Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur ᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮎᮤᮃᮔᮏᮥᮁ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Cianjur Bersemi (Bersih, Sehat dan Memikat) | |
Koordinat: 6°49′16″S 107°08′24″E / 6.82122221°S 107.14010111°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Ibu kota | Kota Cianjur |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Herman Suherman (Plt) [1] |
Luas | |
• Total | 3.840,00 km2 (1,482,63 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2.368.613 |
• Kepadatan | 616,83/km2 (1,597,6/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,34% Kristen 0,57% –Protestan 0,45% –Katolik 0,12% Buddha 0,08% Lainnya 0,01%[2] |
• Bahasa | Sunda Indonesia |
• IPM | 65,36 (2020) 65,38 (2019) ( Sedang )[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0263 |
Kode Kemendagri | 32.03 |
DAU | Rp 1.630.344.869.000,00- (2020) |
Semboyan daerah | Sugih Mukti ᮞᮥᮌᮤᮂ ᮙᮥᮊ᮪ᮒᮤ |
Situs web | http://www.cianjurkab.go.id/ |
Kabupaten Cianjur (aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮔᮦ᮪ ᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ, Latin: Kabupatén Cianjur) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya terletak di kecamatan Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di Utara, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di barat.
Geografi
Topografi
Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit.
Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.
Sejarah
Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, dengan membawa 100 cacah (rakyat) ditugaskan untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul. R. Djajasasana kemudian berhasil menahan serangan Banten dalam mempertahankan wilayahnya sehingga dia dianugerahi gelar panglima (Wira Tanu). Sehingga dia akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu
Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).[4]
Filosofi
Cianjur memiliki filosofi yakni NGAOS, MAMAOS dan MAEN PO yang mengingatkan pada kita semua tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup.
- NGAOS adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai daerah agamais ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677 di mana wilayah Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai.
- MAMAOS adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi dalem tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.
- Sedangkan MAEN PO adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).
Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Potret | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
R.A. Wira Tanu I | ||||||||
R.A. Wira Tanu II | ||||||||
R.A. Wira Tanu III | ||||||||
R.A. Wira Tanu Datar IV | ||||||||
R.A. Wira Tanu Datar V | ||||||||
R.A. Wira Tanu Datar VI | ||||||||
R.A.A Prawiradireja I | ||||||||
R. Tumenggung Wiranagara | ||||||||
R.A.A. Kusumahningrat | ||||||||
R.A.A. Prawiradireja II | ||||||||
R. Demang Natakusumah | ||||||||
R.A.A. Wiranatakusumah | ||||||||
R.A.A. Suriadiningrat | ||||||||
R. Sunarya | ||||||||
R.A.A. Suria Nata Atmadja | ||||||||
R. Adiwikarta | ||||||||
R. Yasin Partadireja | ||||||||
R. Iyok Muhammad Sirodj | ||||||||
R. Abas Wilagasomantri | ||||||||
R. Ateng Sanusi Natawiyoga | ||||||||
R. Ahmad Suriadikusumah | ||||||||
R. Akhyad Penna | ||||||||
R. Hollan Soekmadiningrat | ||||||||
R. Muryani Nataatmaja | ||||||||
R. Asep Adung Purawidjaja | ||||||||
Letkol R. Rakhmat | ||||||||
Sarmada | ||||||||
R. Gadjali Gandawidura | ||||||||
Ahmad Endang | ||||||||
Adjat Sudradjat Sudirahadja | ||||||||
Arifin Yoesoef | ||||||||
Eddi Soekardi | ||||||||
Harkat Handiamihardja | ||||||||
Wasidi Swastomo | Dadang Rahmat | |||||||
