Keraton Plered
Plered | |
---|---|
Jenis | Keraton (telah hancur) |
Letak | Bantul, Yogyakarta |
Dibangun untuk | Sultan Agung dan Amangkurat I |
Keraton Plered (juga dieja sebagai Pleret) adalah ibukota ketiga Kesultanan Mataram setelah Kotagede dan Karta, yang sebenarnya sudah direncanakan sejak masa pemerintahan Sultan Agung, namun pemindahannya baru dilakukan pada tahun 1647.[1] Akibat penyerbuan dari Pemberontakan Trunajaya, status ibukota Plered berakhir pada tahun 1677 tetapi baru ditinggalkan sepenuhnya pada tahun 1680.[1]
Tata letak
Karena Keraton Plered telah hancur, tata letaknya hanya bisa diperkirakan dari catatan masa lalu, seperti deskripsi Rijcklof van Goens saat mengunjungi Plered tahun 1648, kunjungan Gerret Pieter Rouffaer tahun 1889, sebuah peta Plered yang dibuat oleh P. J. F. Louw tahun 1897, dan analisis Babad-Babad yang diketahui mencatat Plered.[2]
Bentuk keraton dilaporkan sebagai bentuk persegi yang tidak simetris, dengan kecondongan sekitar 10 derajat, sementara Van Goens menggambarnya sebagai belah ketupat.[3][4] Van Goens juga mencatat keliling dalem keraton sebesar 2.256 meter. Seorang arkeolog Widya Nayati memperkirakan keliling temboknya sebesar 3.040 meter. Mengenai tinggi dan ketebalatan tembok tersebut, terdapat perbedaan antara sumber satu sama lain, seperti yang dijabarkan dalam tabel perbandingan ini:
Deskripsi tembok | Van Goens (1648) | Dagh Register (1659) | G. P. Rouffaer (1889) | Penelitian lapangan |
---|---|---|---|---|
Tinggi | ~5-6 meter | 9 meter | 5-6 meter | Sekitar 6 meter |
Ketebalan | ≤3 meter | 3 meter | 1.5 meter | 2.2-2.8 meter |
Peta Rouffaer memasukkan nama beberapa bangunan yang termasuk masjid, macan kurung, dan bagian keraton seperti Sitinggil, Keben, dan Srimanganti.[6] Sekitar kompleks keraton terdapat pemukiman yang dinamai setelah profesi penghuninya seperti Kauman untuk ulama, Gerjen untuk penjahit, dan nama ini masih ada hingga kini.[7]
Bangunan
Plered memiliki keraton seluas 3 hektar, dua masjid, dan alun-alun yang memiliki pohon beringin, yang setidaknya masih ada pada tahun 1989. Sementara bangunan-bangunan lainyna masih harus diidentifikasi.[8]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b Alifah & Priswanto 2012, hlm. 185-186.
- ^ Alifah & Priswanto 2012, hlm. 187-189.
- ^ Alifah & Priswanto 2012, hlm. 187.
- ^ Alifah & Priswanto 2012, hlm. 192.
- ^ Alifah & Priswanto 2012, hlm. 187-190.
- ^ Riko P & Priswanto 2013, hlm. 243.
- ^ Pratama & Priswanto 2013, hlm. 243-244.
- ^ Dumarçay 1989, hlm. 195.
Daftar pustaka
- Alifah; Priswanto, Hery (2012). "Benteng Kraton Pleret: Data Historis dan Data Arkeologi". Berkala Arkeologi. Balai Arkeologi Yogyakarta. 32 (2). doi:10.30883/jba.v32i2.56.
- Dumarçay, Jacques (1989). "Plered, capitale d'Amangkurat Ier". Archipel. 37 (37).
- Pratama, Henki Riko; Priswanto, Hery (2013). "Sebuah Informasi Mutakhir Hasil Penelitian Tahun 2013 di Situs Kedaton Pleret, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta". Berkala Arkeologi. Balai Arkeologi Yogyakarta. 33 (2). doi:10.30883/jba.v32i2.56.
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |