakarta. Transjakarta memiliki total 80 rute (koridor, lintas Route & feeder route) pada akhir 2016.[10] Peningkatan yang signifikan dari 41 rute pada tahun 2015. Sementara TransJakarta mengontrak 1.056 bus pada tahun 2016 dan juga meningkat secara signifikan dari 605 bus pada tahun 2015.[11] Transjakarta memiliki lebih dari 1.500 bus dalam tiga bulan pertama 2017 dan menargetkan memiliki 3.000 bus pada akhir tahun.[12]
Pada 10 November2014, Transjakarta meluncurkan logo barunya dan diresmikan oleh Plt. Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Logo baru itu berupa sebuah lingkaran berwarna biru tua dengan dua garis diagonal berwarna putih. Di sebelah lingkaran terdapat tulisan "Transjakarta" yang dengan dua warna, kata "Trans" menggunakan biru muda, sedangkan kata "Jakarta" menggunakan biru tua[13]. Selain perubahan warna, huruf J pada kata tersebut memiliki kaki lebih panjang yang ditarik ke bagian bawah kata "Trans" dengan gradasi warna biru tua ke biru muda. Logo tersebut merupakan karya Fakhri Azmi, 20 tahun, pemenang lomba desain logo Transjakarta yang diikuti 2.250 peserta[14].
Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (USAID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI-CTS).[15]
Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari2004, ditandai dengan peresmian Koridor 1, dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.[6]
Beberapa pengembangan pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan supir bus yang terbuka bagi perempuan, perbaikan sarana-prasarana bus dan stasiun BRT, pemberlakuan zona khusus perempuan[16][17][18], penempatan petugas di dalam bus[19], sterilisasi jalur Transjakarta dengan portal manual maupun otomatis[20][21][22], uji coba sistem contra-flow (jalur Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur umum yang bersinggungan)[23][24], serta pelayanan bagi pengguna penyandang cacat dengan nama "Transjakarta Cares".[25][26]
Transportasi penunjang Transjakarta terus diupayakan. Jalur bus pengumpan (feeder busway) juga dioperasikan pada tahun 2011 di tiga wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan Tanah Abang[41], namun ditutup pada bulan Desember 2012 karena operator menganggap rute-rute tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian.[42] Saat ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas bus pengumpan yang beroperasi di dalam kota maupun di daerah perbatasan.
Pada tanggal 21 April2016, bertepatan dengan Hari Kartini, PT Transportasi Jakarta meluncurkan bus khusus perempuan. Ada dua bus khusus perempuan yang diluncurkan. Bus tersebut berwarna putih-merah muda dan hanya beroperasi di Koridor 1 saja. Sesuai dengan namanya bus tersebut hanya bisa dinaiki oleh pengguna perempuan saja dan bus tersebut dikemudikan oleh pramudi perempuan.[43][44]
Armada
Jenis bus
Bus Transjakarta Scania K320IA body Laksana Cityline 2 yang digunakan di Koridor 1, 5 dan 9A (TJ) serta Koridor 2, 2A, 3, 7C, 8, 9, 9B, 9C dan 10 (MB)Bus Toyota Dyna 110FT (eks-Kopaja AC) milik Kopaja yang melayani rute pengumpanArmada bus gandeng Zhongtong Bus bewarna merah-kuning yang digunakan di Koridor 1 dan 8 (DAMRI) serta Koridor 9 (TJ)Bus Gandeng Yutong yang melayani koridor 9 dan 10
Transjakarta dioperasikan dengan menggunakan bus sebanyak 669 unit bus[45][46], terdiri dari bus tunggal dan bus gandeng.
Bus yang digunakan sebagai armada angkutan Transjakarta adalah:[47]
Koridor 1
Bus Gandeng Zhongtong LCK6180GC Oranye-merah (DAMRI)
Bus Gandeng Scania K320IA putih-biru muda (TJ + MB)
Bus Gandeng Scania K340IA Putih-biru muda (TJ)
Bus Mercedes Benz OH 1526 Putih-biru dan TJ Vintage Edition (TJ)
Bus Mercedes Benz OH 1526 , Bus khusus wanita, Putih-merah muda (TJ)
Bus Mercedes Benz OH 1626 AT ,Putih-biru tua dan PPD Vintage Edition (TJ)
Bus Scania Maxi K310IB 6×2 (MYS)
Bus Volvo Maxi B11R 6×2 (SAF)
Koridor 2
Bus Gandeng Scania K320IA , Putih-biru muda (MB)
Bus Scania Maxi K310IB 6×2 (MYS)
Bus Mercedes Benz OH 1626 MT putih-biru tua (PKT)
Bus Mercedes Benz OH 1626 AT putih-biru tua (MYS)
Koridor 3
Bus Gandeng Scania K320IA Putih-biru muda (MB)
Bus Scania Maxi K310IB 6×2 (MYS)
Bus Mercedes Benz OH 1626 AT ,putih-biru tua (MYS)
Koridor 4
Bus Hino RK8JSKA biru (PPD)
Bus Scania Maxi K310IB 6×2 (MYS)
Bus Volvo Maxi B11R 6×2 (SAF)
Bus Mercedes Benz OH1626 AT putih-biru tua (MYS)
Koridor 5
Bus Gandeng INKAInobus ATC 320 Series oranye-merah (DAMRI)
Bus Zhongtong LCK6180GC oranye-merah (TJ+DAMRI)
Bus Hino RK8JSKA biru (PPD)
Bus Mercedes Benz OH-1526,Putih-biru muda (TJ)
Bus Mercedes Benz OH-1626 Putih-biru tua (TJ)
Bus Gandeng Scania K320IA putih-biru muda (TJ)
Bus Mercedes OC 500 RF 2542 dengan livery khas Ancol (TJ)
Ke depannya, transjakarta akan menggunakan bus buatan Hino, Scania K320IA Euro 6, AAI Komodo Euro 5, Foton BJ6180CTD, Mercedes-Benz O500MA 2831 CNG, bus buatan PT Inka Inobus SGL 290 (4x2) A/T Series dan Inobus ATC 340 Euro 5 Series serta beberapa merk lainnya yang akan menggunakan BBG.[51][52] Tidak hanya itu, transjakarta juga akan mengoperasikan bus diesel maxi lantai tinggi bermerek Volvo B11R, Scania K310IB 6x2,dan MAN RR4 sepanjang 13,5 meter agar dapat menampung penumpang lebih banyak.[53][54][55][56] Kedepannya juga diwacanakan akan ada bus diesel berlantai rendah merek Scania K250UB dan Mercedes-Benz O 500 U 1726 untuk dapat mengakomodasi penyandang disabilitas.[57][58][59][60][61] Selain itu, bus berlantai rendah tersebut juga akan digunakan selama ajang Asian Games 2018 di Jakarta.[59][60] Terkait beroperasinya bus berlantai rendah ini juga akan seiring dengan revitalisasi stasiun BRT, trotoar, dan bus kota Jakarta agar lebih ramah terhadap penyandang disabilitas.[62][63]
Putih-Biru Tua (MYS-18198~MYS-18199, MYS-18201~MYS-18202 Livery Vintage Hijau)
Diesel
Trans Swadaya (TSW)
Mitsubishi Colt FE84G
TSW-001
Putih-Biru Tua
Diesel
TSW-002~TSW-100
Putih-Oranye
Diesel
PT Pahala Kencana (PKT)
Mercedes Benz OH 1626 M/T
PKT-101~PKT-115
Putih-Biru Tua
Diesel
PT Steady Safe, Tbk. (SAF)
Volvo B11R A/T
SAF-001~SAF-128
Putih-Biru Tua
Diesel
Spesifikasi umum
Semua bus Transjakarta (kecuali bus Amari, bus Mercedes Benz OH-1526,Bus Hino RK hibah Kemenhub, bus Toyota Dyna, Hino TJSB , dan Scania K310IB yang berbahan bakar diesel/biodiesel) berbahan bakar gas (BBG) jenis CNG, dan diisi di SPBG tertentu. Bus-bus ini dibuat dengan menggunakan material tertentu. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat (di bus tertentu).[64]
Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari stasiun BRT Transjakarta (juga dikenal dengan sebutan shelter, sebelumnya dikenal sebagai halte Transjakarta). Bus koridor 2, koridor 3, bus Amari dan Andini memiliki satu pasang pintu yang terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus tunggal memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri.[65]
Pintu bus menggunakan 2 sistem yaitu sistem lipat dan sistem geser otomatis yang dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Mekanisme pembukaan pintu pada bus-bus tertentu (armada produksi tahun 2006-2009, armada PPD, serta bus gandeng Lorena) telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser.[65]
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan stasiun BRT yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Namun pada bus bus baru (kecuali Hino TJSB) hanya menggunakan bahasa Indonesia tetapi berbunyi dua kali. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, GPS, serta fitur lainnya (terdapat di bus baru). Setiap bus menampilkan informasi mengenai bus yang sedang beroperasi (Kode bus, himbauan kepada pengguna, dan call center Transjakarta).[65]
Untuk antisipasi hal-hal darurat dan dalam rangka mendukung kenyamanan dan keamanan, pada tiap bus telah dilengkapi dengan alat pemecah kaca yang tersedia di beberapa bagian pada tiap bus, tombol darurat di atas pintu bus, pintu darurat (bus tertentu), serta CCTV yang terhubung dengan layar yang berada di dashboard pengemudi bus (terdapat di bus bus baru).[65]
Pada bulan Agustus 2011, operator Transjakarta memasang kamera pada satu bus untuk masa percobaan. Rencananya adalah memasang empat kamera di setiap bus secara bertahap dalam upaya memperbaiki layanan seperti memberi tahu penumpang yang menunggu bus tentang seberapa padatnya bus yang ditempuh, dan untuk mencegah pelecehan seksual terhadap layanannya.[66]
Sampai tahun 2017, Transjakarta memiliki 13 dari 15 koridor utama yang direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta.[67][68]
Koridor 13 ditukar menjadi koridor 15 (dan sebaliknya, berubah dari perencanaan awal), mengingat kondisi jalur Ciledug-Tendean (15) lebih siap untuk dibangun ketimbang jalur Kalimalang (13).[71]
Mulai koridor 13 hingga 15, jalur TransJakarta akan dibangun elevated (layang)
Stasiun BRT koridor 1 dikurangi menjadi 17 stasiun BRT karena adanya proyek MRT.
Stasiun BRT Pluit untuk koridor 12 DITUTUP sehingga koridor 12 hanya melayani sampai stasiun BRT Penjaringan kemudian langsung ke Stasiun BRT Landmark Pluit.
Rute lintas koridor dan rute ekspres
Selain 13 koridor utama, PT Transportasi Jakarta (sebelumnya bernama BLU Transjakarta) juga membuat rute lintas koridor dan rute ekspres pada beberapa koridor utama, untuk memudahkan pengguna yang ingin menghindari transit selama perjalanan dan mengurangi kepadatan pada jam sibuk. Operasional rute lintas koridor dan rute ekspres dimulai pada 1 November2007.
Mulai 23 Oktober2017, PT Transportasi Jakarta melakukan modifikasi beberapa rute bus yang melintasi area proyek pembangunan infrastruktur untuk menghindari kemacetan yang terjadi di sekitar proyek tersebut. Ada dua jenis layanan modifikasi rute, yaitu layanan lintas dan layanan ekspres. Rute dengan layanan ekspres akan melintasi jalur tol untuk menghindari area proyek infrasktruktur. Sementara rute dengan layanan lintas akan menggunakan jalur koridor lain yang masih steril untuk menghindari area macet di proyek infrastruktur.[72][73][74]
(*) hanya beroperasi pada hari kerja (Senin-Jumat).
(**) hanya beroperasi pada akhir pekan (Sabtu-Minggu).
(***) hanya beroperasi jika terdapat event di PRJ.
(****) hanya berlaku satu arah.
(*****) beberapa bus ada yang mengakhiri perjalanan di Puri Beta 2 dan ada juga yang mengakhiri perjalanan di CBD Ciledug.
Angkutan Malam Hari (Amari) dan Angkutan Dini Hari (Andini)
Amari dan Andini adalah layanan Transjakarta yang tersedia setiap malam (22.00-05.00 WIB) dan hanya berhenti pada stasiun BRT tertentu yang dekat dengan pusat keramaian atau perumahan. Per 6 Mei 2015, ada 7 koridor yang melayani Amari dan Andini. Mulai 11 Januari 2016, Amari/Andini berhenti di setiap stasiun BRT Transjakarta.[75][76][77]
Koridor
Rute
Mulai beroperasi
Blok M – Kota
1 Juni 2014
Pulogadung 1 – Harmoni
Sentral
6 Mei 2015
Kalideres – Pasar Baru
1 Juni 2014
Pulogadung 2 – Dukuh Atas 2
Agustus 2018
Ancol – Kampung Melayu – PGC
6 Mei 2015
Ragunan – Harmoni
12 Juli 2016
Kampung Rambutan – Harmoni
12 Juli 2016
Lebak Bulus – Harmoni
23 Juli 2016
PGC – Pluit
1 Juni 2014
Tanjung Priuk – PGC 2
6 Mei 2015
Pulogebang - Pulogadung (via Rawamangun)
Januari 2017
Stasiun BRT
Fasilitas stasiun BRT
Stasiun BRT Harmoni Central Busway dilihat dari jembatan penyeberanganBus sedang memasuki stasiun BRT Blok MJembatan penyebrangan akses masuk stasiun BRT Tegalan (Gramedia) Matraman.
Stasiun BRT Transjakarta (sebelum 4 September 2016 disebut sebagai Halte Transjakarta/Busway) didesain berbeda dari halte angkutan umum lainnya. Ketinggian platform (lantai stasiun BRT) yang diatur setinggi 110 cm dari permukaan jalan, menyesuaikan dengan tinggi pintu bus. Letak stasiun BRT Transjakarta umumnya berada di tengah jalan, kecuali jalan satu arah dan jalan dengan area pembatas jalan yang minim. Akses masuk stasiun BRT yang berada di tengah jalan menggunakan jembatan penyeberangan yang dibuat landai dan terbuat dari alumunium dan baja (kecuali jembatan penyeberangan yang sudah ada sebelumnya) atau disediakan tempat penyebrangan yang biasanya terletak dekat lampu lalu lintas atau dibuat zebra cross. Stasiun BRT yang berada di pinggir jalan dilengkapi dengan halte angkutan umum disamping stasiun BRT Transjakarta.[78]
Kondisi stasiun BRT Harmoni Sentral saat hari kerja.
Kontruksi stasiun BRT didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Untuk beberapa koridor, konstruksi lantai stasiun BRT menggunakan beton (stasiun BRT baru). Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi stasiun BRT. Lantai stasiun BRT dibuat dari pelat baja. Pintu stasiun BRT menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di stasiun BRT namun banyak yang tidak berfungsi. Di dalam stasiun BRT disediakan tempat duduk, tempat sampah (bus tertentu), Wi-Fi gratis (di stasiun BRT tertentu), dan papan informasi mengenai rute Transjakarta ataupun lainnya.[78]
Beberapa stasiun BRT memiliki karakteristik tersendiri, terutama stasiun-stasiun transit. Stasiun BRT Harmoni Sentral serta beberapa stasiun BRT setelahnya hingga stasiun BRT Glodok, berdiri di atas aliran Sungai Ciliwung, yang membuatnya ditompang dengan baja berukuran besar yang melintang di atas aliran air. Untuk titik transit yang tidak berada dalam 1 stasiun BRT (2 stasiun BRT yang berbeda koridor namun berdekatan), disediakan jembatan akses transit yang dikhususkan untuk pengguna Transjakarta.[78]
Pada 13 koridor Transjakarta, terdapat beberapa stasiun BRT yang melayani lebih dari 1 koridor. Berikut ini adalah daftar stasiun BRT transit utama yang beroperasi pada 13 koridor.
Untuk stasiun BRT Pulogadung 1 dan Pulogadung 2 meski berada di tempat yang sama, tapi stasiun BRT ini tidak saling terintegrasi langsung. Jadi, jika melakukan transit di stasiun BRT ini dari koridor 2 menuju koridor 4 atau sebaliknya, harus kembali melakukan tap-in di gate dan melakukan pembayaran kembali.
Layanan pengumpan
Pengumpan perbatasan
Mulai 25 April2016, PT Transportasi Jakarta mengoperasikan rute ke 5 kota penyangga. Pada awal pengoperasiannya Transjakarta mula-mula melayani Kota Bekasi dan Kota Depok, sedangkan rute ke Kota Tangerang dioperasikan pada tanggal 26 Mei2016, dan rute ke Kota Tangerang Selatan dioperasikan pada tanggal 6 Juni2016. Rute ke Kota Bogor masih dalam tahap kajian rute dan akan dioperasikan secara bertahap, namun belum bisa dilayani karena subsidinya terlalu besar.[79] Berbeda dengan TransJabodetabek, tarif bus Transjakarta ke kawasan penyangga ini sama seperti tarif Transjakarta pada umumnya, yakni Rp3.500,00, dan tidak dikenakan biaya tambahan pada saat berhenti di halte busway maupun pada saat memasuki kawasan penyangga.[80][81] Mulai tanggal 26 Mei2016, Transjakarta mulai melayani rute ke Kota Tangerang dengan rute Poris Plawad–Pasar Baru dan Poris Plawad–Bundaran Senayan.[82][83] Mulai 6 Juni2016, rute Transjakarta ke Kota Tangerang Selatan telah dioperasikan dengan rute Ciputat–Bundaran HI (Tosari) dan BSD City–Slipi.[84] Mulai 20 Juni2016, Transjakarta mengoperasikan rute Terminal Depok–BNN sebagai pengganti Transjabodetabek Depok–Grogol yang sudah tidak beroperasi sejak beberapa bulan yang lalu.[85]
Penumpang yang akan naik dari kawasan penyangga tidak melalui halte, tetapi menunggu di pinggir jalan yang terdapat papan bergambar bus bertuliskan, "STOP, bus pengumpan Transjakarta". Penumpang hanya diizinkan untuk naik dan turun di titik angkut yang telah ditentukan.
Summarecon Mal Bekasi → Jl. Boulevard Ahmad Yani → Jl. Jend. A. Yani → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Halim PK → Jl. MT. Haryono → Koridor 9 (Cawang UKI → BNN → Cawang Ciliwung → Cikoko St.Cawang → Tebet BKPM → Pancoran Tugu → Pancoran Barat → Tegal Parang → Kuningan Barat → Gatot Subroto Jamsostek → Gatot Subroto LIPI → Semanggi) → Koridor 1 (Karet → Dukuh Atas → Tosari).
Rute Transjakarta Summarecon Bekasi – Tanjung Priok:
Summarecon Mal Bekasi → Jl. Boulevard Ahmad Yani → Jl. Jend. A. Yani → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono (arah Tanjung Priok) → Pisangan/Jatinegara (arah Tanjung Priok) → Jl. DI. Panjaitan (arah Bekasi) → Jl. Laksamana Yos Sudarso → Koridor 10 (Cawang Sutoyo (arah Bekasi) → Penas Kalimalang (arah Bekasi) → Cipinang Kebon Nanas (arah Bekasi) → Pedati Prumpung → Stasiun Jatinegara 1 → Ahmad Yani Bea Cukai → Utan Kayu Rawamangun → Pemuda Pramuka → Kayu Putih Rawasari → Pulomas Bypass → Cempaka Putih → Cempaka Mas 2 → Yos Sudarso Kodamar → Sunter Kelapa Gading → Plumpang Pertamina → Walikota Jakarta Utara → Permai Koja → Enggano → Tanjung Priok).
Rute Transjakarta Bekasi – Grogol 2:
Terminal Bekasi → Jl. Ir. H. Juanda → Jl. H. Mulyadi Joyomartono → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Halim PK → Jl. MT. Haryono → Koridor 9 (Cawang UKI → BNN → Cawang Ciliwung → Cikoko St.Cawang → Tebet BKPM → Pancoran Tugu → Pancoran Barat → Tegal Parang → Kuningan Barat → Gatot Subroto Jamsostek → Gatot Subroto LIPI → Semanggi → Senayan JCC → Slipi Petamburan → Slipi Kemanggisan → RS Harapan Kita → S. Parman Podomoro City → Grogol 2).
Rute Transjakarta Bekasi – Juanda:
Terminal Bekasi → Jl. Ir. H. Juanda → Jl. H. Mulyadi Joyomartono → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Halim PK → Jl. MT. Haryono → Koridor 7 (Cawang UKI → BNN → Cawang Otista → Gelanggang Remaja → Bidara Cina → Kampung Melayu (arah Pasar Baru)) → Koridor 5 (Jatinegara RS Premier (arah Bekasi) → Pasar Jatinegara (arah Bekasi) → Kebon Pala → Slamet Riyadi → Tegalan → Matraman 1 → Salemba Carolus → Salemba UI → Kramat Sentiong NU → Pal Putih → Senen Sentral → Budi Utomo (arah Pasar Baru)) → Koridor 3 (Juanda).
Rute Transjakarta Harapan Indah - Pulo Gebang:
Koridor 2 (Pasar Modern Harapan Indah → Tanah Apit (arah Pulo Gebang) → Gerbang Harapan Indah → Ujung Menteng → Bekasi Pulogebang) → Jl. Bekasi Raya → Jl. Cakung Cilincing → Jl. Sentra Primer Timur → Koridor 11 (Pulo Gebang).
Terminal Poris Plawad → Jl. Benteng Betawi → Jl. Jend. Sudirman → Jl. MH Thamrin → Kebon Nanas → Jalan Tol Jakarta-Tangerang → Rest Area Cipondoh → Gerbang Tol Kebon Jeruk → Koridor 9 (S. Parman Podomoro City (arah Pasar Baru) → Grogol 2 (arah Pasar Baru)) → Koridor 8A (Tomang Mandala → RS Tarakan → Petojo) → Koridor 3 (Pecenongan → Juanda).
Rute Transjakarta Tangerang – Bundaran Senayan:
Terminal Poris Plawad → Jl. Benteng Betawi → Jl. Jend. Sudirman → Jl. Teuku Umar → Jl. Imam Bonjol → Jalan Tol Jakarta-Tangerang → Rest Area Cipondoh → Gerbang Tol Kebon Jeruk → Koridor 9 (RS Harapan Kita → Slipi Kemanggisan → Slipi Petamburan→ Senayan JCC) → Koridor 1 (Gelora Bung Karno → Bundaran Senayan).
Tangerang Selatan
S21
Ciputat – Tosari
12
PPD
S11
BSD City – Grogol 2
2
PPD/MYS
S22
Ciputat – Kampung Rambutan
2
PPD
1Q
Rempoa – Blok M
3
TSW
Rute Transjakarta Ciputat – Tosari:
Pool PPD Ciputat → Jl. R.E. Martadinata → Jl. Dewi Sartika → Jl. Ir. H. Juanda → Koridor 8 (Lebak Bulus (arah Ciputat) → Pondok Pinang (arah Tosari) → Pondok Indah 1 → Pondok Indah 2) → Jl. Margaguna → Jl. Radio Dalam → Jl. Ahmad Dahlan → Jl. Gandaria Tengah → Jl. Melawai Raya → Koridor 1 (Masjid Agung → Bundaran Senayan → Gelora Bung Karno → Polda Metro Jaya → Bendungan Hilir → Karet → Dukuh Atas 1 → Tosari).
Rute Transjakarta BSD City – Grogol 2:
Giant BSD City → Jl. Kapten Soebijanto Djojohadikusumo → Jl. Pahlawan Seribu → Jl. Raya Serpong → Jl. MH Thamrin → Kebon Nanas → Jalan Tol Jakarta-Tangerang → Koridor 9 (S. Parman Podomoro City → Grogol 2).
Rute Transjakarta Ciputat – Kampung Rambutan:
Pool PPD Ciputat → Jl. R.E. Martadinata → Jl. Dewi Sartika → Jl. Ir. H. Juanda → Koridor 8 (Lebak Bulus (arah Ciputat) → Pondok Pinang (arah Kp. Rambutan)) → Jl. TB Simatupang (arah Kp. Rambutan) → Jl. RA Kartini (arah Ciputat) → Koridor 7 (Flyover Raya Bogor → Tanah Merdeka (arah Ciputat) → Kampung Rambutan ).
Rute Transjakarta Rempoa – Blok M:
Rempoa (R.C. Veteran & Rempoa Permai Raya) → Jl. RC. Veteran Raya → Jl. Bintaro Raya → Jl. Bendi Besar (arah Blok M) → Jl. Bendi Utama (arah Blok M) → Jl. Bendi Raya (arah Blok M) → Jl. Ciputat Raya → Jl. Baru (arah Blok M) → Jl. Ciledug Raya (arah Blok M) → Jl. Cendrawasih Raya (arah Rempoa) → Jl. Sultan Iskandar Muda (arah Rempoa) → Koridor 8 (Tanah Kusir Kodim (arah Rempoa) → Kebayoran Lama Bungur (arah Rempoa)) → Jl. Kyai Moh. Syafil Hadzami (arah Rempoa) → Jl. Taman Gandaria (arah Rempoa) → Jl. Gandaria 1 (arah Rempoa) → Jl. Gandaria 3 (arah Rempoa) → Jl. Kyai Maja → Jl. Bumi (arah Blok M) → Jl. Pakubuwono VI (arah Blok M) → Jl. Kramat II (arah Blok M) → Jl. Teuku Nyak Arief (arah Blok M) → Jl. Bulungan (arah Rempoa) → Jl. Panglima Polim Raya → Jl. Sunan Kalijaga (arah Rempoa) → Jl. Palatehan (arah Rempoa) → Jl. Palatehan 2 (arah Rempoa) → Jl. Sultan Hasanuddin (arah Rempoa) → Koridor 1 (Blok M).
RoyalTrans
Mulai 12 Maret2018, Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) dan PT Transportasi Jakarta mengoperasikan layanan RoyalTrans sebagai bagian dari penerapan penjatahan ganjil-genap di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Pengoperasian layanan tersebut merupakan bagian dari program TransJabodetabek Premium yang dijalankan oleh BPTJ. Bus tersebut berjalan di lajur khusus angkutan umum (bahu jalan) jalan tol. Berbeda dengan bus Transjakarta lainnya, bus ini tidak menaikkan penumpang di stasiun BRT dan memiliki tarif Rp20.000,00, serta memiliki fasilitas Wi-Fi, pengisi daya USB, TV, tempat botol minum di setiap kursi penumpang, dan kursi yang bisa diatur sesuai dengan keinginan (reclining seat). Pada titik-titik keberangkatan terdapat kantong parkir bagi warga yang ingin menggunakan angkutan umum dengan tarif parkir flat Rp10.000,00 hanya dengan cukup menunjukkan karcis TransJabodetabek Premium/RoyalTrans.[86][87][88]
RoyalTrans Menggunakan Armada Mercedes Benz OF 917 (TJ)
Berikut ini adalah rute-rute yang dilayani oleh RoyalTrans.
Terminal Bekasi → Jl. Ir. H. Juanda → Jl. H. Mulyadi Joyomartono → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta → Jl. MT. Haryono → Jl. Prof. DR. Soepomo → Jl. Dr. Saharjo → Jl. Minangkabau → Jl. Sultan Agung → Koridor 4 (arah Tebet) (Manggarai).
Rute RoyalTrans Bekasi – Kalideres:
Terminal Bekasi → Jl. Ir. H. Juanda → Jl. H. Mulyadi Joyomartono → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta → Jl. S. Parman → Jl. Daan Mogot → Koridor 3 (arah Kalideres) (Indosiar → Taman Kota → Jembatan Gantung → Dispenda → Jembatan Baru → Rawa Buaya → Sumur Bor → Pesakih → Kalideres).
Cibubur Junction → Jl. Jambore → Jalan Tol Jagorawi → Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta → Jl. Jend. Gatot Subroto → Koridor 9 (Semanggi (arah Cibubur) → Gatot Subroto LIPI (arah Cibubur)) → Koridor 1 (Gelora Bung Karno → Bundaran Senayan → Masjid Al-Azhar → Blok M)
Keterangan:
Berhenti di stasiun BRT hanya untuk bus yang menuju arah Jakarta, untuk arah sebaliknya bus tidak berhenti di stasiun BRT.
Tidak menaikkan penumpang di stasiun BRT.
Beroperasi setiap hari kerja (Senin-Jumat) pada pukul 05.00-09.00 WIB dan pada pukul 17.00-20.00 WIB.
MetroTrans/MiniTrans
Bus MetroTrans
Selain pengumpan di wilayah perbatasan, PT Transportasi Jakarta juga mengoperasikan pengumpan bus Transjakarta yang wilayah jangkauannya terletak di sekitar Jakarta. Semua armada bus pengumpan Transjakarta menggunakan bus sedang Toyota Dyna 110FT (eks-Kopaja AC) yang pengadaannya dilakukan oleh Kopaja, ada juga beberapa bus pengumpan yang menggunakan bus Hino RK8 R260 berwarna kuning-merah yang pengadaannya dilakukan oleh PT Transportasi Jakarta sendiri, ada juga yang menggunakan bus bantuan dari Kementerian Perhubungan dengan tipe bus Hino RK8 R260 berwarna biru dari operator PPD,[89][90] dan Scania K250UB Low Entry dan Mercedes-Benz O 500 U 1726 untuk rute MetroTrans.
Penumpang yang akan naik dari kawasan yang tidak ada stasiun BRT-nya tidak melalui halte, tetapi menunggu di pinggir jalan yang terdapat papan bergambar bus bertuliskan, "STOP, bus pengumpan Transjakarta". Penumpang hanya diizinkan untuk naik dan turun di titik angkut yang telah ditentukan.
Dan berikut ini daftar rute-rute MetroTrans dan MiniTrans yang beroperasi dan rute rute yang masih dalam rencana.
(*) hanya beroperasi pada hari kerja (Senin-Jumat).
(**) hanya beroperasi pada akhir pekan (Sabtu-Minggu).
(***) beroperasi pada hari tertentu saja.
Pengumpan PRJ Kemayoran
Mulai 22 Mei2018, PT Transportasi Jakarta membuka rute pengumpan PRJ Kemayoran yang hanya beroperasi ketika ada event di Jakarta International Expo. Adapun rute-rutenya adalah sebagai berikut:[91][92][93]
Selain itu, PT Transportasi Jakarta juga menyediakan bus pengumpan di stasiun kereta api KRL Jabodetabek agar penumpang KRL tidak kesulitan untuk berganti moda transportasi.[94] Bus pengumpan tersebut telah beroperasi di Stasiun Tebet, Stasiun Palmerah, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Tanahabang. Stasiun lainnya direncanakan akan dilayani oleh Transjakarta Feeder pada tahun 2016-2017.[95]
Mulai tanggal 28 Desember2016, PT Transportasi Jakarta mengujicobakan rute pengumpan stasiun KRL baru dengan rute Stasiun Bekasi–Pulo Gebang untuk meningkatkan pelayanan transportasi bagi masyarakat Kota Bekasi dan Jakarta. Selain itu rute tersebut juga berguna untuk pengguna jasa KRL Commuter Line dan kereta api jarak jauh untuk menuju ke Terminal Pulo Gebang.[96]
(*) mengalami perpendekan rute pada pukul 08:00 - 18:00 menjadi Iskandar Muda - Pasar Tanah Abang
(**) hanya beroperasi pada akhir pekan (Sabtu-Minggu).
(***) hanya beroperasi pada hari kerja
Pengumpan rumah susun
Selain itu, PT Transportasi Jakarta juga menyediakan angkutan bus pengumpan gratis menuju 10 rusunawa bagi pemegang KTP rusunawa.[98][99] Bagi yang tidak memiliki KTP rusun dikenakan tarif Rp.3.500,-.
Nomor
Rute
Jurusan
Koridor yang terintegrasi
Operator
1
1D
Rusun Karang Anyar - Kota
TSW
2
2E
Rusun Rawa Bebek – Pakin (via Tol Pelabuhan)
KAJ
3
2F
Rusun Cakung Barat – Pulo Gadung
KAJ
4
2H
Rusun Jati Rawasari - Senen
TSW
5
3A
Rusun Pesakih – Kalideres (via Masjid Agung Hasyim Ashari)
TJ
6
3B
Rusun Flamboyan – Kalideres
TSW
7
3C
Rusun Kapuk Muara – Kalideres
KAJ
8
4E
Rusun Jatinegara Kaum – Pulo Gadung
KAJ
9
9F
Rusun Tambora – Pluit – Latumenten
KAJ
10
10A
Rusun Marunda – Tanjung Priok
KAJ
11
10B
Rusun Cipinang Besar Selatan – Penas Kalimalang
KAJ
12
11B
Rusun Rawa Bebek – Penggilingan
KAJ
13
11C
Rusun Pinus Elok – Rusun Pulo Gebang
KAJ
14
11J
Rusun Komarudin – Penggilingan
KAJ
15
11K
Rusun Rawa Bebek – Bukit Duri
KAJ
16
11N
Rusun Cipinang Muara – Stasiun Jatinegara 2
KAJ
17
11P
Rusun Pondok Bambu - Radin Inten
KAJ
18
12C
Rusun Muara Baru – Penjaringan
KAJ
19
12D
Rusun Sukapura – Sunter Kelapa Gading
KAJ
20
12F
Rusun Marunda – Rusun Waduk Pluit (via Tol Pelabuhan)
KAJ
21
12H
Rusun Penjaringan - Penjaringan
TSW
Layanan bus gratis
Pada tahun 2016, PT Transjakarta meluncurkan layanan bus gratis dengan rute Bundaran Senayan – Harmoni pp. untuk warga DKI Jakarta yang terkena imbas pelarangan sepeda motor di Jl. MH. Thamrin. Bus tersebut berjalan di jalur reguler bukan di jalur BRT seperti biasanya.[100][101][102]
Mulai 22 Desember2017, PT Transportasi Jakarta membuka rute bus gratis baru dengan nama "Tanah Abang Explorer" yang hanya mengitari daerah Tanah Abang. Pembukaan rute tersebut merupakan bagian dari penataan kawasan Tanah Abang dengan menutup ruas Jalan Jatibaru dari akses kendaraan dan diperuntukkan untuk pedagang kaki lima. Layanan bus tersebut beroperasi mulai pukul 08.00-15.00 WIB.[103][104]
Berikut ini daftar rute-rute layanan bus gratis yang dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta.
Sebelum program OK Otrip berjalan, pada tanggal 3 April2017, PT Transportasi Jakarta bekerjasama dengan Koperasi Wahana Kalpika (KWK) untuk menyediakan angkutan lingkungan yang terintegrasi dengan halte Transjakarta. Pengguna yang ingin menaiki bus Transjakarta dapat menaiki angkutan KWK secara gratis pada jam tertentu. Di luar jam tersebut, pengguna tidak dapat menggunakan kartu untuk menaiki angkutan KWK secara gratis.[105][106][107]
Layanan integrasi dengan KWK resmi berakhir pada 31 Desember2017. Untuk selanjutnya layanan integrasi dengan bus kecil akan terintegrasi dengan program OK Otrip.[108][109]
Pada 8 Oktober2018, OK Otrip resmi berganti nama menjadi Jak Lingko.[110]
Berikut adalah rute angkutan Jak Lingko yang terintegrasi dengan stasiun BRT Transjakarta.
Selain bus Transjakarta, PT Transportasi Jakarta juga mengelola 26 bus tingkat gratis yang beroperasi dari Kota menuju Senayan dan juga sebaliknya. Bus tingkat ini diproduksi oleh Weichai (5 bus, berwarna ungu-hijau), MAN (2 bus, berwarna merah, hibah PT Coca-Cola Indonesia, serta berwarna biru, hibah Tower Bersama Group), dan Mercedes-Benz (6 bus, 5 bus berwarna kuning, hibah Tahir Foundation; 1 bus berwarna biru-putih, hibah PT Sumber Alfaria Trijaya).[48][49][50] Ini adalah rute bus tingkat yang melayani berikut ini.
Sistem tiket pada stasiun BRT Transjakarta sejak 2013 menggunakan kartu elektronik (e-ticketing), sebagai pengganti uang tunai.[111] Operator koridor tidak menerbitkan kartu tersebut, melainkan menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank. Bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (OK OTrip, Tapcash, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), Bank DKI (JakCard), serta Bank Mega MegaCash. Kartu tersebut dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket pada seluruh stasiun BRT Transjakarta dengan seharga Rp 40.000. Pengisian saldo dapat dilakukan di ATM, bank-bank terkait, dan loket stasiun BRT.[112] Kartu tersebut, (kecuali untuk Bank DKI (JakCard) dan Bank Mega MegaCash), dapat juga digunakan sebagai tiket Commuter Line.[113][114]
Pengguna e-ticket tidak perlu mengantri di loket stasiun BRT, cukup dengan tap-in di pintu masuk stasiun BRT (barrier) lalu masuk ke dalam stasiun. Apabila saldo habis, maka saat tap-in pintu barrier tidak dapat diputar dan pengguna kartu dapat mengisi ulang di loket stasiun. Semua pengguna Transjakarta yang akan keluar stasiun BRT tidak melakukan tap-in lagi, cukup dengan melewati barrier keluar stasiun.[115]
Dari bulan November 2014 hingga Februari 2015, mulai diberlakukan full e-ticket untuk 12 koridor busway. Full e-ticket diberlakukan tiap 2 minggu sekali pada hari Sabtu (hingga 13 Desember 2014 untuk koridor 10, 11, dan 12). Tahap-tahap tersebut diakhiri pada hari Minggu, 15 Februari 2015 dimana berlaku ujicoba e-ticket di koridor 4 dan 6 dan seminggu setelahnya (22 Februari 2015) berlaku full e-ticket di seluruh koridor Transjakarta (termasuk koridor 4 dan 6).[116]
Mulai 17 Agustus 2016, semua pengguna Transjakarta diwajibkan melakukan tap-out pada saat keluar dari stasiun BRT Transjakarta. Untuk pengguna Transjakarta yang naik dari kawasan penyangga pada saat melakukan tap-out pengguna dapat menunjukkan bukti transaksi kepada petugas nanti dibantu oleh petugas di stasiun BRT. Sistem tap-out ini pada awalnya hanya berlaku di Koridor 1, sedangkan koridor lainnya akan diberlakukan secara bertahap.[117]
Rencananya, pada tanggal 11 Januari 2017 Transjakarta akan memberlakukan sistem "One Man One Ticket" dimana para pengguna bus Transjakarta diharuskan memiliki e-ticketnya masing-masing. Hal ini bertujuan agar pihak Transjakarta mendapatkan data akurat terkait asal dan tujuan tiap penumpang sehingga mampu memberikan layanan yang lebih baik ke depannya[118]. Namun, akhirnya rencana ini ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Hal ini dikarenakan menunggu kesiapan para penumpang Transjakarta untuk penerapan sistem ini[119].
TJ Card, diperkenalkan pada Januari 2018, menyediakan tarif gratis untuk pemegangnya, dan tersedia untuk manula di atas 60 tahun, penduduk Kabupaten Kepulauan Seribu, orang cacat, rumah tangga berpendapatan rendah, guru, kader jumantik dan pengurus masjid selain anggota TNI dan Polri.[120]
Tarif
Tarif Transjakarta pada pukul 05.00 - 07.00 WIB sebesar Rp2.000, sedangkan pada pukul 07.00 - 23.00 WIB sebesar Rp3.500.[6] Transjakarta disudsidi oleh Pemprov DKI Jakarta dengan menggunakan dana dari APBD. Pada hari-hari tertentu (misalnya HUT Jakarta 22 Juni, Tahun Baru 1 Januari, dll.) pengguna Transjakarta dibebaskan dari tarif (gratis). Per 6 Januari 2016, tarif Transjakarta/Transjabodetabek untuk seluruh koridor adalah Rp3.500.