Tjetjep Muchtar Soleh | ||||||||
Irvan Rivano Muchtar | ||||||||
Herman Suherman (Pelaksana Tugas) |
||||||||
- | Dudi Sudrajat Abdurachim | 26 September 2020 | ||||||
Herman Suherman | 18 Mei 2021 | 2026 | 39 | Tubagus Mulyana Syahrudin |
- Catatan
- ^ Dalem mandiri tanpa diangkat oleh sultan, raja atau pemerintahan lain
- ^ Dalem mandiri, tetapi kemudian diakui regent oleh VOC
- ^ Mengajukan gelar Pangeran Aria Adipati Amangkurat di Datar ke VOC
- ^ Wira Tanu pertama bergelar Adipati, dikabulkannya gelar Datar, yaitu gelar yang diminta oleh pendahulunya
- ^ Bupati Cianjur terakhir bergelar Wira Tanu Datar, Regent terakhir VOC. Kepatihan Sukabumi terbentuk pada masa pemerintahannya
- ^ Keponakan Wira Tanu Datar VI, cucu Wira Tanu Datar V, Regent pertama Hindia Belanda
- ^ Sering disebut Dalem Pancaniti. Pencipta seni mamaos (Cianjuran)
- ^ Pada masa pemerintahannya terbentuk Kabupaten Sukabumi sebagai Kabupaten tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Cianjur
- ^ Regent terakhir Hindia Belanda. Bupati Cianjur terakhir keturunan Wira Tanu I
- ^ Terjerat kasus korupsi[5]
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Cianjur dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[7] | 2014–2019[8] | 2019–2024[9] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 4 | 5 | 6 | |
Gerindra | 2 | 5 | 11 | 7 | |
PDI-P | 7 | 7 | 5 | 6 | |
Golkar | 8 | 8 | 8 | 10 | |
NasDem | (baru) 1 | 6 | 6 | ||
PKS | 5 | 5 | 5 | 5 | |
Hanura | 2 | 4 | 0 | 0 | |
PAN | 0 | 1 | 3 | 4 | |
PBB | 3 | 2 | 0 | 0 | |
Demokrat | 14 | 10 | 5 | 5 | |
PPP | 6 | 3 | 2 | 1 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 9 | 11 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Cianjur memiliki 32 kecamatan, 6 kelurahan, dan 354 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 2.246.663 jiwa dengan luas wilayah 3.840,16 km² dan sebaran penduduk 585 jiwa/km².[10][11]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Cianjur, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kelurahan | Desa | Kodepos[12] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
32.03.22 | Agrabinta | 11 | 43273 | Desa | ||
32.03.06 | Bojongpicung | 11 | 43283 | Desa | ||
32.03.15 | Campaka | 11 | 43263 | Desa | ||
32.03.25 | Campaka Mulya | 5 | 43278 | Desa | ||
32.03.01 | Cianjur | 6 | 5 | 43211-43219 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.03.03 | Cibeber | 18 | 43262 | Desa | ||
32.03.20 | Cibinong | 14 | 43271 | Desa | ||
32.03.23 | Cidaun | 14 | 43275 | Desa | ||
32.03.29 | Cijati | 10 | 43269 | Desa | ||
32.03.26 | Cikadu | 10 | 43276 | Desa | ||
32.03.12 | Cikalongkulon | 18 | 43291 | Desa | ||
32.03.04 | Cilaku | 10 | 43285 | Desa | ||
32.03.28 | Cipanas | 7 | 43255 | Desa | ||
32.03.05 | Ciranjang | 9 | 43282 | Desa | ||
32.03.11 | Cugenang | 16 | 43252 | Desa | ||
32.03.27 | Gekbrong | 8 | 43287 | Desa | ||
32.03.31 | Haurwangi | 8 | 43286 | Desa | ||
32.03.17 | Kadupandak | 14 | 43268 | Desa | ||
32.03.07 | Karangtengah | 16 | 43281 | Desa | ||
32.03.30 | Leles | 12 | 43277 | Desa | ||
32.03.08 | Mande | 12 | 43292 | Desa | ||
32.03.24 | Naringgul | 11 | 43274 | Desa | ||
32.03.10 | Pacet | 7 | 43253 | Desa | ||
32.03.18 | Pagelaran | 14 | 43266 | Desa | ||
32.03.32 | Pasirkuda | 9 | 43279 | Desa | ||
32.03.21 | Sindangbarang | 11 | 43272 | Desa | ||
32.03.09 | Sukaluyu | 10 | 43284 | Desa | ||
32.03.14 | Sukanagara | 10 | 43264 | Desa | ||
32.03.13 | Sukaresmi | 11 | 43254 | Desa | ||
32.03.16 | Takokak | 9 | 43265 | Desa | ||
32.03.19 | Tanggeung | 12 | 43267 | Desa | ||
32.03.02 | Warungkondang | 11 | 43261 | Desa | ||
TOTAL | 6 | 354 |
Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 Kecamatan, 342 Desa dan 6 Kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Cianjur.
