Pandemi Covid-19 di Gambia
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Gambia |
Tanggal kemunculan | 17 Maret 2020 (4 tahun, 7 bulan, 3 minggu dan 1 hari) |
Asal | Wuhan, Hubei, Tiongkok |
Kasus terkonfirmasi | 43[1] (20 Juni 2020) |
Kasus sembuh | 26[1] (27 Juni 2020) |
Kematian | 2[1] (27 Juni 2020) |
Pandemi koronavirus 2019–2020 di Gambia pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 17 Maret 2020. Kasus pertama terjadi pada seorang wanita berusia 20-an tahun yang tiba dari Inggris Raya.[2]
Garis waktu
[sunting | sunting sumber]Maret
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 13 Maret 2020, Presiden Adama Barrow menghentikan seluruh penerbangan bagi pejabat pemerintah ke luar negeri sebagai langkah pencegahan.[3]
Pada tanggal 17 Maret 2020, Menteri Kesehatan Ahmadou Samateh mengumumkan kasus koronavirus yang pertama. Pasien adalah seorang wanita berusia 20-an tahun yang tiba di Bandar Udara Internasional Banjul dari Inggris Raya pada tanggal 15 Maret. Pasien segera diisolasi di sebuah klinik kesehatan di kota Fajara setelah menunjukkan gejala.[4][5] Sebagai akibat dari kasus tersebut, menteri memutuskan untuk melacak serta mengisolasi para penumpang yang berada dalam di penerbangan yang sama.[4] Dua warga negara Indonesia yang berada di Gambia dinyatakan negatif setelah pemeriksaan.[6] Satu hari kemudian, pemerintah mengumumkan untuk melarang seluruh kegiatan publik serta kegiatan sekolah selama tiga pekan.[4]
Pada tanggal 23 Maret 2020, seorang imam asal Bangladesh berusia 70 tahun, meninggal dunia dan menjadi korban jiwa koronavirus pertama di Gambia. Ia telah berceramah di beberapa negara dan tiba di Gambia pada tanggal 13 Maret. Pasien merupakan kasus koronavirus yang kedua dan memiliki riwayat penyakit diabetes.[7] Pada hari yang sama, pemerintah Gambia dan Senegal sepakat untuk menutup perbatasan antar kedua negara dengan pengecualian untuk "alasan keamanan, pengiriman pangan, serta anggota dan suplai medis".[8]
Pada tanggal 28 Maret 2020, Jack Ma dan Yayasan Alibaba mendonasikan ribuan perangkat uji serta alat pelindung diri kepada pemerintah Gambia. Pengiriman tersebut merupakan bagian dari dukungan terhadap seluruh benua Afrika untuk mengatasi koronavirus.[9]
Juni
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 19 Juni 2020, pemerintah Republik Rakyat Tiongkok mengirimkan ribuan perangkat uji serta masker pelindung kepada pemerintah Gambia.[10]
Pada tanggal 20 Juni 2020, Menteri Kesehatan mengumumkan korban jiwa kedua akibat koronavirus. Pasien adalah seorang berusia lanjut yang memiliki riwayat penyakit diabetes.[11]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Gambia Coronavirus - Worldometer". worldometers.info. Worldometer. 27 Juni 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
43 Cases and 2 Deaths
- ^ "Gambia reports first case of coronavirus -health minister". reuters.com. Reuters. 18 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ "Gambia Suspends Overseas Travels by Public Officials to Curb Spread of Coronavirus". Foroyaa. 13 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ a b c "Gambia announces first coronavirus case". News24. 18 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ Darboe, Mustapha K. (18 Maret 2020). "Gambia confirms first coronavirus case". Anadolu Agency. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ "Two Indonesian Nationals Tested Negative for Coronavirus in Gambia". Chronicle.gm. 17 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ "Bangladeshi imam dies from coronavirus in Gambia". Business-Standard.com. 23 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ "COVID-19: Gambia, Senegal to close border for 21 days". Anadolu Agency. 18 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ "Gambia receives support to contain spread of COVID-19". Reliefweb.int. 30 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ "Coronavirus: China donates 10,032 test kits, 10,000 protective face masks to Gambia". PanaPress. 19 Juni 2020. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ Jeffang, Kebba (20 Juni 2020). "Gambia Registers Second COVID-19 Death". Chronicle.gm. Diakses tanggal 27 Juni 2020.