Lompat ke isi

Sulawesi Selatan

Koordinat: 4°20′S 120°15′E / 4.333°S 120.250°E / -4.333; 120.250
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Agustus 2021 03.10 oleh 140.213.127.29 (bicara) (Perubahan Data Agama di Sulawesi Selatan 2021)
Sulawesi Selatan
ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨔᨛᨒᨈ
Sulawesi Selatan
Transkripsi Regional
 • Bugisᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨑᨗᨕᨈ
Sulawési Riattang (1, 2, 3, 4, 5)
ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨆᨊᨗᨕ
Sulawési Maniang (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7)
ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨒᨕᨘᨈ
Sulawési Lautang (1, 2, 3)
ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨆᨊᨚᨑ
Sulawési Manorang (1)
 • Makassarᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨈᨗᨅᨚᨑᨚ
Sulawési Timboro' (1, 2, 3, 4, 5)
 • Luwuᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨊᨙᨀᨙ
Sulawési Nékké' (1, 2, 3, 4)
 • TorajaSulawési Pollo'na Uai (1, 2)
Searah jarum jam, dari kiri atas: Cakrawala Kota Makassar di malam hari, Pantai Tanjung Bira, Situs Pemakaman Lemo di Tana Toraja, Upacara tarian tradisional Toraja, sawah Rammang-Rammang, Rumah terapung di Danau Tempe, Trans Studio Makassar taman hiburan indoor terbesar ketiga di dunia, Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, kapal layar Pinisi dan Tongkonan rumah-rumah tradisional di Tana Toraja.
Bendera Sulawesi Selatan ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨔᨛᨒᨈ
Lambang kebesaran Sulawesi Selatan ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨔᨛᨒᨈ
Motto: 
Toddo' Puli / ᨈᨚᨉᨚᨄᨘᨒᨗ
(Keep the faith)
Lokasi Provinsi Sulawesi Selatan di Indonesia
Lokasi Provinsi Sulawesi Selatan di Indonesia
Koordinat: 4°20′S 120°15′E / 4.333°S 120.250°E / -4.333; 120.250
Negara Indonesia
Berdiri19 Oktober 1669
Didirikan Sebagai Provinsi13 Desember 1960
Ibu kotaKota Makassar
Pemerintahan
 • BadanPemerintah daerah Sulawesi Selatan
 • GubernurAndi Sudirman Sulaiman (Plt.)
 • Wakil Gubernur-
Luas
 • Total46.717,48 km2 (18,037,72 sq mi)
Peringkat16
Ketinggian tertinggi
3.478 m (11,411 ft)
Populasi
 • Total9.073.509
 • Kepadatan194,22/km2 (503,0/sq mi)
Demographics
 • Etnis[2]Bugis 45,12%
Makassar 29,68%
Toraja 7,34%
Luwu 4,93%
Jawa 2,86%
Duri 2,80%
Selayar 1,30%
Mandar 0,65%
Tionghoa 0,55%
Dayak 0,36%
Lain-lain 4,41%
 • Agama[3]Islam 85,85%
Kristen 11,94%
- Protestan 9,14%
- Katolik 2,80%
Hindu 1,37%
Buddha 0,51%
Konghuchu 0,06%
Lainnya 0,27%
 • BahasaIndonesia (resmi)
Bugis, Makassar, Mandar, Toraja (daerah)
Zona waktuUTC+8 (Waktu Universal Terkoordinasi)
Kode pos
90xxx, 91xxx, 92xxx
Kode ISO 3166ID-SN
Kode kendaraanDD, DP, DW
IPMKenaikan 71,93 (2020) ( Tinggi )
Kenaikan 71,66 (2019) ( Tinggi ) [4]
IPM Ranking12 (2020)
DAURp 2.600.586.502.000,- (2020)[5]
Situs webGovernment official site
Peta Sulawesi Selatan di Indonesia

Sulawesi Selatan (disingkat Sulsel) (Lontara: ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨔᨛᨒᨈ ) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan pulau Sulawesi. Pusat pemerintahan atau ibukota provinsi berada di kota Makassar. Pada tahun 2020, penduduk Sulawesi Selatan berjumlah 9.073.509 jiwa, dengan kepadatan 194,22 jiwa/km². Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi selatan pada tahun 2020 yakni 71,93 (Urutan ke-12 di Indonesia), urutan ke dua di Sulawesi setelah provinsi Sulawesi Utara, yakni 72,93 (Urutan ke-6 di Indonesia).[6]

Sejarah

Sekitar 30.000 tahun silam pulau ini telah dihuni oleh manusia. Penemuan tertua ditemukan di gua-gua dekat bukit kapur dekat Maros, sekitar 30 km sebelah timur laut dan Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Kemungkinan lapisan budaya yang tua berupa alat batu Pebble dan flake telah dikumpulkan dari teras sungai di lembah Walanae, di antara Soppeng dan Sengkang, termasuk tulang-tulang babi raksasa dan gajah-gajah yang telah punah.

Selama masa keemasan perdagangan rempah-rempah, pada abad ke-15 sampai ke-19, Sulawesi Selatan berperan sebagai pintu Gerbang ke kepulauan Maluku, tanah penghasil rempah. Kerajaan Gowa dan Bone yang perkasa memainkan peranan penting didalam sejarah Kawasan Timur Indonesia di masa Ialu.

Pada sekitar abad ke-14 di Sulawesi Selatan terdapat sejumlah kerajaan kecil, dua kerajaan yang menonjol ketika itu adalah Kerajaan Gowa yang berada di sekitar Makassar dan Kerajaan Bugis yang berada di Bone. Pada tahun 1530, Kerajaan Gowa mulai mengembangkan diri, dan pada pertengahan abad ke-16 Gowa menjadi pusat perdagangan terpenting di wilayah timur Indonesia. Pada tahun 1605, Raja Gowa memeluk Agama Islam serta menjadikan Gowa sebagai Kerajaan Islam, dan antara tahun 1608 dan 1611, Kerajaan Gowa menyerang dan menaklukkan Kerajaan Bone sehingga Islam dapat tersebar ke seluruh wilayah Makassar dan Bugis.

Perusahaan dagang Belanda atau yang lebih dikenal dengan nama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang datang ke wilayah ini pada abad ke-15 melihat Kerajaan Gowa sebagai hambatan terhadap keinginan VOC untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di daerah ini. VOC kemudian bersekutu dengan seorang pangeran Bugis bernama Arung Palakka yang hidup dalam pengasingan setelah jatuhnya Bugis di bawah kekuasaan Gowa.

Belanda kemudian mensponsori Palakka kembali ke Bone, sekaligus menghidupkan perlawanan masyarakat Bone dan Sopeng untuk melawan kekuasaan Gowa. Setelah berperang selama setahun, Kerajaan Gowa berhasil dikalahkan. Dan Raja Gowa, Sultan Hasanuddin dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bungaya yang sangat mengurangi kekuasaan Gowa. Selanjutnya Bone di bawah Palakka menjadi penguasa di Sulawesi Selatan.

Persaingan antara Kerajaan Bone dengan pemimpin Bugis lainnya mewarnai sejarah Sulawesi Selatan. Ratu Bone sempat muncul memimpin perlawanan menentang Belanda yang saat itu sibuk menghadapi Perang Napoleon di daratan Eropa. Namun setelah usainya Perang Napoleon, Belanda kembali ke Sulawesi Selatan dan membasmi pemberontakan Ratu Bone. Namun perlawanan masyarakat Makassar dan Bugis terus berlanjut menentang kekuasaan kolonial hingga tahun 1905-1906. Pada tahun 1905, Belanda juga berhasil menaklukkan Tana Toraja, perlawanan di daerah ini terus berlanjut hingga awal tahun 1930-an.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, Sulawesi Selatan, terdiri atas sejumlah wilayah kerajaan yang berdiri sendiri dan mendiami empat etnis yaitu: Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.

Ada tiga kerajaan besar yang berpengaruh luas yaitu Luwu, Gowa, dan Bone, yang pada abad ke XVI dan XVII mencapai kejayaannya dan telah melakukan hubungan dagang serta persahabatan dengan bangsa Eropa, India, China, Melayu, dan Arab.

Setelah kemerdekaan, dikeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950 di mana Sulawesi Selatan menjadi provinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960 menjadi daerah otonomi Sulawesi Selatan dan Tenggara berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1960. Pemisahan Sulawesi Selatan dari daerah otonomi Sulawesi Selatan dan Tenggara ditetapkan dengan UU Nomor 13 Tahun 1964, sehingga menjadi daerah otonomi Sulawesi Selatan.

Geografi

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 45.764,53 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.

Demografi

Suku bangsa

Perempuan dari Suku Toraja dengan pakaian adatnya.


Bahasa

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Selatan adalah bahasa Indonesia. Menurut Badan Bahasa pada 2019, terdapat 14 bahasa daerah di Sulawesi Selatan.[7][8] Keempat belas bahasa tersebut adalah: (1) Bajo, (2) Bonerate, (3) Bugis, (4) Bugis De, (5) Konjo, (6) Laiyolo, (7) Lemolang, (8) Makassar, (9) Mandar, (10) Massenrengpulu, (11) Rampi, (12) Seko, (13) Toraja, dan (14) Wotu.[7]

Bahasa yang umum digunakan adalah:

  • Bahasa Bugis adalah bahasa yang menduduki peringkat pertama dengan penutur terbanyak di Sulawesi Selatan. Bahasa ini kebanyakan dituturkan di wilayah tengah Semenanjung Selatan Sulawesi, terutama Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sinjai Sidenreng Rappang, Pinrang, Barru, Kota Parepare dan sebagian wilayah di Tana Luwu, Maros, Pangkep, Barru, dan Bulukumba. Terdapat 9 dialek Bugis yang dituturkan di Sulawesi Selatan seperti dialek Palakka (Bone), Kessi (Soppeng), Sawitto (Pinrang), Sidrap, Wajo, Barru, Enna (Sinjai, Bulukumba), Camba, dan Luwu.[9]
  • Rumpun Bahasa Makassar
    • Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah pesisir barat daya Sulawesi Selatan, Bahasa Makassar merupakan bahasa kedua yang paling banyak dituturkan di Sulawesi Selatan. Terdapat 1,8 juta penutur bahasa Makassar di Sulawesi Selatan. Bahasa ini terdiri dari 3 dialek yaitu Lakiung, Turatea dan Bantaeng.
    • Bahasa-Bahasa Konjo terbagi menjadi dua yaitu Bahasa Konjo Pesisir dan Bahasa Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir tinggal di kawasan pesisir Bulukumba dan Sekitarnya, di sudut tenggara bagian selatan pulau Sulawesi sedangkan Konjo pegunungan tinggal di kawasan tenggara gunung Bawakaraeng.
    • Bahasa Selayar adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan di Kab. Kep. Selayar.
  • Kelompok Utara
    • Bahasa Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja, dan Toraja Utara.
    • Rumpun Bahasa Massenrempulu
      • Bahasa Duri adalah bahasa yang paling banyak dituturkan di Kabupaten Enrekang. Bahasa ini dituturkan di beberapa kecamatan seperti Alla, Buntu Batu, Baraka, Curio, Baroko, Masalle, Malua dan sebagian Anggeraja.
      • Bahasa Enrekang adalah bahasa yang dituturkan di Kabupaten Enrekang khususnya di kecamatan Enrekang, Cendana dan sebagian Anggeraja. Sebagian linguistik memasukkan bahasa Pattinjo ke dalam salah satu dialek bahasa Enrekang.
      • Bahasa Maiwa adalah salah satu bahasa yang dituturkan di Kabupaten Enrekang khususnya di Kecamatan Maiwa dan Bungin
    • Bahasa Tae' adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah kaki gunung hingga pesisir di sepanjang Tana Luwu. Kabupaten Luwu dan Luwu Utara merupakan wilayah dengan mayoritas penutur bahasa ini.

Agama

Mayoritas beragama Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara dan sebagian wilayah di Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, dan Kabupaten Luwu beragama Kristen Protestan.

Budaya dan adat istiadat

Salah satu kebiasaan yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan adalah Mappalili. Mappalili (Bugis) atau Appalili (Makassar) berasal dari kata palili yang memiliki makna untuk menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya. Mappalili atau Appalili adalah ritual turun-temurun yang dipegang oleh masyarakat Sulawesi Selatan, masyarakat dari Kabupaten Pangkep terutama Mappalili adalah bagian dari budaya yang sudah diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Mappalili adalah tanda untuk mulai menanam padi. Tujuannya adalah untuk daerah kosong yang akan ditanam, disalipuri (Bugis) atau dilebbu (Makassar) atau disimpan dari gangguan yang biasanya mengurangi produksi.

Jumlah penduduk

Sampai dengan Mei 2010, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 8.032.551 jiwa dengan pembagian 3.921.543 orang laki-laki dan 4.111.008 orang perempuan. Pada tahun 2013, penduduk di Sulawesi Selatan sudah mencapai 8.342.047 jiwa.[10]

Pemerintahan

5 tahun setelah kemerdekaan, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950, yang menjadi dasar hukum berdirinya Provinsi Administratif Sulawesi. 10 tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 47 Tahun 1960 yang mengesahkan terbentuknya Sulawesi Selatan dan Tenggara. 4 tahun setelah itu, melalui UU Nomor 13 Tahun 1964 pemerintah memisahkan Sulawesi Tenggara dari Sulawesi Selatan. Terakhir, pemerintah memecah Sulawesi Selatan menjadi dua, berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.

Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara dan Polewali Mandar yang tadinya merupakan kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan resmi menjadi kabupaten di provinsi Sulawesi Barat seiring dengan berdirinya provinsi tersebut pada tanggal 5 Oktober 2004 berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.

Daftar gubernur

Kediaman gubernur di Makassar (1865-1900)
Gubernur Sulawesi Selatan
Petahana
Zudan Arif Fakrulloh
Penjabat

sejak 17 Mei 2024
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
KediamanRumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan
Masa jabatan5 tahun; dapat diperpanjang sekali
Pejabat perdanaAndi Achmad Rifai
Dibentuk13 Desember 1960; 63 tahun lalu (1960-12-13)
WakilWakil Gubernur Sulawesi Selatan
Situs webSitus web resmi

Sulawesi Selatan merupakan sebuah provinsi yang dimekarkan dari Sulawesi dan dipimpin oleh seorang kepala daerah yang biasa disebut Gubernur. Pada 1960, Sulawesi dimekarkan menjadi dua provinsi, yakni Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Wilayah kekuasaan jabatan ini mencakup Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat hingga kedua provinsi terakhir dimekarkan secara berturut-turut pada 1964 dan 2004. Secara historis, Gubernur Sulawesi Selatan pernah dijabat oleh pejabat dari kalangan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, terutama pada awal berdirinya Sulawesi Selatan hingga masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Dalam membantu tugas kegubernuran dan menyelaraskan kebijakan daerah, maka Gubernur Sulawesi Selatan dibantu oleh wakil gubernur yang terpilih bersama dengan gubernur dalam pemilihan umum kepala daerah.

Daftar

<onlyinclude>Berikut merupakan daftar Gubernur Sulawesi Selatan secara definitif sejak tahun 1960.

