Operasi Serigala
Konflik Papua Bagian Barat | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Operasi Trikora | |||||||
Berkas:Handbook-map.jpg Peta Papua bagian barat pada tahun 1960-an | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Uni Soviet[1] | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Soekarno Letnan Udara Lambertus Manuhua † Letnan Muda Udara I Suhadi | Jan de Quay | ||||||
Kekuatan | |||||||
Tidak diketahui | Tidak diketahui | ||||||
Korban | |||||||
Tidak diketahui | Tidak diketahui |
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |
Operasi Serigala adalah operasi penerjunan pasukan khusus yang dilaksanakan oleh PGT (Korps Pasukan Khas, sekarang) sendiri, dengan tugas menyusup ke pertahanan Belanda di Irian Barat melalui Sorong dan Teminabuan, sebagai bagian dari pembebasan Irian Barat dalam Trikora. Operasi ini merupakan bagian dari tiga tahap Trikora, khususnya tahap inflitrasi (penyusupan) dan didasarkan pada Perintah Operasi Panglima Komando Mandala No. 03/PO/SR/5/62 tanggal 13 Mei 1962.[2] Dalam operasi ini, bendera Merah Putih dikibarkan di wilayah Irian Barat oleh pasukan PGT.[3][4]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, satu persatu wilayah jajahan Belanda kembali ke pangkuan Indonesia, kecuali Irian Barat, yang bahkan hendak dimasukkan ke wilayahnya Belanda. Dengan pelbagai cara Indonesia berusaha mendapatkan kembali Irian Barat, melalui jalur diplomasi bilateral, melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan dengan menggalang dukungan dari banyak negara Asia Afrika dengan diselenggarakannya Konferensi Asia–Afrika di Bandung tahun 1955.
Namun semua usaha itu mengalami kegagalan, sehingga sejak 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan pelaksanaan Tri Komando Rakyat (Trikora) di alun-alun Yogyakarta, dan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor I/1962 tentang perintah pembentukan Komando Mandala (KOLA).
Operasi Militer
[sunting | sunting sumber]Operasi militer dengan target daerah Sorong dan sekitarnya ini terbagi menjadi dua tahap. Pada tanggal 17 Mei 1962, dilakukan penerjunan pasukan berjumlah 39 orang dengan pesawat Dakota dibawah pimpinan letnan udara Manuhua di Teminabuan. Mereka mendarat diatas asrama tentara pasukan Belanda. Pertempuran terjadi beberapa hari sampai tanggal 21 Mei 1962 dimana pasukan Indonesia berhasil berkonsolidasi dan mengambil alih dan mengibarkan bendera Indonesia di barak tersebut. Pada tanggal 19 Mei 1962, dilakukan penerjunan pasukan kali ini dengan pesawat Hercules, berjumlah 81 orang dengan target asrama tentara Belanda di Sansapor, dibawah pimpinan letnan muda udara Suhadi. Pertempuran berakhir dengan singkat karena pasukan Belanda kehilangan moral untuk bertempur.[5]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ "Indonesia and the U.S.S.R". The Sydney Morning Herald. 13 May 1965. hlm. 2. Diakses tanggal 19 February 2015.
- ^ Dispenau (16 Februari 2019). "Operasi Serigala PGT Kenang 53 Tahun Operasi Trikora, Korpaskhas Gelar Napak Tilas dan Baksos". TNI Angkatan Udara. Diakses tanggal 2019-11-10.
- ^ Kakisina, Ernes Broning (2019-02-17). Jauhary, Andi, ed. "Napak tilas "operasi serigala" di Sorong Selatan-Papua Barat dihadiri Kasau". ANTARA News. Diakses tanggal 2019-11-10.
- ^ "Pemberangkatan Pasukan Napak Tilas Operasi Serigala - www.paskhas.mil.id". paskhas.mil.id. Diakses tanggal 2019-11-10.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Patiara, John; Renwarin, Herman; Soedharto, Bondan; Palangan, M. (1983). "Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya" (PDF). Kemdikbud. hlm. 91–99. Diakses tanggal 3 November 2021.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Saragih, Maylina (2019). Heroisme PGT Dalam Operasi Serigala. Subdisjarah Dispenau.