Lompat ke isi

Kabupaten Garut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Garut
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮌᮛᮥᮒ᮪
Dari kiri, ke kanan: Aliran Sungai Cikaengan, Gunung Cikuray dari Cisurupan, Pantai Sayang Heulang, dan Situ Cangkuang
Bendera Kabupaten Garut
Lambang resmi Kabupaten Garut
Julukan: 
  • Kota Domba
  • Kota Intan
  • Swiss Van Java
Motto: 
Tata tengtrem kerta raharja
(Sunda) Tertib, tenteram, sejahtera, dan berkecukupan
Peta
Peta
Garut di Kabupaten Garut
Garut
Garut
Peta
Garut di Jawa Barat
Garut
Garut
Garut (Jawa Barat)
Garut di Jawa
Garut
Garut
Garut (Jawa)
Garut di Indonesia
Garut
Garut
Garut (Indonesia)
Koordinat: 7°12′17″S 107°53′15″E / 7.20469407°S 107.88758994°E / -7.20469407; 107.88758994
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri16 Februari 1813;
211 tahun lalu
 (1813-02-16)
Dasar hukumPeraturan Daerah Kabupaten Garut №30/2011
Ibu kotaTarogong Kidul
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 42
  • Kelurahan: 21[1]
  • Desa: 424
Pemerintahan
 • BupatiBarnas Adjidin (Pj.)
 • Wakil Bupatilowong
 • Sekretaris DaerahNurdin Yana
 • Ketua DPRDEuis Ida Wartiah
Luas
 • Total3.065,19 km2 (1,183,48 sq mi)
Populasi
 • Total2.482.302
 • Kepadatan810/km2 (2,100/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 98,83% Islam
  • 0,01% Buddha
  • 0,01% Hindu
  • 0,01% Lainnya[4]
 • BahasaSunda
Indonesia
 • IPMKenaikan 67,41 (2022)
sedang[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3205 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 262
Pelat kendaraanZ xxxx
Kode Kemendagri32.05 Edit nilai pada Wikidata
PADRp538.398.717.097 (27 Desember 2021)[6]
DAURp1.876.965.358.000.000,00- (2020)
Situs webwww.garutkab.go.id


Kabupaten Garut (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮌᮛᮥᮒ᮪) adalah sebuah wilayah Kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Tarogong Kidul. Kabupaten Garut berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di bagian utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka di bagian timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di bagian barat.

Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an.

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibu kotanya dipindahkan ke Garut kini karena sering kali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibu kota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813–1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibu kota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Cimanuk.

Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibu kotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, telah muncul ide untuk nama kabupaten baru, yaitu "Garut". Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Titik ekstrem Kabupaten Garut
Barat 7°27′44.3″S 107°25′13.2″E / 7.462306°S 107.420333°E / -7.462306; 107.420333 Cimahi, Caringin, Garut
Selatan 7°44′25.8″S 107°52′29.5″E / 7.740500°S 107.874861°E / -7.740500; 107.874861 Sancang, Cibalong, Garut
Timur 7°3′3.6″S 108°8′8.4″E / 7.051000°S 108.135667°E / -7.051000; 108.135667 Malangbong, Malangbong, Garut
Utara 6°56′44.62″S 107°54′57.4″E / 6.9457278°S 107.915944°E / -6.9457278; 107.915944 Pangeureunan, Balubur Limbangan, Garut

Luas wilayah Kabupaten Garut adalah 3.065,19 km2.[7] Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Iklim dan Cuaca

[sunting | sunting sumber]

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari "klasifikasi iklim Koppen". Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500–4000mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C – 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572mm/tahun.[butuh rujukan] Dalam sehari intensitas hujan yang melanda Kabupaten Garut melebihi 200mm.[8] Adapun kapasitas ambang batas serapan hujan menurut BMKG dipatok pada 150mm sehingga ada 50mm air hujan yang tidak terserap.[8] Air hujan yang tidak terserap tersebut membuat Kabupaten Garut menjadi daerah rawan banjir.[8]

Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Tiongkok Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

[sunting | sunting sumber]
Sociestraat atau Jalan Jend. Ahmad Yani pada sekarang pada tahun 1936.