Gubernur Sulawesi Selatan
Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Andi Achmad Rifai
(1924–2001)
ABRIAngkatan Darat 13 Desember 1960 17 November 1966 5 tahun, 339 hari I
(1960)
Lowong [11]
2   Achmad Lamo
(1920–1996)
ABRIAngkatan Darat 17 November 1966 4 Oktober 1977 10 tahun, 321 hari II
(1966)
[12][13]
3   Andi Oddang
(1925–2015)
ABRIAngkatan Darat 19 Januari 1978 19 Januari 1983 5 tahun, 0 hari III
(1977)
4 Ahmad Amiruddin
(1932–2014)
Independen 19 Januari 1983 19 Januari 1988 5 tahun, 0 hari IV
(1982)
[14]
19 Januari 1988 19 Januari 1993 5 tahun, 0 hari V
(1987)
5 Zainal Basri Palaguna
(1939–2019)
ABRIAngkatan Darat 19 Januari 1993 19 Januari 1998 5 tahun, 0 hari VI
(1992)
19 Januari 1998 19 Januari 2003 5 tahun, 0 hari VII
(1997)
6   Amin Syam
(1945–2023)
Golkar 19 Januari 2003 19 Januari 2008 5 tahun, 0 hari VIII
(2002)
Syahrul Yasin Limpo [15]
7 Syahrul Yasin Limpo
(lahir 1955)
Golkar 8 April 2008 8 April 2013 5 tahun, 0 hari IX
(2007)
Agus Arifin Nu'mang [16][17]
8 April 2013 8 April 2018 5 tahun, 0 hari X
(2013)
[18][19][20][21]
8   Nurdin Abdullah
(lahir 1963)
Independen
(2018–2019)
5 September 2018 12 Januari 2022[a] 3 tahun, 129 hari XI
(2018)
Andi Sudirman Sulaiman [23][24]
  PDI-P
(2019–2021)
9   Andi Sudirman Sulaiman
(lahir 1983)
Independen 10 Maret 2022 5 September 2023 1 tahun, 179 hari Lowong [25][26]

Pengganti sementara

Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil gubernur, termasuk ketika posisi gubernur berada dalam masa transisi. Berikut merupakan daftar pengganti sementara untuk jabatan Gubernur Sulawesi Selatan.

Potret Gubernur Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Definitif Ref.
Achmad Lamo
(Pejabat Sementara)
ABRIAngkatan Darat 12 Mei 1966 13 Oktober 1966 154 hari I
(1960)
Andi Achmad Rifai [ket. 1][27]
Daud Nompo
(Pelaksana Tugas)
Non Partisan 4 Oktober 1977 19 Januari 1978 107 hari II
(1966)
Achmad Lamo [12][28][29][29]
Tanribali Lamo
(Penjabat)
Non Partisan 19 Januari 2008 8 April 2008 80 hari Transisi [30]
Soni Sumarsono
(Penjabat)
Non Partisan 9 April 2018 5 September 2018 153 hari [31][32]
Andi Sudirman Sulaiman
(Pelaksana Tugas)
Independen 28 Februari 2021 10 Maret 2022 1 tahun, 10 hari XI
(2018)
Nurdin Abdullah
Abdul Hayat Gani
(Pelaksana Harian)
Non Partisan 7 April 2022 19 April 2022 12 hari Andi Sudirman Sulaiman [ket. 2][33]
26 Juni 2022 22 Juli 2022 26 hari [ket. 3][34]
Bahtiar Baharuddin
(Penjabat)
Non Partisan 5 September 2023 17 Mei 2024 255 hari Transisi
Zudan Arif Fakrulloh
(Penjabat)
Non Partisan 17 Mei 2024 Petahana 172 hari [35]
Catatan
  1. ^ Pada 12 Januari 2022, Presiden Joko Widodo resmi memberhentikan Nurdin dari jabatan gubernur sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 9/P/2022.[22] Sebelumnya, ia menjabat sebagai gubernur berstatus non aktif sejak 28 Februari 2021.
Keterangan
  1. ^ Menggantikan sementara gubernur petahana, A. A. Rifai yang melakukan pelatihan pendidikan militer di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat.
  2. ^ Sekretaris Daerah Abdul Hayat Gani ditunjuk menjadi Pelaksana Harian Gubernur selama Gubernur petahana, Andi Sudirman Sulaiman berobat di Singapura.
  3. ^ Sekretaris Daerah Abdul Hayat Gani kembali ditunjuk menjadi Pelaksana Harian Gubernur selama Gubernur petahana, Andi Sudirman Sulaiman cuti dalam menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci Makkah Arab Saudi.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c "Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka 2021". www.sulsel.bps.go.id. hlm. 61. Diakses tanggal 27 Februari 2021. 
  2. ^ Ananta et al. 2015, hlm. 119–122.
  3. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama yang Dianut di Provinsi Sulawesi Selatan 2015". www.sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 18 Februari 2020. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 27 Februari 2021. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 16 Februari 2021. 
  6. ^ "Metode Baru Peringkat Indeks Pembangunan Manusia". www.bps.go.id. Diakses tanggal 27 Februari 2021. 
  7. ^ a b "Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diakses tanggal 23 Mei 2020. 
  8. ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 2. ISBN 9786028449182. 
  9. ^ "Ethnologue". 
  10. ^ "Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan". sulsel.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-10. Diakses tanggal 2016-10-08. 
  11. ^ Purwanto, Antonius (2020-09-09). "Provinsi Sulawesi Selatan". Kompas.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-28. Diakses tanggal 2021-03-13. 
  12. ^ a b 30 tahun Indonesia merdeka: 1975-1985. Sekretariat Negara, Republik Indonesia. 1995. hlm. 998. ISBN 978-979-8300-06-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2021-09-11. 
  13. ^ Administrator (29 Juli 1978). "Hari-hari Terakhir Ahmad Lamo". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 8 Mei 2022. 
  14. ^ FM/BAM (23 June 1983). "Tingkatkan efisiensi, hilangkan tumpang tindih". Kompas. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 10 April 2021. Menteri Dalam Negeri, Soepardjo Rustam, atas nama Presiden RI, Rabu melantik Prof Dr Achmad Amiruddin Pabittei sebagai Gubernur/Kepala Daerah Sulawesi Selatan periode 1983-1988. Amiruddin menggantikan H. Andi Oddang yang telah berakhir masa jabatannya... 
  15. ^ "Amin Syam Terpilih Menjadi Gubernur Sulawesi Selatan". Tempo.co. 22 Desember 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-20. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  16. ^ Bambang, ed. (19 Maret 2008). "Syahrul/Agus, Gubernur Sulsel yang Baru". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  17. ^ "Syahrul Dilantik di Lapangan Terbuka". Kompas.com. 8 April 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-09. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  18. ^ "Ini Hasil Lengkap Pilgub Sulsel". Tribunnews.com. 1 Februari 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-18. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  19. ^ "Gubernur Sulsel Syahrul Yasin dilantik untuk masa jabatan kedua". Merdeka.com. 8 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-17. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  20. ^ "Pelantikan Gubernur Sulsel Akhir Pesta Demokrasi". Tribunnews.com. 8 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-16. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  21. ^ "Persiapan Syahrul Meninggalkan Rumah Dinas Gubernur". Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan. 6 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-09. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  22. ^ Yunus, Muhammad (19 Januari 2022). "Nurdin Abdullah Resmi Diberhentikan Sebagai Gubernur Sulawesi Selatan oleh Presiden Jokowi". Suara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-19. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  23. ^ Cipto, Hendra (27 Juli 2018). Ika, Aprillia, ed. "KPU Sulsel Tetapkan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sebagai Pemenang Pilkada". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-09. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  24. ^ "Presiden Jokowi Lantik Prof Nurdin Abdullah - Andi Sudirman Sulaiman - Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Periode 2018 - 2023". Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan. 5 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-13. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  25. ^ Fatir, M Darwin (24 Januari 2022). Tarmizi, Tasrief, ed. "DPRD umumkan pengangkatan Andi Sudirman jadi Gubernur Sulsel defenitif". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-09. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  26. ^ Nugraheny, Dian Erika (10 Maret 2022). Santosa, Bagus, ed. "Hari Ini, Jokowi Lantik Andi Sudirman Jadi Gubernur Sulsel". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  27. ^ "Achmad Lamo, Gubernur Terlama Sulawesi Selatan asal Enrekang". MasMedia. 11 Agustus 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-19. Diakses tanggal 8 Mei 2022. 
  28. ^ FM/IIE (23 June 1978). "Menteri Polkam Panggabean: Wewenang gubernur bukan tanpa batas *Pelantikan gubernur Sulsel". Kompas. hlm. 12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 10 April 2021. Kol. Andi Odang Kamis kemarin dilantik menjadi Gubernur/KDH Sulawesi Selatan, menggantikan H. Ahmad Lamo yang telah menyelesaikan dua kali masa jabatannya dan tugas sebagai Pj. Gubernur. Pelantikan dilakukan oleh Menko Polkam M. Panggabean dalam suatu sidang paripurna istimewa DPRD 
  29. ^ a b Tim Penyusun (1992). Buku Kenangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa Keanggotaan 1987-1992 (PDF). Jakarta: Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. hlm. 838. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-11-04. Diakses tanggal 2021-09-11. 
  30. ^ Suryanto, ed. (19 Januari 2008). "Tanribali Lamo Caretaker Gubernur Sulsel". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-09. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  31. ^ Cipto, Hendra (9 April 2018). Damanik, Caroline, ed. "Soni Sumarsono Dilantik Jadi Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  32. ^ "Soni Sumarsono Mulai Tempati Rumah Jabatan Hari Ini". Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan. 6 Mei 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-18. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  33. ^ Nursam, ed. (15 April 2022). "Sepekan Tak Kelihatan, Andi Sudirman Sulaiman Ternyata Berobat di Singapura". sulsel.fajar.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-17. Diakses tanggal 17 Desember 2022. 
  34. ^ Darmawanti Adellia Adipradana, ed. (23 Juni 2022). "Andi Sudirman akan Cuti Haji, Sekda Jadi Plh Gubernur Sulsel". detik.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-17. Diakses tanggal 17 Desember 2022. 
  35. ^ "Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur". kemendagri.go.id. 17 Mei 2024. Diakses tanggal 17 Mei 2024. 