Pada operasional malam hari (Amari) pukul 23.00 - 05.00 tarif Transjakarta tetap Rp3.500
Penumpang
Penumpang TransJakarta
Pada jam sibuk, orang-orang dari kelas atas atau menengah (salah satu target utama Transjakarta) biasanya lebih suka menggunakan mobil pribadi atau taksi untuk menghindari ketidaknyamanan bus Transjakarta yang padat meskipun harus menanggung kemacetan. Banyak penumpang dengan demikian adalah orang-orang kelas menengah ke bawah yang merupakan pengguna bus komersial lainnya yang kurang nyaman dan/atau lebih mahal.[121]
Keadaan ini bertentangan dengan salah satu tujuan Transjakarta yaitu mengurangi kemacetan saat jam sibuk dengan meyakinkan pemilik mobil pribadi untuk menggunakan transportasi umum yang nyaman.[122][123]
Ada program khusus untuk siswa sekolah bernama Transjakarta goes to school. Peserta dalam program ada yang ditugaskan bus khusus. Tujuannya adalah untuk melatih siswa agar mengantri, bersikap layak, dan lebih menyukai transportasi umum daripada kendaraan pribadi.[124][125]
Pengelola
PT Transportasi Jakarta
PT Transportasi Jakarta adalah pengelola Transjakarta yang awalnya bernama Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta dan Unit Pengelola Transjakarta Busway (UPTB). Lembaga ini dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110/2003 tentang Pembentukan BP Transjakarta. Pada tahun 2006 namanya kemudian diganti menjadi BLU Transjakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2006, kemudian menjadi Unit Pengelola. UPTB bernaung di bawah Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.[126] Lembaga ini dibubarkan pada akhir tahun 2013 dan digantikan oleh PT Transportasi Jakarta yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang resmi didirikan pada 27 Maret2014.[127]
PT Transportasi Jakarta memiliki kewenangan atas operasional seluruh koridor dan area kerja Transjakarta serta melakukan pengawasan dan koordinasi dengan operator koridor, penyedia armada bus, dan pengelola pool SPBG. Direktur Utama PT Transjakarta diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur DKI Jakarta dengan memerhatikan saran dan masukan dari Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Pada awal pembentukannya, PT Transjakarta dipimpin oleh Antonius NS Kosasih. Pada bulan Januari 2016, Gubernur DKI Jakarta mengganti posisinya dengan Wakil Presiden Direktur Cipaganti karena ia dianggap "ngerti perusahaan bus".[128]
Operator koridor dan armada bus
Dalam pengoperasiannya, Transjakarta didukung oleh beberapa perusahaan operator yang mengelola armada yang melayani tiap koridor. Operator tersebut yaitu:[129]
PT Transportasi Jakarta (TJ/TJSB/TJW) – Seluruh koridor, Rute Lintas Koridor, Feeder Dalam Kota, Feeder Rusunawa, Feeder Stasiun KRL, Layanan Bus Gratis, Bus Wisata, Feeder Perbatasan
Kopaja (KAJ) – Feeder Dalam Kota, Feeder Stasiun KRL, Feeder Rusunawa
Dari Januari hingga Juli 2010 terjadi 237 kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta, mengakibatkan 57 korban luka-luka dan delapan tewas. Kecelakaan terjadi karena pejalan kaki menyeberangi jalur busway dan mobil memutar-balik. Pada 2011, dalam upaya menghentikan kendaraan non transJakarta dengan menggunakan jalur bus, Kapolda Metro Jaya menyarankan agar bus Transjakarta berjalan sesuai arah arus lalu lintas.[131] Biasanya kendaraan non-Transjakarta menggunakan jalur busway pada jam sibuk antara pukul 06.00 sampai pukul 09.00 dan pukul 16.00 sampai pukul 19.00.[132]
Pada 12 Januari2012, seorang polisi dari Mabes Polri, yang dipekerjakan oleh Securicor, menembakkan pistolnya di dekat telinga petugas Transjakarta, setelah mengancam untuk membunuhnya. Polisi tersebut marah setelah petugas Transjakarta menghentikan mobil Securicor untuk memasuki jalur busway yang hanya memungkinkan untuk dimasuki oleh bus Transjakarta, ambulans, dan pemadam kebakaran. Juru bicara kepolisian mengatakan bahwa polisi tersebut akan dikenai sanksi pidana atau sanksi disipliner.[133][134][135]
Pembajakan
Pada 12 Maret2012, empat bus transjakarta dibajak oleh yang diduga sebagai mahasiswa di jalan Medan Merdeka Selatan. Bus kemudian digerakkan ke depan kampus Universitas Kristen Indonesia. Tiga pengemudi bisa melarikan diri dari bus mereka, tapi satu pengemudinya dicegah untuk pergi dan terpaksa mendorong pembajak ke tempat tujuan mereka. Alat pemadam kebakaran, palu pemecah kaca dan jaket pengemudi juga dicuri dari bus.[136]
Pada 24 Mei2017, sebuah serangan bom kembar melanda terminal bus Transjakarta di Kampung Melayu. Ledakan pertama terjadi pada pukul 21.00, di dekat toilet terminal, dan ledakan kedua terjadi 5 menit setelah di halte bus. Secara total, 5 terbunuh termasuk 2 tersangka.[137]
Kekurangan
Pada kurun waktu 2006-2016 banyak kekurangan yang terjadi di sistem Transjakarta, misalnya kerusakan pada jembatan penyeberangan, kurangnya armada yang menampung penumpang, kurangnya ventilasi udara pada stasiun BRT, di beberapa koridor di jalur buswaynya tidak steril masih ada yang dimasuki kendaraan pribadi, dan masih banyak lagi. Namun sejak di bawah kepemimpinan Budi Kaliwono, beberapa kekurangan tersebut sudah diatasi, seperti menambah jumlah armada, menambah rute pengumpan dan lintas koridor, memberhentikan operasi bus Transjakarta yang kurang layak, dan masih banyak lagi walaupun masih ada kekurangan yang belum diatasi seperti jembatan penyeberangan yang masih rusak, masih tidak sterilnya jalur Transjakarta, dan kurangnya petugas di stasiun BRT.[138][139][140][141][142][143]