Demografi
Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %.
Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya di atas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara.
Ekonomi
Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%
Beras Pandan Wangi
Cianjur memiliki beras yang khas, terkenal dengan daerah yang subur untuk ditanami beras. Ciri khas beras dari Cianjur adalah karena kualitasnya. Kualitas beras Cianjur adalah pada ukuran yang cukup besar dan juga kekhasan akan aromanya yaitu wangi. Beras Cianjur yang sangat terkenal adalah beras Pandan Wangi.
Pandan Wangi merupakan satu-satunya beras wangi beraroma pandan yaitu beras yang merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di daerah lain dan menjadi khas Cianjur. Rasanya enak (pulen) dan harganya pun relatif lebih tinggi dari beras biasa. Di Cianjur sendiri, pesawahan yang menghasilkan beras asli Cianjur ini hanya di sekitar Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Cugenang, Cianjur, dan sebagian Kecamatan Cianjur. Luasnya sekitar 10,392 Ha atau 10,30% dari luas lahan persawahan di Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata per hektare 6,3 ton dan produksi per-tahun 65,089 ton. Kecamatan Pacet dan Cipanas menghasilkan sayur-sayuran antara lain Wortel, daun bawang, Brocoli, Buncis, Kol, Terung, Aneka Cabe, Kailan, Bit, Paprika merah & hijau, Jagung manis, Tomat, Poling, Jamur, Selada, Timun Jepang dan lain lain.
Roti
Sejak zaman Belanda tahun 1920 an yang lalu, terdapat pengusaha di Cianjur yang memproduksi Roti. Roti yang diproduksi zaman dahulu terkenal dengan Roti manis khas. dimana bentuknya bulat yang ditaburi gula manis. Roti ini disukai oleh warga Belanda pada zaman tersebut, sehingga satu tempat di jalan raya kota Cianjur ini menjadi tempat berkumpulnya orang Belanda. Proses produksinya sampai saat ini masih sama, yaitu menggunakan pembakaran konvensional yaitu menggunakan Ruang Bakar dari Batu Bata. sehingga Roti yang dibuat memiliki aroma yang berbeda dari Roti yang dibuat pakai Oven.
Pembuatan Roti ini masih dipasarkan sampai sekarang, terutama roti tawarnya dan ciri khasnya yaitu Roti Manis. Toko Roti sejak zaman Belanda ini, masih ada sampai sekarang yaitu dengan nama "TKC". dahulunya bernama Tan Keng Cu. namun sejak mendekati tahun 2000 berubah menjadi TKC dikarenakan ada pembatasan penggunaan nama Chinese sejak zaman tersebut.
Pengembangan Roti Tawar ini mulai merambah tidak hanya roti tawar basah saja tetapi menjadi Roti Kering. Karena rasanya yang Khas, Roti ini menjadi salah satu produk yang dicari di Cianjur. Roti kering ini berjenis Rotika, yaitu Roti Tawar yang diberikan pemanis dan keju diatasnya sehingga menjadi Roti Kering khas dari Cianjur yang bernama Rotika.
Sejak dimulainya pembuatan Roti di Cianjur ini, sampai merambah kota-kota lain di Indonesia diantaranya adalah Bogor, Sukabumi dan Bandung.
Penduduk
Dengan kepadatan penduduk tidak merata:
- 63,90 % di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 %
- 19,19 % di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 %
- 17,12 % di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 %
Agama
Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98 %, sedangkan penduduk non muslim mencapai 2 %, dengan rincian sebagai berikut:
- Penduduk beragama Islam = 1.893.203 orang (98 %)
- Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang (1,7 %)
- Penduduk beragama Buddha dan Hindu = 5.796 orang ( 0,3 %)
Tingkat partisipasi usia sekolah
- Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
- Angka Pastisipasi Kasar SMP mencapai 38,50 %
- Angka Partisipasi Kasar SMA mencapai 11,98 %
- Angka Partisipasi Kasar KULIAH mencapai 20,18 %
Indikasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
- Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini mencapai 373 per 100.000 kelahiran, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 420 per 100.000 kelahiran.
- Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per 1.000 kelahiran hidup.
- Angka Harapan Hidu (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.[13]
Transportasi
Ibu kota kabupaten Cianjur dilintasi jalan nasional (Jakarta-Bogor-Bandung), serta jalur kereta api Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur.
Perjalanan ke Cianjur biasanya ditempuh melalui jalan darat, jika dari Jakarta bisa melewati jalur Puncak, jalur Sukabumi, jalan alternatif melalui Jonggol atau melalui Jalan Tol Purbaleunyi.
Pariwisata
Objek wisata
- Situs Megalitikum Gunung Padang
- Gunung Gede
- Gunung Pangrango
- Istana Presiden Cipanas
- Telaga Biru
- Curug CIbeureum
- Curug Ciismun
- Alun-alun Suryakencana
- Tirta Jangari
- Waduk Cirata
- Pantai Jayanti
- Pantai Apra
- Curug Citambur
- Taman Bunga Nusantara
- Kota Bunga
- Kebun Raya Cibodas
- Situs Megalitikum Gunung Kasur
- Danau Leuwi Soro
- Kebun Teh Panyairan
- Kebun Teh Gedeh
Ayam Pelung
Ayam pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Pertama suara berkokok yang panjang mengalun. Kedua pertumbuhannya cepat. Ketiga postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5 – 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm. Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam mengahiri suara / kokokannya dengan posisi melengkung. Ayam pelung merupakan salah satu jenis ayam lokal indonesia yang mempunyai karakteristik khas, yang secara umum ciri ciri ayam pelung dapat digambarkan sebagai berikut:
- Badan: Besar dan kokoh (jauh lebih berat / besar dibanding ayam lokal biasa)
- Cakar: Panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning atau putih
- Pial: Besar, bulat dan memerah
- Jengger: Besar, tebal dan tegak, sebagian miring, berwarna merah dan berbentuk tunggal
- Warna bulu: Tidak memiliki pola khas, tetapi umumnya campuran merah dan hitam ; kuning dan putih ; dan atau campuran warna hijau mengkilat
- Suara: Berkokok berirama, lebih merdu dan lebih panjang dibanding ayam jenis lainnya.
Referensi
- ^ https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/12/14/herman-suherman-resmi-jadi-bupati-cianjur-gantikan-irvan-rivano-muchtar diakses 18 November 2019
- ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ Suryaningrat, Bayu. Sajarah Cianjur sareng Raden Aria Wira Tanu. Rukun Warga Cianjur, Jakarta.
- ^ Saubani, Andri; Iman, Riga Nurul (14 Desember 2018). "Ribuan Warga Padati Alun-Alun Syukuri OTT Bupati Cianjur". Republika. Diakses tanggal 14 Januari 2019.
- ^ Solehudin, Mochammad (14 Desember 2018). "Wabup Herman Suherman Resmi Jadi Plt Bupati Cianjur". detikcom. Diakses tanggal 14 Januari 2019.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2012". Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 05-02-2013. Diakses tanggal 15-02-2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Cianjur 2014-2019
- ^ "Gerindra pimpin perolehan suara pileg di Cianjur". Antara News. 08-05-2019. Diakses tanggal 10-08-2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Cianjur
- ^ Pemkab Cianjur