Perwakilan

Perangko Republik Indonesia (2010).

DPRD Sulawesi Selatan beranggotakan 85 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sulawesi Selatan terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sulawesi Selatan yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 24 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Makassar di Gedung DPRD Sulawesi Selatan.[1] Komposisi anggota DPRD Sulawesi Selatan periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik dimana Partai Golkar adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 13 kursi disusul oleh Partai NasDem yang juga meraih 12 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sulawesi Selatan dalam empat periode terakhir.[2][3][4][5]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–14 2014–19 2019–24 2024–29
PKB 1 Kenaikan 3 Kenaikan 8 Steady 8
Gerindra (baru) 1 Kenaikan 11 Steady 11 Kenaikan 13
PDI-P 3 Kenaikan 5 Kenaikan 8 Penurunan 6
Golkar 18 Steady 18 Penurunan 13 Kenaikan 14
NasDem (baru) 7 Kenaikan 12 Kenaikan 17
PKS 7 Penurunan 6 Kenaikan 8 Penurunan 7
PPP 5 Kenaikan 7 Penurunan 6 Kenaikan 8
PAN 7 Kenaikan 9 Penurunan 7 Penurunan 4
Hanura 7 Penurunan 6 Penurunan 1 Steady 1
Demokrat 10 Kenaikan 11 Penurunan 10 Penurunan 7
PBB 2 Penurunan 1 Penurunan 0 Steady 0
PKPI 2 Penurunan 1 Penurunan 0
Perindo (baru) 1 Penurunan 0
PDK 7
PDS 2
PBR 1
PPDI 1
RepublikaN (baru) 1
Jumlah Anggota 75 Kenaikan 85 Steady 85 Steady 85
Jumlah Partai 16 Penurunan 12 Penurunan 11 Penurunan 10


Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[6] Jumlah penduduk (2020)[6] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
Peta lokasi
1 Kabupaten Bantaeng Bantaeng Andi Abubakar (Pj.) 395,83 196.716 8 21/46
2 Kabupaten Barru Barru Suardi Saleh 1.174,72 186.910 7 15/40
3 Kabupaten Bone Watampone Andi Winarno Eka Putra (Pj.) 4.559,00 801.775 27 44/328
4 Kabupaten Bulukumba Ujung Bulu Andi Muchtar Ali Yusuf 1.154,58 437.610 10 27/109
5 Kabupaten Enrekang Enrekang Marwan Mansyur (Pj.) 1.786,01 225.172 12 17/112
6 Kabupaten Gowa Sungguminasa Adnan Purichta Ichsan 1.883,33 768.682 18 46/121
7 Kabupaten Jeneponto Bontosunggu Junaedi Bakri (Pj.) 749,79 415.462 11 31/82
8 Kabupaten Kepulauan Selayar Benteng Muhammad Basli Ali 1.357,03 137.071 11 7/81
9 Kabupaten Luwu Belopa Muhammad Saleh (Pj.) 2.909,08 365.608 21 20/207
10 Kabupaten Luwu Timur Malili Budiman Hakim 6.944,88 305.521 11 3/125
11 Kabupaten Luwu Utara Masamba Indah Putri Indriani 7.502,58 327.820 15 7/166
12 Kabupaten Maros Turikale Chaidir Syam 1.619,12 403.774 14 23/80
13 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Pangkajene Muhammad Yusran Lalogau 898,29 352.949 13 38/65
14 Kabupaten Pinrang Watang Sawitto Ahmadi Akil (Pj.) 1.961,77 414.710 12 40/69
15 Kabupaten Sidenreng Rappang Pangkajene Sidenreng Basra (Pj.) 1.102,10 301.972 11 38/68
16 Kabupaten Sinjai Sinjai Utara Andi Jefrianto Asapa (Pj.) 819,96 268.496 9 13/67
17 Kabupaten Soppeng Lalabata Andi Kaswadi Razak 1.500,00 236.049 8 21/49
18 Kabupaten Takalar Pattallassang Setiawan Aswad (Pj.) 566,51 304.856 10 24/76
19 Kabupaten Tana Toraja Makale Theofilus Allorerung 2.054,30 291.046 19 47/112
20 Kabupaten Toraja Utara Rantepao Yohanis Bassang 1.151,47 268.198 21 40/111
21 Kabupaten Wajo Tempe Andi Bataralifu (Pj.) 2.506,19 379.396 14 48/142
22 Kota Makassar - Mohammad Ramdhan Pomanto 175,77 1.571.814 15 153/-
23 Kota Parepare - Abdul Hayat Gani (Pj.) 99,33 154.854 4 22/-
24 Kota Palopo - Firmanza DP (Pj.) 247,52 190.867 9 48/-


Pada tahun 2008, Kabupaten Toraja Utara terbentuk, menyusul terbitnya Amanat Presiden Yudhoyono, bernomor R.68/Pres/12/2007 pada tanggal 10 Desember 2007, mengenai pemekaran 12 kabupaten/kota.

Senjata tradisional


Makanan tradisional

Perkumpulan/Organisasi

  • Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS)

Media

  • Koran Harian Tribun Timur
  • Kompas TV Makassar
  • TVRI Sulsel
  • RRI Makassar
  • Koran online Celebes Online
  • Trans 7 Sulsel
  • Koran Fajar

Referensi

[https://kompaswisata.com/makanan-khas-sulawesi-selatan/ Makanan khas Sulawesi Selatan]

  1. ^ "Gubernur dan Wagub Kompak Hadiri Pelantikan 83 Anggota DPRD Sulsel". fajar.co.id. 24-09-2019. Diakses tanggal 03-11-2019. 
  2. ^ "KPU Tetapkan 85 Anggota DPRD Sulsel Terpilih, Ini Daftarnya". sulsel.idntimes.com. 13-08-2019. Diakses tanggal 03-11-2019. 
  3. ^ "KPU Tetapkan Perolehan Hasil dan Perolehan Kursi DPRD Sulsel". makassar.terkini.id. 13-08-2019. Diakses tanggal 03-11-2019. 
  4. ^ "Lima Parpol di Sulsel Gagal Raih Kursi di DPRD". politik.djournalist.com. 13-08-2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-05. Diakses tanggal 03-11-2019. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama KPU24
  6. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-09. 

Pranala luar