Lompat ke isi

Stasiun Pondok Cina

Koordinat: 6°22′11″S 106°49′54″E / 6.369702°S 106.831795°E / -6.369702; 106.831795
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Pondok Cina

KRL tiba di Stasiun Pondok Cina.
Nama lainStasiun Pocin
Lokasi
Koordinat6°22′21″S 106°49′53″E / 6.37250°S 106.83139°E / -6.37250; 106.83139
Ketinggian+74 m
Operator
Letak
km 28+373 lintas Jakarta-Manggarai-Bogor[1]
Jumlah peronDua peron sisi yang tinggi
Jumlah jalur2
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar C[2]
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya     Stasiun berikutnya
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Templat:KRL Jabodetabek lines
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Pondok Cina (POC), sering disingkat sebagai Stasiun Pocin, merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Pondok Cina, Beji, Depok. Stasiun yang terletak pada ketinggian +74 m ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta dan hanya melayani rute KRL Commuter Line. Stasiun Pondok Cina merupakan salah satu stasiun yang dekat dengan Universitas Indonesia.

Stasiun ini biasa digunakan oleh mahasiswa UI dan Universitas Gunadarma untuk naik-turun KRL. Stasiun Pondok Cina terletak sangat strategis, di belakang Depok Town Square, Margo City, dan Code Margonda.

Sejarah

Nama Pondok Cina diambil dari nama kelurahan tempat stasiun ini berlokasi. Berdasarkan cerita yang dituturkan para sesepuh setempat, asal-usul pemberian nama "Pondok Cina" dikarenakan lokasi tersebut adalah tempat pemondokan para pedagang etnis Tionghoa yang umumnya datang dari daerah Kota Tua Jakarta dan Glodok yang akan berniaga di Pasar Depok. Pada masa penjajahan Belanda, penguasa VOC, Cornelius Chastelein melarang para etnis Tionghoa untuk bermukim di Depok. Chastelein mengolah kawasan ini menjadi kawasan pertanian dengan hasil bumi melimpah dan membangun sebuah pasar. Sampai akhirnya Depok dapat mengekspor hasil buminya ke Jakarta dan berkembang menjadi kawasan makmur serta memiliki daya beli yang tinggi. Tidak heran para pedagang yang sebagian besar berasal dari tionghoa pun ikut berdagang di kawasan ini. Mereka merupakan pedagang kelontong dan kebutuhan pokok. Sehingga, setiap hari Minggu para pedagang Tionghoa sudah berkumpul dan membuat pemondokan di daerah yang kelak diberi nama Pondok Cina untuk kemudian mulai menjajakan dagangan di Pasar Depok pada hari Senin yang saat itu penuh pengunjung. [3]

Layanan kereta api

KRL Commuter Line

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Angkot[4] D11 Terminal Depok–Tugu
112 Terminal Depok–Terminal Kampung Rambutan (Via Raya Bogor)
KWK[4] T19 Terminal Depok–Terminal Kampung Rambutan (Via Lenteng Agung)
KAD Miniarta[4] M03 Terminal Depok–Terminal Pasar Minggu
M04 AbadijayaTerminal Pasar Minggu

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Bambang Arifianto (Oktober 2017). "Asal Nama Pondok Cina dan Kisah Terusirnya Tionghoa dari Pancoran Mas". Pikiran Rakyat. 
  4. ^ a b c "Rute Angkot di Depok". e-transportasi. Diakses tanggal 2018-06-27. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines

6°22′11″S 106°49′54″E / 6.369702°S 106.831795°E / -6.369702; 106.831795{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman