Kabupaten Bogor
Bogor | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ |
Motto:
(Sunda) Bersikap baik, kukuh pendirian, dan siap siaga untuk mewujudkan Bogor sebagai pusat kebangkitan perjuangan pembangunan demi kesejahteraan bangsa | |
Koordinat: 6°19′S 106°10′E / 6.32°S 106.17°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 14 Tahun 1950[1] |
Hari jadi | 3 Juni 1482 |
Ibu kota | Cibinong |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Asmawa Tosepu (Pj.) |
• Wakil Bupati | Lowong |
• Sekretaris Daerah | Burhanudin |
• Ketua DPRD | Rudy Susmanto |
Luas | |
• Total | 2.710 km2 (1,050 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 5.495.372 |
• Kepadatan | 2,000/km2 (5,300/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Sunda – Sunda Bogor – Sunda Priangan – Sunda Banten (Jasinga) Betawi |
• IPM | 70,60 (2021) tinggi[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | * +62 21 (Jonggol, Cariu, Cileungsi, Cibinong, Citeureup, Gunung Putri, Sukamakmur dan Tanjungsari) |
Pelat kendaraan |
|
Kode Kemendagri | 32.01 |
DAU | Rp 2.083.540.132.000 (2019) |
Semboyan daerah | Tegar Beriman (Tertib, segar, bersih, indah, mandiri, aman, dan nyaman) |
Flora resmi | Kemang[5] |
Fauna resmi | Surili[6] |
Situs web | www |
Kabupaten Bogor (bahasa Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Cibinong. Kabupaten Bogor berbatasan dengan Lebak, Banten di barat, Tangerang beserta Kota Tangerang Selatan, Banten, Kota Depok, Kota Bekasi, serta Bekasi di utara; Karawang dan Purwakarta di timur; Cianjur di tenggara, dan Sukabumi di selatan. Kota Bogor merupakan enklave dari kabupaten ini.
Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di sebelah utara Kota Bogor.[7]
Sejarah
Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada 4 abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman Kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu:
- Kerajaan Tarumanagara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.
- Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
- Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333.
- Kerajaan Kawali, diperintah oleh 6 orang raja. Berkuasa sejak tahun 1333 hingga 1482.
- Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan Upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari 9 kelompok pemukiman dengan 3 gabungan kelompok besar antara lain Buitenzorg (wilayah tengah), Tjibaroesa/Djonggol (wilayah timur dan utara) dan Jasinga (wilayah barat) yang digabungkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Baron van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor.[8]
Pada waktu itu, Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Sungai Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalimulya.[9]
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari bahasa Arab yaitu Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau. Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap ahlinya.
Namun berdasarkan catatan sejarah, pada tanggal 7 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd van de Negorij Bogor, yang berarti Kepala Kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri yang mulai dibangun pada tahun 1817.
Pada tahun 1908 Kabupaten Bogor memiliki 5 kawedanan yang dipimpin oleh seorang demang, yaitu (Buitenzorg, Tjibaroesa, Cibinong, Parung, dan Leuwiliang).[10] Kemudian untuk memudahkan tugas distrik dibentuklah sejumlah onderdistrik yang dikepalai oleh asisten demang. Pemberitaan dari koran Het Vaderland dan Nieuws van den Daag voor Nederlandsch-Indië,[yang mana?] pada November 1930, menyebutkan bahwa Rumpin dan Ciomas, pada mulanya adalah tanah partikelir[11] Pemerintah Belanda kemudian membeli tanah di Ciomas, Cibarusah, Rumpin, dan Citayam supaya dapat mengurus administrasi dan birokrasi pemerintahan daerah di tiga tanah yang status kepemilikannya sudah berganti tersebut. Selanjutnya, pada tahun 1938 terjadi nasionalisasi terhadap tanah partikelir di Bogor. Distrik Swasta Tjibaroesa berganti menjadi Onderafdeling Djonggol atau Kawedanan Jonggol.[11]
Pasca Proklamasi, tepatnya pada era Republik Indonesia Serikat atau RIS, Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah Negara Pasundan, kemudian keluar SK Wali Negeri Pasundan Nomor 12[12] yang menyatakan bahwa Kabupaten Bogor, kembali dibentuk 7 Kawedanan yaitu:
- Kawedanan Buitenzorg (mencakup Ciomas, Semplak, Kedunghalang, Ciawi, Cisarua, Cigombong, dan Cijeruk; serta seluruh wilayah Kota Bogor saat ini)
- Kawedanan Cibinong (mencakup Cibinong, Bojonggede, Tajurhalang, Sukaraja, Citeureup, Babakan Madang dan sebagian wilayah Kota Depok saat ini)
- Kawedanan Parung (mencakup Parung, Gunungsindur, Kemang, Rumpin, Ciseeng, dan sebagian wilayah Kota Depok saat ini)
- Kawedanan Jonggol (mencakup Jonggol, Gunung Putri, Cileungsi, Cariu, Tanjungsari dan sebagian wilayah Kota Depok dan sebagian wilayah selatan Kota Bekasi serta Kabupaten Bekasi dan sebagian wilayah selatan Karawang.
- Kawedanan Leuwiliang (mencakup Leuwiliang, Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan, dan Dramaga)
- Kawedanan Jasinga (mencakup Jasinga, Sukajaya, Tenjo, Nanggung, dan Cigudeg).
Pada tahun 1950-an seiring dengan kebijakan restrukturisasi otonomi daerah, khususnya berkaitan dengan organisasi dan kewilayahan membuat Kabupaten Bogor kehilangan banyak wilayahnya. Di antara beberapa Kawedanan di Kabupaten Bogor, yang paling kehilangan banyak wilayahnya adalah Kawedanan Jonggol, seperti Kecamatan Cibarusah, Kecamatan Serang Baru, Kecamatan Setu dan Desa Kranggan (Sekarang Kecamatan Jatisampurna) dilimpahkan kepada Kabupaten Bekasi; Desa Batulawang dilimpahkan kepada Kabupaten Cianjur; dan Kecamatan Pangkalan serta Kecamatan Tegalwaru dilimpahkan kepada Kabupaten Karawang.[13]
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri. Atas dasar tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengadakan penelitian di beberapa wilayah Kabupaten Bogor untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Parung, Kecamatan Semplak dan Kecamatan Cibinong.
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke Pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibu kota adalah Desa Rancamaya (saat ini menjadi bagian Kota Bogor). Akan tetapi Pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan Pusat Pemerintahan Kota Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kota Bogor.
Setelah mempertimbangkan rencana pembentukan Kota Administratif Depok dan Kabupaten Jonggol yang sudah menjadi bahasan Menteri Dalam Negeri Amir Machmud bersama Gubernur Jawa Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah, yaitu Kemang. Saat itu, Kemang menjadi bagian Kecamatan Semplak yang akan menjadi titik paling tengah bagi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor apabila Kota Administratif Depok terbentuk dan Kabupaten Jonggol dimekarkan dari Kabupaten Bogor.
Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Bogor tahun 1980, Desa Kemang batal ditetapkan menjadi calon ibu kota Kabupaten Bogor karena ketersediaan lahan milik pemerintah kabupaten masih sangat sedikit, infrastruktur yang minim, hingga wacana pembentukan Kabupaten Jonggol yang dianggap masih mentah. Akhirnya ditetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Bogor terletak di Desa Tengah (Sekarang Kelurahan Tengah), Kecamatan Cibinong.
Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor berkedudukan di Desa Tengah, Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu, dimulailah rencana persiapan pembangunan Pusat Pemerintahan ibu kota Kabupaten Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kabupaten Bogor saat itu.
Wilayah Kabupaten Bogor yang luas ditambah cepatnya pertumbuhan penduduk akibat lokasi geografis Kabupaten Bogor sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta, muncul beberapa wacana terkait pemekaran berbasis pengembangan wilayah. Pada tahun 1978, Menteri Dalam Negeri Amir Machmud mengusulkan pembentukan Kota Administratif Depok yang mencakup Kecamatan Depok serta kecamatan lainnya yang berbatasan dengan DKI Jakarta khususnya yang terdampak pembangunan Perumnas di wilayah tersebut. Rencananya Kota Administratif Depok akan dijadikan kawasan pemukiman yang tertata bagi para pekerja di DKI Jakarta.
Pada dekade 1980 bukan hanya bergulir usulan pembentukan Kota Administratif Depok. Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi juga mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri, Amir Machmud pembentukan wilayah di bekas Kawedanan Jonggol yang sebagian telah dilimpahkan ke kabupaten lain untuk dipersatukan sebagai Daerah Tingkat II Kabupaten. Wilayah eks Kawedanan Jonggol dan sekitarnya dianggap layak menjadi kabupaten, karena wilayahnya cukup luas, memiliki kekayaan alam yang melimpah, serta berpotensi sebagai kawasan pemukiman baru, industri, dan pariwisata.[14]
Wilayah yang diusulkan sebagai bagian dari pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Jonggol dahulunya merupakan bekas wilayah dari Kawedanan Jonggol antara lain, daerah Kecamatan Jonggol, Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kawasan Cibubur (yaitu Desa Harjamukti dan Desa Leuwinanggung), juga wilayah bekas Kawedanan Tjibaroesa yang telah dilimpahkan kepada daerah lain, seperti Kabupaten Bekasi yaitu Kecamatan Cibarusah serta Desa Kranggan (Sekarang Kecamatan Jatisampurna); dan dari Kabupaten Karawang yaitu Kecamatan Pangkalan serta Kecamatan Tegalwaru.
Pada tahun 1981 akhirnya Kecamatan Depok ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi kota administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang mencakup Kecamatan Beji dan Kecamatan Pancoran Mas serta pemekaran dari Kecamatan Gunung Putri yaitu Kecamatan Cimanggis. Kota Administratif Depok dipimpin oleh Wali kota Administrasi. Sementara itu, gagasan pembentukan Kabupaten Jonggol tidak terlaksana.[15]
Pada tahun 1994, Presiden Soeharto tertarik menjadikan salah satu wilayah Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Jonggol (kala itu termasuk Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari dan Karang Tengah)[16] sebagai lokasi ibu kota negara baru pengganti DKI Jakarta, karena Jonggol terletak hanya 40 km di sebelah tenggara Jakarta.
Pasca reformasi seiring dengan kebijakan penghapusan daerah otonom Kota Administratif di seluruh Indonesia. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 meningkatkan status Depok menjadi Kotamadya, dengan demikian Depok resmi berpisah dengan Kabupaten Bogor dan menjalankan otonominya sendiri. Sementara, rencana dan persiapan pemindahan ibu kota negara ke Jonggol tenggelam seiring dengan lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998.[16]
Geografi
Barat | 6°27′17.18″S 106°24′4.23″E / 6.4547722°S 106.4011750°E | Tegal Wangi, Jasinga, Bogor |
Selatan | 6°47′17.05″S 106°53′58.93″E / 6.7880694°S 106.8997028°E | Watesjaya, Cigombong, Bogor |
Timur | 6°36′7.5″S 107°13′34.5″E / 6.602083°S 107.226250°E | Buanajaya, Tanjungsari, Bogor |
Utara | 6°18′8.2″S 106°58′13.66″E / 6.302278°S 106.9704611°E | Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor |
Titik Terendah | 25 m dpl | Villa Nusa Indah, Bojong Kulur |
Titik Tertinggi | 3019 m dpl | Puncak Pangrango, Cisarua |
Pemukiman Tertinggi | 1300 - 1500 m dpl | Kampung Arca, Sukamakmur, Jonggol |
Titik Terdingin | -4°C (Juli, 1978) | Puncak Pangrango, Cisarua |
Titik Terpanas | 37,3°C (2019) | Parungpanjang |
Topografi
Topografi Kabupaten Bogor bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, yang dikelompokkan berdasar ketinggiannya sebagai berikut : sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15-150 meter di atas permukaan laut (dpl), 42,62% berada pada ketinggian 150-500 meter dpl, 19,53% berada pada ketinggian 500-1.000 meter dpl, 8,43% berada pada ketinggian 1.000-2.000 meter dpl dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000–2.500 meter dpl.[17]
- Ketinggian 15–150 m dpl: Sebagian besar topografi rendah berada di bagian utara dan barat, seperti Cibinong, Bojonggede, Tajurhalang, Parung, Gunung Putri, Citeureup, Gunung Sindur, Tenjo, Parung Panjang, Jasinga dan Cileungsi.
- Ketinggian 150 – 500 m: Topografi sedang sebagian besar berada di bagian tengah dan timur, seperti Jonggol, Babakan Madang, Ciomas, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cigudeg, Ciampea, Sukaraja dan Dramaga.
- Ketinggian >500 m: Topografi tinggi sebagian besar berada di bagian selatan, seperti Cisarua, Megamendung, Caringin, Sukamakmur, Pamijahan, Tenjolaya, Cijeruk, Nanggung, Cigombong, Sukajaya dan Tanjungsari.
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah di Kabupaten Bogor juga dapat dilanda banjir, terutama pada saat musim hujan, yaitu: Gunung Putri, Cibinong, Citeureup, Parung, Gunungsindur, Parung Panjang, Cileungsi, dan Rumpin.
Kabupaten Bogor memiliki beberapa rangkaian gunung atau pegunungan yang tinggi dan besar, antara lain di bagian barat ada Pegunungan Halimun Salak yang membentang dari Kabupaten Lebak, Banten hingga kaki timur Gunung Salak. Kemudian, dua pegunungan yang mengurung Kawasan Puncak di sebelah selatan, yaitu Pegunungan Gede Pangrango yang membentang di tiga wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, disebelah utara Puncak, ada Pegunungan Jonggol yang membentang dari Sentul, Sukamakmur hingga Cipanas, Cianjur. Selain itu terdapat beberapa pegunungan kecil yang biasanya tandus dan terdiri atas batuan kapur, antara lain Pegunungan Cigudeg-Rumpin, Pegunungan Kapur Leuwiliang, Pegunungan Kapur Cileungsi dan Pegunungan Sanggabuana, yang berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.[18]
Hidrologi DAS
Secara hidrologis, sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor merupakan daerah aliran sungai Cisadane.[19] Kabupaten Bogor terbagi dalam beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) diantaranya DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane (sub DAS; Cisadane Hulu, Ciapus, Cihideung, Ciaruteun, Citempuan, Cikaniki dan Cianten), DAS Ciliwung (sub DAS; Ciesek, Ciliwung Hulu, Cibogo, Cisarua, Ciseupan dan Cisukabirus), DAS Kali Bekasi (sub DAS; Cikeas, Citeureup, Cileungsi, Cikarang), DAS Citarum (sub DAS; Cibeet dan Cipamingkis).[20] Selain itu juga terdapat 32 jaringan irigasi pemerintah, 794 jaringan irigasi pedesaan, 93 situ dan 96 mata air.[18]
Pemerintahan
Bupati
Bupati Bogor adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Bogor. Bupati Bogor bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Jawa Barat. Bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Bogor ialah Ade Yasin, dengan wakil bupati Iwan Setiawan. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Bogor 2018. Ade Yasin merupakan bupati Bogor ke-13 sejak kabupaten ini dibentuk, dan menjadi bupati perempuan kedua di Kabupaten Bogor setelah Nurhayanti, bupati sebelumnya. Ade Yasin dan Iwan Setiawan dilantik oleh gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada 30 Desember 2018 di Gedung Sate Kota Bandung.[21] Pada September 2023, Iwan Setiawan dilantik menjadi bupati Bogor, setelah sempat mengganti bupati Ade Yasin yang diberhentikan karena terlibat kasus korupsi, sebagai pelaksana tugas bupati sejak 29 April 2022 hingga 1 September 2023.[22]
No | Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Wakil Bupati | |
---|---|---|---|---|---|
14 | Iwan Setiawan | 2 September 2023 | Petahana | Lowong |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Bogor dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[23] | 2019–2024[24] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 2 | 6 | |
Gerindra | 6 | 14 | 12 | |
PDI-P | 7 | 6 | 5 | |
Golkar | 9 | 6 | 7 | |
NasDem | 3 | 0 | 4 | |
PKS | 5 | 9 | 7 | |
Hanura | 3 | 1 | 0 | |
PAN | 3 | 5 | 2 | |
Demokrat | 4 | 6 | 6 | |
PPP | 7 | 6 | 6 | |
Jumlah Anggota | 50 | 55 | 55 | |
Jumlah Partai | 10 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, 19 kelurahan, dan 416 desa. Pada tahun 2019, jumlah penduduk mencapai 5.965.410 jiwa dengan luas wilayah 2.663,85 km² dan sebaran penduduk 2.236 jiwa/km².[25]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bogor, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Ibu kota | Kelurahan | Desa | Kodepos[26] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|---|
32.01.05 | Babakan Madang | Babakan Madang | 9 | 16861-16869 | Desa | ||
32.01.13 | Bojonggede | Bojonggede | 1 | 8 | 16921-16929 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.27 | Caringin | Cimande Hilir | 12 | 16731-16739 | Desa | ||
32.01.08 | Cariu | Cariu | 10 | 16841-16849 | Desa | ||
32.01.15 | Ciampea | Bojong Rangkas | 13 | 16621-16629 | Desa | ||
32.01.24 | Ciawi | Bendungan | 13 | 16721-16729 | Desa | ||
32.01.01 | Cibinong | Cirimekar | 13 | - | 16911-16919 | Kelurahan | |
32.01.16 | Cibungbulang | Cimanggu 2 | 15 | 16631-16639 | Desa | ||
32.01.38 | Cigombong | Cigombong | 9 | 16741-16749 | Desa | ||
32.01.22 | Cigudeg | Cigudeg | 15 | 16661-16669 | Desa | ||
32.01.28 | Cijeruk | Warung Menteng | 9 | 16781-16789 | Desa | ||
32.01.07 | Cileungsi | Cipenjo | 12 | 16821-16829 | Desa | ||
32.01.29 | Ciomas | Pagelaran | 1 | 10 | 16611-16619 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.25 | Cisarua | Leuwimalang | 1 | 9 | 16751-16759 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.33 | Ciseeng | Cibentang | 10 | 16381-16389 | Desa | ||
32.01.03 | Citeureup | Puspanegara | 2 | 12 | 16811-16819 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.30 | Dramaga | Dramaga | 10 | 16681-16689 | Desa | ||
32.01.02 | Gunung Putri | Wanaherang | 10 | 16961-16969 | Desa | ||
32.01.11 | Gunungsindur | Gunungsindur | 10 | 16341-16349 | Desa | ||
32.01.19 | Jasinga | Pamagersari | 16 | 16671-16679 | Desa | ||
32.01.06 | Jonggol | Jonggol | 14 | 16831-16839 | Desa | ||
32.01.12 | Kemang | Kemang | 1 | 8 | 16311-16319 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.32 | Klapanunggal | Kembang Kuning | 9 | 16871-16879 | Desa | ||
32.01.14 | Leuwiliang | Leuwiliang | 11 | 16641-16649 | Desa | ||
32.01.39 | Leuwisadeng | Leuwisadeng | 8 | 16281-16288 | Desa | ||
32.01.26 | Megamendung | Sukamaju | 12 | 16771-16779 | Desa | ||
32.01.21 | Nanggung | Parakan Muncang | 11 | 16651-16659 | Desa | ||
32.01.17 | Pamijahan | Gunung Sari | 15 | 16691-16699 | Desa | ||
32.01.10 | Parung | Warujaya | 9 | 16331-16339 | Desa | ||
32.01.20 | Parung Panjang | Parung Panjang | 11 | 16361-16369 | Desa | ||
32.01.34 | Rancabungur | Rancabungur | 7 | 16251-16256 | Desa | ||
32.01.18 | Rumpin | Rumpin | 14 | 16351-16359 | Desa | ||
32.01.35 | Sukajaya | Pasir Madang | 11 | 16291-16299 | Desa | ||
32.01.09 | Sukamakmur | Sukamakmur | 10 | 16881-16889 | Desa | ||
32.01.04 | Sukaraja | Cimandala | 13 | 16711-16719 | Desa | ||
32.01.37 | Tajurhalang | Tajurhalang | 7 | 16931-16937 | Desa | ||
32.01.31 | Tamansari | Sirnagalih | 8 | 16261-16268 | Desa | ||
32.01.36 | Tanjungsari | Tanjungsari | 10 | 16851-16859 | Desa | ||
32.01.23 | Tenjo | Singabraja | 9 | 16371-16379 | Desa | ||
32.01.40 | Tenjolaya | Tapos 1 | 7 | 16271-16276 | Desa | ||
TOTAL | 19 | 416 |
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 40 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 tahun 2002 saat ini wilayah Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan, 410 desa dan 16 kelurahan.
Demografi
Suku bangsa
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor tahun 2021, jumlah penduduk kabupaten Bogor sebanyak 5.427.068 jiwa, dengan kepadatan 1.817 jiwa/km2.[2] Penduduk Kabupaten Bogor menjadi wilayah administrasi setingkat kabupaten dengan penduduk terbanyak di Jawa Barat dan bahkan di Indonesia. Penduduk asli Kabupaten Bogor dan Jawa Barat umumnya adalah orang Sunda. Suku lain yang cukup dominan adalah Jawa, dan sebagian lagi orang Betawi serta suku pendatang lainnya seperti Cirebon, Batak, Tionghoa, Minangkabau, Banten, dan lainnya.
Data Sensus Penduduk Indonesia 2000, berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan suku bangsa;[27]
No | Suku | Populasi (2000) | % |
---|---|---|---|
1 | Sunda | 2.928.415 | 83,62% |
2 | Jawa | 224.037 | 6,40% |
3 | Betawi | 162.529 | 4,64% |
4 | Batak | 22.053 | 0,63% |
5 | Minangkabau | 17.445 | 0,50% |
6 | Tionghoa | 9.123 | 0,26% |
7 | Banten | 1.995 | 0,06% |
8 | Cirebon | 1.939 | 0,05% |
9 | Suku lainnya | 134.562 | 3,84% |
Kabupaten Bogor | 3.502.098 | 100% |
Agama
Mayoritas penduduk di kabupaten Bogor menganut agama Islam. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023, penduduk kabupaten Bogor yang menganut agama Islam sebanyak 97,20%. Kemudian penduduk yang menganut agama Kekristenan sebanyak 2,28%, dengan rincian Protestan sebanyak 1,73% dan Katolik sebanyak 0,55%. Sebagian lagi menganut agama Buddha sebanyak 0,32%, kemudian Konghucu sebanyak 0,15% dan Hindu sebanyak 0,05%.[3]
Bahasa
Bahasa Sunda merupakan bahasa mayoritas dan bahasa asli yang dituturkan oleh mayoritas penduduk Kabupaten Bogor. Bahasa Sunda yang dituturkan di bagian barat Kabupaten Bogor memiliki ciri khas tersendiri berbeda dengan bahasa Sunda yang dituturkan di Kabupaten Bogor umumnya mengenal undak-usuk basa (tingkatan bahasa), sedangkan bahasa Sunda dialek Jasinga yang merupakan bagian dari bahasa Sunda Banten ini tidak terdapat tingkatan bahasa didalamnya. Bahasa Sunda dialek Jasinga dituturkan di wilayah Jasinga Raya yang meliputi Kecamatan Jasinga, Tenjo, Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg.
Sedangkan bahasa Betawi merupakan bahasa yang dituturkan oleh pendatang dari wilayah Jakarta di kecamatan bagian utara-tengah yang berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan di provinsi Banten, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi. Bahasa Betawi yang dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Bogor ini dikenal dengan nama bahasa Betawi Ora atau bahasa Betawi Pinggiran yang dialeknya berbeda dengan bahasa Betawi yang dituturkan di Kota Jakarta. Bahasa Betawi yang dituturkan di Kabupaten Bogor ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Sunda dan bahasa Jawa dalam kosakatanya seperti kata ora yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya 'tidak' dan ontong yang berasal dari kosakata bahasa Sunda tong yang artinya 'jangan'. Wilayah penutur bahasa Betawi di Kabupaten Bogor meliputi wilayah Kecamatan Bojonggede dan wilayah lainnya di utara Kabupaten Bogor yang penduduknya menuturkan bahasa Betawi dan bahasa Sunda yang bercampur.
Indeks Pembangunan Manusia
Pada tahun 2021, Kabupaten Bogor berhasil mendapatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) keseluruhan yaitu 70,60 (tinggi).[28] Daerah dengan IPM tertinggi di Kabupaten Bogor berada di sepanjang Jalan Transyogi yang merupakan kawasan komersial, industri, dan perumahan. Dimana banyak berdiri perumahan elit di kawasan, bahkan ada yang menyerupai kota mandiri, seperti Kota Wisata beserta Legenda Wisata milik Sinar Mas Land di Kecamatan Gunung Putri, Harvest City, Metland Transyogi, serta Metland Cileungsi milik Metland di Kecamatan Cileungsi, dan Citraland Cibubur beserta CitraIndah City Jonggol milik Ciputra Development di Kecamatan Jonggol. Bila luasnya di total, perukiman elit yang menyerupai kota mandiri di kawasan tersebut mengalahkan luas kota mandiri Bumi Serpong Damai di Kota Tangerang Selatan dan Tangerang, Banten. Selain itu, sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor dari kawasan tersebut yang hanya terdiri dari tiga kecamatan (Cileungsi, Gunung Putri, dan Jonggol) setara 40% dari total PAD tahunan yang didapat Kabupaten Bogor.[29]
Daerah dengan IPM sedang berada di wilayah tengah yang notabene merupakan pusat pemerintahan kabupaten, kemudian Kawasan Puncak Bogor yang dikenal sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia, serta kecamatan-kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Depok, Kota Bogor dan Kota Tangerang Selatan.[30]
Pendidikan
Sebagai Kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi dan memiliki wilayah yang luas, membuat Kabupaten Bogor memiliki kualitas pendidikan yang cukup senjang. Kualitas pendidikan yang terbilang baik hanya didapatkan dibeberapa kecamatan yang sudah maju, seperti Cibinong, Gunung Putri, Jonggol, Cileungsi, Bojonggede, Sukaraja dan Dramaga.
Sementara, di Kecamatan lainnya kualitas pendidikan bisa dibilang sangat terbatas, terutama beberapa Kecamatan yang terbilang tertinggal seperti, Sukajaya, Jasinga, Nanggung, Rumpin, Pamijahan dan Sukamakmur. Dalam wilayah Kabupaten Bogor berdiri salah satu Perguruan Tinggi Negeri favorit, yaitu Institut Pertanian Bogor yang memiliki kampus di Dramaga, Jonggol, Baranangsiang (diluar Kabupaten Bogor). Selain itu, terdapat beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) setingkat yang terbilang favorit, seperti SMA Negeri 2 Cibinong, SMA Negeri 1 Cileungsi, SMA Negeri 2 Gunung Putri, SMA Negeri 1 Jonggol, SMA BPK Penabur Kota Wisata Ciangsana, SMA Regina Pacis Bogor, SMA Global Mandiri dan SMA Citra Berkat Jonggol.[31]
Olahraga
Kabupaten Bogor memiliki sarana olahraga yang cukup baik.[32] Di Kabupaten Bogor juga terdapat beberapa Gelanggang Olahraga yang terletak di Cibinong ataupun kecamatan lainnya.[33] Selain GOR, Kabupaten Bogor juga mempunyai beberapa stadion contohnya Stadion Pakansari dan Stadion Persikabo merupakan stadion yang terletak di pusat pemerintahan Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Cibinong.[34][35]
Tim sepak bola yang mewakili Kabupaten Bogor di Liga 1 adalah Persikabo 1973 yang terbentuk setelah mergernya PS TIRA dan Persikabo Bogor.[36] Klub sepak bola wanita yang ada di Kabupaten Bogor adalah Persikabo Kartini yang merupakan tim wanita dari Persikabo 1973.[37] Persikabo 1973 memiliki beberapa kelompok pendukung contohnya yaitu Kabomania dan Ultras Persikabo Curva Sud.[38]
Kabupaten Bogor sebelumnya juga mempunyai wakil di Proliga yang merupakan kasta tertinggi dalam kompetisi bola voli di Indonesia yakni Bogor LavAni yang merupakan tim yang didirikan oleh mantan Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 Desember 2019 dan memulai debutnya pada tahun 2022 serta berhasil meraih gelar juara di musim pertamanya. Tim ini pernah bermarkas di GOR LavAni, Kecamatan Gunung Putri sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Jakarta.[39]
Transportasi
Kabupaten Bogor dilintasi Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi. Jalan tol ini adalah jalur wisata utama dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini melewati rute Jalan Tol Jagorawi–Puncak–Cianjur–Bandung. Jalur Ciawi–Puncak merupakan salah satu yang terpadat pada musim libur, karena kawasan tersebut merupakan tempat berlibur warga Jakarta dan sekitarnya.[40]
Apabila jalur wisata utama tersebut macet, yang biasanya terjadi pada hari-hari libur, maka dapat menggunakan rute alternatif melewati Jalan Transyogi (Cibubur–Jonggol–Cianjur) yang dapat menjadi akses menuju Kawasan Puncak dan Bandung. Untuk transportasi rel, Kabupaten Bogor dilalui oleh jalur kereta api Manggarai–Padalarang yang melayani kereta api komuter KRL Commuter Line seperti Commuter Line Bogor; stasiun yang dilayani di kabupaten ini adalah Stasiun Citayam, Bojonggede, Cilebut, Cibinong, dan Nambo. Untuk angkutan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), biasanya terdapat di Terminal Cileungsi.
Sarana transportasi lain di wilayah Kabupaten Bogor adalah angkutan kota, angkutan pedesaan, ojek motor, becak kayuh, dan delman.[41]
Berikut ini adalah transportasi umum di Kabupaten Bogor:
- Kereta Api Indonesia (KAI)
- Aglomerasi
- KAI Commuter
- Bus BRT Trans Pakuan
- 2: Pasar Ciawi–Terminal Bubulak
- Angkutan kota pengumpan Trans Pakuan
- TPK-02: Pasar Ciawi–Baranangsiang–Terminal Bubulak
- TPK-03: Pasar Ciawi–Suryakancana–Terminal Bubulak
- TPK-04: Pasar Ciawi–Danau Villa Bogor Indah
- TPK-06: Pasar Ciawi–Plaza Warung Jambu
- TPK-07: Terminal Baranangsiang–Bellanova Country Mall
- Perum DAMRI
- JA Connexion
- Cibinong City Mall–Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
- JR Connexion
- Taman Budaya Sentul City–Blok M Plaza
- Cibinong City Mall–Plaza Senayan
- Cibinong City Mall–CityWalk Gajah Mada
- JA Connexion
Stasiun kereta api
Kabupaten Bogor memiliki 12 stasiun kereta api yang masih beroperasi dan 2 stasiun KRL Commuter Line yang akan dibangun dan 4 stasiun LRT Jabodebek yang sedang dalam perencanaan, diantaranya:
- Stasiun Bojonggede
- Stasiun Cibinong
- Stasiun Cigombong
- Stasiun Cilebut
- Stasiun Cilejit
- TBA Stasiun Gunung Putri
- TBA Stasiun LRT Cibinong
- TBA Stasiun LRT Gunung Putri
- TBA Stasiun LRT Sentul
- TBA Stasiun LRT Sentul City
- PG Stasiun Maseng
- Stasiun Nambo
- TBA Stasiun Parayasa
- Stasiun Parungpanjang
- Stasiun Tenjo
Terminal
- Terminal Bantarkambing
- Terminal Ciampea
- Terminal Ciawi
- Terminal Cibinong
- Terminal Cileungsi
- Terminal Cimulang
- Terminal Laladon
- Terminal Leuwiliang
- Terminal Nambo
- Terminal Parung
- Terminal Sasakpanjang
- Terminal Segog
Pariwisata
-
Kawasan Puncak Cisarua Bogor
-
Wisata Situ Rawa Gede Jonggol
-
Pemandangan Pegunungan Sukamakmur dari trek Curug Mariuk
-
Kawasan Wisata Puncak Dua Sukamakmur, dengan julukan Dieng Van Jonggol perbatasan Cianjur
- Puncak
- Taman Safari
- Gunung Gede Pangrango
- Batu Tapak Cidokom
- Gunung Salak
- Gunung Batu Jonggol
- Gunung Kencana
- Gunung Munara
- Gunung Nyungcung
- Gunung Pancar
- Sirkuit Sentul
- Stadion Pakansari
- Taman Wisata Mekarsari
- Taman Wisata Matahari
- Situ Rawa Gede Jonggol
- Curug Cidulang Jonggol
- Curug Ciherang
- Curug Cipamingkis
- Curug Cisarua Sukamakmur
- Curug Leuwi Hejo Jonggol
- Curug Mariuk
- Setu Lebak Wangi
- Telaga Warna Cisarua
Catatan kaki
- ^ Bojonggede dan Tajurhalang
Referensi
- ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 21 Juni 2022.
- ^ a b "Kabupaten Bogor Dalam Angka 2021" (pdf). bogorkab.bps.go.id. 26 Februari 2021. hlm. 6, 49. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 11 Februari 2022.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Desember 2023.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Februari 2022.
- ^ "Manfaat Kesehatan Buah Kemang Flora Identitas Kabupaten Bogor". pingpoint.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-26. Diakses tanggal 09 Februari 2022.
- ^ "Surili Primata Khas Jawa Barat". www.greeners.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-26. Diakses tanggal 09 Februari 2022.
- ^ Profil Daerah Kabupaten Bogor Diarsipkan 2015-06-08 di Wayback Machine. regionalinvestment.bkpm.go.id
- ^ "Sejarah Kabupaten Bogor". bogorkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 11 Maret 2022.
- ^ "Sejarah Kabupaten Bogor". infobogor.my.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-10. Diakses tanggal 30 Desember 2022.
- ^ Subroto, Lukman Hadi. Indriawati, Tri, ed. "Sejarah Indonesia: Karesidenan di Pulau Jawa". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-24. Diakses tanggal 2022-08-24.
- ^ a b Arifianto, Bambang (27 Juli 2022). "Citayam, Tanah Partikelir dan Kebun Karet". Pikiran Rakyat. hlm. 10.
- ^ "Kabupaten Bogor - Website Resmi Pemerintah Provinsi JawaBarat". jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-20. Diakses tanggal 2020-08-17.
- ^ "Sejak era soeharto sudah dibahas pengamat Kabupaten Bogor timur perlu segera direalisasikan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-24. Diakses tanggal 2022-08-24.
- ^ mediaindonesia.com. "DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur". mediaindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-29. Diakses tanggal 2022-07-27.
- ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981". peraturan.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-12. Diakses tanggal 2020-10-12.
- ^ a b "Tempointeraktif.Com - Pemindahan Ibu Kota ke Jonggol Lebih Realistis". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-08. Diakses tanggal 2019-08-11.
- ^ "Kondisi Geografis Kabupaten Bogor". disbudpar.bogorkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-01. Diakses tanggal 2022-10-01.
- ^ a b "Gambaran Umum Kabupaten Bogor". bogorkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-06. Diakses tanggal 2021-02-27.
- ^ Mengenal DAS atau Daerah Aliran Sungai
- ^ Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor 2007
- ^ "Gubernur Lantik Bupati-Wakil Bupati Bogor 2018-2023". www.diskominfo.bogorkab.go.id. 30 Desember 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 11 Februari 2022.
- ^ Mahendra, Rizky Adha (4 September 2023url=https://news.detik.com/berita/d-6911786/iwan-setiawan-resmi-dilantik-jadi-bupati-bogor-gantikan-ade-yasin). "Iwan Setiawan Resmi Dilantik Jadi Bupati Bogor Gantikan Ade Yasin". news.detik.com.
- ^ DPRD Kabupaten Bogor Didominasi Wajah Baru.Kompas
- ^ Gerindra Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Bogor Periode 2019-2024 .Kompas
- ^ "Kabupaten Bogor Dalam Angka 2020". bogorkab.bps.go.id.
- ^ Kode Pos Kabupaten Bogor
- ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 10 Mei 2022.
- ^ Badan Pusat Statistik. "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 28 Okt 2022.
- ^ Bogor online. "Pemkab Bogor Kehilangan 40 Persen PAD dari BOTIM". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-02. Diakses tanggal 28 Okt 2022.
- ^ Badan Pusat Statistik. "Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bogor 2020-2021". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-29. Diakses tanggal 28 Okt 2022.
- ^ "Pendidikan". bogorkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-16. Diakses tanggal 2022-01-16.
- ^ Bramantoro, Toni. Bramantoro, Toni, ed. "Perkembangan Olahraga di Kabupaten Bogor Sangat Cepat kata Anggota DPR RI Komisi X". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Ade Yasin: Gelanggang Olahraga Jonggol Silakan Dipakai Gratis". bogor-kita.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ Adipati, A Rauf Andar. Sukarelawati, Endang, ed. "Stadion Pakansari yang masih muda, namun berdaya magis". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Stadion Persikabo Direnovasi Menjadi Stadion Mini Cibinong". mahasiswaindonesia.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Kronologi Pergantian Nama Tira Persikabo Menjadi Persikabo 1973". m.bola.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Merger dengan Persijap, Segera Hadir Tira Kabo Kartini". bogor-kita.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Masyarakat dan Elemen Suporter Sepakbola Kabupaten Bogor Gagas Pembentukan Tim Persikabo Baru". bogor.pikiran-rakyat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Profil Tim Proliga Bogor LavAni Milik Presiden RI ke-6". www.sportstars.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-13. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ Jalur Puncak Macet Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. tempo.co
- ^ "Rute Angkot Jabodetabek". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-30. Diakses tanggal 2021-10-30.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs Web Resmi Kabupaten Bogor Diarsipkan 2013-09-11 di Wayback Machine.