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.

Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas vulkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakkan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen vulkaniklastik di atasnya.
  1. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudra Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudra setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudra bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).

Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.

Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan kemiringan 30-45% di sekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian di antaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, di antaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan di bawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.

Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudra Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; di mana sepanjang 92 km di antaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[9]

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Air terjun Cisanggiri pada tahun 1920-an.

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, di antaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material vulkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kuarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.

Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk di antaranya adalah breksi vulkanik bersifat basaltik yang kompak, menunjukkan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material vulkaniklastik berupa alluvium berisi pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.

Jenis tanah kompleks podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]
No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
26
Rudi Gunawan
23 Januari 2014
23 Januari 2019
23
(2014)
Helmi Budiman
23 Januari 2019
petahana
24
(2019)
[10]

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Garut dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[11] 2019–2024[12] 2024–2029[13]
PKB 5 Kenaikan 6 Kenaikan 8
Gerindra 4 Kenaikan 8 Penurunan 7
PDI-P 6 Penurunan 5 Penurunan 4
Golkar 8 Steady 8 Steady 8
NasDem 2 Penurunan 0 Kenaikan 3
PKS 4 Kenaikan 5 Kenaikan 7
Hanura 5 Penurunan 1 Penurunan 0
PAN 5 Steady 5 Penurunan 2
Demokrat 5 Steady 5 Penurunan 4
PPP 6 Kenaikan 7 Steady 7
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 10 Penurunan 9 Steady 9

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan, 21 kelurahan, dan 421 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.210.017 jiwa dengan luas wilayah 3.074,07 km² dan sebaran penduduk 719 jiwa/km².[14][15]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Garut, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kelurahan Desa Kodepos[16] Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.05.23 Banjarwangi 11 44172 Desa
32.05.06 Banyuresmi 15 44191 Desa
32.05.17 Bayongbong 18 44162 Desa
32.05.38 Balubur Limbangan 14 44186 Desa
32.05.31 Bungbulang 13 44165 Desa
32.05.36 Caringin 6 44169 Desa
32.05.29 Cibalong 11 44176 Desa
32.05.12 Cibatu 11 44185 Desa
32.05.40 Cibiuk 5 44193 Desa
32.05.18 Cigedug 5 44156 Desa
32.05.25 Cihurip 4 44179 Desa
32.05.22 Cikajang 12 44171 Desa
32.05.30 Cikelet 11 44177 Desa
32.05.19 Cilawu 18 44181 Desa
32.05.35 Cisewu 9 44166 Desa
32.05.28 Cisompet 11 44174 Desa
32.05.20 Cisurupan 17 44163 Desa
32.05.01 Garut Kota 11 - 44111-44119 Kelurahan
32.05.10 Kadungora 14 44153 Desa
32.05.02 Karangpawitan 4 16 44182 Desa
Kelurahan
32.05.16 Karangtengah 4 44189 Desa
32.05.13 Kersamanah 6 44194 Desa
32.05.09 Leles 12 44152 Desa
32.05.11 Leuwigoong 8 44192 Desa
32.05.14 Malangbong 24 44188 Desa
32.05.32 Mekarmukti 5 44199 Desa
32.05.33 Pakenjeng 13 44164 Desa
32.05.27 Pameungpeuk 8 44175 Desa
32.05.34 Pamulihan 5 44168 Desa
32.05.41 Pangatikan 8 44195 Desa
32.05.08 Pasirwangi 12 44154 Desa
32.05.26 Peundeuy 6 44178 Desa
32.05.07 Samarang 13 44161 Desa
32.05.39 Selaawi 7 44187 Desa
32.05.24 Singajaya 9 44173 Desa
32.05.42 Sucinaraja 7 44196 Desa
32.05.21 Sukaresmi 7 44155 Desa
32.05.15 Sukawening 11 44184 Desa
32.05.37 Talegong 7 44167 Desa
32.05.04 Tarogong Kaler 1 12 44131-44139 Desa
Kelurahan
32.05.05 Tarogong Kidul 5 7 44121-44129 Desa
Kelurahan
32.05.03 Wanaraja 9 44183 Desa
TOTAL 21 421

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Kependudukan

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2021 tercatat penduduk di Kabupaten Garut berada pada jumlah 2.636.637 jiwa dengan kepadatan 857/km². Wilayah yang berada di bagian tengah Kabupaten Garut seperti Garut Kota, Wanaraja, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul dan Samarang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, hal itu dikarenakan sebagian pusat ekonomi dan pemerintahan berpusat di wilayah-wilayah tersebut. Sementara wilayah Garut bagian selatan seperti kecamatan Pakenjeng, Cikelet, Cisewu, Bungbulang dan Pameungpeuk memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah karena sebagian besar wilayah disana masih berupa hutan.

Bahasa Sunda digunakan oleh mayoritas warga Garut sebagai bahasa ibu dan sebagai bahasa pergaulan.

Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kabupaten Garut. Namun ada sebagian kecil pemeluk agama Katolik dan Protestan yang umumnya di anut oleh etnis Tionghoa, Batak, dan sebagian kecil Jawa. Lalu agama Buddha dan Konghucu dianut oleh warga keturunan Tionghoa.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Garut memiliki Sarana Pendidikan yang dikelola dengan baik, baik yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Sarana Pendidikan yang ada di kawasan kota:

SMA/SMK/MA

[sunting | sunting sumber]

Beberapa sekolah di Kabupaten Garut meliputi

Perguruan Tinggi

[sunting | sunting sumber]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Catatan BKKBN menyebutkan bahwa Garut, bersama dengan Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Kota Cirebon, di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat stunting. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] mencapai lebih dari 30%.[17]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Garut menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Jawa Barat. Terbentangnya Kabupaten Garut dari Garut Utara sampai dengan Garut Selatan juga memiliki berbagai objek wisata. Kondisi topografi yang berada di ketinggian terendah 0 mdpl di sepanjang pesisir pantai Garut Selatan sampai dengan ketinggian 2821 mdpl di puncak gunung Cikuray, menawarkan berbagai jenis wisata di Garut.[butuh rujukan]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Kabupaten Garut: Wilayah Administratif". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-10. Diakses tanggal 2013-08-27. 
  2. ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 6.
  3. ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 145.
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DUKCAPIL
  5. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 17 Juli 2023. 
  6. ^ "Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Garut №9/2021 tentang APBD tahun 2022" (PDF). Pemerintah Kabupaten Garut. Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut. 27 Desember 2021. hlm. 6. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 8 Januari 2023. 
  7. ^ Kabupaten Garut dalam Angka 2021 (PDF). BPS Kabupaten Garut. 2021. hlm. 3. ISSN 0215-420X. 
  8. ^ a b c Purnawati, Tati (25 Oktober 2022). "Longsor di Pasirdatar: Tiga Orang Tewas Tertimbun". Pikiran Rakyat. Sukabumi. hlm. 4. 
  9. ^ Sumber Daya Air Diarsipkan 2017-07-30 di Wayback Machine. - Kabupaten Garut. Diakses 26 Juli 2017.
  10. ^ Abdussalam, Muhamad Syarif (23 Januari 2019). Ismail, Taufik, ed. "Rudy dan Helmi Resmi Dilantik, Pimpin Garut 2 Periode, Bakal Genjot Pariwisata di Antaranya Bagendit". Tribun News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-28. Diakses tanggal 23 Januari 2019. 
  11. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Garut 2014-2019
  12. ^ Tujuh Parpol tidak meraih kursi di DPRD Kabupaten Garut. Antara
  13. ^ Daftar Lengkap Anggota DPRD Garut Periode 2024-2029. Detik News
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ Kode Pos Kabupaten Garut
  17. ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1. 

Kepustakaan

[sunting | sunting sumber]