Suku Pakpak
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Jumlah populasi | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
± 600.000 jiwa | |||||||||||||
Daerah dengan populasi signifikan | |||||||||||||
Sumatra Utara | Dominan | ||||||||||||
Bahasa | |||||||||||||
Pakpak, Indonesia, Toba | |||||||||||||
Agama | |||||||||||||
Islam 50,3 %, Kristen 49,4 % Dan Agama Tradisional 0,3 %. | |||||||||||||
Kelompok etnik terkait | |||||||||||||
Toba, Karo, Alas, Singkil |
Suku Pakpak (Pakpak: ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲) atau lazim juga disebut Batak Pakpak (Pakpak: ᯅᯗᯂ᯲ ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲) adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau Sumatra Indonesia. Tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatra Utara dan Aceh, yakni di: Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah (Sumatra Utara), sebagian Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam (Aceh)
Pembagian
Suku Pakpak terdiri atas 5 subsuku, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak yang terdiri dari:
- Pakpak Klasen, berdomisili di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari kabupaten Tapanuli Tengah.
- Pakpak Simsim, berdiam di kabupaten Pakpak Bharat.
- Pakpak Boang, bermukim di provinsi Aceh yaitu di kabupaten Aceh Singkil dan kota Subulussalam. Suku Pakpak Boang ini banyak disalahpahami sebagai suku Singkil.
- Pakpak Pegagan, bermukim di Sumbul dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.
- Pakpak Keppas, bermukim di kota Sidikalang dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.
Marga Pakpak
- Anakampun / Nahampun
- Angkat
- Bako / Baho
- Bancin
- Banurea / Banuarea
- Berampu
- Berasa / Barasa
- Beringin
- Berutu / Barutu
- Bintang
- Boangmanalu
- Capah
- Cibro
- Gajah
- Gajah Manik
- Kabeakan
- Kesogihen
- Kaloko / Keloko
- Kombih
- Kudadiri
- Lembeng / Limbong
- Lingga
- Maha
- Maharaja
- Manik (Kecupak)
- Manik (Siketang)
- Matanari
- Meka / Meha
- Maibang
- Mungkur
- Padang
- Padang Batanghari
- Pardosi
- Pasi
- Penarik
- Pinayungan
- Ramin
- Sagala
- Sambo
- Saraan
- Siketang
- Sinamo
- Sitakar
- Solin
- Saing
- Tendang
- Tinambunan
- Tinendung
- Tumangger / Tumanggor
- Turuten / Turutan
- Ujung
- Ujung Saribu
Suku bangsa Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat dengan Sulang Silima. Sulang silima terdiri dari lima unsur yakni: 1. Sinina tertua (Perisang-isang (keturunan atau generasi tertua) 2. Sinina penengah (Pertulan tengah (keturunan atau generasi yang di tengah) 3. Sinina terbungsu (perekur-ekur = keturunan terbungsu) 4. Berru (kerabat penerima gadis) 5. Puang (kerabat pemberi gadis)
Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya ke lima unsur ini harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara adat.
Upacara adat Pakpak dinamakan dengan istilah kerja atau kerja-kerja. Namun saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut terbagi atas dua bagian besar yakni: 1. Upacara adat yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja baik; 2. Upacara adat dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja jahat.
Contoh kerja baik adalah: merbayo (upacara perkawinan), menanda tahun (upacara menanam padi), merkottas (upacara untuk memulai sesuatu pekerjaan yang beresiko) dan lain-lain. Contoh kerja jahat adalah mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua (upacara kematian).[1]
Sumber
- ^ Lister Berutu 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak, Medan, Monoratama.