Suku Boang
Suak Boang | |
---|---|
Jumlah populasi | |
18.000[1] – 21.000[2] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Aceh (Aceh Singkil dan Subulussalam) | |
Bahasa | |
Bahasa Batak Pakpak (dialek Boang)[3] | |
Agama | |
Islam (99,49%) dan Kekristenan (0,51%)[2] | |
Kelompok etnik terkait | |
Pakpak dan Singkil |
Suku Boang (Bahasa Batak Pakpak: Suak Boang; disebut juga sebagai Pakpak Boang) adalah sub-suku Pakpak yang mendiami wilayah sepanjang aliran sungai Simpangkanan dan Simpangkiri yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam di Provinsi Aceh. Terkadang suku ini dianggap tidak berbeda dengan suku Singkil didekatnya, namun kedua masyarakat suku tersebut tidak menanggap mereka sebagai satu entitas yang sama.[4] Persamaan mereka biasanya didasarkan oleh kesamaan agama dan kemiripan budayanya.[5]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Penamaan "Boang" berasal dari bahasa Melayu buang yang berarti 'membuang'. Mereka memilih nama ini karena merasa dibuang oleh anggota sub-suku Pakpak lainnya (Suak Silima) ketika mereka memutuskan untuk meninggalkan Kekristenan dan memilih untuk menganut Islam.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menurut cerita rakyat, orang-orang Simbelo, Simbacang, Siratak, dan Purbaji dianggap telah mendiami wilayah Pakpak sebelum kedatangan orang-orang Pakpak saat ini. Penduduk awal Pakpak adalah orang-orang Simargaru, Simorgarorgar, Sirumumpur, Silimbiu, Similang-ilang, dan Purbaji. Dalam lapiken atau laklak (buku berbahan dasar kulit kayu), disebutkan bahwa penduduk awal wilayah Pakpak adalah pendatang dari India Selatan[butuh rujukan] yang mengarungi lautan dengan menggunakan rakit kayu besar yang kemudian terdampar di pesisir pantai Barus. Persebaran awalnya meliputi orang-orang Pakpak Boang dari wilayah Aceh Singkil saat ini, hingga kemudian menyebar ke wilayah Simsim, Keppas, dan Pegagan.[3]
Masyarakat
[sunting | sunting sumber]Populasi mereka berjumlah sekitar 18.000 hingga 21.000 orang yang sebagian besar wilayah mendiami Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.[1][2] Mayoritas masyarakat Pakpak Boang menganut agama Islam dengan pengaruh sinkretisme lokal. Terdapat juga beberapa penganut Kekristenan diantara mereka, tetapi tidak ada gereja adat.[1] Menurut data yang diperoleh dari Joshua Project, sekitar 99,49% masyarakat Pakpak Boang beragama Islam, sedangkan 0,51% diantaranya beragama Kristen.[2]
Sama seperti sub-suku Pakpak lainnya, terdapat juga sistem pemberian marga dalam nama masyarakat suku Boang. Beberapa diantaranya adalah marga Sambo, Penarik, Boangmanalu, dan Saraan. Masyarakat Pakpak Boang umumnya bertutur menggunakan bahasa Pakpak dialek Boang dan bahasa Indonesia sebagai lingua franca.[3]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Who are the Pakpak Boang?". www.prayingforindonesia.com (dalam bahasa Inggris). Praying For Indonesia. Diakses tanggal 29-05-2024.
- ^ a b c d "Pakpak Boang in Indonesia". joshuaproject.net (dalam bahasa Inggris). Joshua Project. Diakses tanggal 29-05-2024.
- ^ a b c "Asal-usul dan persebaran orang Pakpak". dispar.pakpakbharatkab.go.id. Pakpak Bharat, Indonesia: Dinas Pariwisata Kabupaten Pakpak Bharat. 12-01-2015. Diakses tanggal 29-05-2024.
- ^ "Suku-Suku Unik Aceh". m.timurasa.com. Timurasa. 23-05-2022. Diakses tanggal 29-05-2024.
- ^ Nurhayati (18-05-2024). "Mengenal Suku Singkil di Kabupaten Aceh Singkil". www.rri.co.id. Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 29-05-2024.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Manalu, D.D.; Abidin, S. (2023). "Cross-Cultural Communication Between Pakpak Simsim and Pakpak Boang". Journal of Humanities and Social Studies (dalam bahasa Inggris). 7 (1). Bogor, Indonesia: Universitas Pakuan.